Anda di halaman 1dari 36

Penyakit Trofoblas Ganas

Danti Ayu Saraswati


N 111 20 015
 
PEMBIMBING:
dr. Herdhana Suwartono, Sp.OG(K) Onk
Pendahuluan
Penyakit trofoblas gestasional merupakan suatu
kelainan berupa proliferasi sel trofoblas yang
abnormal selama kehamilan yang meliputi
◦ Mola Hidatidosa Komplit & Parsial
◦ Mola Invasif
Penyakit
◦ Koriokarsinoma trofoblas
◦ Placental Site Trophoblastic Tumor(PSTT) ganas
◦ Epitheloid Trophoblastic Tumor(ETT)
Epidemiologi

Insiden penyakit trofoblas gestasional adalah 1,8 kasus per
1.000 persalinan dan 1,3 kasus per 1.000 kehamilan ;
khususnya insiden mola hidatiform adalah 1,6 kasus per 1.000
sampel dan 1,2 kasus per 1.000 kehamilan. Insiden trofoblas
gestasional neoplasia adalah 0,3 kasus per 1.000 persalinan
dan 0,2 kasus per 1.000 kehamilan.
Klasifikasi Mola hidatidosa
1) Mola hidatidosa komplit
Mola hidatidosa komplit hanya mengandung DNA paternal sehingga
bersifat androgenetik tanpa adanya jaringan janin. Hal ini terjadi karena
satu sel sperma membawa kromosom 23X melakukan fertilisasi terhadap
sel telur yang tidak membawa gen maternal (tidak aktif), kemudian
mengalami duplikasi membentuk 46XY dan 46XX heterozigot
Klasifikasi Mola hidatidosa
2) Mola hidatidosa parsial
Mola hidatidosa parsial merupakan triploid yang mengandung dua set
kromosom paternal dan satu set kromosom maternal.

Pada pasien dengan mola hidatidosa parsial sering didiagnosa missed


abortion biasanya terdapat gambaran janin.
PERBEDAAN MOLA HIDATIDOSA KOMPLIT
DAN PARSIAL
PENEGAKAN DIAGNOSIS
a) Anamnesis
Pada anamnesis gejala klinis pasien mola hidatidosa dapat berupa
adanya gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari
kehamilan biasa, mual, muntah, pusing, terdapat tanda toksemia
gravidarum, adanya perdarahan dalam jumlah sedikit-banyak pada
trimester I atau awal trimester II dengan tanda khas berwarna
kecoklatan, keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan
b) Pemeriksaan fisik
• Pada inspeksi, terkadang wajah dan badan terlihat pucat
kekuning-kuningan yang bisa disebut dengan muka mola
(mola face) dan gelembung mola dapat dilihat jelas saat
keluar.
• Palpasi biasanya uterus teraba lebih besar dibandingkan
dengan usia kehamilan, tidak teraba bagian-bagian janin
dan balotement, maupun gerakan janin.
• Perkusi pada umumnya tympani pada seluruh regio
abdoemn
• Auskultasi tidak terdengar adanya bunyi denyut jantung
janin.
c) Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasonografi (USG)
Dahulu penggunaan USG rutin pada saat antenatal dapat
mengidentifikasi kehamilan mola dengan gambaran klasik
“cluster of grapes” atau “snowstorm”. Akurasi
ultrasonografi untuk mendeteksi mola komplit lebih tinggi
dibanding mola parsial yaitu 58% vs 17%.
M Mola komplit tampak Gambaran
badai salju (snow flake pattern)
atau gambaran seperti sarang
lebah (honey comb) pada USG

Mola parsial memiliki gambaran yang


bervariasi pada pemeriksaan USG
mulai dari kantong gestasi dengan
bayangan janin, kantong gestasi yang
memanjang (elongated gestational
sac), dan fetal demise dengan
anomali/growth restriction.
2. Pemeriksaan β-HCG

Pemeriksaan β-hCG untuk diagnosis maupun untuk pemantauan pada


penderita penyakit trofoblas. Pada kasus mola hidatidosa biasanya
didapatkan βhCG jauh lebih tinggi dari pada kehamilan biasa. Pasca
evakuasi kehamilan mola, dapat terjadi perubahan yang mengarah ke ganas
HISTOPATOLOGI
Mola hidatidosa komplit dengan
villi hidropik, villi tidak
memiliki pembuluh darah,
proliferasi sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblasyang hiperplastik

Mola hidatidosa parsial dengan


vili korionik berbagai bentuk
maupun ukuran, serta terdapat
edema fokal, stroma
trofoblastik, villus aktif serta
hyperplasia trofoblastik fokal
4. Pemeriksaan Radiologi
Pasien dengan kadar hCG yang meningkat dan dicurigai suatu TTG pasca
kehamilan mola, memerlukan pemeriksaan penunjang tambahan untuk
menentukan stadium, antara lain rontgen thoraks, computed tomography (CT)
scan dan magnetic resonance imaging (MRI).
Penyakit trofoblas ganas
 Neoplasia Trofoblastik Gestasional
Kelompok tumor plasenta ini ditandai oleh invasi agresif
ke dalam miometrium dan kecenderungan bermetastasis.
Secara kolektif tumor-tumor ini juga disebut penyakit
trofoblastik gestasional ganas (malignant gestational
trophoblastic disease) oleh American College of
Obstetricians and Gynecologists (2004).
Patogenesis
 Sel-sel trofoblas adalah yang pertama berdiferensiasi dari ovum
yang telah dibuahi: mereka membentuk lapisan luar blastokista,
menyediakan nutrisi bagi embrio dan akhirnya membentuk bagian
janin dari plasenta. Trofoblas plasenta normal terdiri dari
sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan trofoblas intermediet.
Kehamilan molar dan GTN semuanya berasal dari trofoblas
plasenta. Mola hidatidosa dan koriokarsinoma muncul dari
sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas, sedangkan PSTT dan ETT
muncul dari trofoblas intermediet.
PTG
1. Mola Invasif

 Mola invasif adalah mola komplit yang menginvasi myometrium.


Manifestasi neoplasia yang umum ini ditandai oleh pertumbuhan
berlebihan trofoblas disertai invasi luas ke jaringan oleh sel
trofoblastik dan vilus keseluruhan. Terjadi penetrasi jauh ke dalam
ke miometrium, kadang disertai keterlibatan peritoneum, sekitar
parametrium , atau kubah vagina. Keluhan yang akan muncul yaitu
perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri perut hebat.
Gambaran histopatologi mola invasif yang berbeda dengan
kariokarsinoma yaitu adanya vili korialis.
2. Koriokarsinoma

 Koriokarsinoma merupakan tumor ganas yang terdiri


dari lapisan-lapisan sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas
dengan perdarahan, nekrosis, dan invasi pembuluh darah
yang jelas
 Tumor ini biasa bermetastasis dan menyebar secara
hematogen ke paru – paru, vagina, pelvis, otak, hati,
intestinal dan ginjal.
Koriokarsinoma

Koriokarsinoma adalah tumor bifasik yang ditandai dengan trofoblas dan sitotrofoblas (tanda bintang),
bercampur erat dengan sinsitiotrofoblas berinti banyak (S). Koriokarsinoma adalah tumor vaskuler,
biasanya dengan perdarahan yang menonjol, sebagaimana dibuktikan oleh darah yang melimpah di sekitarnya.
3. Placental Site Trophoblastic Tumor (PSTT)

 Varian neoplasia trofoblastik yang jarang ini muncul dari tempat implantasi
plasenta setelah kehamilan aterm normal, abortus spontan atau induksi,
atau kehamilan ektopik atau mola.
 Secara histologis, terdapat sel-sel trofoblastik intermediat, yang banyak di
antaranya menghasilkan prolaktin . Karena itu, kadar β-hCG serum relatif
rendah dibandingkan dengan massa tumor.
 Perdarahan adalah gejala utamanya. Tumor yang invasif lokal resisten
terhadap kemoterapi dan terapi terbaik adalah histerektomi.
4. Tumor Trofoblastik Epiteloid

 Tumor trofoblastik epitelioid terbentuk dari transformasi neoplastik


trofoblas intermediat tipe korion.
 Secara mikroskopis, tumor ini mirip dengan tumor trofoblastik
tempat plasenta tetapi sel-selnya lebih kecil dan tidak banyak
memperlihatkan polimorfisme nucleus.
 Secara makroskopis, tumor tumbuh lebih secara nodular
dibandingkan dengan pola infiltratif pada tumor trofoblastik tempat
plasenta.
 Pemeriksaan laboratorium yang digunakan dalam diagnosis
GTN adalah sebagai berikut:
 hCG kuantitatif serum – Untuk menilai respons terhadap
terapi dan status penyakit
 CBC – Dapat membantu mendeteksi anemia sekunder akibat
perdarahan
 Enzim hati – Dapat meningkat pada pasien dengan metastasis
ke hati
Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
1. Risiko rendah, skor total ≤6
2. Risiko tinggi, skor total ≥ 7
Terapi
 Pasien resiko rendah, baik metastaik dan maupun non
metastasis ditangani dengan pemberian kemoterapi
tunggal: metotreksat atau daktinomisin
 Pasien dengan resiko sedang diberi kemoterapi ganda
dengan MAC ( metotreksat, daktinomisisn, siklofosfamid,
atau klorambusil) atau EMA (etoposid, metotreksat,
daktinomisisn); juga dapat digunakan kemoterapi tunggal.
 Pasien resiko tinggi diberikan kemoterapi ganda
EMA/CO (etoposid,metotreksat,daktinomisin diberikan
interval satu minggu diselingi dengan vinkristin dan
siklofosfamid), disertai pembedahan dan radioterapi
selektuf.
Pembedahan
 Histerektomi sederhana adalah pilihan pengobatan yang
paling tepat pada sebagian besar kasus PSTT (Plasental
site trophoblastic tumor) dan ETT (Epitheloid
trophoblastic tumor), karena kedua tumor kurang
kemosensitif dibandingkan koriokarsinoma .
 Kuretase bertulang dapat menyebabkan perforasi dan
dihindari, kecuali jika terjadi perdarahan atau adanya
jatingan mola yang tertinggal dalam jumlah yang dasar.
Prognosis
 GTN nonmetastatik memiliki tingkat kesembuhan mendekati
100% dengan pengobatan kemoterapi.
 GTN risiko rendah metastatik memiliki tingkat kesembuhan
mendekati 100% dengan pengobatan kemoterapi.
 GTN risiko tinggi metastatik memiliki tingkat kesembuhan
sekitar 75% dengan pengobatan kemoterapi.
 Saat ini, prognosis dan pengobatan diputuskan menggunakan
skor prognostik WHO :
- Pasien dengan skor WHO ≤6 memiliki prognosis yang sangat
baik dan pada awalnya diobati dengan kemoterapi agen tunggal.
- Pasien dengan skor WHO >6 memiliki prognosis yang sama
dengan pasien yang sebelumnya diklasifikasikan memiliki
penyakit risiko tinggi metastasis
Penutup
 Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalah suatu tumor
ganas yang berasal dari sito dan sinsitiotrofobals yang
menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya
dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan.
 PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi
(molahidatidosa, kehamilan biasa, abortus, dan
kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk
langsung dari hasil konsepsi atau yang bukan didahului
oleh suatu kehamilan.
 PTG meliputi :
◦ Mola Invasif
◦ Koriokarsinoma
◦ Placental Site Trophoblastic Tumor
◦ Epitheloid Trophoblastic Tumor

 Diagnosis meliputi :
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Dan Pemeriksaan
Ginekologi, Laboratorium , Radiologi

Prinsip terapi PTG adalah kemoterapi dan pembedahan


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai