Oleh :
TJA
Pembimbing :
Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG.K
MEDAN
2006
0
MOLA HIDATIDOSA PARSIAL
Pendahuluan
Penyakit trofoblas ganas merupakan jenis kanker dengan prognosa yang baik
dimana 80% dari penderita penyakit akan mengalami remisi sempurna
1
setelah pemberian kemoterapi.
Insidens mola hidatidosa komplit dan parsial pernah diteliti di Irlandia dengan
cara meneliti semua hasil konsepsi dari abortus pada kehamilan trimester
satu dan dua. Berdasarkan pemeriksaan menyeluruh dari ahli patologi,
insidens dari mola komplit adalah 1 per 1945 dan mola parsial adalah 1 per
695 kehamilan. 1
1
mola yang tinggi juga menunjukkan tingginya frekuensi dari defisiensi dari
vitamin A. Faktor diet dapat menjelaskan sebagian variasi regional dari
insidens mola komplit. 1,2,5
Usia ibu yang lebih tua dari 35 tahun merupakan faktor resiko terjadinya mola
komplit. Pada satu penelitian, resiko mola komplit meningkat 2 kali lipat untuk
wanita yang lebih tua dari 35 tahun dan 7,5 kali lipat untuk wanita yang lebih
tua dari 40 tahun. Tidak dijumpai adanya hubungan antara usia ibu dan resiko
6
terjadinya mola parsial. Graham dkk menyatakan bahwa tidak ditemukan
kelompok usia yang menunjukkan peningkatan resiko mola parsial.
Gambaran Patologi
Mola parsial gambarannya terkarakterisasi oleh gambaran patologi berikut :
1. Villi choriolus dalam berbagai ukuran dengan pembengkakan fokal
hidatidosa, kavitasi dan hiperplasia trofoblas.
2. Tampak jelas gambaran villi.
3. Inklusi stromal trofoblas yang jelas.
1,7
4. Tampak adanya jaringan embryo atau fetal.
Kromosom
Mola parsial biasanya mempunyai karyotipe triploidi (69 kromosom); extra
haploid kromosom biasanya berasal dari ayah. Sebuah penelitian melaporkan
bahwa 93% dari mola parsial adalah triploid, sementara penelitian lainnya
menyatakan 90% adalah triploid. Jika dijumpai adanya fetus bersamaan
dengan mola parsial, biasanya menunjukkan tanda-tanda triploidy, termasuk
pertumbuhan terhambat dan kelainan kongenital multipel seperti syndactyl
dan hydrocephalus. 1,2,3,4
2
23X
23X + 69XXX
23X
23Y
23X + 69XYY
23Y
23X
23X + 69XXY
23Y
3
Pasien dengan mola parsial biasanya tidak memiliki gambaran klinis yang
menonjol seperti pada mola komplit. Pada umumnya pasien menunjukkan
tanda dan gejala dari abortus komplet atau missed abortion dan mola parsial
baru didiagnosa setelah pemeriksaan histologi dari jaringan yang diperoleh
melalui kuretase. 1,2
Pada survei dari 81 orang pasien dengan mola parsial, tanda yang sering
dijumpai adalah perdarahan pervaginam, yang didapati pada 59 pasien
(72,8%). Pembesaran uterus yang berlebihan hanya didapati pada 3 pasien
(3,7%) dan dua pasien didapati dengan preeklampsia (2,5%). Tidak ada
pasien dengan kista ovarium theca lutein, hiperemesis atau hipertiroid.
Diagnosa awalnya adalah abortus inkomplit atau missed abortion pada 74
pasien (91,3%) dan mola hidatidosa hanya pada 5 pasien (6,2%). Kadar
βhCG sebelum dievakuasi diukur pada 30 pasien dan kadar lebih tinggi dari
1,2,3
100.000 mIU/ml hanya ditemui pada 2 orang pasien.
Diagnosa
Ultrasonografi adalah alat penunjang yang dapat dipercaya dan sensitif untuk
diagnosa dari mola hidatidosa. Pada mola komplit tampak gambaran
vesikuler yang jelas pada ultrasonografi akibat dari villi choriolus yang
1
menghambat pembesaran hidrofik yang difuse.
4
A/P dari gestasional sac > 1,5. Jika kedua kriteria ini ditemui maka positive
1,7
predictive value untuk mola parsial adalah 90%.
dikutip dari 8
Gambar 1. Gambaran USG dari mola parsial
5
Jika ada keraguan diagnosa tentang kemungkinan dari gabungan kehamilan
mola dengan janin yang viabel maka harus dilakukan pemeriksaan ulangan
dengan USG sebelum dilakukan intervensi. Pada keadaan kehamilan kembar
dimana satu janin viabel dan satu lagi mola, kehamilan dapat dilanjutkan jika
ibunya menginginkan, setelah diberikan konseling. Kemungkinan untuk
didapatinya janin yang viabel adalah 40% dan dapat dijumpai resiko
terjadinya komplikasi emboli paru-paru dan pre-eklampsia. Tidak dijumpai
peningkatan resiko terjadinya penyakit trofoblas persisten setelah kehamilan
kembar dan luaran setelah kemoterapi tidak terpengaruh . 9
dikutip dari 10
Tabel 1. Gambaran klinikopatologi dari mola komplit dan parsial
Uterus lebih besar dari usia Uterus kecil dari usia kehamilan
kehamilan
Perdarahan sedang
Perdarahan hebat
Preeklampsia
6
Stadium dari PTG menurut FIGO1,3,5,9,11
- Stadium I : Penyakit terbatas pada uterus.
- Stadium II : Penyebaran keluar uterus tetapi terbatas pada genitalia
(adneksa, vagina, ligamentum latum).
- Stadium III : Penyebaran ke paru-paru dengan atau tanpa keterlibatan
traktus genitalia.
- Stadium IV : Penyebaran ke tempat lain.
Penatalaksanaan
Suction Kuret
7
Suction kuret adalah metode pilihan untuk evakuasi dari kehamilan mola
komplit. Karena tidak adanya bagian janin, kateter suction sampai maksimum
12 mm biasanya cukup untuk mengevakuasi semua kehamilan mola komplit.
Terminasi medis termasuk persiapan serviks sebelum evakuasi dengan
suction harus dihindari bila memungkinkan. Ada pertimbangan tentang
penggunaan rutin dari oksitosin karena adanya kemungkinan terjadinya
emboli dan penyebaran jaringan trofoblas melalui sistem vena. Ini diketahui
terjadi pada kehamilan normal terutama saat aktivitas uterus meningkat,
contohnya pada perdarahan akibat dari kecelakaan. Kontraksi dari
myometrium dapat memaksa jaringan masuk kedalam vena pada placental
bed. Penyebaran jaringan ini dapat mengakibatkan perburukan dengan
terjadinya emboli dan metastase terjadi di paru. Diketahui bahwa perdarahan
hebat dapat terjadi sebagai akibat dari evakuasi kavum uterus yang besar,
direkomendasikan bahwa jika memungkinkan, oksitosin hanya diberikan bila
evakuasi sudah selesai. Jika wanita mengalami perdarahan hebat sebelum
evakuasi dan di perlukan pemakaiannya, maka penggunaan obat ini diberikan
sesuai kondisi klinis. 1,9
Histerektomi
Jika pasien menginginkan sterilisasi, operasi histerektomi dapat dilakukan
dengan mola insitu. Ovarium dapat dipertahankan pada waktu operasi,
meskipun ditemui kista theca lutein. Kista ovarium yang besar dapat
dikecilkan dengan aspirasi. Histerektomi tidak mencegah metastase jadi
pasien masih memerlukan follow-up dengan pemeriksaan kadar βhCG.
Histerektomi profilaksis dianjurkan pada wanita diatas usia 40 tahun dan
wanita dengan anak lebih dari 3 orang, dengan ovarium ditinggalkan pada
wanita dibawah usia 46 tahun. 1,3,4,9
8
dikutip dari 4
Chun melaporkan perubahan keganasan terjadi pada 15% dari
semua pasien tanpa histerektomi dan hanya 1 % pada wanita yang menjalani
histerektomi.
Follow up
Setelah evakuasi mola, pasien harus dimonitor dengan pemeriksaan kadar
βhCG mingguan sampai kadarnya normal setelah 3 kali pemeriksaan, diikuti
7,9,12
dengan pemeriksaan bulanan sampai kadar normal selama 6 bulan.
Kehamilan Berikutnya
Pasien tidak dianjurkan untuk hamil sampai kadar βhCG sudah normal
selama 6 bulan. Resiko untuk kehamilan mola selanjutnya rendah (1/55) dan
lebih dari 98% wanita yang hamil setelah kehamilan dengan mola tidak akan
mengalami hamil mola kembali dan tidak akan terjadi peningkatan komplikasi
obstetrik. Jika kehamilan mola selanjutnya terjadi, dalam 68-80% kasus akan
didapati hasil histopatologi yang sama. Jika didapati terjadinya kehamilan,
untuk menyingkirkan rekurens dari penyakit perlu dilakukan pemeriksaan
urine dan darah. Wanita yang menjalani kemoterapi dianjurkan untuk tidak
9,12
hamil selama 1 tahun setelah selesai terapi.
Indikasi kemoterapi :
1. Titer βhCG sangat tinggi setelah evakuasi
2. βhCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi.
9
3. Meningginya βhCG 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi lambat
4. Metastase ke paru-paru, vulva, vagina kecuali kalau βhCG-nya turun.
5. Metastase kebagian organ lainnya (hepar, otak)
6. Perdarahan pervaginam berat atau adanya perdarahan gastrointestinal
7. Gambaran histologi koriokarsinoma 13
dikutip dari 10
Protokol manajemen penyakit trofoblas gestasional
10
11
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Berkowitz RS, Goldstein DP. Gestational Trophoblastic Disease In:
Novak’s Gynecology. 13th Ed. Philadelphia.Lippincot William and
Wilkins.2002; p 1353-73.
2. Gestational Trophoblastic Disease. Available at :
http://thedoctorsdoctor.com/diseases/gestationaltrophoblasticdisease.htm
3. Hill D.A. Molar Pregnancy. Available at :
http://www.obgyn.net/women/articles/molarpreg_dah.htm
4. Gunasheela S. Hydatidiform Mole With A Coexistent Live Foetus (HMCLF)
– A clinical dilemma. Singapore Journal of Obgyn. July 2001; 32(2): 10-17
5. Andrijono. Kanker Ginekologi. Divisi Onkologi Obgin FK UI. Hal : 129-34.
6. I H Graham, A M Fajardo, R L Richards. Epidemiological Study Of
Complete And Partial Hydatidiform Mole In Abu Dhabi: Influence Of
Maternal Age And Ethnic Group. J Clin Pathol 1990;43:661-664
7. Gould J. Gestational Trophoblastic Disease. Available at. www.acog.org
8. Worral JA. Case Presentation Partial mole?. Available at:
http://www.obgyn.net
9. RCOG guideline no 38. The Management of Gestational Trophoblastic
disease. Available at . www.rcog.uk
10. Vasillakos P. Pathology Of Molar Pregnancy. Available at www.gfmer.ch
11. Benedet JL, Hacker NF, Ngan HYS. Staging classifications and clinical
practice guidelines of gynaecologic cancers. International Journal of
Gynecology and Obstetrics, 70 (2000) : 118-142.
12. Tidy C. Gestational Trophoblastic disease. Available at. www.patient.co.uk
13. Martaadisoebrata Djamhoer. Pedoman Pengelolaan Penyakit Trofoblas
Gestasional. EGC; 2004 : 34-41
Case Report
13
Mrs F, 21 years old, P0Ab0, Acehnese, Moslem, wife of Mr. H, 24 years old,
Acehnese, Moslem.
Adress : Keutapang
Was admitted to H. Adam Malik Hospital on12/11/2005
Main complaint :
Want to continue Methotrexate chemotherapy the third cycle. The second
chemotherapy was on 21 October 2005 with result of kwantitatif βhCG on 19
October 2005 8.19 mIU/ml. The patient had history of previous vaginal
bleeding two days ago with volume 2 times change of pads, Now is just a
little.
History of disease:
The patient had been curettage in Lhok Seumawe before under indication of
hydatidiform mole but the abdomen was enlarge again after the curretage and
the patient was referred to the HAM hospital. The patient was planned to
underwent curettage but the laminaria cannot be introduced into the OUI. The
chemotherapy decision was made based on the finding of enlarged uterine,
USG finding showed appearance of chorio ca? βhCG level on 1 October
2005: 154 mIU/ml. The first cycle of chemotherapy was done on 7 October
2005. βhCG level on 19 October 2005: 8,14 mIU/ml and the second cycle of
chemotherapy was done on 21 October 2005.
Physical examination:
Status Present :
Consciousness : fully conscious
BP : 100/70 mmHg
Pulse : 88x / minutes
RR : 20x / minutes
Temperature : 37° C
14
Abdomen : a mass was palpable 1 finger below the umbilicus, solid,
mobile, there was no pain.
Extremitas : no abnormalities
Gynecological examination :
Spekulum examination : Blood was found on the OUE not flowing, Portio was
smooth, livide (+), Vagina was smooth.
Vaginal examination : Uterus anteflexi, Bigger than normal, with upper pole
1 finger below umbilicus, consistency was solid, mobile, no
pain.
P/A right/left : lax/ unpalpable
Cavum Douglas : not bulging
Diagnose : Malignant trophoblastic disease
Planning : Chemotherapy methotrexate third cycle
Laboratorium result :
Hb 11,7 g/dl
Leucocyte 18200/mm3
Trombocyte 239000/mm3
Total bilirubin 0,29 mg/dl
Bilirubin direct 0,18 mg/dl
ALP 110 u/l
SGOT 58 U/L
SGPT 24 U/L
Ureum 19 mg/dl
Creatinine 0,66 mg/dl
Uric acid 59 mg/dl
Follow up
14/11/2005
Main complaint: bleeding from vagina
Status present :
Consciousness : fully conscious
BP : 110/70 mmHg
15
Pulse : 80 x/minute
RR : 20 x/minute
Diagnose : Malignant trophoblasic disease
Planning : Chemotherapy methotrexate third cycle
Problems : persistent vaginal bleeding
Plan : Recheck quantitative βhCG
Chest x-ray
16/11/2005
Main complaint : headache
SP : Sens : fully conscious
BP : 90/50 mmHg
Pulse : 80 x/minute
RR : 20 x/minute
Diagnose : Malignant trophoblastic disease
Planning : Chemotherapy with EMO regimen after assessment of hCG value
(if βhCG level is high). If the patient had no response with EMO the
patient is willing to underwent hysterectomy.
Chest x-ray : within normal limit
19/11/2005
Main complaint : headache
SP : Consciousness : fully conscious
BP : 100/70 mmHg
Pulse : 80 x/minute
RR : 20 x/minute
Diagnose : Malignant trophoblast disease
βhCG result : 0,73 mIU/ml
Planning : Biopsy of endometrium
21/11/2005
Biopsy couldnot be done because soundage was only able to introduce into
the cervix.
22/11/2005
16
USG result:
Uterine was AF enlarged with measurement 87 x 80 cm (AP x L), cranio-
caudal distance was unmeasured by the caliper. Intrauterine echo showed
hiper and anechoic appearance
Ovarium within normal limit
Diagnose : malignant trophoblastic disease
23/11/2005
Main complaint : -
SP : Consciousness : fully conscious
BP : 120/70 mmHg
Pulse : 80 x/minute
RR : 20 x/minute
Diagnose : Malignant trophoblast disease
Planning : Laparotomy
Preparation for the operation
26/11/2005
Main complaint : bleeding from the vagina volume 3 times change of pads
SP : Consciousness : fully conscious
BP : 100/60 mmHg
Pulse : 80 x/minute
RR : 20 x/minute
Diagnose : Malignant trophoblast disease
The patient refuse to be examine vaginally
Laboratory result : normal
ECG result : within normal limit
Operation report :
17
- Under general anesthesia, midline incision was made.
- Assesment of the uterine the uterine was enlarged, consistency soft
with diameter 10 cm. Omentum was found adhesed on the surface of
uterine fundal, looks like perforation. We perform adhesiolisis.
- Right and left ovarian was in normal limit.
- Right tuba was enlarged.
- We performed subtotal abdominal histerectomy and bleeding was
identified from left ovarian pedicle so we decided to perform right
salpingooophorectomy.
- Abdominal cavity was washed with warm aquadest.
- Abdominal wall was repaired layer by layer.
- Post operation condition : stable
Management :
- Ampicillin inj. 1 gr/8 hours
- Gentamycin inj. 80 mg/ 12 hours
- Tranexamic acid inj 1 amp/8 hours
- Tramadol inj 100 mg/8 hours
- Other therapy according to the anesthesiologist
8/12/2005
Review by the pathologist :
Uterus : inconclusive diagnostic
Ovarian : Endometrial cyst
Patient was sent home with advice to be examine in the outpatient clinic with
follow up of βhcG level.
27/12/2005
18
The patient was examined in Oncology clinic
Main complaint : no bleeding from the vagina
SP : Consciousness : fully conscious
BP : 100/60 mmHg
Pulse : 80 x/minute
RR : 20 x/minute
Abdomen : lax, operation scar : good
Lymph node : unpalpable, mass (-)
Diagnose : Post STAH + SOD for indication malignant trophoblastic disease
HCG level on 15/12/2005 : 0,44 mIU/ml
CASE ANALYSIS
19
Mrs F, 21 years old, P0Ab1, was admitted to H. Adam Malik Hospital with
main complaint wanted to continue methotrexate chemotherapy third cycle.
The second chemotherapy was on 21 October 2005 with previous result of
βhCG value was 8.19 mIU/ml. The patient had history of previous vaginal
bleeding two days ago with volume 2 times change of sarong, Now is just a
little.
From the physical examination on the abdomen we found that a mass was
palpable 1 finger below the umbilicus, consistency solid, mobile, with no pain.
From the gynecological examination using speculum, blood was found on the
OUE, not flowing, portio was smooth, livide (+), vagina wall was smooth. From
the vaginal examination we found that the uterine was anteflexi, bigger than
normal, with upper pole 1 finger below umbilicus, consistency was solid,
mobile, with no pain.
We examined the βhCG level before the third cycle of chemotherapy and the
result was 0.73 mIU/ml. Because we found the persistent vaginal bleeding still
occurred, uterine was enlarged, βhCG level was considered normal with the
chest x-ray within normal limit, we decided to perform endometrial biopsy.
We was unable to perform the biopsy because the OUI was closed and the
soundage can only be introduced into the cervix.
20
The patient was sent home on 10/12/2005 with advise to be examined again
in the outpatient clinic with follow up of βhCG level.
On the 27 December 2005 the patient was examined again in the oncology
out patient clinic and there was no vaginal bleeding, the abdomen was lax, no
mass palpable and the βhCG level was 0,44 mIU/ml.
Problems :
1. What could be the the diagnose for this patient, was partial mole
appropriate?
2. Was the procedure of management in this patient considered appropriate?
3. Did the decision to perform hysterectomy for this patient was considered
appropriate?
21