Anda di halaman 1dari 7

Mola Hidatidosa

A. Definisi
Penyakit tropfoblas gestasional dapat berkembang menjadi beberapa
penyakit yang berawal dari kelainan di plasenta, diantaranya ialah mola
parsial maupun komplit, tumor trofoplastik plasenta, choriokarsinoma, dan
mola invasif. Mola hidatidosa sendiri merupakan penyakit trofoblas
gestational yang ditandai dengan abnormalitas vili korialis yang mengalami
degenerasi hidropik sehingga terlihat seperti buah anggur yang
bergerombol. Pada mola hidatidosa terdapat proliferasi sel trofoblas yang
berlebihan dan adanya edema stroma vilus. Secara makroskopis mola
hidatidosa terlihat seperti gelembung-gelembung, transparan, dan berisi
cairan jernih yang ukurannya bervariasi. Defesiensi lemak hewani dan zat
karoten bisa menjadi salah satu faktor resiko. (Arlitta et al., 2017)

B. Etiologi & Klasifikasi


Berdasarkan morfologi, histopatologi, dan kariotipenya, mola
hidatidosa dibagi menjadi mola komplet dan mola parsial. Berikut
perbedaan antara mola komplit dan mola parsial (Kang, 2017)

Gambaran Mola Komplit Mola Parsial


Kariotipe 46 XX atau 46 XY 69 XXX atau 69 XXY (
tripoid)

Patologi
Edema Villus Difus Fokal
Proliferasi Trofoblastik Bervariasi Fokal
Janin Tidak ada Sering dijumpai

Gambaran Klinis
Diagnosis Gestasi mola Missed Abortion
Ukuran Uterus 50% besar masa Kecil masa kehamilan
kehamilan
Kista Lutein 25-30% Jarang
Penyulit Medis Sering Jarang
Kadar hCG Tinggi Rendah - tinggi

C. Epidemiologi
Pada negara berkembang insidensi mola komplit diperkirakan
sekitar 1-3 setiap 1000 kehamilan dan untuk mola parsial sekitar 3 dari 1000
kehamilan. Angka tersebut tidak termasuk pada mola yang bersifat sporadik
dan tidak berulang berbeda dengan kasus singelton (Salah satu anggota
keluarga mengalami mola berulang ) dan Kasus mola familial rekuren (
setidaknya ada 2 wanita dari satu keluarga mengalami 1 atau lebih mola)
(Sabire et al, 2010).
Angka kejadian mola meningkat pada negara berkembang dan
kasusnya meningkat 10 kali pada negara-negara Asia dan Africa. Angka
kejadian menurun dengan berjalannya waktu dengan peningkatan
monitoring medis dan sumber makanan yang mencukupi. (Steigrad, 2003)

D. Faktor Resiko
1. Usia
Penyakit trofoblas gestasional biasanya terjadi pada usia subur.
Mola komplit paling sering terjadi pada wanita yang berusia lebih
dari 35 tahun dan kurang dari 20 tahun. Resiko terjadi mola semakin
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun (Springer, 2017)
2. Riwayat mola berulang
Wanita yang pernah mengalami mola hidatidosa memiliki resiko
lebih tinggi untuk terjadi dikemudian hari. Resiko meningkat 1
hingga 2 % untuk kehamilan berikutnya. Resiko semakin meningkat
bila terjadi kehamilan mola lebih dari satu kali. (Springer, 2017)
3. Riwayat keguguran berulang
Wanita yang pernah keguguran memiliki resiko penyakit trofoblas
gestasional yang lebih tinggi. Hal ini terjadi mungkin karena
misscarrige dapat mempengaruhi beberapa kasus penyakit trofoblas
gestasional. (Springer, 2017)
4. Golongan darah
Wanita dengan golongan darah A atau AB memiliki resiko sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah B atau O
(Springer, 2017)
5. Pil Kontrasepsi
Wanita yang menggunakan pil KB memiliki resiko penyakit
trofobolas gestasional bila mejadi hamil. Keterkaitan mengenai pil
KB dengan resiko penyakit trofoblas gestasional masih rendah dan
mungkin dipengaruhi oleh faktor lain tetapi terlihat resiko lebih
tinggi pada wanita yang mengunakan pil kontrasepsi dalam waktu
yang lama. (Springer, 2017)
6. Riwayat Keluarga
Sangat jarang terjadi , tetapi beberapa wanita dalam keluarga yang
sama memiliki resiko kehamilan molar. (Springer, 2017)

E. Patogenesis & Patofisiologi


Sejak tahun 1980 banyak model teori yang mencoba menjelaskan
terjadinya mola hidatidosa. Sebagian besar teori mengatakan, mola komplit
terjadi karena oosit kehilangan nukleus lalu dibuahi oleh sperma sehingga
terjadi duplikasi kromosom paternal. Pada mola parsial kariotipe biasanya
suatu triploid, sering 69 XXY (80%). Kebanyakan lesi yang tersisa adalah
69 XXX atau 69 XYY. Kadang-kadang terjadi pola mozaik. Lesi ini,
berbeda dengan mola lengkap, sering disertai dengan janin yang ada secara
bersamaan. Janin itu biasanya triploid dan cacat (Candelier, 2015)
Pada mola komplit terjadi hiperplasia tropoblast dan edema
chorionic villi. Hiperplasia tropoblast diikuti dengan hiperplasia
sinsititropoblas dimana sinsitiotropoblast tempat memproduksi hormon
human chorinoic gonadotropin (hCG). Hormon ini memiliki dua jenis yaitu
alpha dan Beta, dimana alpha-hCG bentuk molekulernya menyerupai
hormon LH, FSH, dan TSH. Pada mola komplit karena terjadi hiperplasia
sehingga terjadi produksi hormon hCG berlebih yang menyebabkan bisa
terjadinya hiperthiroid dan terbentuknya kista lutein. (Kulbeka et al, 2017)

Gambar A. Kromosom mola komplit. Gambar B. Kromosom mola parsial

F. Tanda & Gejala


Tanda gejala mola diantaranya sebagai berikut : (Sun, 2015)
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam merupakan tanda klinik yang sering
terjadi baik pada mola komplet maupun mola parsial. Perdarahan
terjadi pada minggu ke 6 – 16 kehamilan atau pada trimester pertama
yaitu 80-90 % kasus pada mola komplet dan 75 % pada mola parsial.
Hal tersebut disebabkan oleh jaringan mola yang terlepas dari sel
decidua dan merusak pembuluh darah maternal sehingga terjadi
pembesaran uterus karena terlalu banyak darah sehingga darah
keluar melalui vagina
2. Pembesaran uterus melebihi usia kehamilan
Pembesaran uterus yang melebihi usia kehamilan terjadi 38 – 51 %
pada kasus mola komplet dan 8 – 11% oada kasus mola inkomplet.
Hal ini disebabkan oleh jaringan trofoblas yang berkembang
berlebihan yang berkaitan dengan tingginya kadar hCG dan terdapat
retensi darah
3. Peningkatan Kadar Beta-hCG
Peningkatan kadar hCG pada mola komplet lebih tinggi daripada
mola parsial yaitu terdapat kenaikan signifikan mencapai > 100.000
IU/L.
4. Preeklampsia
Preeklampsia dapat terjadi pada kehamilan trimester pertama dan
awal trimester kedua atau sebelum usia kehamilan mencapai 24
minggu. Preeklampsia biasanya berkembang pada pasien dengan
kenaikan kadar hCG dan adanya pembesaran uterus. Hal tersebut
ditemukan pada 27 % pasien dengan mola komplet an 4 % pasien
dengan mola inkomplet
5. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum berkaitan dengan kenaikan kadar hCG dan
pembesaran uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan mual
dan muntah yang berat Hal ini terjadi pada 4 % pasien dengan mola
hidatidosa pada usia kehamilan minggu ke – 5- 9 dan 23 % pada
pasien yang didiagnosis setelah 10 minggu kehamilan.
6. Hiperthiroidisme
Tanda dan gejala hipetiroidisme muncul karena stimulasi kelenjar
tiroid oleh kenaikan kadar hCG atau dari thyroid stimulating
substanceyang diproduksi oleh sel trofoblas yang tumbuh
berlebihan. Hipertiroidisme dapat ditemukan pada 2-7 % pasien
mola hidatidosa. Diagnosis dapat ditegakan dengan ditemukannya
kadar serum T3 dan T4 yang meningkat.
7. Kista teka-Lutein Ovarium
Kista teka lutein merupakan respon dari peningkatan kadar hCG
diatas 100.000 IU/ml. Ditemukan pada 25-35 % pasien mola
hidatidosa dan terdapat pula pembesaran kista teka lutein bilateral
pada 15 % pasien
8. Emboli Paru
Sindrom distress pernapasan akut dapat terjadi pada 2 % pasien. Hal
ini disebabkan oleh masuknya vili ke dalam aliran vena yang menuju
paru atau merupakan komplikasi kardiovaskuler dari badai tiroid,
preeclampsia, anemia, dan penggantian cairan secara massif
9. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Pada pasien mola hidatidosa, tromboplastin yang terdapat pada
jaringan plasenta dilepaskan ke dalam sirkulasi maternal sehingga
terjadi DIC dan gangguan pembekuan darah

G. Diagnosis
Selain tanda dan gejala yang muncul , mola hidatidosa dapat optimal
didiagnosis pada usia kehamilan 8 minggu dengan endovaginal sonography
dan pada usia kehamilan 9 minggu dengan abdominal sonography.
Walaupun demikian, pemeriksaan ultrasonografi harus disertai dengan
pemeriksaan histopatologi yang bahannya diambil dari hasil kuretase atau
operasi mola hidatidosa untuk menegakan diagnosis pasti. Hal ini
dikarenakan gambaran mola hidatidosa di setiap usia kehamilan berbeda-
beda dan seringkali tidak terlihat pada trimester pertama. (Shaaban et al,
2017)
Pada umumnya mola hidatidosa terlihat sebagai masa jaringan lunak
besar dan mengisi kavum uteri dengan amplitudo ekho rendah hingga
sedang serta dengan ruang ruang yang berisi kista-kista kecil dengan cairan
yang tersebar. Pada usia kehamilan 8-12 minggu gambaran terlihat khas
sebagai jaringan ekhogenik di dalam lumen yang homogeny dengan kata
lain terlihat seperti ruang-ruang kistik. Pada mola hidatidosa komplet
tampak gambaran vili dengan degenerasi hidropik sehingga menunjukan
gambaran snowstorm appearance. Sedangkan pada mola hidatidosa parsial
terlihat adanya mola dengan janin atau plasenta dengan janin (bagian janin)
yang mengalami degenerasi hidropik. (Shaaban et al, 2017)
Seckl MJ, Sebire NJ, Berkowitz RS. Gestational trophoblastic
disease. Lancet 2010; 376:717-29; PMID: 20673583;
http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(10)60280-2

Steigrad SJ. Epidemiology of gestational trophoblastic diseases.


Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol 2003; 17:837-47; PMID:14614884;
http://dx.doi.org/10.1016/ S1521-6934(03)00049-X

Springer; 2017. Gestational trophoblastic tumors. In: AJCC


Cancer Staging Manual. 8th ed. New York, NY::437-444

Berkowitz RS, Goldstein DP. Current management of


gestational trophoblastic diseases. Gynecol Oncol. 2009;112:654-
662.

Shaaban AM, Rezvani M, Haroun RR, Kennedy AM, Elsayes KM,


Olpin JD, Salama ME, Foster BR, Menias CO. Gestational Trophoblastic
Disease: Clinical and Imaging Features. Radiographics. 2017 Mar-
Apr;37(2):681-700.

Kubelka-Sabit KB, Prodanova I, Jasar D, Bozinovski G, Filipovski V,


Drakulevski S, 2017. Plaseska-Karanfilska D. Molecular and
Immunohistochemical Characteristics of Complete Hydatidiform
Moles. Balkan J. Med. Genet. Jun 30;20(1):27-34

Candelier, Jean-Jacques. 2015. The Hydatidiform Mole. Saint aubin.


France. Vol 10 226-235.

Sun SY; Melamed A; Goldstein DP; Bernstein MR; Horowitz NS;


Moron AF., 2015 . Changing Presentation of Complete Hydatidiform mole
at the New England Trophoblastic Disease Center Over the Past Three
Decades : Does Early Diagnosis Alter Risk for Gestational Trophoblastic
Neoplasia ? . Pubmed 25969351

Anda mungkin juga menyukai