Anda di halaman 1dari 25

Blok 6.

2 – K13

INFESTASI CACING
Dr SUPRIYANTO SpA
Lab IKA / SMF IKA RSMS
Tujuan :
mampu mendiagnosis klinis dan tatalaksana infestasi cacing dan
lainnya

Infestasi cacing : topik bahasan :


o Askariasis
o Oxyuriasis
o Peny cacing tambang
o Taeniasis
Askariasis
Pendahuluan :
• Ascariasis = infeksi yg disebabkan oleh cacing gelang
/roundworm = ascaris lumbricoides, nematoda usus terbesar
Cacing gelang dewasa ber-
bentuk silinder, berwarna
merah muda, berukuran 120-
150 x 3-4 mm (jantan) atau
200-400 x 5-6 mm (betina).
Cacing betina dewasa
menghasilkan sekitar 200.000
telur per hari.
• Telur ini berukuran 40x60 μm yang memiliki mammilated
outer coat dan thick hyaline shel (sbg pelindung dialam bebas)
Siklus hidup askaris • Telur keluar bersama feses
 dpt hidup ber-bulan2
dialam tanah  dlm 5 mgg :
embrio  larva infektif
(second stage larva)
• Bila tertelan  menetas di
duodenum  larva 
menembus dinding usus 
sirkulasi vena  bermigrasi
ke paru2,  menembus
alveoli dan bermigrasi
menuju bronkus  trakea
 laring  tertelan masuk
ke intestinal .
• Dalam saluran cerna  larva akan berkembang  cacing
dewasa diusus halus  peradangan  dpt timbul gejala :
– rasa tidak enak perut,
– kolik akut pada daerah epigastrium,
– gangguan selera makan,
– mencret, dan demam.
• Sejak larva sd cacing dewasa , hidup dalam usus manusia sp
mati, hingga 1 tahun.
• Manifestasi klinis yg ditimbulkan, berhub dg :
– - migrasi larva :  reaksi alergi
– - cacing dewasa :  jumlah & migrasi
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
• Pada saat larva menembus alveolus dapat terjadi pneumonitis
Ascaris yang disebabkan oleh reaksi alergik dan proses
patologis berupa :
– - peningkatan suhu hingga 39.5-40 C,
– - napas cepat dan dangkal,
– - batuk kering atau berdahak (kristal Carcot Leyden),
– - ronkhi atau wheezing tanpa krepitasi (1-2 minggu),
– - eosinofilia transien,
– - infiltrat pada gambaran radiologi (sindroma Loeffler )
• Larva juga dapat menimbulkan reaksi alergi seperti demam,
urtikaria, dan penyakit granulomatosa.
Akibat yg dpt ditimbulkan oleh cacing dewasa :
 dapat menyebabkan obstruksi usus halus (bila jumlah banyak)
 infeksi berat dapat mengalami muntah, distensi abdomen,
dan kram.
 dapat keluar bersama feses atau muntahan
 dapat bermigrasi dan menimbulkan kelainan seperti
apendisitis (jika masuk ke dalam lumen apendiks dan
menyumbat)
 dapat menyumbat ampula vateri/sal empedu  kolesistitis
/pankreatitis  dpt masuk ke dalam hepar
Diagnosis :
  ditemukan telur atau cacing dewasa dlm tinja

Pengobatan :
o Pyrantel pamoat (10 mg/kg) , (1x)
o Oxantel pyrantel pamoat (10 mg/kg) (1x)
o Mebendazol (2x100mg, 3 hr),
o Albendazol ( > 2 thn, 400 mg)

Pencegahan :
 Perbaikan sanitasi lingkungan
 Kebersihan pribadi (cuci tangan) & makanan
Peny cacing tambang
Pendahuluan
 Infeksi cacing tambang adalah penyakit infeksi yang
disebabkan Ancylostoma duodenale/Necator americanus.
( = hookworm)  ankilostomiasis

• Ancylostoma duodenale dan Necator americanus adalah


cacing berbentuk bulat (roundworms) yang panjangnya
berkisar antara 5-13 mm.

• Cacing betina dewasa yang menginfeksi usus mamalia dpt


mengeluarkan ribuan telur setiap harinya dan telur-telur
tersebut dikeluarkan melalui tinja.
• Mamalia sebagai inang adalah : anjing, kucing, dan manusia.
• Telur akan menetas 1-2 hari pada tanah lembab  larva
(rhabditiform) dlm (5-10 hari)  larva stadium ketiga
(filariform) bertahan 3-4 minggu.

Larva stad ketiga berukuran 500-


700 mcm dan mampu menembus
kulit normal / tlpk kaki dengan
cepat (dlm kontak tanah 5 mnt) 
gatal2
Siklus hidup cacing tambang
Perjalanan :
• Larva necator sering masuk lewat kulit, sdg ankilostomia
tertelan larva
• Larva yg telah masuk kulit (gatal2)  menembus vaskuler 
aliran darah : jantung  paru (batuk-sesak) trakea  faring
(batuk kering)  tertelan  masuk intestinum  tumbuh
jadi cacing dewasa
• Larva Ankilostoma yg tertelan tidak melewati siklus paru
• Pd usus halus : cacing menempel pd mukosa  mengisap
darah :  anemia
• Setiap cacing spesies Necator menghisap 0,03 ml darah per
hari sementara Ancylostoma menghisap 0,2 ml darah per
hari.
• Cacing betina dewasa menghasilkan telur dalam waktu kurang
lebih 5 minggu setelah cacing menembus kulit, bs hidup 1-2
thn

faktor resiko :
• sering kontak dengan tanah di mana penggunaan pupuk
kandang atau tinja manusia dibuang di tanah.
Gejala klinis :
 berbanding lurus dengan jumlah cacing yang menginfeksi.
Gejala klinis yang dapat terjadi adalah :
 Rasa gatal di kaki (ground itch) atau gatal di kulit tempat
masuknya cacing;
 Larva cacing di paru2 (reaksi alergi) : batuk, dahak disertai
darah, kdg spt pnemonia
 Cacing dewasa pada usus halus : gejala rasa tidak enak di
perut, kembung, sering buang angin, mual, muntah, dan
diare. (terjadi 2 minggu setelah cacing masuk melalui kulit)
 Anemia akan terjadi 10-20 minggu setelah infestasi cacing
 gejala umum anemia + spoon-nail
Diagnosis :
-ditemukan telur atau cacing dewasa pada tinja

Pengobatan :
• Creeping eruption : krioterapi dg nitrogen cair atau kloretil
spray, thiabendazol topikal + 1 mgg
• Cutaneus larva migran : dg albendazol 400 mg 5 hr
• Utk cacing dewasa : pyrantel pamoat (10 mg/kg 1x), lanjut
mebendazol 100 mg (2x/hr 3 hr)
• Obat lain : albendazol (utk anak > 2 thn) : 400 mg tab = 20 ml
Oxyuriasis
Pendahuluan :
o Oxyuris vermicularis = enterobius vermicularis = seat worm =
thread pin = cacing kremi
o Sering ditemukan pd anak, terjadi pd kelompok keluarga
o Cacing betina dewasa berukuran 8-13 mm x 0.3-0.5 mm, ekor
runcing. Cacing jantan 2-5 mm x 0.1-0.2 mm
o Seekor cacing betina dpt menghasilkan 11.000 telor
o Telor berbentuk ovoid, uk 50-60 mcm x 20-30 mcm
o Manusia terinfeksi bila tertelan telor infectif  menetas di
sekum  dewasa (siklus hidup cacing ini + 1 bln)
o Cacing jantan akan mati setelah membuahi, keluar bersama
feses
o Cacing betina bertelur disekitar perianal pd malam hari 
kembali masuk kolon

Epidemiologi :
 Dapat menginfeksi anak sd dewasa
 Cara penularan :
– - langsung : anus – tangan – mulut
– - satu tempat tidur : telur pd sprei dst – tangan – mulut
– - lewat udara : telur pd tmpt tdr – terbang – terhirup
– - retroinfection : telur yg menetas di perianal – larva –
masuk ke usus/kolon lewat anus

Manifestasi klinis (pada anak) :


 - penggugup, susah tidur
 - gatal disekitar anus – digaruk – eksema – infeksi sekunder
Diagnosa :
 - anal swab / cellophane swab  px dibawah mikroskop
 - melihat anus anak pd mlm hr  tampak cacing dewasa

Pengobatan :
 Semua obat cacing  dpt efektif
 Yg penting : semua anggota keluarga diobati serentak

Pencegahan :
o Peningkatan kebersihan pribadi & keluarga
Taeniasis = cacing pita
<= taenia solium dan taenia saginata =>

Taeniasis solium
•  sering pd dewasa , ok memakan daging babi mentah /
setengah matang yg mengandung kista berisi larva T.solium
•  dlm lambung : larva keluar  kepala (scolex) msk usus
halus bag atas , melekat pd mukosa  tumbuh dewasa dlm
5-12 mgg , dpt mencapai panjang 2-7 meter, dpt hidup 25 thn
• Tubuh cacing terdiri segmen (proglotid), dpt mencapai 1.000,
paling distal proglotid matur yg berisi telur (gravid), dpt lepas
keluar bersama feses  telur dpt bertahan ditanah ber-
minggu2
Gejala klinis (T.solium) :
Oleh larva : (cysticercus cellulose) :
 bila tertelan telur T.solium pecah dlm usus  larva
bermigrasi ke organ  manifestasi klinis tgt organ yg terkena :
otak, mata, hati, otot dsb
Oleh cacing dewasa : tdk spesifik
 rasa tdk enak / panas diperut, diare kronis, kdg bersling dg
konstipasi, anoreksia, penggugup

Diagnosis :
• Dijumpai telur dlm tinja atau proglotid gravid
• Sistiserkosis : dg eksisi terduga  pem mikroskopis
Taeniasis saginata
• Siklus hidup irip t.solium, tp lebih ringan
• Infeksi berasal dr daging sapi mentah berisi larva T.saginata 
larva keluar dilambung  menjadi matur dlm usus halus dlm
5-12 mgg
• Cacing derwasa dpt mencapai 25 meter, dg jumlah proglotid
1.000 – 2.000
Gejala klinis
• Berbeda dg T.solium, T.saginata hanya cacing dewasa yg dpt
menimbulkan ggn pd manusia : ggn fungsi sal cerna  diare,
cpt lapar, penurunan BB, mual-muntah, kolik abd, dsb
Diagnosis
• Ditemukan telur atau proglotid dlm tinja
Pengobatan :
 (obat2 sama utk T.solium T.saginata )
o Butionol : diserap dlm usus, dosis 40-60 mg/kg
o Niklosamid : tdk diserap usus  dilanjut dg pencahar
o Qunakrin : diserap usus, neurotoxik  hrs dirawat di RS
o Praziquantel : dosis 15-25 mg/kg
o Albendazol : dosis 400 mg 1x/hr – 3hr  paling byk dipakai

Pencegahan :
 Perbaikan kebersihan pribadi
 Penyuluhan cara penularan
Siklus hidup T.solim & T.saginata

Anda mungkin juga menyukai