Anda di halaman 1dari 4

Mola Hidatidosa Author: bote | Category: Masalah seputar kehamilan | Tags: Mola Hidatidosa, Villi Korialis

Nama yang bagus ya ? mungkin pernah dengar hamil anggur ? Nah, mola Hidatidosa adalah nama medisnya. Mola Hidatidosa adalah suatu kelainan pada trofoblas yang seharusnya membentuk bagian janin. Kenapa disebut Hamil Anggur ? karena kehamilannya tidak ada bayi, melainkan gelembung2 yang berisi darah sehingga warnanya merah keunguan menyerupai anggur. Sampai saat ini etiologinya atau penyebab pastinya belum dapat dimengerti. Namun penyakit trofoblas ini memiliki beberapa faktor resiko. DEFINISI MOLA HIDATIDOSA Suatu Kehamilan yang ditandai dengan adanya villi korialis yang tidak normal secara histologis yang terdiri dari beberapa macam tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada stroma villus. Biasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang2 terdapat juga di saluran telur ataupun ovarium.

Kehamilan yang berkembang tidak wajar Tidak ditemukan janin Hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik Bila disertai janin atau bagian janin disebut Mola parsial Pembuahan sel telur yang kehilangan intinya atau inti tidak aktif lagi

Faktor Resiko

Defek pada ovarium abnormalitas pada uterus defisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat, karoten umur dibawah 20 tahun atau usia diatas 40 tahun : memiliki peningkatan resiko 7x dibanding perempuan yang lebih muda

Mortalitas & Morbiditas (Angka kematian & kesakitan) Pada Mola 20% berkembang menjadi keganasan trofoblastik. Setelah terbentuk mola komplit, invasi ke uterus terjadi pada 15% pasien & metastasis terjadi pada 4% pasien. Kasus koriokarsinoma yang berkembang dari mola partial belum pernah dilaporkan, walaupun 4% pasien dengan mola parsial akan berkembang menjadi penyakit trofoblastik non metastasis persisten yang membutuhkan kemoterapi.

Makroskopik Gelembung-2 putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai satu atau 2 cm Gejala

Derajat keluhan mual muntah lebih hebat Uterus lebih besar dari usia kehamilan Perdarahan mrpk gejala utama Terjadi pada bulan 1-7, rata2 usia kehamilan 12-14 minggu Perdarahan bisa sampai syok dan meninggal

Klasifikasi Pembagian mola berdasarkan dengan adanya janin atau tidak Mola hidatidosa komplit Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karekteristik, yaitu :

Terdapat degenerasi hidrofik & pembengkakan stroma villi Tidak ada pembuluh pada villi yang membengkak Proliferasi dari epitel trofoblas dengan bermacam2 ukuran Tidak adanya janin atau amnion

Mola Hidatidosa parsial Masih tampak gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal. Patogenesis Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik yang tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell mass. Jika terjadi gangguan pada saat embryonic inner cell mass yang seharusnya berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi lapisan ekto, meso dan endoderm, maka perubahan tersebut gagal dan terjadilah pembentukan trofoblas yang akan berkembang menjadi sitotorofoblas dan sisitiotrofoblas, danmasih mampu untuk membentuk ekstraembrionik mesoderm yang akhirnya akan membentuk vesikel dari mola dengan mesoderm yang longgar pada inti villinya. Diagnosis

Amenore/tidak haid Perdarahan pervaginam

Uterus lebih besar dari usia kehamilan Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan bunyi jantung janin -hCG dalam darah atau urin Foto abdomen, biopsi transplasental, sonde uterus diputar, USG

Komplikasi Bisa disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid Emboli sel trofoblas ke paru Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi Terapi Perbaikan keadaan umum Pengeluaran jaringan mola (Evakuasi) Profilaksis dengan sitostatika Pemeriksaan tindak lanjut (Follow up) Perbaikan keadaan umum Transfusi darah jika anemia atau syok Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa Evakuasi Mola Kuret hisap (Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola invasif Profilaksis dengan sitostatika Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan Methotrexate atau actinomycin D Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x Follow up Dianjurkan untuk tidak hamil 1 tahun Kondom atau pil KB Pemeriksaan -hCG berkala dan radiologi Prognosis

Kematian akibat perdarahan, infeksi, eklampsia, penyakit jantung atau krisis tiroid Dinegara berkembang 2,2 % dan 5,7% Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling banyak 6 bulan pertama Bisa melahirkan normal setelah th/mola Email This Post Print This Post Share on Facebook You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site. 5 Responses

1.

maria January 27, 2009 at 18:13 apa ada pengaruh dari molahidatidosa terhadap ibu Reply

bote January 28, 2009 at 04:37 Ada, diantaranya perdarahan yang beresiko mengancam jiwa, juga bisa tirotoksikosis, preeklampsia, dan yang sangat berbahaya jika mola ini berkembang menjadi penyakit trofoblas ganas (sejenis kanker), yang membutuhkan kemoterapi selanjutnya. Juga bisa mengakibatkan perforasi dari uterus, kalau mola destruens ( Rahim menjadi pecah, atau bolong ), akibat perforasi ini, bisa sampai mengakibatkan kematian, karena perdarahan intra abdomen yang terjadi. Tirotoksikosis juga bisa mengakibatkan kematian akibat gagal jantung yang tidak dapat mengendalikan hipermetabolisme yang terjadi. Reply

2.

linche August 3, 2009 at

Anda mungkin juga menyukai