Anda di halaman 1dari 6

MATERI GESTASIONAL THROPOBLASTIC NEOPLASIA (GTN)

A. Definisi
Trofoblas gestasional adalah sekumpulan penyakit yang berkaitan dengan vili korialis,
terutama sel trofoblas dan berasal dari suatu kehamilan. Pada umumnya, setiap kehamilan
berakhir dengan kelahiran anak cukup bulan dan tidak cacat, namun hal ini tidak selalu
terjadi demikian. Kadang-kadang terjadi kegagalan dalam kehamilan, hal ini bergantung dari
bentuk gangguan yang dialami. Salah satunya bentuk kegagalan kehamilan yaitu vili korialis
yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar berbentuk gelembung-gelembung
seperti anggur, kelainan ini disebut mola hidatidosa. 15-20% penderita mola hidatidosa
dapat berubah menjadi ganas dan ini dikenal sebagai tumor trofoblas gestasional
(Sastrawinata, 2004).
Sehingga Gestasional Trofblastic Neoplasia (GTN) merupakan penyakit yang terjadi
karena poliferasi sel trofoblas yang abnormal dan menginvasi atau bermetastase organ
reproduksi. GTN dapat timbul setelah evaluasi kehamilan mola atau normal atau premature
dengan kadar hCG yang tinggi (Provincial Health Services Authority, 2019).

B. Etiologi
GTN tidakmemiliki penyebab yangjelas, namun faktor resiko diantaranya adalah:
1. Kadar hCG > 100.000 miu/ml
2. Lama sakit > 6 bulan sejak terminasi kehamilan
3. Riwayat kemoterapi
4. Plasental site thoropoblastic tumor yang terpisah
Penyebab lain, yaitu:
1. Usia kehamilan ibu <15 tahun atau >40 tahun
2. Faktor ovum yang patologis
3. Kehamilan sebelumnya yang memiliki riwayat penyakit mola.
4. Faktor lingkungan (merokok, kontrasepsi hormonal, radiasi, nutrisi yang kurang)
5. Infeksi virus, faktor kromosom
C. Klasifikasi
1. MH komplet (MHK)
Kehamilan abnormal tanpa embrio yang seluruhnya vili korialis mengalami degenerasi
hidropik menyerupai anggur. Mikrofilik tampak edema stroma vili tanpa vaskularisasi
disertai hyperplasia dari kedua lapisan trofoblas. MHK bersifat heterozigot, tetapi tetap
androgenetik dan bisa terjadi walaupun sangat jarang terjadi hamil kembar dizigotik
yang terdiri dari satu bayi normal dan satu lagi MHK.

Gambar 2. Mola Hidatidosa Komplit


2. MH parsial (MHP)
Seperti pada MHK tetapi disini masih ditemukan embrio yang biasanya mati pada masa
dini. Degenerasi hidropik dari vili bersifat setempat dan yang mengalami hyperplasia
hanya sinsitio trofoblas saja. Pada MHP, embrio biasanya mati sebelum trimester
pertama. Walaupun pernah dilaporkan adanya MHP dengan bayi aterm (Sastrawinata,
2004).

STADIUM GTN
Sistem staging secara anatomi untuk penyakit trofoblas ganas telah ditetapkan oleh
International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), yaitu:
a. Stadium I : bila proses masih terbatas di uterus, disertai peningkatan kadar hCG yang
persisten, Stadium II : bila sudah ada metastasis diluar uterus namun masih terbatas pada
organ genitalia (adnexa, vagina, ligamentum broad).
b. Stadium III : bila sudah ada metastasis ke paru-paru dengan atau tanpa melibatkan traktus
genital.
c. Stadium IV : bila sudah ada metastasis ke otak, hati, saluran pencernaan dan ginjal.
SKORING FIGO
Penilaian FIGO 0 1 2 4
Usia <40 tahun >40 tahun - -
Kehamilan Mola Aborsi Aterm -
sebelumnya
Bulan interval <4 4 sampai <7 7 sampai <14 >14
dari indeks
kehamilan
Pra perawatan <103 103 sampai 104 sampai <105 >105
serum (hCG <104
IU/L)
Ukuran tumor <3 cm 3 sampai <5 cm >5 cm -
Tempat Paru-paru Limfa, ginjal Pencernaan Hepar, otak
metastase
Jumlah - 1-4 5-8 >8
metastase
Kemoterapi - - Single drug 2 atau
yang gagal

Keterangan:
 Skor <6: GTN Low risk
 Skor >7: GTN High Risk
 Klien stadium 1: GTN Low Risk
 Klien stadium 4: GTN High Risk

D. Patofisiologi
Sel-sel vili trofoblastili yang mengalami kelainan dapat terjadi peningkatan ukuran
yang cepat dan terisi dengan cairan, sel trofoblas terletak pada cincin luar blastoksit (struktur
yang terbentuk malalui pembelahan sel dihari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Sel ini akan
menjadi bagian dari struktur yang membentuk plasenta dan selaput janin. Saat berdegenerasi
sel akan terisi cairan, dan menjadi edematous, dengan gambaran vesikel yang terlihat jelas
sebagai kumpulan buah anggur. Akibatnya embrio tidak dapat berkembang melewati tahap
pimitif awal.
E. Manifestasi Klinik (Sastrawinata, 2004)
Manifestasi yang muncul pada seseorang yang menderita penyakit trofoblas ganas dapat
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Amenore (Menstruasi yang lama)
2. Perdarahan pervagina
3. Kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang jauh lebih tinggi dari kehamilan
biasa. Pada kehamilan biasa, kadar hCG darah paling tinggi 100.000 IU/L, sedangkan
pada mola hidatidosa bisa mencapai 5000.000 IU/L
4. Nyeri perut
5. Batuk darah (hemoptysis)

F. Penatalaksanaan
Tatalaksana PTG adalah berdasarkan staging dan skoring.
1. Kemoterapi adalah modalitas utama pada pasien dengan PTG. Angka keberhasilan
terapi pada PTG risiko rendah adalah 100% dan lebih dari 80% pada PTG risiko
tinggi.
 Kemoterapi pada PTG risiko rendah adalah kemoterapi tunggal, dengan pilihan
utama Methotrexate.
 Kemoterapi tunggal lain yang dapat digunakan adalah Dactinomycin.Sedangkan
pada PTG risiko tinggi menggunakan kemoterapi kombinasi diberikan kombinasi
EMA-CO (etoposide, methotrexate, actinomycin, cyclophosphamaide dan
oncovin) sebagai terapi primer atau menggunakan kombinasi ME (Metothrexate,
Etoposide), EP (Etoposide, Cisplatinum).
2. Histerektomi juga dilakukan pada keadaan darurat pada kasus perforasi,pada kasus
metastasis liver, otak yang tidak respon terhadap kemoterapi serta pada kasus PSTT.
Penyakit trofoblas gestasional adalah radiosensitive, karena radiasi mempuyai efek
tumorosidal serta hemostatik, Radioterapi dapat dilakukan pada metastasis otak atau
pada pasien yang tidak bisa diberikan kemoterapi karena alasan medis.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Alat diagnosis terpenting adalah pemeriksaan fisik yang seksama, karena tumor itu
biasanya solid, transiluminasi.
1. Tomografi koputasi (CT) digunakan untuk menilai adanya penyakit metastasis.
Pemeriksaan ini diikuti segera tindakan bedah (bisanya orkhidektomi inguinal) dan
pemeriksaan histology.
2. Pemeriksaan USG untuk memastikan keberadaan dan lokasi suatu massa harus diikuti
dengan CT dada, perut, dan pelvis untuk menentukan stadium tumor.
3. Pemeriksaan pencitraan setiap penderita dengan tanda dan gejala tumor sel benih
harus meliputi radiografi polos, CT scan dada, dan scan tulang radionuklida
untuk mengenali penyakit metastasis.
4. MRI untuk penderita dengan tumor sakrokosigeal dalam mengidentifikasi ekstensi
tumor local ke dalam tulang yang berdekatan satau saluran intraspinal. Diagnosis
pasti dikonfirmasikan secara histology setelah eksisi bedah atau biopsy.
5. Kadar AFP dan β-HCG serum harus diukur waktu penderita ditemukan dan dipantau
selama terapi. Petanda biologic ini amat berguna dalam proses diagnosis dan pada
evaluasi efektivitas terapi.

H. Komplikasi
 Perforasi uterus
 Anemia
 Penyakit trofolas ganas yang berkembang 20% dari kehamilan mola
 Emboli trofoblas
DAFTAR PUSTAKA

Blackwell, W. 2008. The American Cancer Society Oncology in Pracke Management.


USA: American Cancer Society
Provincial Health Service Authority. 2019. Gastasional Thropoblastic Neoplasia. BC.
Cancer
NANDA. 2015. APlikasi Asuhan Keperawatan sesuai dengan Diagnosa Medis
NANDA NIC NOC. Jogjakarta: Media Action
Sastrawinata, S.R. Mola Hidatidosa. Obsetetri Patologik. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai