Anda di halaman 1dari 16

Kanker Endometrium

Pengertian

Kanker endometrium (kanker korpus uteri) adalah kanker pada


bagian dalam rahim.

Ca endometrium merupakan kanker genital perempuan terbanyak


kedua setelah ca serviks di negara berkembang.

2
Epidemiologi

• Ca endometrium banyak ditemukan pada perempuan usia


50-60 tahun.
• 75-80% kasus Ca endometrium terjadi setelah usia menopause.
• Insidensi Ca endometrium mencapai 4,8% pada wanita
secara global.
• Menurut data WHO tahun 2012, insidensi Ca endometrium di
Indonesia mencapai 4% (6.475 kasus).

3
Etiologi

Mutasi Fibroblast Growth Favtor Receptor 2 (FGFR2) ditemukan pada


10-12% Ca endometrium.
Kadar hormon estrogen yang tinggi juga dapat menyebabkan
peningkatan massa dan jumlah sel lapisan uterus jika kadar hormon
progesteron rendah.

4
Faktor Risiko
- Obesitas
- Nulliparitas
- Menstruasi pertama yang terlalu dini (< 12 tahun)
- Menopause terlambat (> 52 tahun)
- Kadar estrogen berlebih (konsumsi kontrasepsi oral, anovulasi)
- Konsumsi Tamoxifen
- Riwayat keluarga dengan Ca endometrium
- Merokok
- Sindroma Lynch (hereditary nonpolyposis colorectal cancer / HNPCC)
5
Pemeriksaan

- Pemeriksaan panggul (pelvis)


- USG transvaginal
- Histeroskopi
- Biopsi endometrium
- Dilatasi dan kuretase

6
Gejala

- Post menopausal bleeding


- Perdarahan di luar masa menstruasi (spotting)
- Nyeri sendi panggul

7
8
Tipe Ca Endometrium berdasarkan Histologinya

9
Terapi

- Pembedahan (histerektomi)
- Kemoterapi dengan cisplatin, carboplatin, doxorubicin, paclitaxel
- Radioterapi baik eksternal (pancaran energi ke tubuh) atau
internal (menempatkan bahan radioaktif di dalam vagina)
- Terapi hormon (meningkatkan hormon progesteron, ex: progestin
dan menurunkan hormon estrogen)

10
Terapi
- T1: TAH (Total Abdominal Hysterectomy) + BSO (Bilateral
Salpingo Oophorectomy).
- T-1, T-2, dan T-3 yang operabel: Penyinaran sebelum operasi, TAH +
BSO.
- T-3 yang in-operabel: hanya dilakukan penyinaran dan pengobatan
hormonal.
- T-4: Untuk tujuan paliatif hanya diberi terapi hormonal yg dapat
menahan penyebaran sel ganas 1-4 tahun dalam kontrol lanjutan.

11
Prognosis

- Prognosis tergantung dari staging Ca endometrium serta usia


pasien
- 5-year survival rate:
Stage I dan II: 70-95%
Stage III dan IV: 10-60%
- 63% pasien bebas kanker setelah terapi

12
Komplikasi

- Anemia, yang disebabkan perdarahan vagina.


- Robekan (perforasi) pada rahim, yang mungkin muncul selama
biopsi endometrium atau kuret.
- Efek samping dari kemoterapi dan radioterapi (mual dan muntah,
hilangnya nafsu makan, konstipasi, rambut rontok, serta muncul
ruam)

13
Pencegahan

- Lakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin, seperti


pemeriksaan panggul dan pap smear
- Konsultasi ke dokter sebelum menggunakan pil KB
- Menjaga atau mempertahankan berat badan ideal
- Olahraga secara rutin
- Diskusikan risiko dan manfaat terapi hormon setelah menopause

14
Referensi
AskMayoExpert (2018). Endometrial Cancer. Rochester: Mayo Foundation
for Medical Education and Research.
Clarke MA (2018). Association of endometrial cancer risk with
postmenopausal bleeding in women. JAMA Internal Medicine,178(9): 1210–
1222. JAMA Internal Medicine.
Colombo N (2016). ESMO-ESGO-ESTRO consensus conference on
endometrial cancer. International Journal of Gynecological Cancer, 26(1): 2–30.
Creasman WT (2018). Endometrial Carcinoma Treatment & Management.
Medscape.
Torre LA, Bray F, Siegel RL, Ferlay J, Lortet‐Tieulent J, Jemal A (2015). Global
cancer statistics. CA Cancer J Clin.
15
Terima
Kasih

16

Anda mungkin juga menyukai