Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman

Konsep Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)


Oleh: Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep

1. Definisi
Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) merupakan tumor yang terjadi selama kehamilan di
chorion janin. Tumor ini terjadi ketika sel trofoblas yang merupakan salah satu sel yang membentuk
plasenta mengalami perubahan berupa pertumbuhan yang sangat cepat (proliferasi) sehingga
membentuk massa. Oleh karena itu, seorang wanita hamil yang mengalami PTG akan mengalami
gangguan pada proses pembentukan dan pertumbuhan janin.
Terdapat 2 jenis PTG:
a. Mola Hidatidosa (Kehamilan Anggur)
MH dibedakan lagi menjadi 2:
- MH komplit, terjadi ketika sperma membuahi sel telur yang abnormal (tidak mempunyai
nukelus) sehingga janin tidak terbentuk, dan justru mengakibatkan pertumbuhan jaringan yang
menyerupai gelembung-gelembung anggur.
- MH inkomplit/parsial, terjadi ketika sel telur yang normal dibuahi oleh lebih dari satu sperma,
sehingga memungkinkan terbentuknya janin dan pertumbuhan jaringan yang menyerupai MH
komplit yang juga dapat menghalangi pertumbuhan janin yang telah terbentuk.
b. Gestational Trophoblastic Neoplasia (Penyakit Trofoblas Ganas)
GTN dibedakan menjadi 4:
- Mola invasive, gambaran seperti MH namun dapat berkembang dengan cepat dan menyebar
(metastase).
- Choriocarsinoma, sel kanker yang tumbuh dari sel trofoblas yang dapat tumbuh dan menyebar
dengan sangat cepat
- Placental site trophoblastic tumor, pertumbuhan tumor pada sisi perlekatan plasenta dan
uterus. Tumor ini tumbuh lebih lambat namun dapat menyebar.
- Epitheloid trophoblastic tumor, tumor yang berasal dari bagian epitel sel trofoblas. Sangat
jarang terjadi dan jika menyebar sebagian besar mengarah ke paru-paru.

2. Etiologi
Seperti penjelasan diatas bahwa etiologi dari PTG adalah pertumbuhan dan perkembangan sel
trofoblas yang abnormal.

3. Faktor Predisposisi
1. Hamil pada usia <20 tahun atau >35 tahun
2. Riwayat kehamilan mola sebelumnya / riwayat keluarga dengan kehamilan mola
3. Nutrisi yang tidak adekuat, terutama kekurangan karoten/vitamin A.
Jika diperhatikan beberapa faktor predisposisi mengarah pada faktor-faktor yang menyebabkan
gangguan pembentukan sel telur/ovum yang sehat. Perlu juga digali riwayat kesehatan
suami/pasangan, mengingat PTG sebagian besar disebabkan karena kehamilan, sedangkan
kehamilan terjadi karena ada fertilisasi antara sperma dan ovum. Sehingga segala faktor yang
memicu gangguan pembentukan sperma yang sehat juga bisa menjadi faktor predisposisi PTG,
seperti merokok, paparan radiasi yang tinggi, dan alcohol.
4. Tanda dan Gejala
a. Amenorrhea sebagai tanda awal terjadinya kehamilan
b. Perdarahan yang terjadi di awal kehamilan
c. Pembesaran rahim yang sangat cepat (lebih besar dari pada usia kehamilan yang seharusnya).
d. Ibu hamil tidak segera merasakan gerakan bayi
e. Mual muntah hebat selama kehamilan
f. Nyeri di area pelvis
g. Tekanan darah tinggi di awal kehamilan yang mungkin juga disertai nyeri kepala dan bengkak di
kaki dan tangan
h. Anemia dan segala gejala khas yang ditimbulkannya seperti lemah, letih, pusing, sesak, jantung
berdebar.
i. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan pada ibu hamil

5. Penegakan Diagnosa Medis


- Anamnesa dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk
menegakkan diagnosa.
- Stadium PTG (FIGO 2000)
Stadium I: tumor terbatas pada uterus
Stadium II: tumor meluas ke organ genitalia lain
Stadium III: tumor metastasis ke paru-paru
Stadium IV: metastasis jauh dengan atau tanpa metastasis ke paru-paru
- Scoring system (WHO) untuk menentukan kategori resiko.
PTG resiko rendah (low risk) jika total score ≤ 6
PTG resiko tinggi (high risk) jika total score ≥ 7
- Pemeriksaan penunjang meliputi:
USG, X-Ray, CT Scan, MRI, dan yang terpenting adalah HCG test, merupakan pemeriksaan yang
sangat penting pada kasus ini, karena sel trofoblas adalah sel yang memproduksi HCG. Sehingga
jika terjadi proliferasi trofoblas maka kadar HCG akan sangat tinggi. HCG dapat dideteksi melalui
darah, urin, dan jaringan tubuh.

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan PTG mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain: jenis PTG, stadium,
pengelompokan risiko GTD, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
a. Pembedahan
Tindakan pembedahan digunakan untuk membersihkan masa tumor di dalam uterus.
- Suction dilation and curettage (D&C), dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan
dengan cara melebarkan serviks, kemudian menyedot masa tumor menggunakan alat yang
menyerupai vaccum, dan dilanjutkan dengan membersihkan dinding rahim dari sisa jaringan
tumor dengan kerokan.
- Hysterectomy, merupakan operasi pengangkatan rahim. Opsi ini jarang dilakukan pada kasus
PTG karena sebagian besar PTG akan sembuh dengan tindakan D&C dan kemoterapi.
b. Kemoterapi
- Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan untuk mengahancurkan sel tumor.
- Kemoterapi dilakukan dengan cara memberikan obat-obatan melalui pembuluh darah. Jenis
obat yang digunakan untuk kemoterapi PTG adalah: Methotrexate (Rheumatrex, Trexall),
Dactinomycin (Cosmegen), Etoposide, Cyclophosphamide,Vincristine (Vincasar), Cisplatin.
- Penggunaan obat dalam kemoterapi tergantung pada stadium dan score resiko PTG. PTG resiko
rendah sering kali efektif hanya denga menggunakan satu jenis obat kemoterapi (methotrexate)
atau dengan kombinasi leucovorin. Obat lain yang bisa digunakan adalah daktinomisin,
terutama ketka pasien mengalami kondisi gangguan fungsi hati.
- PTG resiko tinggi diterapi menggunakan kombinasi beberapa obat yaitu:
a. EMA-CO: etoposide, methotrexate, dactinomycin, cyclophosphamide, vincristine
b. EMA-EP: etoposide, methotrexate, dactinomycin, etoposide, and cisplatin
- Hasil pengobatan diukur dengan menguji kadar hCG wanita tersebut. Biasanya kemoterapi
dilanjutkan sampai kadar hCG normal. Siklus tambahan kemoterapi diberikan setelah kadar hCG
normal untuk mengurangi risiko kekambuhan. Dalam kebanyakan kasus, pasien memerlukan 3
hingga 4 siklus kemoterapi.
- Efek samping kemoterapi tergantung pada individu dan dosis yang digunakan. Efek samping
yang mungkin dialami pasien antara lain: kelelahan, risiko infeksi, mual dan muntah, luka mulut,
rambut rontok, kehilangan nafsu makan, neuropati (mati rasa dan kesemutan di jari tangan dan
kaki), dan oto-toksisitas, yang merupakan kehilangan pendengaran frekuensi tinggi dan / atau
dering di telinga. Efek samping ini biasanya hilang setelah perawatan selesai.

7. Folow-up Care (Perawatan Lanjutan) dan Prognosis


- Perawatan lanjutan adalah perawatan yang diberikan kepada pasien setelah rangkaian terapi
berakhir. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa tumor telah benar-benar hilang dan
pasien dinyatakan sembuh total.
- Perawatan lanjutan meliputi:
a. Pemeriksaan kadar hCGnya setiap minggu, hingga kadarnya normal selama 3 minggu
berturut-turut. Setelah itu, level hCG akan diperiksa setiap bulan sampai level normal
selama 6 bulan berturut-turut.
b. Selama masa perawatan lanjutan, wanita boleh berhubungan seksual namun harus
menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Jika hasil pemeriksaan HCG
telah normal selama 6 bulan berturut-turut maka dapat dinyatakan pasien telah
sembuh dan dapat memulai kehamilan kapanpun.
- PTG merupakan penyakit dengan prognosis yang baik. Semakin dini PTG dapat terdeteksi,
semakin dini penatalaksanaan yang tepat bisa diberikan, maka semakin baik pula prognosisnya.

Anda mungkin juga menyukai