Anda di halaman 1dari 61

Penyakit

Trofoblas
Gestasional
(PTG)

Elis Siti Rohmah (302019009)


Roseu Rosita (302019019)
Oktavia Nurohmah (302019020)
Aisyah Nurulfitri (302019028)
Fauzan Nurdwika S (302019034)
Harumi Putri (302019038)
Salsabil Hisanah D. A (302019044)
Definisi PTG

Penyakit trofoblas gestasional (PTG) adalah spectrum tumor yang berasal


dari proliferasi abnormal jaringan trofoblas plasenta, mencangkup mola
hidatidosa (komplit dan parsial), mola invasive, koriokarsinoma,placental
site trophoblastic tumor, dan epithelioid trophoblastic tumor. Keempat
bentuk terakhir termasuk ke dalam kelompok tumor trofoblas gestasional
(TTG) yang dapat menginvasi, bermetastasis, dan menyebabkan kematian
bila tidak ditangani.

(Teresa
L.Wargasetia,2011)
Faktor Risiko PTG

Faktor risiko terjadinya PTG termasuk riwayat kehamilan mola dan usia maternal.
Risiko kehamilan mola sebanyak 1-2% pada riwayat kehamilan mola sebanyak satu
kali. Kejadian mola meningkat sebanyak 15-20% pada pasien dengan riwayat kehamilan
mola sebanyak dua kali.(5) Usia maternal berkaitan dengan peningkatan risiko PTG.
Risiko PTG meningkat pada kehamilan yang usia sangat muda (<16 tahun), dan usia
yang terlampau lanjut ( diatas 45 tahun).
Tanda dan Gejala PTG

01 02 03 04
Rasa sakit dan tertekan Perdarahan dari Perdarahan vagina yang Napas sesak dan
serta tidak nyaman di vagina di luar siklus terus menerus dan tidak berat
area panggul menstruasi normal setelah
melahirkan

05 06 07 08
pusing Cepat lelah Pembesaran Rahim
yang lebih cepat Mual dan muntah
dari usia kehamilan parah saat hamil
Patofisiologis PTG
Pemeriksaan Penunjang PTG

01 Gambaran Ultrasonografi Kehamilan Mola

Pemeriksaan USG untuk mendeteksi suatu kehamilan mola terutama kehamilan mola parsial merupakan suatu
tantangan tersendiri. Banyak terjadi kesulitan dalam membedakan suatu kehamilan mola parsial dengan suatu abortus.
Hal ini disebabkan mola parsial mempunyai gambaran USG yang bervariasi ragamnya

Ultrasonografi pelvis merupakan pemeriksaan pilihan untuk mendeteksi kehamilan mola, pada beberapa kasus dapat
menilai penyebaran lokal dari TTG. Dahulu penggunaan USG rutin pada saat antenatal dapat mengidentifikasi
kehamilan mola. Akurasi ultrasonografi untuk mendeteksi mola komplit lebih tinggi dibanding mola parsial yaitu 58%
vs 17%. Pemeriksaan ultrasonografi dapat membantu menegakkan diagnosis kehamilan mola parsial ataupun komplit
pada saat preevakuasi. Akan tetapi,diagnosis definitif ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi pada
produk konsepsi.
02 Gambaran ultasonografi TTG

Ultrasonografi merupakan tehnik pencitraan terpilih untuk mendeteksi


suatu TTG. Ultrasonografi Doppler memperlihatkan gambaran aliran darah
yang hypervascular pada massa di miometrium. Hal dapat menggambarkan
suatu koriokarsinoma atau mola invasif. Manifestasi PSTT adalah pembesaran
uterus dengan gambaran massa yang hiperekoik dan peningkatan aliran darah
pada pemeriksaan Doppler. Zhou dkk membagi tiga gambaran PSTT pada
pemeriksaan ultrasonografi berdasarkan lokasi dan karakteristik lesi. Tipe I, lesi
berlokasi di rongga uterus, sedangkan untuk tipe II dan II berada di
myometrium. Tipe I dan II merupakan massa padat, sedangkan untuk tipe III
memperlihatkan massa kistik.
03 Peran Ultrasonografi Doppler
Kebanyakan pasien dideteksi TTG pasca kehamilan mola melalui
pemeriksaan hCG berkala. Kemudian untuk menentukan penatalaksanaan
selanjutnya dapat dikumpulkan informasi melalui riwayat klinis,
pemeriksaan USG dan Doppler untuk melihat ukuran massa, penyebaran
serta vaskularisasi dari massa tersebut. Parameter Doppler antara lain arteri
uterine pulsatility index (PI), banyak digunakan pada kasus TTG pasca mola
untuk memprediksi respon kemoterapi. Pada TTG dengan PI<1 didapatkan
resisten metotreksat pada 20% kasus, dibandingkan dengan yang tanpa
resisten metotreksat pada PI>1. Nilai PI yang rendah memperlihatkan
memperlihatkan respon kemoterapi metotreksat yang rendah.
Computed tomography (CT) Scan/ Magnetic resonance
04 imaging (MRI)

Pasien dengan kadar hCG yang meningkat dan dicurigai suatu TTG pasca kehamilan
mola,memerlukan pemeriksaan penunjang tambahan untuk menentukan stadium, antara lain
rontgen thoraks, computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI).
Metastasis pulmonal banyak ditemukan pada kasus TTG, sehingga pemeriksaan rontgen thoraks
merupakan pemeriksaan yang esensial.Computed tomography thoraks tidak diperlukan apabila
didapatkan hasil normal pada pemeriksaan rontgen thoraks. Tetapi apabila didapatkan hasil
pemeriksaan yang positif metastasis pada pemeriksaan rontgen thorak, maka diindikasikan untuk
pemeriksaan MRI otak dan CT abdomen.Pencitraan dengan menggunakan CT Abdomen dan MRI
otak mempunyai peran penting dalam menentukan lokasi dan jumlah metastasis yang merupakan
indikator prognostik penting dalam tatalaksana TTG.
05 Angiografi konvensional

Angiografi selektif dapat berguna untuk menangani perdarahan


pada uterus atau vagina. Angiografi konvensional juga dapat digunakan
untuk embolisasi pada metastasis vagina dan liver. Penggunaaan lain
angiografi konvensional adalah untuk penanganan malformasi
arteriovena pada PTG.
Penatalaksanaan medis

1. Meningkatkan Hcg setelah evakuasi 2. Titer Hcg sangat tinggi setelah evaluasi

3. hCG tidak turun selama 4 bulan 4. Meningkatkan hCG setelah 6 bulan


setelah evakuasi. setelah evakuasi atau turun tetapi lambat.

5. Metastasis ke paru-paru, vulva, 6. Metastasis ke bagian organ lainnya

vagina kecuali kalau hCGnya turun (hepar,otak)

7. Pendarahan vagina yang berat atau


8. Gambaran histologi koriokarsinoma.
adanya pendarahan gastrointestinal
Bila tergolong risiko rendah, maka diberikan kemoterapi tunggal, sedang bila tergolong resiko sedang dan
tinggi diberikan kemoterapi kombinasi.

1. Stadium I Jika kadar hCG meningkat


a. Methotrexate (MXT) : dosis 10-20mg/m IV/IM tiap hari atau menetap setelah pemberian
selama 5 hari diulang tiap 2-3 minggu, jika dalam 2 sitostatika sebanyak 1 seri, maka
minggu tidak ada tand-tanda depresi sum-sum tulang/ dianggap resisten/tidak
kelainan darah (Hb,Leukosit, trombosit) maka segera dilanjutkan lagi untukseri
diberikan seri berikut berikutnya kemudian diganti
dengan kemoterapi kombinasi.
b. Actinomycin D (ACTD) : dosis 12 g/kgBB/IV tiap hari
selama 5 hari diulang tiap 2-3 minggu, jika tidak ada
depresi sum-sum tulang. Kemoterapi diberikan sampai
kadar hCG dalam darah menjadi normal, kemudian
dilanjutkan 1-2 seri.
2. Stadium II dan III

Ditemukan apakah tergolong resiko rendah, sedang atau tinggi ,


jika tergolong rendah maka diberikan kemoterapi tunggal seperti pada
penderita stadium Bila tergolong resiko sedang atau tinggi , maka
diberikan terapi kombinasi . Kemoteripi kombinasi tersebut
adalah :
a. Untuk resiko sedang , Kombinasi : vincristine 1 mg/m/IV dan
cyclophosphamide 600 mg/m/IV. Diberikan pada hari 1 dan hari ke 3
dengan nterval 1 minggu, bila penekanan sum-sum tulang sudah pulih.

b. Untuk resiko tinggi , Kombinasi : vincristine 1 mg/m/ IV dan


cyclophosphamide 600 mg/m/IV. Diberikan pada hari 1 dan hari ke 3
dengan nterval 1 minggu, bila penekanan sum-sum tulang sudah pulih.
3. Stadium IV

Semua penderita stadium IV diberi kemoterapi kombinasi


sama denganyang tergolong resiko tinggi.
Pemantaua penderita stadium IV
berupa
a. : Pemeriksaan , kadar hCG setiap sampai
mencapai kadar normal 3 minggu berturut-turut.

b. Pemeriksaan kadar hCG dianjurkan setiap bulan


sampai kadar normal 24 bulan berturut-turut.
Klafikasi klinis

1. Mola hidatidosa komplit

mengalami pembesaran vili tanpa adanya fetus atau


embrio, trofoblas hiperplasia dengan tingkat atipia yang
bervariasi, dan tidak ada kapiler-kapiler vili. Secara
makrokopis, vili pada mola hidatidosa komplit tampak
seperti rangkaian buah anggur.

2. Mola hidatidosa parsial


memperlihatkan adanya jaringan fetus atau embrionik,
vili korion dengan edema fokal yang bervariasi dalam
bentuk dan ukuran, inklusi trofoblas stroma, sirkulasi
pada vili, hiperplasia trofoblas fokal dengan atipia
sedang, ploriferasi terbatas pada sinsitiotrofoblas.
Manifesatasi Klinis

1. Pemeriksaan klinis (menilai ada tidaknya metastasis vagina)


2. Pengukuran hCG serum serial mingguan
3. Pemeriksaan darah lengkap dan trombosit.
4. Foto toraks
5. CT Scan atau MRI otak (menilai ada tidaknya metastasis otak)
6. CT Scan hati bila ada indikasi. CT Scan seluruh tubuh biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki metastasis paru
7. Kuretase harus dilakukan bila ada perdarahan uterus. Biopsi dilakukan pada daerah yang memungkinkan. Ada risiko
perdarahan hebat pada tempat biopsi.
8. MRI bila diindikasikan.
9. Scanning selektif dengan antibodi anti-hCG radioaktif iodin atau indium bila ada resistensi terhadap kemoterapi.
Terapi pada Penyakit Trofoblas Gestasional

1. PTG risiko rendah, skor WHO kurang dari 6, FICO Stadium I, II, dan III :
a. Metotreksat 0,4 mg/KgBB 1M tiap hari selama 5 hari, diulang tiap 2 minggu.
b. Terapi dilakukan secara kombinasi baik dengan operasi maupun kemoterapi. Penyakit trofoblas ganas
c. Metotreksat 1,0 mg/KgBB selang satu hari sampai 4 dosis dengan ditambahkan Leukovorin 0,1
mg/KgBB 24 jam setelah MTX, diulang tiap 2 minggu.
d. Metotreksat 50 mg/m2 diberikan secara mingguan.
e. Acrinornycin-D 1,25 mg/m2 diberikan tiap 2 minggu
f. Actinornycin-D 12 ug/KgBB IV tiap hari selama 5 hari diulang tiap 2 minggu. Protokol ini
digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
g. Metotreksat 250 mg infus selama 12 jam, diulang tiap 2 minggu
h. Kemoterapi dilanjutkan 1 atau 2 kali setelah kadar hCC normal. .
2. PTG risiko tinggi, FICO stadium I, II, III dengan skor WHO lebih dari atau sarna dengan
7 atau stadium IV.
a. MA - PA (Etoposide,MTX, Actinomycin -
Cisplatin dan Adriamycin)
b. EMA - EP (Etoposide, MTX, Actinomycin -
Etoposide Platinum). 3. Plasental site trophoblastic tumor (PSTT)
Jika EMA-EP resisten dapat diberikan alternatif :
c. Paclitaxel - Cisplatin Pengelolaannya terpisah dari PTG
d. Paclitaxel - Etoposidel3 yang lain. Terapi dilakukan secara
e. Paclitaxel - 5 FU kombinasi baik dengan operasi
f. ICE (Iphosphamid , Cisplatin, dan Etoposide) maupun kemoterapi.
KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat kesehatan reproduksi
a. Biodata: identitas klien, umur, agama, pendidikan,
g. Riwayat persalinan, kehamilan, nifas ( kaji
pekerjaan, status perkawinan, lama kawin, alamat
bagaimana keadaan anak mulai dari kandungan
b. Keluhan utama: kaji apakah ada menstruasi berulang
hingga saat ini)
atau pendarahan pervaginan
h. Riwayat seksual ( kaji aktivitas seksual klien,
c. Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan lalu ( jika adanya
kontrasepti apa yang digunakan )
kehamilan mola, tindakan yang dilakukan, kondisi klien
i. Riwayat pemakaian obat
saat itu), riwayat kesehatan sekarang ( keluhan saat
j. Pola aktivitas sehari hari
klien pergi kerumah sakit seperti perdarahan), riwayat
pembedahan ( kaji pembedahan yang pernah dialami,
kapan, siapa yang melakukan tindakan).
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami
B. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi, observasi kulit terhadap warna, perubahan
c. Perkusi, ketuk lutut atau dada dengan jari
warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernapasan
untuk melihat ada tidak cairan, masa dan
terhadap kedalaman, penggunaan ekstremitas,
konsolidasi, dengan palu perkusi ketuk
penggunaan tubuh
lutut dan amati ada tidaknya reflek kaki
b. Palpasi
bawah, melihat reflek kulit perut
• Sentuhan : rasakan pembekakan, catat suhu,
d. Auskultasi, mendengar di antekubiti untuk
kelembapan, tekstur kulit, kekuatan kontrasi uterus
melihat tekanan darah, dada untuk bunyi
• Tekanan : menentukan nadi, evaluasi edema,
jantung paru dan abdomen untuk bising
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk
usus atau djj.
lihat turgor
• Pemeriksaan dalam: menentukan tonus otot atau respon
nyeri abnormal
C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d lesi karena metastasis


2. Ketidak efektifan perfusi jaringan b.d perdarahan
3. Kecemasan b.d perubahan status kesehatan
D. Intervensi Keperawatan
c. Ajarkan teknik relaksasi
1. Nyeri bd lesi karena metastasis Rasional : teknik ini dapat membuat klien sedikit lebih
Tujuan : klien akan menunjukan nyeri berkurang nyaman
Criteria : - klien mengatakan nyeri berkurang d. Beri posisi yang nyaman
- Ekspresi wajah tenang Rasional : posisi yang nyaman dapat menghindari
- TTV dbn penekanan pada lokasi nyeri
Intervensi : e. Kolaborasi pemberian analgetik
a. Kaji tingkat nyeri, lokasi, skala nyeri Rasional : obat abalgetik dapat memblok reseptor nyeri
Rasional : mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan klien
b. Observasi tanda vital tiap 8 jam
Rasional : perubahan nadi dan suhu merupakan indikasi
peningkatan nyeri
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer bd perdarahan
Tujuan : klien akan menunjukan perfusi jaringan adekuat
setelah dilakukan tindakan 3x24 jam c. Monitor keseimbangan cairan
Criteria : badan tidak lemas, anemis(-), akral hangat, TTV dbn Rasional : untuk menghindari komplikasi
Intervensi: akibat kadar cairan yang tidak normal

a. Monitor TTV • Catat intake dan output


Rasional : TTV adalah indicator utama yang dapatb • Kaji tanda dehidrasi
diketahui ketika terjadi perubahn perfusi jaringan • Persiapan transfuse
b. Monitor neurologi • Awasi respon selama transfuse
Rasional : perubahan status neurologi merupakan tanda dan
gejala yang dapat muncul ketidak efktifan perfusi jaringan
yang disebabkan oleh perdarahan
• Monitor kesadaran
• Monitor gas
• Monitor respon klien terhadap kesadaran
3. Kecemasan bd perubahan status kesehatan
Tujuan : klien akan menunjukan kecemasannya mulai berkurang
Criteria : ekspresi wajah tenang, klien tidak sering bertanya tentang
penyakitnya
Intervesensi :
d. Jelaskan tentang proses penyakit dan
a. Kaji tingkat kecemasan klien model terapi yang digunakan
Rasional : mengethui sejauh mana kecemasaan mengganggu Rasional : menambah pengatahuan klien
klien

b. Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan e. Beri support

Rasional :dapat memberikan rasa lega jika klien sudah Rasional : untuk membuat klien lebih tenang

mengungkapkan persaannya

c. Mendengarkan keluhan klien


Rasional : supaya klien merasa diperhatikan
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.H
DENGAN GANGGUAN
PENYAKIT TROFOBLAS
GESTASIONAL (PTG)
A. Pengkajian
1. Identitas klien 2. Identitas penanggung jawab

- Nama : Ny.H - Nama : Tn.M


- No.medrec : 257712 - Umur : 22 Tahun
- Umur : 19 tahun - Pendidikan : SMA
- Pendidikan : SMA - Alamat : Bandung
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga - Agama : Islam
- Alamat : Bandung - Suku bangsa : Indonesia
- Agama : Islam - Status marital : Menikah
- Suku bangsa : Indonesia - Golongan darah : AB
- Status marital : Menikah - Hubungan dengan klien : Suami
- Golongan darah : O
- Tanggal masuk RS : 28 februari 2017
jam 08.35
- Tanggal pengkajian : 28 februari 2017
- Diagnosa Medis : Post Kuretase Mola
Hidatidosa
3. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama:
● Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak dua jam sebelum masuk rumah sakit
2) Riwayat Kesehatan Sekarang:
● Paien datang ke Poli kebidanan pada tanggal 28 februari 2017 jam 08.35 WIB. pasien dan
suami memberanikan diri datang ke RSCM untuk melakukan kemoterapi, karena pasien
mengalami perdarahan. Sejak kuret pasien mengatakan keluar flek-flek, tapi dua jam sebelum
masuk rumah sakit pasien mengalami perdarahan 150 cc (satu kali ganti pembalut).
3) Riwayat Kesehatan Dahulu:
● Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan, penyakit menular, kehamilan kembar
dan penyakit gangguan mental.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga:
● Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti hypertensi atau DM dan tidak pernah di rawat di
Rumah Sakit sebelumnya.
5) Riwayat Gynekologi & Obstetri
a. Riwayat Obstetri
(1) Riwayat Kehamilan
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah hamil, ini merupakan kehamilan pertama
(2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Pasien dengan P0A1 post kuretase mola hidatidosa di RS Budi kemuliaan pada bulan oktober 2016.
Dua minggu post kuretase pasien melakukan pemeriksaan beta HCG hasilny 3.432 UI/L, kemudian di cek
dua minggu setelahnya nilai beta HCG naik lagi menjadi 3.941 UI/L. di RS pelni di suntik MTX kemudian
dilakukan pemeriksaan beta HCG dengan hasil 1366 UI/L.
Pada tanggal 28 februari 2017 pasien dan suami memberanikan diri datang ke RSCM untuk melakukan
kemmoterapi, karena pasien mengalami perdarahan. Sejak kuret pasien mengatakan keluar flek-flek, tapi dua
jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami perdarahan 150 cc (satu kali ganti pembalut)
(2) Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah melakukan KB
b. Riwayat Ggynekologi
(1) Riwayat Menstruasi
Tidak Terkaji
(2) Riwayat Perkawinan
Klien mengatakan menikah pada usia 18 tahun dan merupakan pernikahan pertama.
(3) Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah melakukan KB
4. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan fisik ibu

1) Keadaan Umum
a) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
● Eye = 4 , Motorik = 6, Verbal = 5, Total = 15
TTV :
● TD = 105/70 mmHg
● N = 82 x/menit
● R = 20 x/menit
● S = 36,3°C

2) Sistem Pernapasan
● Jalan nafas tidak ada gangguan, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak
ada stridor, tidak ada sianosis. frekuensi nafas 18x/menit, irama vesikuler, tidak ada terraksi
dada, tidak ada ronchi dan wheezing.
3) Sistem Kardiovaskuler
● Nadi 82 x/menit, konjungtiva anemis, tekanan darah 105/70 mmHg, tidak ada edema pada ekstremitas
bawah, CRT < 3 detik, akral hangat.

4) Sistem Pencernaan
● Mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak terdapat karies gigi, tidak terdapat konstipasi, tidak terdapat
haemoroid.

5) Sistem Persyarafan
● Tingkat kesadaran compos mentis, fungsi penciuman klien baik (klien dapat membedakan bau kopi dan
minyak kayu putih), fungsi pengecapan klien baik (klien dapat membedakan rasa manis dan asam), fungsi
penglihatan klien baik, fungsi pendengaran klien baik, klien dapat berbicara dengan jelas. Refleks patella
(+).

6) Sistem Endokrin

● Tidak terdapat pembesaran getah bening atau thyroid.


7) Sistem Perkemihan
● Kandung kemih teraba kosong, tidak ada kesulitan atau nyeri ketika BAK.

8) Sistem Reproduksi

● Riwayat pendarahannya banyak ( satu kali ganti pembalut penuh ) Uterus antefleksi ukuran sedikit membesar dan
agak berbenjol. Kavum uterus berisi massa abnormal. Uterus mengandung massa vaskuler ekstravakum berukuran
24 x 22 mm. Endometrium tebal. Kedua ovarium membesar mengandung massa kistik tanpa materi echointerna
ukuran 49 mm (kanan) dan 90 mm (kiri). Massa vaskuler ekstravakum sesuai dengan massa penyakit trofoblas
gestasional.

9) Sistem Muskuloskeletal
● Ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, ekstremitas bawah kanan dan kiri simetris.

10) Sistem Integumen

● Tidak terdapat cloasma gravidarum pada wajah, terdapat linea nigra dan tidak terdapat striae gravidarum pada
abdomen
5. Pola aktivitas sehari-hari

No Aktivitas Sebelum Hamil Saat hamil


1 Nutrisi Tidak Terkaji Tidak Terkaji

a. Makan
- Frekuensi
- Jenis
- Makanan yang disukai
- Makanan yang tidak disukai
- Makanan pantangan atau alergi
- Nafsu makan
- Porsi makan
b. Minum
- Jumlah
- Jenis
2 Eliminasi Tidak Terkaji Tidak Terkaji
a. BAB
- Frekuensi
- Warna
- Bau
- Konsistensi
- Keluhan
b. BAK
- Frekuensi
- Warna
- Bau
- Konsistensi
- Keluhan
3 Personal hygiene Tidak Terkaji Tidak Terkaji
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
d. Pakaian
e. Kuku
f. Vulva hygiene
4 Istirahat tidur Tidak Terkaji Tidak Terkaji
a. Waktu tidur
b. Lama tidur/hari
c. Kebiasaan pengantar
tidur
d. Kebiasaan saat tidur
e. Kesulitan dalam hal
tidur
5 Gaya hidup Tidak Terkaji Tidak Terkaji
a. Kegiatan Dalam
Pekerjaan
b. Olahraga
c. Kegiatan di waktu
luang

6. Ketergantungan fisik Tidak terkaji Tidak terkaji


1. Merokok
2. Minuman keras
3. Obat-obatan
4. Lain-lain
6. Aspek Psikososial
a. Pola Pikir dan Persepsi
Klien tampak tidak kebingungan dan tidak merasakan kecemasan karna takut dengan kondisinya saat ini yang
mengeluarkan banyak darah dari jalan lahir. Klienpun sudah mengetahui perawatan apa yang harus dilakukan dan sudah
mengetahui mengapa dirinya perlu dilakukan kemoterapi.
b. Persepsi Diri
Klien tampak bingung dan cemas. Pasien mengatakan takut dengan kondisinya saat ini yang banyak mengeluarkan
banyak darah dari jalan lahir. Dan merasa heran mengapa setelah dikuret, masalahnya belum selesai?.
c. Gaya Komunikasi
Arah pembicaraan klien searah dengan yang ditanyakan oleh perawat, sehari-harinya klien menggunakan bahasa
Indonesia, suami bukan perokok, tidak ada kesulitan dalam keluarga.
d. Konsep Diri
Klien tidak mengetahui mengapa dirinya harus dilakukan kemoterapi
e. Kebiasaan Seksual
Tidak terdapat gangguan hubungan seksual klien dengan suami, klien memahami fungsi seksual.

7. Data Spiritual
Klien beragam islam selalu melakukan sholat wajib dan sunah selama kehamilannya
8. Data penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Normal hasil

a. Hemoglobin (Hb) 11,9 gr/dl 12-16 gr/dl


b. Hematokrit (Ht) 38,5 % 38-46 %
c. Leukosit 6,89 ribu/uL 5 ribu-100 ribu/uL
d. Trombosit 276 ribu/uL 150 ribu-400 ribu/uL
e. Eritrosit 5,57 juta/uL 3,9-5,1 juta/uL
f. SGOT 18 U/L 5-40 U/L
g. SGPT 33 U/L 7-56 U/L
h. Kreatinin 0,6 mg/dl 0,6-1,2 mg/dl
i. Ureum 18 mg/dL 20-35 mg/dl
j. Beta HCG 131,9 IU/L 5-20 IU/L
9. Terapi

Nama Dosis Indikasi

Suntik MTX Obat yang digunakan untuk mengobati


penyakit kanker. Obat ini bekerja
menghambat pertumbuhan sel dari tubuh
terutama sel yang berkembang biak
dengan cepat

1 Siklus Obat yang digunakan untuk mengobati


Kemoterapi Metotrxate
penyakit kanker. Untuk menangani
(MTX)
aborsi secara medis dan juga yang
lainnya.
B. Analisa data
Data Etiologi Masalah

DS: Mola Hidatidosa Risiko Perdarahan


Klien mengatakan:  
Keluar darah dari jalan lahir sejak dua jam
sebelum masuk rumah sakit Kuretase
DO:  
 Perdarahan 150 cc (1 kali ganti
pembalut) Post kuratase keluar flek-flek hitam
 Pemeriksaan USG dengan hasil :
a. Uterus antefleksi  
b. Ukuran sedikit membesar Mengalami perdarahan dari uterus
c. Agak berbenjol
d. Kavum berisi massa abnormal  
e. Uterus mengandung massa vaskuler Risiko Perdarahan
ekstravakum berukuran 24x22 mm.
f. Endometrium tebal.
g. Kedua ovarium membesar mengandung
massa kistik tanpa materi echointerna
ukuran 49 mm (kanan) dan 90 mm
(kiri).
h. Massa vaskuler ekstravakum sesuai
dengan massa penyakit trofoblas
gestasional.
DS: Post kuratase keluar flek-flek hitam Ansietas
Klien mengatakan:  
• Merasa bingung Mengalami perdarahan dari uterus
• Merasa khawatir akibat  
kondisinya yang sedang dihadapi Tidak tahu tindakan yang harus
• Merasakan cemas dilakukan untuk pengobatan post
• Merasakan takut terhadap kuratase
kondisinya saat ini  
DO: Kurang terpapar informasi
• Pasien gelisah  
• Tanda-tanda vital : Tidak mengetahui apa yang
TD : 105/70 mmHg dialaminya sekarang
N : 82x/ menit  
R: 20x/menit Ansietas
S : 36,3oC
 
DS: Post kuratase keluar flek- Defisit Pengetahuan
Klien mengatakan: flek hitam
• Merasa Heran  
• Pasien bertanya pada
perawat mengapa Mengalami perdarahan dari
dirinya harus melakukan uterus
kemoterapi  
DO:
• Pasien tampak Tidak tahu tindakan yang
kebingungan dengan harus dilakukan untuk
kondisi yang terjadi pengobatan post kuratase
pada dirinya  

Kurang terpapar informasi


 
Menanyakan masalah yang
dihadapi
 
Defisit Pengetahuan
C. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Perioritas
1. Risiko Perdarahan (D.0012) yang berhubungan dengan tindakan pembedahan
(kuratase) ditandai dengan adanya perdarahan dari jalan lahir.
2. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi yang ditandai
dengan perilaku kebingungan dan merasa khawatir dengan kondisinya sekarang.
3. Defisit Pengertahuan (D.0111) berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan ketidaktahuan terapi pengobatan yang harus dilakukan.
 
 
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan & kriteria hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI)
Intervensi (SIKI) Rasional

1. Risiko Perdarahan (D.0012) Tingkat Perdarahan (L.02017) Pencegahan Pendarahan Observasi


yang berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan (1.02067) 1. untuk mengetahui
tindakan pembedahan keperawatan selama 2x24 jam, Observasi penyebab dari
(kuratase) ditandai dengan diharapkan perdarahan dengan 1. Monitor tanda dan pendarahan
adanya perdarahan dari jalan ekspektasi menurun, dengan gejala pendarahan 2. Untuk mengetahui
lahir. kriteria hasil: 2. Monitor nilai kadar hematokrif /
1. Perdarahan vagina menurun hematokrit/ hemoglobin pasien
dengan nilai 5 (menurun) hemoglobin sebelum 3. Melakukan
2. Hemoglobin membaik dan sesudah intervensi
dengan nilai 5 (membaik) kehilangan darah selanjutnya
3. Tekanan darah membaik 3. Monitor tanda-tanda
dengan nilai 5 (membaik) vital ortostatik
Terapeutik Terapeutik
L 1. Pertahankan
perdarahan
bed rest selama 1. Agar tidak menambah terjadinya
pendarahan
2. Untuk mencegah terjadinya
a 2. Batasi tindakan invasive, jika dekubitus
3. Untuk menghindar terjadi iritasi
perlu pada areak rektal
n 3. Gunakan kasur pencegahan
dekubitus
j Edukasi Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala 1. Penurunan jumlah trombosit
u perdarahan
merupaka tanda-tanda adanya
ferporasi

t 2. Anjurkan menggunakan kaus kaki 2. Memberikan keamanan,


mengubah, mengurangi
saat ambulasi pemberontakan dan memudahkan

a 3. Anjurkan meningkatkan asupan


cairan untuk menghindari
3.
beristirahat
Bila asupan tidak adekuat feses
akan kekurangan kandungan
n 4.
konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin dan
cairan yang cukup untuk
memudahkan pengeluaran melalui
saluran usus bawah
antikoagulan 4. Aspirin dapat mengencerkan
darah
5. Anjurkan meningkatkan asupan 5. Agar kondisi klien stabil kembali
makanan dan vitamin K dengan makanan yang bergizi
6. Untuk menghindar terjadinya
6. Anjurkan segera melapor jika pendarahan lebih banyak
terjadi perdarahan
Kolaborasi Kaloborasi
1. Untuk mengontrol
1. Kolaborasi pemberian pendarahan
obat pengontrolan 2. Untuk menambah
darah jika pasien
perdarahan, jika perlu kekurangan banyak
2. Kolaborasi pemberian darah
produk darah, jika perlu

2. Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (1.09314) Observasi


Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan kurang 1. Untuk
keperawatan selama 2x24 jam, 1. Identifikasi saat tingkat
terpapar informasi yang mengidentifikasi
diharapkan tingkat ansietas dengan ansietas berubah (mis.
ditandai dengan perilaku Kondisi, waktu, stressor) situasi pada klien
ekspektasi menurun, dengan kriteria
kebingungan dan merasa hasil:
2. Identifikasi kemampuan dalam menghadapi
khawatir dengan kondisinya mengambil keputusan kecemasannya
1. Verbalisasi kebingungan
3. Monior tanda-tanda
sekarang. menurun dengan nilai 5 2. Untuk mengetahui
ansietas (verbal dan
(menurun) kemampuan klien
nonverbal)
2. Verbalisasi khawatir akibat
dalam mengambil
kondisi yang dihadapi menurun
keputusan
dengan nilai 5 (menurun)
3. Mengetahui
3. Perilaku gelisah menurun
dengan nilai 5 (menurun) penyebab ansiestas
pada klien
Terapeutik Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk 1. Kepercayaan klien dapat
menumbuhkan kepercayaan meningkat
2. Temani pasien untuk mengurangi 2. Untuk mengurangi rasa
kecemasan, jika memungkinkan cemas klien
3. Pahami situasi yang membuat 3. Untuk membuat pasien
ansietas dengarkan dengan penuh merasa nyaman dan
perhatian diperhatikan
4. Gunakan pendekatan yang tenang 4. Untuk menyakinkan
dan meyakinkan klien dalam tindakan
5. Motivasi mengidentifikasi situasi 5. Untuk mengetahui
yang memicu kecemasan pemicu kecemasan klien
6. Diskusikan perencanaan realistis 6. Untuk meberitahu kepada
tentang peristiwa yang akan datang klien rencana peristiwa
realistis yang akan datang
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi 1. Mempersiapkan klien
yang mungkin dialami menghadapi segala
2. Informasikan secara factual kemungkinan
mengenai diagnosis, pengobatan, 2. Untuk memberikan
dan prognosis keamanan dam
3. Anjurkan keluarga tetap bersama mengurangi takut
pasien, jika perlu 3. Supaya pasien tidak
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang terlalu lelah
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan 4. Untuk mengetahui
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan koping pasien
dan persepsi 5. Untuk mengurangi rasa
6. Latih kegiatan pengalihan untuk cemas klien
mengurangi ketegangan 6. Pasien bisa melakukan
7. Latih teknik relaksasi teknik relaksasi mandiri
7. pasien bisa melakukan
teknik relaksasi mandiri
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat 1. Untuk menangani gangguan
antlansitas , jika perlu kencemasan yang berlebihan

3. Defisit Tingkat Pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (1.12383) Observasi


Pengertahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi 1. Pasien mampu menerima
(D.0111) 2x24 jam, diharapkan tingkat pengetahuan dengan 1. Identifikasi kesiapan dan informasi denga n baik
berhubungan ekspektasi membaik, dengan kriteria hasil: kemampuan menerima
dengan kurang 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat dengan informasi Terapeutik
terpapar informasi nilai 5 (meningkat) Terapeutik 2. Agar memudahkan pasien
ditandai dengan 2. Verbalisai minat dalam belajar meningkat 2. Sediankan materi dan media memahami informasi
ketidaktahuan dengan nilai 5 (meningkat) pendidikan kesehatan 3. Agar pasien dapat menerapkan
terapi pengobatan 3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan 3. Jadwalkan pendidikan dalam kehidupan sehari hari
yang harus meningkat dengan nilai 5 (meningkat) kesehatan sesuai 4. Agar pasien memahami
dilakukan. 4. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi kesepakatan dengan seksama
menurun dengan nilai 5 (menurun) 4. Berikan kesempatan untuk
5. Persepsi yang keliru terhadap masalah bertanya
menurun dengan nilai 5 (menurun)
6. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun dengan nilai 5 (menurun)
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan faktor risiko 1. Agar pasien mengetahui
yang dapat faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi kesehatan kesehatanya
 
E. Implementasi keperawatan
No Tanggal / Implementasi Respon Paraf
jam

1 28 Februari Dengan Hasil :


1. Melakukan
2017/08.35 DS :
wib pengkajian
2. Memeriksa Pasien mengatakan Sejak keluar flek-flek, tapi dua jam sebelum masuk rumah sakit
pasien mengalami perdarahan 150 cc (satu kali ganti pembalut).
tanda-tanda
DO :
vital (TD,
1. Pengkajian
Nadi,
triase jalan nafas : Jalan nafas tidak ada gangguan, tidak ada secret, tidak ada
Respirasi,
pernapasan cuping hidung, tidak ada stridor, tidak ada sianosis.
Suhu)
Breathing : frekuensi nafas 18x/menit, irama vesikuler, tidak ada terraksi dada, tidak
ada ronchi dan wheezing
Kesadaran compos mentis, konjungtiva anemis, CRT kurang dari tiga detik, akral
hangat riwayat perdarahan banyak 150 cc (satu kali ganti pembalut penuh). Sumber
perdarahan dari uterus, penyebabnya adalah mola hidatidosa.
2. TD = 105/70 mmHg
N = 82 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,3°C
2 28 Februari Mengedukasi pasien Dengan Hasil :
2017/08.45 wib tentang kondisi, efek
samping, dan juga manfaat DS :
terhadap terapi pengobatan
yang akan dilakukan Pasien mengatakan tidak mengetahui apa
manfaat dan efek samping pada
pengobatan yang harus di jalaninya

DO :

Pasien tampak kebingungan dan tidak


mengetahui kondisinya saat ini dan
pengobatan apa yang tepat untuk dirinya
3. 28 Februari Memonitor perdarahan Dengan Hasil :
2017/08.50 wib yang terjadi pada pasien
dan menjadwalkan terapi  DS :
lanjutan
Pasien mengatakan dua jam sebelum
masuk rumah sakit pasien mengalami
perdarahan 150 cc (satu kali ganti
pembalut).
DO :

Pasien dilakukan pemeriksaan USG


fetomaternal dan pemeriksaan beta
HCG, dan memonitor perdarahan tidak
semakin banyak dan menjadwalkan
kemoterapi metotrxate (MTX) sebanyak
satu siklus
4. 28 Februari Dengan Hasil :
Tetap memonitor perrdarahan
2017/09.20 wib dan Memberikan pasien  DS :
pengobatan kemoterapi
Pasien mengatakan merasakan mual
metotrxate (MTX) sebanyak
setelah melakukan kemoterapi
satu siklus.
metotrxate (MTX) sebanyak satu siklus.

DO

Pasien tmpak meringis menahan mual


pasca kemoterapi metotrxata (MXT)
sebanyak satu siklus

 
4. 28 Februari Memonitor Dengan Hasil :
2017/10.00 wib perkembangan pasien DS :
pasca kemoterapi
metotrxate (MTX) Pasien mengatakan mual sehingga tidak
sebanyak satu siklus nafsu makan
DO :
Pasien enggan untuk makan dan merasa
tidak nyaman pasca kemoterapi

5. 28 Februari Memonitor Dengan Hasil :


2017/10.05 wib perkembangan asupan  DS :
nutrisi pasien dan
kondisi pasca kemoterapi Pasien mengatakan mulai mengerti dan
terbiasa akan kondisinya sekarang
dengan berbagai pengobatan yang
dijalani untuk kesembuhannya
DO
Pasien tampak makan sedikit demi
sedikit setelah mengetahui asupan nutrisi
yang cukup berpengaruh pada proses
penyembuhan
6. 28 Februari Memonitor perkembangan Dengan Hasil :
2017/10.10 wib asupan nutrisi pasien dan
kondisi pasca kemoterapi  DS :

Pasien mengatakan mulai mengerti dan


terbiasa akan kondisinya sekarang dengan
berbagai pengobatan yang dijalani untuk
kesembuhannya

 DO :

Pasien tampak semangat untuk pengobatan


dan cukup menerima atas kondisinya sekarang
7. 28 Februari Mengedukasi pasien Dengan Hasil :
2017/10.15 wib tentang terapi lanjutan
yang akan dijalani dan DS :
menjadwalkan terapi
selanjutnya Pasien mengatakan mengerti tentang
proses pengobatan yang dijalaninya

DO

Pasien tampak dalam kondisi yang baik dan


siap untuk melanjutkan terapi
Evaluasi keperawatan
No Hari / tanggal Masalah S.O.A.P

1. 28 Februari Risiko Perdarahan S : Pasien mengatakan terjadi perdarahan 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
2017
O : Perdarahan berasal dari uterus post kuratase akibat mola hidatidosa sebanyak
150 cc (1 kali ganti pembalut), TD: 105/70 mmHg, N : 82 x/menit, R : 20 x/menit,
S : 36,3°C.

A : Dari hasil usg uterus antefleksi, ukuran sedikit membesar dan agak berbenjol.
Kavum uterus berisi massa abnormal. Uterus mengandung massa vaskuler
ekstravakum berukuran 24 x 22 mm. Endometrium tebal. Kedua ovarium membesar
mengandung massa kistik tanpa materi echointerna ukuran 49 mm (kanan) dan 90
mm (kiri). Massa vaskuler ekstravakum sesuai dengan massa penyakit trofoblas
gestasional.

P : Pasien dijadwalkan untuk melakukan kemoterapi metotrxate (MTX) sebanyak


satu siklus dan tetap memonitor kondisi pasien untuk pengobatan lanjutan pasca
kemoterapi
2. 28 Februari 2017 Ansietas S : Pasien mengatakan Merasa khawatir, cemas,
dan takut akibat kondisinya yang sedang dihadapi

O : Pasien tampak tidak mengetahui apa yang


dialaminya sekarang dan membuat pasien takut
akan apa yang terjadi kedepannya

A : Paasien diberikan kenyamanan dan pengertian


serta dukungan untuk menghilangan rasa cemas
yang dialami akibat kondisinya sekarang

P : Menganjurkan keluarga tetap mendampingi


pasien dan memberikannya semangat untuk
menjalani pengobatan
3. 28 Februari 2017 Defisit pengetahuan S : Pasien merasa heran dan bertanya pada perawat
mengapa dirinya harus melakukan kemoterapi

O : Pasien tidak mengetahui pengobatan apa yang akan


dijalaninya

A : Pasien diberikan edukasi tentang efek samping dan


manfaat terapi pengobatan untuk memulihkan
kondisinya

P : Menganjurkan bertanya kepada perawat dan sumber


yang dipercaya tentang pengobatannya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai