Anda di halaman 1dari 3

Apa Itu Penyakit Trofoblastik Gestasional?

gestasional (PTG) merupakan penyakit yang terjadi pada saat kehamilan, penyakit ini terjadi
pada sel-sel trofoblas.
Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan kata lain,
penyakit ini adalah proliferasi atau perbanyakan sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.
Klasifikasi klinis dari penyakit ini dibagi menjadi dua, yakni mola hidatidosa dan penyakit
trofoblas ganas. Penyakit trofoblas ganas di sini termasuk jenis mola invasif, mola yang
bermetastatis atau menyebar, dan koriokarsinoma.
Pada dasarnya terdapat tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu
sitotrofoblas (CT), sinsitiotrofoblas (ST), dan intermediate trophoblast (IT). Setiap sel di atas
berespons terhadap produksi hormon yang spesifik terhadap plasenta.
Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi
kondisi patologik yang terjadi selama minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi
hidropik dari jonjot korion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa.
Umumnya, penderita akan menjadi baik kembali, tetapi beberapa diantaranya mengalami
degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma. Perubahan dari gen secara signifikan secara
patogenesis dan perubahan atau degenerasi menjadi keganasan (koriokarsinoma) dari penyakit
trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa belum dapat dijelaskan secara pasti.
Angka kejadian penyakit trofoblas gestasional berbeda-beda di setiap negara, bahkan antara satu
daerah dengan daerah lain dalam satu negara. Angka kejadian di dunia adalah 0,5-2,5 per 1000
kehamilan. Angka insiden di Amerika Utara adalah 0,6-1,1 per 1000 kehamilan, dengan
koriokarsinoma muncul setiap 20.000-40.000 kehamilan.
Secara umum, angka insiden yang lebih tinggi ditemukan pada orang Amerika Tengah, Afrika,
dan Asia. Di Indonesia sendiri, angka kejadian PTG dilaporkan sebesar 11,5 per 1000 kehamilan.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan angka insiden penyakit
gestasional trofoblas tertinggi di dunia.
Harapan hidup seseorang dengan penyakit trofoblas gestasional tergolong baik meskipun
penyebaran telah muncul. Penyebab utama angka harapan hidup yang buruk adalah terlambatnya
diagnosis dan pengobatan. Untuk mengatasi kendala itu, pasien perlu diberi penyuluhan dan
diyakinkan bahwa mereka akan tetap memiliki fungsi reproduksi yang normal.

Bagaimana Cara untuk Skrining dan Deteksi Dini Penyakit


Ini?

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui Anda terkena penyakit trofoblas gestasional
atau tidak, yaitu sebagai berikut:

Perdarahan uterus pada trimester pertama.

Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktus tubuh fetus.

Pembesaran rahim yang cepat: pembesaran rahim lebih cepat dari usia kehamilan.

Kadar -HCG lebih besar dari usia kehamilan seharusnya.

Pecahnya vesikel.

Mual-muntah saat kehamilan.

Adanya kista teka lutein.

Preeklampsia pada trimester pertama.

Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan bila saya menderita penyakit trofoblas gestasional?
Pemeriksaan yang diperlukan pada pasien dengan mola hidatidosa adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan klinis termasuk pemeriksaan saraf, tekanan darah, pemeriksaan saraf mata,
pemeriksaan juga dilakukan untuk melihat adanya penyebaran pada vagina atau tidak.

Foto rontgen dada untuk melihat terjadi penyebaran atau tidak.

Darah lengkap termasuk jumlah trombosit, fungsi ginjal, fungsi hati, golongan darah, tes
fungsi tiroid, PT, PTT, protrombin, fibrinogen jika secara klinis mendukung.

HCG immunoassay.

Otak (MRI atau CT-scan) bila dicurigai adanya penyebaran ke otak.

CT-scan hepar bila ada indikasi. CT-scan seluruh tubuh dapat dilakukan pada pasien
dengan metastatis pada paru.

Kuretase sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Biopsi dapat dilakukan pada tempat yang
tepat. Pada tempat biopsi dapat terjadi perdarahan yang sangat parah.

MRI bila terdapat indikasi.

Pemeriksaan hormon tiroid (TSH, fT3, fT4) bila ada indikasi.

Scan selektif menggunakan anti HCG antibodi dihubungkan dengan radioaktif iodin atau
iodium dapat dilakukan bila terdapat penyakit yang kebal terhadap kemoterapi.

Setelah diagnosis, perlu dilakukan operasi secepat mungkin. Apabila sebelum operasi terdapat
masalah-masalah seperti gangguan pembekuan darah, hipertiroid, atau kelainan paru, maka
diobati dulu kemudian baru dilakukan operasi atau pengeluaran u pengeluaran mola.
Operasi sebaiknya dilakukan dengan cara kuretase.

Anda mungkin juga menyukai