Anda di halaman 1dari 3

BAB I

LATAR BELAKANG

Pendahuluan

Penyakit trofoblas gestasional merupakan suatu kelainan berupa proliferasi sel trofoblas
yang abnormal selama kehamilan yang melipui mola hidatidosa komplit maupun parsial, mola
invasif, koriokarsinoma dan placental site trophoblastic tumor. Keempat bentuk terakhir termasuk
ke dalam kelompok tumor trofoblas gestasional (TTG) yang dapat menginvasi, bermetastasis, dan
menyebabkan kematian bila tidak ditangani (Perpustakaan Nasional, 2005). Penyakit trofoblas
ganas (PTG) suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan sinsiotrofobals yang menginvasi
miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan
perdarahan. PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa abortus,
dan kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung dari hasil konsepsi atau yang
bukan didahului oleh suatu kehamilan (Karlinah, 2015; Romauli & Vindari, 2009)

Studi epidemiologi melaporkan variasi regional yang luas pada insidensi Penyakit trofoblas
ganas (PTG). Studi yang dilakukan di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Eropa
menunjukkan insidensi Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalah 0,57-1,1 per 1.000 kehamilan,
sedangkan studi di Asia Tenggara dan Jepang menunjukkan insidensi yang tinggi yaitu 2 dari 1.000
kehamilan. 2-3 Negara-negara dengan frekuensi mola hidatidosa tertinggi adalah Mexico, Iran,
dan Indonesia. Data tentang insidensi koriokarsinoma lebih terbatas karena koriokarsinoma lebih
jarang ditemukan dibandingkan dengan mola hidatidosa dan sulit membedakan koriokarsinoma
postmolar dari mola invasif. Di Eropa dan Amerika Utara, koriokarsinoma terjadi pada 1 per
40.000 kehamilan2 dan 1 per 40 mola hidatidosa6 , sedangkan di Asia Tenggara dan Jepang angka
kejadian lebih tinggi yaitu 9,2 dan 3,3 per 40.000 kehamilan (Alazzam, Tidy J, & Powers, 2010;
Lurain, 2010)

Seperti halnya mola hidatidosa, Penyakit trofoblas ganas (PTG) banyak ditemukan di Asia
dan Amerika Latin. Insidensi tumor trofoblas gestasional di Amerika Serikat adalah 1:40.000-
70.000 kehamilan, sedangkan di Bandung adalah 1:1.000 kehamilan, namun kasus plasental site
trophoblastic tumour jarang ditemukan. Penyakit ini sering terjadi pada usia 14-49 tahun dengan
rata-rata 31,2 tahun. Risiko terjadinya PTG yang nonmetastase 75% didahului oleh
molahidatidosa dan sisanya oleh abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan aterm. Risiko
terjadinya PTG yang metastase 50% didahului oleh molahidatidosa, 25% oleh abortus, 22% oleh
kehamilan aterm dan 3% oleh kehamilan ektopik.

Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah kemoterapi dan operasi. Indikasi
kemoterapi yaitu : 1) Meningkatnya β hCG setelah evakuasi, 2)Titer β hCG sangat tinggi setelah
evakuasi, 3) β hCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi, 4) Meningginya β hCG setelah 6
bulan setelah evakuasi atau turun tetapi lambat, 5) Metastasis ke paru-paru, vulva, vagina kecuali
kalau β hCGnya turun, 6) Metastasis ke bagian organ lainnya (hepar, otak), 7)Perdarahan vaginal
yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal, 8) Gambaran histologi koriokarsinoma
(Leveno, 2009). Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan cara memberikan sesuatu
zat atau obat yang berfungsi dan mempunyai khasiat untuk membunuh sel-sel kanker (Gilly, 2010).
Pada penatalaksanaan kemoterapi klien juga memerlukan pengawasan yang khusus terkait efek
samping pengobatn, interval pengobatan, efek samping pengobatan dan perawatan klien di rumah
sakit dengan penyakit trofoblat ganas yang menjalani kemoterapi .

Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien penyakit trofoblas ganas dengan
penatalaksanaaan kemoterapi di Ruang Cendrawasih ?

Tujuan
Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan klien
penyakit trofoblas ganas dengan penatalaksanaaan kemoterapi di Ruang Cendrawasih .
Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat memahami konsep Penyakit Trofoblast Ganas.
2. Mahasiswa dapat memahami konsep Kemoterapi .
3. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
penyakit trofoblas ganas dengan penatalaksanaaan kemoterapi di Ruang Cendrawasih .
Manfaat
Diharapkan melalui makalah ini, mahasiswa dapat memahami dan mampu
menerapkan asuhan keperawatan klien penyakit trofoblas ganas dengan penatalaksanaaan
kemoterapi di Ruang Cendrawasih sehingga menjadi dasar pengembangan Ilmu
Keperawatan terutama dalam hal terapi hiperbarik oksigen.
Alazzam, M., Tidy J, H. B., & Powers, H. (2010). Gestational trophoblastic neoplasia, an
ancient disease: new light and potential therapeutic targets. Anticancer Agents Med Chem.
Gilly, A. (2010). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. (D. Widiarti & R. Komalasari, Eds.)
(2nd ed.). Jakarta: EGC.
Karlinah, N. (2015). Bahan Ajar Obstetri Fisiologi (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.
Leveno, K. J. (2009). Obstetri Wiliams : panduan ringkat. Jakarta: EGC.
Lurain, J. (2010). Gestational trophoblastic disease I: epidemiology, pathology, clinical
presentation and diagnosis of gestational trophoblastic desease. Am J Obstet Gynecol.
Perpustakaan Nasional. (2005). Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri patologi. (S. Satrawinata &
F. F. Wirakusumah, Eds.) (2nd ed.). Jakarta: EGC.
Romauli, S., & Vindari, A. V. (2009). Kesehatan Reproduksi. (A. Setiawan, Ed.). Yogyakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai