Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Penyakit Trofoblast Ganas (PTG)


1.1.1 Batasan Klinik
Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito
dan sinsiotrofobals yang menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan
pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahanPenyakit Trofoblas Ganas (PTG)
meliputi mola invasif, koriokarsinoma, epithelioid trophoblastic tumordan placental site
trophoblastic tumor (Berkowitz, R.S et al., 2009).
PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa
abortus, dan kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung dari hasil
konsepsi atau yang bukan didahului oleh suatu kehamilan. PTG yang didahului proses
pembuahan sel telur digolongkan sebagai “khoriokarsinoma dengan kehamilan”
(gestational choriocarcinoma) sedangkan yang tidak didahului pembuahan sel telur
dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa kehamilan (non gestational choriocarcinoma)
yakni yang berasal dari tumor sel germinal pada ovarium.
1.1.2 Etiologi
Etiologi terjadinya penyakit trofoblas ganas (PTG) belum jelas diketahui, namun
bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun pertumbuhan
dan metastasisnya menyerupai sarkoma. Selain itu, pada umumnya penyakit ini
disebabkan oleh adanya kehamilan anggur atau molahidatidosa (Seckl et al., 2013).
1.1.3 Patofisiologi

Gambar 1.1 Patofisiologi Penyakit Tropoblastik Ganas (Wargasetya et al., 2011)

21
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

PTG berasal dari kelainan pada perkembangan sel-sel trofoblas. Trofoblas normal
terdiri atas sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan trofoblas intermediet. Fungsi
sitotrofoblas adalah mensuplai sinsitium dengan sel-sel untuk membentuk vili korion
yang membungkus kantung korion. Vili korion yang menempel pada endometrium dan
lapisan basal dari endometrium bersama-sama membentuk plasenta untuk pemberian
nutrisi dari ibu ke fetus dan ekskresi. Sinsitiotrofoblas menginvasi stroma endometrium
dengan implantasi blastosis dan merupakan tipe sel yang memproduksi human chorionic
gonadotrophin (hCG). Trofoblas intermediet berada di vili korion, tempat implantasi,
dan chorion laeve. Ketiga tipe trofoblas bila berploriferasi dapat menyebabkan PTG
(Lurain et al., 2010).
1.1.4 Manifestasi Klinis
Perdarahan yang tidak teratur setelah berakhirnya suatu kehamilan dan dimana
terdapat subinvolosio uteri juga perdarahan dapat terus menerus atau intermiten dengan
perdarahan mendadak dan terkadang masif. Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan
uterus membesar dan lunak. Kista tekalutein bilateral. Lesi metastasis di vagina dan
organ lain. Perdarahan karena perforasi uterus atau lesi metastasis ditandai dengan:
nyeri perut, batuk darah, melena, dan peningkatan tekanan intrakranial berupa sakit
kepala, kejang, dan hemiplegia.
Kadar β hCG paska mola setelah menurun, tidak menurun malahan dapat
meningkat lagi atau titer β hCG yang meninggi setelah terminasi kehamilan, mola atau
abortus. Pemeriksaan foto thorax dapat ditemukan adanya lesi yang metastasis. Pada
sediaan histopatologis dapat ditemukan villus namun demikian dengan tidak
memperlihatkan gambaran patologik tidak dapat menyingkarkan suatu keganasan
(Berkowitz RS et al., 2009).
1.1.5 Stadium
Terdapat tiga sistem klasifikasi untuk menentukan stadium dan prognosis pasien
dengan PTG. FIGO (The International Federation of Gynecologist and
Obstetricians)membagi stadium pasien berdasarkan penyebaran penyakit dan faktor
risiko klinik (Tabel 1.1), WHO mentabulasi skor total berdasarkan faktor risiko
individual dalam menentukan skor indeks prognosis (Tabel 1.2) sedangkan klasifikasi
menurut Hammond membagi PTG atas yang bermetastasis atau tidak (Tabel 1.3)
(Stenchever, M. A et al., 2002; Barkowitz RS et al., 2009).

22
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

Tabel I.1 Stadium PTG berdasarkan FIGO 2000


Stadium Keterangan
I Pasien dengan peningkatan kadar hCG persisten dan
tumor terbatas pada korpus uterus.
II Pasien dengan metastasis pada vagina dan/atau pelvik.
III Pasien dengan metastasis paru dengan atau tanpa
keterlibatan uterus, vaginal atau pelvik.
Diagnosis berdasarkan peningkatan kadar hCG dengan
adanya lesi-lesi pulmoner pada foto radiologik dada.
IV Pasien yang mengalami penyakit lanjut dengan
keterlibatan otak, hati, ginjal, atau saluran
gastrointestinal.
Masuk dalam kategori risiko-paling tinggi,oleh karena
sebagian besar resisten terhadap kemoterapi.
Pada banyak kasus penyakit timbul setelah kehamilan
non-mola dan memiliki gambaran histologik
koriokarsinoma.

Tabel I.2 Skor Indeks Prognosis oleh WHO


Skor FIGO 0 1 2 4
Usia (tahun) ≤ 39 >39 - -
Kehamilan sebelumnya Mola Abortus Aterm
Jarak dari kehamilan <4 4-6 7-12 >12
(bulan)
Kadar β hCG pretreatment < 1.000 1000- >10.000- >
10.000 100.000 100.000

Besar tumor termasuk uterus <3 3-5 >5


(cm)
Letak metastasis Paru,vagina Lien, Tr, Otak,
ginjal gatrointestinal hati
Jumlah metastasis 0 1-4 4-8 >8
Riwayat gagal kemoterapi - - Regimen 2 atau
tunggal lebih

Penilaian: Bila nilai total: ≤4 = risiko rendah


5-7 = risiko sedang
≥8 = risiko tinggi

23
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

Tabel I.3 Klasifikasi PTG menurut Hammond


Kategori Kriteria
Non metastasis Tidak ditemukan metastasis
Metastasis Terdapat metastasis ekstrauterin
a. Prognosis baik Tidak ada faktor risiko :
Durasi < 4 bulan
Kadar β hCG pre terapi < 40.000mIU/ml
Tidak terdapat metastasis otak atau hati
Bukan kehamilan aterm sebelumnya
Belum pernah kemoterapi

b. Prognosis buruk Ada faktor risiko


Durasi ≥ 4 bulan sejak kehamilan sebelumnya
Kadar β hCG preterapi ≥ 40.000 mIU/ml
Metastasis otak atau hati
Kehamilan aterm sebelumnya
Pernah kemoterapi

1.1.6 Tatalaksana
Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah kemoterapi dan operasi.
Indikasi kemoterapi yaitu:
1. Meningkatnya β hCG setelah evakuasi
2. Titer β hCG sangat tinggi setelah evakuasi
3. β hCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4. Meningginya β hCG setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi lambat
5. Metastasis ke paru-paru, vulva, vagina kecuali kalau β hCGnya turun
6. Metastasis ke bagian organ lainnya (hepar, otak)
7. Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal
8. Gambaran histologi koriokarsinoma
Operatif merupakan tindakan utama dalam penanganan dini PTG, walaupun tumor
sudah lama bila masih terlokalisir di uterus tindakan histerektomi baik dilakukan.
Pasien-pasien dengan perdarahan pervaginam yang terus menerus, setelah abortus,

24
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

mola, dan persalinan yang normal dengan uterus sebesar kehamilan ≤ 12 minggu dan
tidak ruptur operasinya diutamakan histerektomi. Bila penyakit telah meluas maka
histerektomi dilakukan hanya atas dasar perdarahan dari uterus yang hebat atau resisten
terhadap kemoterapi.
Tabel I.4 Resiko rendah skor WHO < 6 FIGO stadium I, II dan III

Drug Dose BCCA Administration


Guideline
IV Direct, into tubing of
DACTINomycin 0.6 mg/m2 IV on days 1 and 2
running IV
Methotrexate 100 mg/m2 IV on day 1 (after IV Direct (max. rate 10
DACTINomycin) mg/min), or IV in 100 mL NS
over 30 minutes
300 mg/m2 IV on day 1 (after IV in 500 mL NS over 4 hours
100 mg/m2 IV methotrexate
dose)
Leucovorin 15 mg PO/IV q6h x 9 doses
Start 24 hours after start of
(PO route preferred if
methotrexate infusion
possible)
Repeat every 14 days until 2 cyclespost normal βHCG. (BCCA, 2017)
Tabel I.5 Resiko tinggi skor WH ≥ 7 FIGO stadium I, II dan III atau stadium IV
Day Drug Dose BCCA Administration
Guideline
IV in NS 500 mL over 1 hour (Use
non-DEHP bag and tubing with in-
Etoposide 100 mg/m 2 line filter)
DACTINomycin 0.5 mg IV Direct, into tubing of running IV

1 Methotrexate 300 mg/m2 IV in NS 500 to 1000 mL over 12


hours
2 IV in NS IV in NS 500 mL over 1
hour (Use non-DEHP bag and tubing
Etoposide 100 mg/m 2 with in-line filter)
DACTINomycin 0.5 mg IV Direct, into tubing of running IV

PO Start 24 hours after start of Day 1


Leucovorin 15 mg q12h for
methotrexate infusion
(folinic acid) 4 doses
8 VinCRIStine 0.8 mg/m2 IV in NS 50 mL over 10 minutes
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV in NS 250 to 500 mL over 30
minutes

25
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

Repeat every 14 days until 3 cycles post normal βHCG. (BCCA, 2017)
Jika respon kurang baik atau resisten alternative lain adalah :
 MA-PA (Etoposide, MTX, Actinomycin – Cisplatin dan Adriamycin)
 EMA-EP ( Etoposide, MTX, Actinomycin – Etoposide Platinum)
Jika EMA- EP resisten dapat diberikan alternative
 Paclitaxel-Cisplatin
 Paclitaxel-Etoposide 13
 Paclitaxel- 5 FU
 ICE (Iphospamid, Cisplatin, dan Etoposide)

26
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

BAB II

FORMAT ASUHAN KEFARMASIAN

LAPORAN KASUS

Inisial Pasien : Ny.Y Berat Badan : 51 kg LPT : 1,463 m2


Umur : 22 tahun Tinggi Badan : 151 cm

Alasan MRS :
Kemoterapi EMACO-AC (I)
Diagnosis :
PTG-HR + Post MTX LD V + Progressive Diesease + Post EMACO VIII
Riwayat Penyakit :
GTN- LR
Riwayat Pengobatan :
-
Alergi - Obat-obat Tradisional -
Kepatuhan - OTC -
Merokok - Lain-lain -
Alkohol -

27
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Tanggal Problem/Kejadian/Tindakan Klinisi

23-02-2017 Pasien MRS dengan diagnose PTG-HR + Post MTX LD V +


Progressive Diesease + Post EMACO VIII. Pasien MRS untuk
melakukan kemoterapi EMACO – AC (I)

24-02-2017 Pasien menjalani kemoterapi EMACO hari ke-1. Keadaan baik,


mual (+), muntah (+), suhu 370C, Nadi 84x/menit, RR
20x/menit, TD 120/80, Hb 12,7 g/dl, Trombosit 294.000/uL,
albumin 4,2 g/dl, Leukosit 5330/uL SGOT 42, SGPT 92. Pasien
mendapat Deaxamethason 20 mg (4 ampiul) IV drip selama 15
menit, Diphenhidramine 50 mg (4 ampul) + Ranitidin 50 mg
dalam 50 ml NS IV drip selama 30 menit, Ondansetron 8 mg (1
ampul) IV bolus, Etoposide 146,26 mg (1 vial 100 mg) dalam
500 cc NaCl selama 30 menit, Dactinomycin 0,5 mg IV bolus,
Methotrexate 146,26 mg IM dan 292,55 mg dalam 1000cc NaCl
IV drip selama 12 jam.

25-02-2017 Pasien menjalani kemoterapi EMACO hari ke-2. Keadaan baik,


mual (+), muntah (+), suhu 36, 80C, Nadi 88x/menit, RR
20x/menit, TD 110/70. Pasien mendapat Deaxamethason 20 mg
(4 ampul) IV drip selama 15 menit, Diphenhidramine 50 mg (4
ampul) + Ranitidin 50 mg dalam 50 ml NS, IV drip selama 30
menit, Ondansetron 8 mg (1 ampul) IV bolus, Etoposide 146,26
mg (1 vial 100 mg) dalam 500 cc NaCl selama 30 menit,
Dactinomycin 0,5 mg IV bolus, Leucovorin 15 mg IV bolus.

26-02-2017 Pasien menunggu kemoterapi EMACO hari ke-8. Keadaan baik,


mual (-), muntah (-), suhu 36, 80C, Nadi 88 x/menit, RR 20
x/menit, TD 110/70. Pasien mendapat Leucovorin 15 mg IV
bolus tiap 12 jam, Dexamethason tablet 0,5 mg tiap 8 jam (2
tablet), Ondansetron tablet 8 mg tiap 12 jam.

27-02-2017 Pasien menunggu kemoterapi EMACO hari ke-8. Keadaan baik,


mual (-), muntah (-), suhu 36, 80C, Nadi 88 x/menit, RR 21
x/menit, TD 110/70. Pasien mendapat Leucovorin 15 mg IV
bolus, Dexamethason tablet 0,5 mg tiap 8 jam (2 tablet),
Ondansetron tablet 8 mg tiap 12 jam.

28-02-017 Pasien menunggu kemoterapi EMACO hari ke-8. Keadaan baik,


mual (-), muntah (-), suhu 36,70C, Nadi 88 x/menit, RR 20
x/menit, TD 120/80, Hb 12,4 g/dl, Trombosit 274.000/uL,
Leukosit 6240/uL. Pasien mendapat Dexamethason tablet 0,5 mg
tiap 8 jam (2 tablet), Ondansetron tablet 8 mg tiap 12 jam.

28
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

01-03-2017 Pasien menunggu kemoterapi EMACO hari ke-8. Keadaan baik,


mual (-), muntah (-), suhu 36,60C, Nadi 88 x/menit, RR 18
x/menit , TD 110/70. Pasien mendapat Dexamethason tablet 0,5
mg tiap 8 jam (2 tablet), Ondansetron tablet 8 mg tiap 12 jam.

02-03-2017 Pasien menunggu kemoterapi EMACO hari ke-8. Keadaan baik,


mual (-), muntah (-), suhu 36,50C, Nadi 88 x/menit, RR 20
x/menit, TD 120/80. Pasien mendapat Dexamethason tablet 0,5
mg tiap 8 jam (2 tablet), Ondansetron tablet 8 mg tiap 12 jam
03-03-2017 Pasien menjalani kemoterapi EMACO hari ke-8. Keadaan baik,
mual (-), muntah (-), suhu 370C, Nadi 84 x/menit, RR 20
x/menit, TD 120/80. Pasien mendapat Deaxamethason 10 mg (2
ampul) IV bolus, Ondansetron 8 mg (1 ampul) IV bolus,
Cyclophospamide 887,55 mg dalam 250 ml NS IV drip selama
30 menit, Vincristine 1,46 mg dalam 50 ml NS, IV drip selama
15 menit

29
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

DOKUMEN FARMASI PASIEN


IRNA/ Ruangan :Obgyn / Merpati

No. RM : 12.xx.xx.xx Diagnosis : PTG-HR + Post MTX LD V + Progressive Diesease + Post EMACO VIII
Nama / Umur : Ny. Y/ 22 tahun Alasan MRS : Kemoterapi EMACO-AC (I)
Jenis kelamin : Perempuan Riwayat Penyakit : GTN- LR
BB/TB/LPT : 51kg / 151cm / 1,463 m2
Alamat : Mojokerto
Status pasien : BPJS

Tanggal Pemberian Obat


No Nama Obat dan Dosis Regimen
23/02 24/02 25/02 26/02 27/02 28/02 1/023 2/023 3/023
1 Etoposide 146,26 mg dalam 500 cc NaCl selama 30 menit ⱱ ⱱ
2 Methotrexat 146,26 mg IM ⱱ
3 Methotrexate 229,52 mg dalam 1000 cc NaCl IV drip selama 12 jam ⱱ
4 Dactinomycin 0,5 mg IV bolus ⱱ ⱱ
5 Leukovurin 15 mg IV bolus ⱱ ⱱ ⱱ
Cyclophospamide 887,55 mg dalam 250 ml NS IV drip selama 30
6 ⱱ
menit
7 Vinkristin 1,46 mg IV drip selama dalam 50 ml NS 15 menit ⱱ
8 Dexamethasone 20 mg (4 ampul) IV drip selama 15 menit ⱱ ⱱ
10 Dexamethasone 10 mg (2 ampul) IV bolus ⱱ
11 Dipenhidramin 50 mg (4 ampul) IV drip selama 15 menit ⱱ ⱱ
12 Ranitidin 50 mg IV drip selama 30 menit ⱱ ⱱ
13 Ondansetron 8 mg IV bolus ⱱ ⱱ ⱱ

30
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

14 Dexametason tablet 0,5 mg PO tiap 8 jam (2 tablet) ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ


15 Ondansetron tablet 8 mg PO tiap 12 jam ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ ⱱ

Status pasien :a. Umum b.Askesc. Inhealth d. Jamkesmas e. Jamkesda f. PKS g. JPKTH h. lain-lain : BPJS

TANGGAL
No DATA KLINIK
23/02 24/02 25/02 26/02 27/02 28/02 1/03 2/03 3/03
0
1 Suhu ( C) 36,5 37 36,8 36,8 36,8 37 36,6 36,5 73
2 Nadi (x/menit) 88 84 88 88 88 88 88 88 88
3 RR (x/menit) 20 20 20 20 21 20 18 20 20
4 Tekanan Darah (mmHg) 120/80 120/80 110/70 110/70 110/70 120/80 110/70 120/80 120/80
Baik/ Baik/ Baik/ Baik/ Baik/ Baik/ Baik/ Baik/ Baik/
5 KU / GCS
456 456 456 456 456 456 456 456 456
6 Kejang / MS -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-
7 Rh / Wh -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-
8 Mual / Muntah / Diare -/-/- +/+/- +/+/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/-
9 Skala Nyeri 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tanggal
No Data Laboratorium
23/02 28/02 DATA LAB. 23/02 28/02 DATA LAB. 23/02 28/02
1 DL : Hb(g/dl) 12,7 12,4 RBC (106/uL) 4,71 4,57 LFT : SGOT (U/L) 42
2 Leukosit (103/uL) 5,33 6,24 HCV (%) 41, 1 39,2 SGPT (U/L) 92
3 Trombosit (103/uL) 294 274 MCV (fL) 87,3 85,8 Bili Total - -
4 LED - - MCH (g/dL) 27,0 27, 1 Bili Dir/Indir - -

31
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

Diff. Count : 0, 0, 01/0,


5 eo/baso/neu/limf/mono 19/ 0,03.3,32/1 01/5,73/0,81 MCHC (g/dL) 30,9 31,6 Lain-lain: -
(103/uL) , 16/0,36 /0,04
6 ANC RDW-SD (fL) 41,8 40,7 Uric Acid
7 SE : K (mEq/L) 4,4 RDW-CV (%) 13,2 13,2 Albumin (g/dl) 4.2
8 Na (mEq/L) 139 IG (103/uL) 0,05 0,03 GDA
9 Cl / Phospat 99/- PDW (fL) 11,7 12,3 GDP (mg/dl) 85
10 Ca / Mg 7/- MPV (fL) 10,4 10,6 2 jam PP (mg/dl) 102
11 RFT : BUN (mg/dl) 10 P-LCR (%) 26,9 29,9 UL / urinalysis
12 SCr (mg/dl) 0,52 PCT (%) 0,31 0,29 HCT (%) 16,8 19,8
13 CCr RBC (106/uL) 1,99 2,37
15,59 18,5
14 βhCG (21/2) βhCG (22/2)
(nUI/ml) (nUI/ml)
Nilai Hb, leukosit, PCT, albumin pasien normal sehingga dapat dilakukan kemoterapi
βhCG perludi cek untuk membandingkan nilai sebelum dan sesudah kemoterapi untuk mengetahui efektivitas dari kemoterapi pasien

32
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

ANALISIS TERAPI
Tgl Obat Rute Regimen Dosis Indikasi obat Pemantauan Komentar dan Alasan
pemberian pada pasien kefarmasian
obat
24-25 Etoposide IV 146,26 mg Hambat βhCG Pemberian Etoposide 146,26 mg IV drip
Feb’17 drip Selama 30 menit pembentukan dan Selama 30 menit sudah sesuai. Etoposide digunakan untuk
perkembangan sel menghambat pembentukan sel tropoblas baru dengan
tumor pada pasien menghambat DNA tripoisomerase II sehingga sintesis DNA
terhambat. Etoposide efektif bekerja pada fase S dan G2
(BCCA, 2014).

24 Feb’17 Methotrexa IV 146,26 mg (IM) Hambat βhCG Pemberian Methotrexate 146,26 mg (IM)
te drip 229,52 mg (IV) pembentukan dan 229,52 mg (IV) Selama 12 jamsudah sesuai. Methotrexate
dan Selama 12 jam perkembangan sel merupakan antagonis folat sehingga menghambat
IM tumor pada pasien pembetukan purin dan timidilat sehingga sintesis DNA
menurun. Methotrexate efektif bekerja pada fase S ((BCCA,
2013).
24-25 Dactinomy IV 0,5 mg Hambat βhCG Pemberian Dactinomycin 0,5 mg IV bolus sudah sesuai.
Feb’17 cin bolus pembentukan dan Dactinomycin merupakan antibiotik antitumor yang
perkembangan sel membentuk kompleks stabil dengan DNA interkalasi
tumor pada pasien sehingga pembentukan protein dan DNA terhambat.
((BCCA, 2014).
03 Mar’17 Cyclophos IV 887,55 mg selama Hambat βhCG Pemberian Cyclophospamide 887,55 mg
pamide Drip 30 menit pembentukan dan IV drip sudah sesuai. Cyclophospamide merupakan
perkembangan sel alkylating agent yang membentuk cross-linking dengan
tumor pada pasien rantai DNA dan RNA serta menghambat sintesis protein
(BCCA, 2013).
03 Mar’17 Vinkristin IV 1,46 mg selama Hambat βhCG Pemberian Vinkristin 1,46 mg IV drip sudah sesuai.
drip 15 menit pembentukan dan Vinkristin merupakan senyawa yang bekerja dengan

33
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

perkembangan sel menghambat mitosis sel pada tahap metafase dengan


tumor pada pasien menghambat polimerisasi tubulin dari mikrotubuli. (BCCA,
2008).
Pemberian Leucovorin 15 mg IV bolus sudah sesuai.
Mengatasi efek
Kadar plasma Leucovorin merupakan metabolit asam folat yang dapat
25-27 IV samping akibat
Leucovorin 15 mg tiap 12 jam Methotrexate = meningkatkan sintesis asam nukleat untuk mengatasi efek
Feb’17 bolus penggunaan
0,05 µmol/L sampung yang ditimbulkan oleh Methotrexate (BCCA,
Methotrexate
2013)
Mencegah/
24-25 mengurangi efek Pemberian Dexamethasone 20 mg IV drip
Dexametha IV 20 mg selama 15 Keluhan mual
Feb’17 samping akibat IV drip sedah sesuai untuk profilaksis mual dan muntah
sone drip menit dan muntah
03 Mar’17 kemoterapi (mual, pada kemoterapi
muntah)
Tanda-tanda
hipersensitivitas Pemberian Dipenhidramin 50 mg sudah sesuai.
24-25 Dipenhidra IV 50 mg selama 15 Mencegah reaksi Dipenhidramin merupakan antagonis kompetitif reseptor
seperti ruam
Feb’17 min drip menit alergi H1. (Tatro, 2003)
merah pada
kulit
Mencegah/ Pemberian Ranitidin 50 mg sudah sesuai. Ranitidin
mengurangi efek merupakan antagonis reseptor H2 pada sel parietal lambung
24-25 IV 50 mg selama 30 Keluhan mual
Ranitidin samping akibat sehingga dapat menghambat sekresi asam lambunng (Tatro,
Feb’17 drip menit dan muntah
kemoterapi (mual, 2003)
muntah) .
Mencegah/ Pemberian Ondansetron 8 mg sudah sesuai. Ondansetron
24-25 mengurangi efek merupakan antagonis reseptor (5-HT3) yang menghambat
Ondansetro IV Keluhan mual
Feb’17 8 mg samping akibat
n bolus dan muntah reseptor serotonin di GI tract atau chemoreceptor trigger
03 Mar’17 kemoterapi (mual,
zone (Tatro, 2003).
muntah)

34
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

ASUHAN KEFARMASIAN

Kode Masalah:
1. Indikasi 4. Interval pemberian 10. Ketidaksesuaian RM dengan 14. Kompatibilitas obat
a. Tidak ada indikasi 5. Cara/waktu pemberian : 15. Ketersediaan obat/kegagalan
b. Ada indikasi,tidak ada 6. Rute Pemberian Obat a. Resep mendapatkan obat
terapi 7. Lama pemberian b. Buku Injeksi 16. Kepatuhan
c. Kontra Indikasi 8. Interaksi obat: 11. Kesalahan penulisan resep 17. Duplikasi terapi
2. Pemilihan Obat a. Obat 12. Stabilitas sediaan injeksi
3. Dosis obat b. Makanan/minum 13. Sterilitas sediaan injeksi
a. Kelebihan (over dose) c. Hasil Lab
b. Kekurangan (under dose) 9. ESO/ ADR/ Alergi

No Tanggal Problem Tindakan (Usulan Pada Klinisi, Perawat, Pasien)

Berdasarkan intruksi doketer pasien mendapatkan terapi dexamethasone Mengininformasikan kepada dokter terkait lama
dan ondansetron digunakan sebagai terapi mual dan muntah pada pasien pemberian ondansetron dan dexamethasone serta
Minggu/26-
yang mendapat obat kemoterapi, tetapi perlu dilakukan evluasi lama evaluasi dosis dexamethasone.
02-2017
pengunaan dexamethasone dan ondansetron, serta dosis dexamethasone Monitoring mual dan muntah.
sampai
1. untuk terapi pencegah mual setelah kemoterapi. Tetapi, pemberian
Rabu/02-03-
ondansetron dan dexamethasone sudah melebihi anjuran dari literature
2017
yaitu 4 hari pasien juga sudah tidak mengalami mual dan muntah. Dosis
dexamethasone yang terlalu rendah untuk mencegah mual dan muntah
setelah kemoterapi dosis literatur 8 mg/hari PO

35
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

Jumat/24-02- Pasien mengalami PTG-HR dan mendapatkan terapi kemo EMACO, Mengiinformasi kepada dokter bahwa jarak antar siklus
2017 tetapi jarak anatar siklusnya lebih dari 14 hari. Dimana berdasarkan kemo EMACO adalah 14 hari.
2.
literature jarak antar siklus untuk kemoterapi EMACO adalah hari Monitoring βhCG
(BCCA, 2017) .
Jumat/24-02- Pasien mendapatkan terapi kemo EMACO diaman sudah terdapat Memberikan informasi ke perawat bahwa interval
2017 interval waktu pemberian masing-masing obat sudah ditetapkan tetapi pemberian obat kemo harus dilakukan sesuai protocol
3 Sampai interval pemberian masing-masing obat kemo tidak sesuai protokol Monitoring βhCG
Minggu/26- (BCCA, 2017)
02-2017

36
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

MONITORING

No. Parameter Tujuan monitoring


1. βhCG Evaluasi efektifitas kemoterapi EMACO
Evaluasi terapi dexamethasone dan
2. Keluhan mual dan muntah
ondansetron yang diberikan pada pasien
3 SGOT, SGPT Evaluasi ESO dari terapi EMACO

37
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

KONSELING

Informasi Obat Pada Perawat


Nama obat Informasi obat
Etoposide Menginformasikan kepada perawat pemberian Etoposide 146,26 mg IV drip Selama 30
menit
Methotrexate Menginformasikan kepada perawat pemberian Methotrexate 146,26 mg (IM) 229,52 mg
(IV) Selama 12 jam
Dactinomycin Menginformasikan kepada perawat pemberian Dactinomycin 0,5 mg IV bolus
Cyclophospamide Menginformasikan kepada perawat pemberian Cyclophospamide 887,55 mg IV drip selama
30 menit
Vinkristin Menginformasikan kepada perawat pemberian Vinkristin 1,46 mg IV drip selama 15 menit

Leucovorin Menginformasikan kepada perawat pemberian Leucovorin 15 mg IV bolus selama 12 jam


Menginformasikan kepada perawat pemberian Dexamethasone 20 mg IV drip selama 20
Dexamethasone
menit
Menginformasikan kepada perawat pemberian Dipenhidramin 50 mg IV drip selama 15
Dipenhidramin
menit

Ranitidin Menginformasikan kepada perawat pemberian Ranitidin 50 mg IV drip selama 30 menit

Ondansetron Menginformasikan kepada perawat pemberian Ondansetron 8 mg IV bolus

38
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

KONSELING

Informasi Obat Pada Pasien/Keluarga Pasien


Nama obat Informasi obat

Dexametason tablet 0.5 mg Dexamethason digunakan untuk mengurangi efek samping akibat kemoterapi yang diterima
diminum 2 tablet tiap 8 jam yaitu mual dan muntah. Diminum tiga kali sehari tiap minum 2 tablet sebelum makan.
Simpan ditempat yang kering dan terhindar dari cahaya matahari langsung.

Ondansetron tablet 8 mg diminum Ondansetron digunakan untuk mengurangi efek samping akibat kemoterapi yang diterima
1 tablet tiap 12 jam
yaitu mual dan muntah. Diminum dua kali sehari tiap minum 1 tablet sebelum makan.
Simpan ditempat yang kering dan terhindar dari cahaya matahari langsung.

39
LAPORAN PKP BIDANG RUMAH SAKIT
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PERIODE 104

DAFTAR PUSTAKA

BC Cancer Agency. 2013. BC Cancer Agency Drug Manual Cyclophosphamide


Monograph. BC Cancer Agency.

BC Cancer Agency.2014. BC Cancer Agency Drug Manual Dactinomycin


Monograph. BC Cancer Agency.

BC Cancer Agency.2014. BC Cancer Agency Drug Manual Etoposide Monograph.


BC Cancer Agency.

BC Cancer Agency.2013. BC Cancer Agency Drug Manual Leucovorin Monograph.


BC Cancer Agency.

BC Cancer Agency.2013 BC Cancer Agency Drug Manual Methotrexate Monograph.


BC Cancer Agency.

BC Cancer Agency. 2008. BC Cancer Agency Drug Manual Vincristine Monograph.


BC Cancer Agency.

BC Cancer Agency. 2017. BC Cancer Agency Protocol Summary GOTDEMACO. BC


Cancer Agency.

BC Cancer Agency. 017.BC Cancer Agency Protocol Summary GOTDLR. BC Cancer


Agency.

Berkowitz, R.S. and Goldstein, D.P., 2009. Current Management Of Gestational


Trophoblastic Diseases. Gynecologic oncology, 112(3).654-662.

FIGO staging for gestational trophoblastic neoplasia 2000. Int J Gynecol Obstet
2002;77:285–7.

Lurain, J.R., 2010. Gestational Trophoblastic Disease I: Epidemiology, Pathology,


Clinical Presentation And Diagnosis Of Gestational Trophoblastic Disease, And
Management Of Hydatidiform Mole. American Journal Of Obstetrics And
Gynecology, 203(6), pp.531-539.

Kris, M. G et al., 2006. American Society of Clinical Oncology Guideline for


Antiemetic in Oncology. Journal of Clinical Oncology, 24(18): 2932-2947.

Seckl, M. J. et al., 2013. Gestational trophoblastic disease: ESMO Clinical Practice


Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of Oncology. 24(6).

Tatro, 2003. A to Z Drug Facts. Facts and Comparisons.

Wargasetia, T.L., Nataprawira, H.M. D., Shahib, M. N., 2011. Aspek Patobiologis pada
Penyakit Trofoblas Gestasional. Jurnal Kedokteran Maranatha. 10: 190-205.

40

Anda mungkin juga menyukai