KASUS 1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah Sakit Program Profesi Apoteker Periode 105
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
1.1 Batasan
Gestational Trophoblastic Neoplasia (GTN) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari
sito dan sinsiotrofobals yang menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan
pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan. Gestational Trophoblastic Neoplasia
(GTN) meliputi mola invasif, koriokarsinoma, epithelioid trophoblastic tumor dan placental
site trophoblastic tumor (Berkowitz RS et al., 2009). Mola hidatidosa merupakan sebagian
dari Gestational Trophoblastic Neoplasia (GTN). Sebanyak 9-20% mola hidatidosa komplit
akan mengalami transformasi menjadi keganasan GTN. Apabila proses terbatas pada uterus
maka disebut sebagai GTN non metastasis sedangkan apabila telah bermetastasis pada paru,
vagina, otak, hepar, ginjal atau di manapun tempat metastasis maka disebut sebagai GTN
metastasis
GTN dapat didahului oleh proses fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa abortus,
dan kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung dari hasil konsepsi atau
yang bukan didahului oleh suatu kehamilan. GTN yang didahului proses pembuahan sel telur
digolongkan sebagai “khoriokarsinoma dengan kehamilan” (gestational choriocarcinoma)
sedangkan yang tidak didahului pembuahan sel telur dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa
kehamilan (non gestational choriocarcinoma) yakni yang berasal dari tumor sel germinal
pada ovarium (Ngan et al, 2012).
1.2 Klasifikasi
1. Low Risk
2. High Risk
- Metastasis otak
- Metastasis liver
- Score WHO ≥ 7
(FIGO,2009)
1.3 Etiologi
Pada Gestational Trophoblastic Disease (GTD), tumor berkembang didalam uterus dari
jaringan yang terbentuk setelah terjadi pembuahan (bersatunya sperma dan sel telur).
Jaringan ini terbuat dari sel trofoblast dan secara normal mengelilingi sel telur yang telah
dibuahi didalam uterus. Sel trofoblast membantu sel telur yang telah dibuahi agar dapat
menempel pada uterus dan membentuk bagian dari plasenta (organ yang menyalurkan
makanan/nutrisi dari orangtua ke fetus/janin) (cancer.org).
Terkadang terdapat masalah dengan pembuahan sel telur dan sel trofoblast. Terjadi
pembentukan tumor daripada perkembangan fetus yang sehat. Tanda atau gejala dari tumor
terlihat sama seperti kehamilan normal. Sebagian besar GTD adalah benign (bukan kanker)
dan tidak menyebar, namun beberapa tipe menjadi malignan (kanker) dan menyebar ke
jaringan terdekat (cancer.org).
Gejala dan tanda yang disebabkan oleh penyakit trofoblastik meliputi:
- Tekanan darah tinggi dengan nyeri kepala dan bengkak pada kaki dan tangan pada awal
kehamilan
- Perdarahan vagina berlanjut dan lama
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah Sakit Program Profesi Apoteker Periode 105
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
- Keletihan, nafas pendek, pusing, dan detak jantung cepat tidak teratur disebabkan karena
anemia.
GTD terkadang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif. Tanda dan gejala
meliputi detak jantung cepat tidak teratur, berkeringat, shakiness, sembelit, gangguan tidur,
menurunnya berat badan (cancer.gov)
Tabel 1.2 Stadium Kanker GTN berdasarkan FIGO (FIGO, 2009)
1.4 Patofisiologi
• Invasive Moles
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah Sakit Program Profesi Apoteker Periode 105
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Invasive moles terbentuk dari sel trofoblast yang berkembang menjadi lapisan
uterus. Invasive moles lebih mudah berkembang dan menyebar daripada hydatidiform
mole. jarang sekali complete atau partial HM berkembang menjadi invasive moles.
Terkadang invasive mole akan menghilang tanpa diberikan terapi.
• Choriocarcinomas
- Kehamilan normal
Epithelioid trophoblastic tumor (ETT) merupakan GTN langka yang dapat terjadi
dalam jenis benign dan malignant. Ketika tumor berjenis malignant, maka tumor dapat
menyebar ke paru.
1.5 Manajemen Terapi
3. MTX-Leucovorin 74-90
5. 5 hari
EMA-EP
2. Anemia
anemia (Masrizal, 2007). Batas normal dari kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1.4. Batasan kadar hemoglobin anemia berdasarkan usia (WHO, 2001)
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)
Anak – anak 6 – 59 bulan 11,0
5 – 11 tahun 11,5
12 – 14 tahun 12,0
Dewasa Wanita > 15 tahun 12,0
Wanita hamil 11,0
Laki-laki > 15 tahun 13,0
2.2 Etiologi
Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah merah
dalam sirkulasi.
3) Hemolisis
2.3 Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh
berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan
untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan
oksigenase). Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik)
sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi (Masrizal, 2007).
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi (feritin)
dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya kapasitas
pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi,
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah Sakit Program Profesi Apoteker Periode 105
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi
feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi
dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan orang
tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya(Masrizal, 2007).
2.4 Klasifikasi
Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin
yang dikandungnya (Masrizal, 2007).
1. Makrositik Pada anemia makrositik ukuran sel darah merah bertambah besar dan jumlah
hemoglobin tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik yaitu :
a. Anemia Megaloblastik adalah kekurangan vitamin B12, asam folat dan gangguan
sintesis DNA.
b. Anemia Non Megaloblastik adalah eritropolesis yang dipercepat dan peningkatan luas
permukaan membran.
2. Mikrositik Mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh defisiensi besi,
gangguan sintesis globin, porfirin dan heme serta gangguan metabolisme besi lainnya.
a. Normositik Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah, ini
disebabkan kehilangan darah yang parah, meningkatnya volume plasma secara
berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, gangguan endokrin, ginjal, dan hati.
b. Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya
pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.
2.4 Diagnosis
1. Anamnesis
b. Kurangnya besi yang diserap karena asupan besi dari makanan tidak adekuat
malabsorpsi besi
c. Perdarahan terutama perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit Crohn,
colitis ulserativa)
2) Pucat, lemah, lesu, gejala pika
2. Pemeriksaan fisis
3. Pemeriksaan penunjang
c. Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d. Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
2.5 Penatalaksanan
a. Suplementasi tablet Fe
adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian
bahwa suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin (Masrizal, 2007).
BAB II
FORMAT ASUHAN KEFARMASIAN LAPORAN
KASUS
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah Sakit Program Profesi Apoteker Periode 105
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Riwayat Kemoterapi
Tanggal Regimen Nama obat Dosis
29/08/2017 EMACO I Etoposide 141,89 mg
MTX im 141,89 mg
MTX iv 283,78 mg
Leucovorin 15 mg
Actinomycin D 500 g
Cyclophosphamide 851,35 mg
Vincristine 1,42 mg
No. RM : 12.61.03.69 Ruang asal : POSA Diagnosis :P0010 GTN HR + Anemia Tgl. MRS / KRS : 5 Oktober 2017 / 14
(9,8) + Pro EMA-CO III. Oktober 2017 .
Nama / umur : Ny. SA / 21 tahun L / P
Alasan : Transfusi Darah + Kemoterapi Keterangan KRS : Sembuh / Pulang
BB / TB / LPT : 48 kg /1501 cm / 1,419 m2 Paksa / Meninggal
MRS /
Alamat : MJK Pindah ruangan/Tgl : POSA / 5 Oktober 2017
Riwayat
: Tidak ada .
Riwayat Alergi : Tidak Ada penyakit
. Nama Dokter : dr. A
Nama Apoteker : BDC, S.Farm
Regimentasi Tanggal Pemberian Obat
Nama Obat
4/10 5/10 6/10 7/10 8/10 9/10 10/10 11/10 12/10
PRC 1 kolf
141,89mg i.m
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
CATATAN :
: Tidak Ada
-Riwayat pengobatan
: Kesan Mola Hydratidosa, organ abdomen lain dalam batas normal
-Hasil RO / USG
: Tidak Ada
CT Scan / MRI
: Tidak Ada
-Hasil Kultur
Protokol EMA-CO
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
DATA KLINIK
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Nadi 60-100x 80-88 80-88 80-84 80-89 84-89 89-80 80-88 84-89
RR 12-20 20 20 20 20 20 20 20 20
Tekanan 120/80 110/70- 120/70- 100/60- 100/80- 110/70- 120/80 100/60- 100/60-
Darah 120/80 120/80 120/80 120/80 120/80 110/70 120/80
KU / 456 456 456 456 456 456 456 456 456
GCS
Kejang / - -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-
MS
Mual / - -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/-
Muntah
/ Diare
DATA LABORATORIUM
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
SGOT 15,6
15-40 U/L
PROFIL PENGOBATAN
Jenis Obat Rut Dosis Tgl Tgl Indikasi Pemantauan Komentar / Alasan
e Regimen Mulai Berhenti Kefarmasian
Dexametason IV 20 mg 4/10/17 4/10/17 Premedikasi Mual, muntah Pasien akan menjalani kemoterapi EMA-CO ke-3.
rontok, Hb, pasien dengan fungsi hati atau ginjal yang terganggu
Etopuside inj IV 141,89 5/9/17 6/9/17 Obat Mual, muntah Etoposide adalah turunan semisintetik dari
mg Kemoterapi Rambut podophyllotoxins, epipodophyllotoxin, yang
rontok, Kadar menghambat DNA Topoisomerase II, sehingga
Hb, neutrofil, menghambat sintesis DNA. Etoposide menghambat
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2011).
SF tab PO 5/10/17 9/10/17 Pasien akan menjalani kemoterapi EMA-CO ke-3.
TTV pasien normal, KU cukup dan tidak mengalai
mual, muntah, diare. Hb pasien 9,8 (< 10). SF atau
Tablet Sulfas Ferosus yang mengandung Fe sulfate
heptahydrate, yang merupakan zat penting untuk
pembentukan sel darah merah (Ineck, BA, et al, 2008).
PRC IV 1 kolv 5/10/17 5/10/17 Pasien akan menjalani kemoterapi EMA-CO ke-3.
Penambah
Kadar Hb, TTV pasien normal, KU cukup dan tidak mengalai
darah
mual, muntah, diare. Pasien megalami anemia (Hb
9,8). Pasien yang akan melakukan kemoterapi, harus
mencapai kadar Hb > 10. Pada pasien anemia yang
mempunyai kadar Hb <8 g/dl sangat dianjurkan untuk
memberikan terapi transfuse PRC, dan di
maintainance hingga kadar Hb mencapai 10 g.dl
(Ineck, BA, et al, 2008).
Codein PO 20mg 5/10/17 12/10/17 Analgesik Skala nyeri Pasien mengalami nyeri pinggan ringan skala +2 pada
tanggal 8-11/10/2017. Penggunaan codein sebagai
analgesic oral adalah 15-120mg tiap 4-6 jam
tergantung kebutuhan (drug information handbook)
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
ASUHAN KEFARMASIAN
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Hari, tanggal Obat DRP Uraian Masalah Tindakan (Usulan Pada Klinisi,
Perawat, Pasien)
Kamis, 5/10/17 Etoposide Efek Samping Obat Pada tanggal 5/10/17 pasien Sebelum menjalankan kemoterapi,
Dactinomycin (9) mengalami anemia dengan sebaiknya pasien selalu melakukan
Hb sebesar 9,8 g/dl. Obat – pengecekan darah lengkap, agar dapat
obat kemoterapi seperti dilihat kadar Hb pasien. Karena bila Hb
etoposide dan dactinomicyn, pasien <10 g/dl, maka pasien tidak boleh
dapat menyebabkan anemia. menjalankan kemoterapi, dan
pengatasannya adalah dengan cara segera
diberikan tranfusi PRC hingga >10g/dl
dan pemberian tablet SF (Ineck, BA, et al,
2008).
Rabu-kamis, MST Tidak ada indikasi (1.a) (1.a) Pasien mengalami - Merekomendasikan kepada dokter
11-12/10/17 Codein Duplikasi terapi (17) nyeri ringan dengan skala untuk menghentikan terapi MST yang
nyeri 2, namun pasien diterima oleh pasien dikarenakan tidak
diberikan terapi MST yang sesuai dengan indikasi dan dapat
berisi morfin yang digunakan meningkatkan efek samping jika
untuk terapi pada nyeri skala dikombinasikan dengan sesama analgesic
sedang hingga berat. opioid.
- Melakukan konfirmasi dengan
Laporan Studi Kasus Program PKP Rumah SakitProgram Profesi Apoteker Periode 04
1
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
MONITORING
KONSELING
langsung.
2. Dexametason tablet 0.5 Dexamethason digunakan untuk mengurangi efek samping akibat
mg diminum 1 tablet kemoterapi yang diterima yaitu mual dan muntah. Diminum tiga
tiap 8 jam kali sehari tiap minum 1 tablet sebelum makan. Simpan ditempat
yang kering dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
DAFTAR PUSTAKA