Anda di halaman 1dari 5

PROTAP PEMBERIAN KEMOTERAPI

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TROFOBLAS GANAS (PTG)

Disusun Oleh:
Meyta Rahayu
131923143062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
1. PTG Resiko Rendah
Pasien dengan resiko rendah, WHO skor ≤6, FIGO stadium I,II dan III, ditangani dengan
kemoterapi tunggal methotrexate (MTX) atau actinomycin-D (Act-D). Toksisitas signifikan
methotrexate yang memerlukan perubahan kemoterapi terjadi hanya 12 pasien (4,7%).
Toksisitas yang paling sering yaitu stomatitis: tidak ada alopesia dan mual merupakan efek
samping yang jarang (Lurain JR, 2011).
Actinomycin-D (Act-D) digunakan pada pasien dengan disfungsi hepar yang mana
methotrexate dikontraindikasikan. Act-D memiliki efek toksik (mual, alopesia) daripada
MTX dan bisa menyebabkan cedera jaringan lokal bila terjadi ekstravasasi. Oleh karena itu,
Act-D lebih sering digunakan sebagai terapi lini kedua pada MTX resisten atau sebagai terapi
primer pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang dikontraindikasikan menggunakan
MTX (Lurain JR, 2011).
Kemoterapi diubah ke agen tunggal alternatif, bila terjadi kenaikan kadar hCG diatas
normal atau jika toksisitas menghalangi dosis adekuat atau frekuensi pengobatan. Apabila
kenaikan kadar hCG signifikan, adanya metastasis, atau resistensi berurutan kemoterapi agen
tunggal, kemoterapi kombinasi harus dimulai (Lurain JR, 2011).
Kemoterapi tunggal tersebut adalah:
a. Methotrexate (MTX): dosis 10-20 mg/m IV/IM tiap hari selama 5 hari diulang
tiap 2-3 minggu, jika dalam 2 minggu tidak ada tanda-tanda depresi sum-sum tulang/
kelainan darah (Hb, leukosit, trombosit) maka segera diberikan seri berikutnya.
b. Actinomycin D (ACT.D): dosis 12 µg/kgBB/IV tiap hari selama 5 hari diulang
tiap 2-3 minggu, jika tidak ada depresi sum-sum tulang. Kemoterapi diberikan sampai
kadar β hCG dalam darah menjadi normal, kemudian dilanjutkan 1-2 seri.

Kemoterapi tunggal (RSCM, 2012).


Dosis
Nama obat Rute Hari Frekuensi Keterangan
(mg/m2)
Setiap hari selama 5 dimasukkan dalam Nacl
Methotrexate 20-25 iv 1-5
hari 0,9% 500 cc infus 2 jam
Setiap hari selama 5 diencerkan dengan 10 cc
Actinomycin-D 0.5 iv 1-5
hari Nacl masukkan IV
Setiap hari selama 5 Minum 2 x 1 selama 5
Folinic acid 15 Oral 1-5
hari hari
Keterangan :
Diulang setiap 2-3 minggu
PROTOKOL KEMOTERAPI Methotrexate – Etoposide (ME) (RSCM, 2012).
Jam Uraian Keterangan
00.00 1. Pasang Nacl 0.9% 100 cc
2. Paloxi 250 mg (diberikan pada hari ke I)
3. Oradexon 5 mg
00.15 Methotrexate 20 mg Diencerkan dalam 10 cc Nacl
Etoposide 100 mg Dimasukkan dalam sisa Nacl
Nacl 0,9% 100 cc

Keterangan :
1. Sebelum dan sesudah dan cek TD, Nadi, Napas
2. Pemberian diberikan 5 hari berturut-turut
3. Dipesan kontrol 1 minggu ke dokter
4. Pemberian ini diulang setiap 2-3 minggu
5. Kalau ada keluhan cepat lapor dokter

Kemoterapi tunggal (RSCM, 2012).


Nama obat Dosis Rute Hari Frekuensi Keterangan
Methotrexate 20-25 iv 1-5 Setiap hari selama diencerkan 10 cc dalam Nacl
5 hari 0,9%
Etoposide 100 iv 1-5 Setiap hari selama diencerkan 200 cc dalam Nacl
5 hari 0,9% infus + drif

Keterangan :
Diulang setiap 3 minggu

2. PTG Resiko Tinggi


Pasien dengan total skor ≥ 7 dan stadium FIGO IV diberikan kemoterapi multiagen baik
dengan atau tanpa radioterapi atau pembedahan. Kombinasi kemoterapi yang dapat
digunakan adalah EMA-CO (Etoposide, MTX, Actinomysin, Cyclophospamid dan Oncovin).
Apabila terjadi resistensi dari kombinasi kemoterapi EMA-CO, kombinasi kemoterapi
alternatif yang digunakan adalah EMA-EP (Etoposide, MTX, Actinomysin, Etoposide
Platinum). Kombinasi kemoterapi ini dapat diulang dalam interval 2 minggu (RSCM, 2012).
Tabel Kemoterapi EMA-CO (Etoposide, MTX, Actinomysin, Cyclophospamid dan
Oncovin)
Regimen

Hari ke-1 Etoposide 100 mg/m2, diencerkan 200 cc dalam Nacl 0,9%
melalui infus selama lebih dari 30 menit
Actinomycin-D 0,5 mg melalui intra vena
Methotrexate 100 mg/ m2 melalui intra vena
200 mg/ m2 melalui cairan infus selama lebih dari
12 jam
Hari ke-2 Etoposide 100 mg/m2, diencerkan 200 cc dalam Nacl 0,9%
melalui infus selama lebih dari 30 menit
Actinomycin-D 0,5 mg melalui intra vena
Folinic acid rescue 15 mg melalui intra muskular atau secar oral setiap
12 jam untuk empat dosis (dimulai 24 jam setelah
infusi methotrexate)
Hari ke-8 Cyclophosphamide 600 mg/ m2 melalui cairan infus selama lebih dari
30 menit
Vincristine 1 mg/ m2 melalui intra vena (maksimal 2 mg)
(RSCM, 2012).
Tabel Kemoterapi EMA-EP (Etoposide, MTX, Actinomysin, Etoposide Platinum)
Regimen

Hari ke-1 Etoposide 100 mg/m2, diencerkan 200 cc dalam Nacl 0,9%
melalui infus selama lebih dari 30 menit
Actinomycin-D 0,5 mg melalui intra vena
Methotrexate 100 mg/ m2 melalui intra vena
200 mg/ m2 melalui cairan infus selama lebih dari
12 jam
Hari ke-2 Etoposide 100 mg/m2, diencerkan 200 cc dalam Nacl 0,9%
melalui infus selama lebih dari 30 menit
Actinomycin-D 0,5 mg melalui intra vena
Folinic acid rescue 15 mg melalui intra muskular atau secar oral setiap
12 jam untuk empat dosis (dimulai 32 jam setelah
infusi methotrexate)
Hari ke-8 Cisplatin 60 mg/m2 melalui intra vena dengan prehidrasi
Etoposide 100 mg/m2 dalam 200 mL saline IV selama lebih
dari 30 menit
(RSCM, 2012).

EMACO merupakan regimen lini pertama untuk menangani PTG risiko tinggi karena
EMACO mempunyai rasio efektifitas/toksisitas terbaik. Kemoterapi kombinasi sering
diberikan dengan interval 2- 3 minggu dan pemberian secara tepat waktu sangatlah penting.
Penundaan terapi dan pengurangan dosis sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan
risiko resistensi dan kegagalan terapi. Pasien yang diterapi dengan kemoterapi kombinasi
sebaiknya dilakukan evaluasi hCG serial. Perlu diberikan tambahan 2-4 kali kemoterapi
setelah kadar hCG tidak terdeteksi lagi untuk mengurangi risiko relaps. Pasien yang
mengalami resistensi EMACO dapat diterapi dengan EMAEP- regimen cyclophosphamide
dan vincristine pada hari ke 8 diganti dengan cisplatin dan etoposide (Luran JR, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

FIGO Committee on Gynecologic Oncology.2009.Revised FIGO Carcinoma on Woman. Int


J Gynecol Obst;105:103-4
Lurain JR. 2011. Gestational trophoblastic disease II: Classification and management of
gestational trophoblastic neoplasia. Am J Obstet Gynecol. 11-8. doi:
10.1016/ajog.2010.06.072.
Penyakit Trofoblas Ganas. 2011. Pedoman Pelayanan Medik Kanker Ginekologi. 77-85.
Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia.
RSCM. 2012. Protokol Kemoterapi Onkologi Ginekologi. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.
Cipto Mangunkusumo. Jakata.

Anda mungkin juga menyukai