Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA IBU DENGAN ABORTUS


DI POLI HAMIL RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA

OLEH:
MEYTA RAHAYU (131923143062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
DEFINISI ABORTUS

DEFINISI
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan pada usia kehamilan < 20 minggu
dan berat janin < 500 gram (Hachem et al. 2017)
KLASIFIKASI ABORTUS

1. Abortus Spontanea 2. Abortus Provokatus

Abortus yang sengaja


Abortus yang terjadi
dibuat/dilakukan,
tanpa tindakan atau
yaitu dengan cara
terjadi dengan
menghentikan
sendirinya.
kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar
tubuh ibu.

Add Text Here


1. Abortus Spontanea

Perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20


1. Abortus Imminens
minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasi serviks

Perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu


2. Abortus Insipiens
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus

3. Abortus Inkompletus Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan


sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus

4. Abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan


1. Abortus Spontanea

5. Missed Abortion
Janin telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi bertahan di
(Keguguran tertunda)
dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati

Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri


6. Abortus Servikalis
eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di
dalam rongga serviks dan uterus membesar, berbentuk
bundar, dan dindingnya menipis

7. Abortus Habitualis Abortus yang telah terjadi berulang kali (sekurang


kurangnya 3x berturut-turut)
2. Abortus Provokatus

Abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi


1. Abortus Artificialis Therapicus
medis

2. Abortus Provocatus Criminalis Abortus yang dilakukan tanpa dasar indikasi medis
(biasanya dilakukan secara ilegal)
ETIOLOGI ABORTUS

1. Kelainan pertumbuhan
hasil konsepsi
2. Kelainan pada 3. Faktor maternal 4. Kelainan traktus
• Kelainan seperti pneumonia, genetalia, seperti
kromosom, terutama
plasenta
typus, anemia berat, inkompetensi serviks,
trimosoma dan mioma uteri dan
keracunan dan
monosoma X
toksoplasmosis kelainan bawaan
• Lingkungan sekitar
tempat implantasi
uterus.
kurang sempurna
• Pengaruh teratogen
akibat radiasi, virus,
obat-obatan 6. Sebab-sebab
tembakau dan 5. Faktor-faktor
hormonal. psikosomatik
alcohol
seperti: stress dan
Add Text Here
emosi
MANIFESTASI KLINIS

Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

Keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun,


tekanan menurun

Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan


keluarnya jaringan hasil konsepsi

Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis dan


sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
PATOFISIOLOGI

Pada awal abortus terjadi dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Sehingga menyebabkan uterus berkonsentrasi untuk mengeluarkan benda asing
DEFINISI
tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsempsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Apabila kehamilan 8 sampai 4 minggu villi khorialis
sudah menembus terlalu dalam sehingga plasenta tidak dapat dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak pendarahdan daripada plasenta.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta tidak lengkap. Peristiwa ini menyerupai
persalinan dalam bentuk miniature.
WOC
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan USG dan Doppler untuk


menentukan pakah janin masih hidup

2. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah


pada missed abortion

3. Test HCG urine


PENATALAKSANAAN

Pembedahan Medis

1. Kuretase 1. Tirah baring (bedrest total)


2. Aspirasi haid 2. Bila disertai syok karena
perdarahan, berikan infuse
cairan NaCI fisiologi atau
RL
3. Berikan transfuse darah
4. Tambahan terapi: Antibiotik

Add Text Here


KOMPLIKASI

1. Perdarahan 4. Luka pada serviks uteri

2. Perforasi uterus
5. Pelekatan pada kavum uteri

3. Infeksi 6. Syok karena perdarahan (syok hemoragik)


dan infeksi berat (syok endoseptik)
PENGKAJIAN

1. Keluhan Utama: Klien mengeluh menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengalami perdarahan pervaginam di luar
DEFINISI
siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan dan nyeri pada abdomen
3. Riwayat Kesehatan Dahulu: Klien pernah mengalami abortus sebelumnya
4. Pemeriksaan Fisik (Fokus)
a. Keadaan umum: lemah
b. Abdomen: pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
c. Genetalia: terdapat perdarahan pervaginam secara berulang
d. Ekstermitas: terdapat kelemahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (kontraksi pengeluaran hasil konsepsi) d.d pasien
mengeluh nyeri (D.0077)

2. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif (perdarahan) d.d adanya perdarahan pervaginam (D.0023)

3. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d nilai hemoglobin dibawah
normal, CRT>3 detik (D.0009)

4. Intoleransi aktifitas b.d tirah baring d.d klien merasa lemas, bedrest total (D.0056)

5. Risiko syok b.d kekurangan volume cairan (D.0039)

6. Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (D.0142)

7. Berduka b.d kehilangan kandungan d.d klien merasa sedih, menangis (D.0081)

8. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d pasien selalu bertanya mengenai kondisi yang dihadapi
(D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nyeri akut b.d agen Tujuan : Manajemen Nyeri (1.08238)
pencedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi
(kontraksi pengeluaran hasil keperawatan selama 3x8 jam 1. Identifikasi kembali lokasi, karakteristik,
konsepsi) d.d pasien maka tingkat nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
mengeluh nyeri (D.0077) dengan kriteria hasil: dan skala nyeri
Tingkat Nyeri (L.08066) Terapeutik
  1. Keluhan nyeri menurun (0-1) 2. Berikan teknik non-farmakologis untuk
2. Frekuensi nadi (60- mengurangi nyeri
100x/menit) 3. Kontrol lingkungan yang memperberat
3. Meringis menurun rasa nyeri
4. Tekanan darah dalam batas Edukasi
normal (90/60-120/80 4. Jelaskan strategi meredakan nyeri secara
mmHg) mandiri
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan NOC NIC
Hipovolemia b.d Tujuan : Manajemen Perdarahan Antepartum tidak dipertahankan
kehilangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan (1.02043)
selama 1x8 jam maka tingkat perdarahan Observasi
cairan aktif 1. Observasi keluhan ibu mengenai perdarahan yang dialami
(perdarahan) d.d membaik dengan kriteria hasil :
Tingkat perdarahan (L.02017) 2. Monitor kembali keadaan uterus dan abdomen
adanya 1. Perdarahan pervaginam menurun 3. Monitor kesadaran dan tanda vital
perdarahan 2. Hemoglobin membaik (11-15 g/dl) 4. Monitor kehilangan darah
pervaginam 3. Hematocrit membaik (34-45%) 5. Monitor kadar hemoglobin
(D.0023) Status Cairan (L. 03028) Terapeutik
6. Pasang IV line dengan set transfuse
  4. Kekuatan nadi meningkat
7. Ambil darah untuk pemeriksaan
5. Frekuensi nadi normal (60-100x/mnt) 8. Berikan asupan oral
6. Turgor kulit meningkat Edukasi
7. Membran mukosa lembab 9. Anjurkan menurunkan resiko perdarahan (tirah baring)
10. Anjurkan meningkatkan asupan oral
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian cairan
12. Kolaborasi pemberian transfuse darah
13. Kolaborasi tindakan kuret
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan NOC NIC
Berduka b.d Tujuan : Dukungan proses berduka (1.09274)
kehilangan Setelah dilakukan tindakan Observasi
kandungan d.d klien keperawatan selama 1x8 jam 1. Observasi kehilangan yang dihadapi
merasa sedih, maka tingkat berduka 2. Identifikasi proses berduka yang dialami
menangis (D.0081) membaik dengan kriteria 3. Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
  hasil : Terapeutik
Tingkat berduka (L.09094) 4. Tunjukkan sikap menerima dan empati
1. Verbalisasi menerima 5. Motivasi untuk mengungkapkan perasaan kehilangan
kehilangan meningkat 6. Motivasi untuk mrnguatkan dukungan keluarga atau
2. Verbalisasi harapan orang terdekat
meningkat 7. Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
3. Verbalisasi perasaan sedih Edukasi
menurun 8. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa sikap
4. Verbalisasi perasaan mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan
bersalah menurun menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan
5. Menangis menurun 9. Anjurkan melewati proses berduka secara bertahap
6. Pola tidur membaik
DAFTAR PUSTAKA

Hachem, H. El, Crepaux, V., May-panloup, P., Descamps, P., & Legendre, G. (2017). Recurrent
pregnancy loss : current perspectives. International Journal of Women’s Health, 331–345.
DEFINISI
PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Sapra, K. J., Joseph, K. S., Galea, S., Bates, L. M., Louis, G. M. B., & Ananth, C. V. (2016).
Signs and Symptoms of Early Pregnancy Loss : A Systematic Review.
https://doi.org/10.1177/1933719116654994
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai