Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

DISUSUN OLEH : ALIH JENIS B21

MABDA NOVALIA 131923143028


ESTER WIDIASTUTI 131923143047
FARIH AMINUDIN 131923143053
MEYTA RAHAYU 131923143062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Bidang Studi : Keperawatan Komunitas


Tema : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sasaran : Remaja
Tempat : Di wilayah masing-masing mahasiswa
Waktu : 35 menit
Hari/Tanggal/jam :-

I. Latar Belakang
Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, yaitu
masa peralihan dari anak menuju dewasa. Pada tahap ini, anak mengalami
percepatan pertumbuhan, perubahan-perubahan baik fisik maupun
psikologis. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan social.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapai
kemasakan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan.
Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara
perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja. Dari sudut pandang
kesehatan, tindakan menyimpang yang akan mengkhawatirkan adalah
masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality),
penyebaran penyakit kelamin (sexual transmitted disease), kehamilan di luar
nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki (adolescent unwanted
pragnancy) di kalangan remaja. Masalah-masalah yang disebut terakhir ini
dapat menimbulkan masalahmasalah sertaan lainnya yaitu unsafe aborsi dan
pernikahan usia muda. Semua masalah ini oleh WHO disebut sebagai
masalah kesehatan reproduksi remaja, yang telah mendapatkan perhatian
khusus dari berbagai organisasi internasional.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
remaja selama 35 menit diharapkan para peserta dapat memahami tentang
kesehatan reproduksi remaja

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kesehatan
reproduksi remaja peserta diharapkan mampu:
a. Menjelaskan masalah yang dihadapi dalam kesehatan reproduksi
remaja
b. Menjelaskan mengenai ruang lingkung kesehatan reproduksi remaja

IV. Hasil akhir yang diharapkan :


a. Aspek Kognitif :
a. Remaja dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada
kesehatan reproduksi remaja
b. Remaja dapat mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi
remaja
b. Aspek Psiko Motor
a. Remaja dapat mempraktekkan cara menjaga kesehatan
reproduksinya
c. Aspek Attitude
a. Remaja mampu mengikuti program pendidikan kesehatan
reproduksi remaja dengan baik
b. Remaja mampu mengikuti pola hidup sehat

V. Materi
a. Masalah kesehatan reproduksi remaja
b. Ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja
c. Cara menjaga kesehatan reproduksi remaja
VI. Program Kegiatan Penyuluhan Pembelajaran Kesehatan Keluarga

No Tahapan Kegiatan Waktu Media


Penyuluh Peserta
1. Pembukaan a. Mengucapkan a. Menjawab 5 menit
Salam Pembuka salam
b. Menjelaskan Tujuan b. Memperhatikan
Pendidikan dan
Kesehatan Mendengarkan
c. Menyebutkan c. Memperhatikan
Materi yang akan dan -
dijelaskan Mendengarkan
d. Menanyakan d. Menjawab
kesiapan pasien dan pertanyaan
keluarga dalam
menerima materi
pendidikan
kesehatan

2. Pelaksanaan a. Menjelaskan masalah a. Mendengarkan 20 Power


yang dihadapi dalam dan menyimak menit point
kesehatan reproduksi pemaparan
remaja materi
b. Menjelaskan b. Bertanya
mengenai ruang c. Mencatat hal-hal
lingkung kesehatan yang perlu dan
reproduksi remaja penting
c. Menjelaskan cara
menjaga kesehatan
reproduksi remaja

3. Tanya a. Memberikan a. Pasien dan 5 menit


Jawab kesempatan kepada keluarga
pasien dan keluarga bertanya tentang
untuk bertanya hipertensi
b. Mengevaluasi hasil b. Pasien dan
dari pendidikan keluarga -
kesehatan tentang memberi respon
hipertensi yang balik
tentang
hipertensi dengan
mengajukan
pertanyaan
4. Penutup a. Membacakan a. Mendengarkan 5 meni
kesimpulan. b. Menjawab t -
b. Mengucapkan salam
salam penutup.

VII. Media
Pelaksanaan dilakukan menggunakan aplikasi Zoom Meeting karena
dalam kondisi pandemi dengan menggunakan media Power Point

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
1) Kesiapan materi, kesiapan SAP
2) Penyelenggaraan dilakukan oleh mahasiswa di wilayahnya masing-
masing
3) Pemateri kesehatan menguasai materi penyuluhan dengan konsep
yang sama
4) Seluruh remaja ada pada saat penyuluhan.
2. Evaluasi proses
1) Penyuluh menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan
suasana yang rileks.
2) Remaja mengikuti secara aktif acara penyuluhan dari awal sampai
akhir.
3) Remaja bertanya tentang materi penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Setelah proses penyuluhan diharapkan remaja dapat :
1) Menjelaskan masalah yang dihadapi dalam kesehatan reproduksi
remaja
2) Menjelaskan mengenai ruang lingkung kesehatan reproduksi
remaja
3) Menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi remaja
PENDIDIKAN KESEHATAN
KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

A. Masalah Kesehatan Reproduksi Pada Remaja


Masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi
oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Perkosaan
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak
hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan
rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan
untuk menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks
bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat
memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV
(Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel
kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-
17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain
itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan
terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah
persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos
seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan
pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya
sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun
hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan
dalam masa subur.
4. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori
aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan.
Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi
spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja
perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena
secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang
tidak sehat ini akan berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak
menunjang untuk melangsungkan kehamilan.
5. Perkawinan dan kehamilan dini
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi
orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal
ini remaja perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan
bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang
menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk
memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat
melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani
kehamilan sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan
dengan distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih
dalam tahap proses pertumbuhan.
6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan
HIV/AIDS
IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular
melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk
HIV sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin
yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali,
mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher
rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

B. Kesehatan Reproduksi Remaja


1. Kebersihan organ genital
Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja tersebut
dalam merawat dan menjaga kebersihan alat genitalnya. Alat reproduksi yang
lembab dan basah akan meningkat keasaman dan memudahkan pertumbuhan
jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga
kebersihan alat genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus.
Hal yang dilakukan remaja putri dalam menghadapi masa pubertas saat
menstruasi adalah:
a. mengganti pembalut sekurangnya 3 sampai 4 kali sehari, pembalut yang
sudah kotor dicuci dibungkus rapi, kemudian dibuang ketempat sampah. Bila
menggunakan pembalut dan terjadi banyak pendarahan, sebaiknya jangan
melakukan aktivitas berenang. Pada hari terakhir (pendarahan tinggal sedikit)
baru dapat dilakukan aktivitas berenang tanpa memakai pembalut.
b. Minumlah air putih atau jus buah sesering mungkin.
c. Makanlah sayuran yang banyak mengandung zat besi agar kandungan zat besi
yang hilang selama menstruasi dapat tergantikan
d. Biasakan mandi secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Jika selesai
buang air besar, bersihkanlah daerah sekitar aat kelamin secara seksama agar
kotoran tidak masuk ke dalam alat kelamin. Bersihkanlah daerah sekitar alat
kelamin dari arah depan kebelakang, jangan sebaliknya.
e. Bersihkan alat kelamin dengan air, tidak perlu menggunakan sabun
pembersih atau parfum karena dapat mengakibatkan bakteri-bakteri yang
berguna untuk melindungi organ reproduksi menjadi mati

2. Hubungan seksual pranikah


Remaja putri yang hamil pada usia kurang dari 16 tahun mempunyai risiko
kematian dan mengalami komplikasi pada saat hamil dan melahirkan yang lebih
besar jika dibandingkan dengan wanita yang lebih dewasa. Komplikasi tersebut
antara lain obstruksi jalan lahir, partus preterm, dan abortus spontan, serta masih
banyak lagi komplikasi lain. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja
seringkali berakhir dengan aborsi.
Komplikasi dari aborsi yang tidak aman, antara lain:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya.
f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
i. Kanker hati (Liver Cancer).
j. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy).
l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

3. Penyalahgunaan NAPZA
NAPZA adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Contoh obat-obat NAPZA tersebut yaitu: opioid, alkohol, ekstasi,
ganja, morfin, heroin, kodein, dan lain-lain. Jika zat tersebut masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Pengaruh dari zat tersebut adalah
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, ketergantungan, rasa
nikmat dan nyaman yang luar biasa dan pengaruh-pengaruh lain. Penggunaan
NAPZA ini berisiko terhadap kesehatan reproduksi karena penggunaan NAPZA
akan berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks bebas. Pengguna NAPZA
jarum suntik juga meningkatkan risiko terjadinya HIV/AIDS, sebab virus HIV
dapat menular melalui jarum suntik yang dipakai secara bergantian

4. Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. Cara penularannya tidak hanya terbatas secara
genitalgenital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano-genital. Sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah
genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular
seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu penggunaan peralatan pribadi
yang bersamaan, seperti handuk, pakaian, termometer dan lain-lain. Selain itu
penyakit menular seksual juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya ketika di
dalam kandungan dan melalui jalan lahir apabila kelahirannya pervaginam.
Penyakit menular seksual yang umum terjadi di Indonesia antara lain:
gonorrhea, chlamydia, vaginosis bakterial, herpes simpleks, trikomoniasis, sifilis,
limfogranuloma venerium, ulkus mole, granuloma inguinale, dan Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
Cara menghindari PMS :
a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. Tidak berganti-ganti pasangan
c. Menggunakan alat pengaman ketika melakukan hubungan seksual
d. Selalu menjaga kebersihan alat genital
e. Apabila tertular PMS, segera periksakan ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan yang tepat.

C. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja


Selalu jaga kebersihan organ reproduksi, dengan cara:
1) Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau
lembab.
2) Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
3) Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari.
4) Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin
sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang
terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ reproduksi.
5) Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agarmencegah
terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko
kanker penis (Kemenkes RI, 2018).

Anda mungkin juga menyukai