Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PENYAKIT TROFOBLAS GANAS (PTG)”
DI RUANG MERAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Periode 29 Juni-03 Juli 2020

Disusun Oleh:
Meyta Rahayu
131923143062

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
PENYAKIT TROFOBLAS GANAS (PTG)”
DI RUANG MERAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Bidang Studi : Keperawatan Maternitas


Topik : Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tempat : Ruang Merak
Waktu : 09.00 – 09.35 WIB (35 Menit)
Hari/Tanggal : 03 Juli 2020

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat memahami tentang Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
mampu:
1. Memahami dan menjelaskan kembali pengertian PTG dengan benar
2. Memahami klasifikasi PTG
3. Memahami dan menyebutkan kembali penyebab PTG
4. Memahami dan menyebutkan stadium PTG
5. Memahami dan menyebutkan kembali tanda dan gejala PTG
6. Memahami dan menyebutkan kembali pemeriksaan untuk PTG
7. Memahami dan menyebutkan kembali penatalaksanaan PTG
8. Memahami dan menyebutkan kembali pencegahan PTG
9. Memahami komplikasi dari PTG
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Video
E. Materi
1. Pengertian PTG
2. Penyebab PTG
3. Klasifikasi PTG
4. Stadium PTG
5. Tanda dan Gejala PTG
6. Pemeriksaan Penunjang PTG
7. Penatalaksanaan PTG
8. Pencegahan PTG
9. Komplikasi PTG
F. Setting Tempat
Ruang Merak

Keterangan :

: Bed pasien : Pasien

: Penyuluh

G. Pelaksanaan
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 2 menit Pembukaan
1. Penyampaian salam 1. Membalas salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan topik 3. Mendengarkan
penyuluhan 4. Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan 5. Mendengarkan dan menyetujui
5. Kontrak waktu
2. 35 menit Penyajian materi
1. Pengertian PTG 1. Menjawab pertanyaan dan
2. Penyebab PTG mengemukakan pendapat
3. Tanda dan Gejala PTG 2. Memperhatikan dan mendengarkan
4. Pemeriksaan penunjang PTG 3. Memperhatikan dan mendengarkan
5. Penatalaksanaan PTG 4. Memperhatikan dan mendengarkan
6. Pencegahan PTG 5. Memperhatikan dan mendengarkan
7. Komplikasi PTG 6. Memperhatikan dan mendengarkan
8. Diskusi (tanya jawab) 7. Memperhatikan dan mendengarkan
8. Bertanya dan mengemukakan
pendapat
3. 10 menit Evaluasi
Mengevaluasi kembali
pengetahuan peserta mengenai Menjawab pertanyaan
materi yang telah disampaikan
4. 3 menit Terminasi
Menyimpulkan hasil Memperhatikan dan ndengarkan
penyuluhan

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan SAP
3) Kesiapan media: leaflet dan video
4) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
5) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
6) Peserta hadir ditempat penyuluhan
7) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruangan
2. Evaluasi Proses
1) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
2) Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
3) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
5) Suasana penyuluhan tertib
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami materi yang telah disampaikan oleh penyaji
2) Ada umpan balik positif dari peserta.
MATERI PENYULUHAN PENYAKIT TROFOBLAS GANAS (PTG)

A. Pengertian penyakit trofoblas ganas (PTG)


Penyakit trofoblas ganas (PTG) merupakan penyakit yang terjadi saat kehamilan.
Penyakit ini berasal dari pertumbuhan jaringan trofoblas yang abnormal dan bersifat
neoplastik atau karsinoma (Manuaba, 2001). PTG merupakan suatu penyakit tumor
ganas yang berasal dari sito dan sinsiotrofoblas yang masuk ke rahim (kandungan),
merusak jaringan di sekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan
(Figo, 2006). Penyakit trofoblas ganas dapat didahului oleh proses pembuahan
(molahidatidosa/hamil anggur, kehamilan biasa, abortus/keguguran dan kehamilan di
luar kandungan/kehamilan ektopik) atau bahkan dapat merupakan produk langsung dari
hasil konsepsi atau yang bukan didahului oleh suatu kehamilan seperti tumor yang
muncul dari sel telur wanita (Berek, 2007).
Kehamilan yang terjadi pada kasus PTG tidak berkembang menjadi janin yang
sempurna melainkan menjadi keadaan tidak normal yang terjadi pada minggu – minggu
pertama kehamilan berupa pengumpulan dari jonjot jorion sehingga menyerupai
gelembung yang disebut mola hidatidosa (hamil anggur) (Pernoll, 2008).

B. Klasifikasi penyakit trofoblas ganas (PTG)


1. Berdasarkan skoring risiko
Skor faktor risiko menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics
(FIGO) WHO sebagai berikut:
Skor 0 1 2 4
Usia (tahun) ≤39 ≥40 - -
Kehamilan sebelumnya Mola Abortus Aterm
Interval dari index <4 4-6 7-12 >12
kehamilan (bulan)
Serum HCG <1000 <10.000 <100.000 >100.000
prepengobatan (IU/l)
Ukuran tumor paling - 3-4cm >5 cm -
besar (termasuk uterus)
Tempat metastasis Paru Limpa/ginjal GI Otak/hepar
Jumlah metastasis - 1-4 5-8 >8
Kegagalan kemoterapi Kemoterapi 2 kemoterapi
sebelumnya tunggal atau lebih

Keterangan:
Bila total skor : ≤6 : risiko rendah
≥7 : risiko tinggi
2. Klasifikasi PTG berdasarkan prognosisnya yaitu:
Kategori Kriteria
Non metastasis Tidak ditemukan metastasis
Metastasis Terdapat metastasis ekstrauterin
a. Prognosis baik Tidak ada faktor risiko:
- Durasi ≤ 4 bulan
- Kadar βhCG pre-terapi < 40.000 mIU/ml
- Tidak terdapat metastase otak atau hati
- Belum pernah mendapat kemoterapi
b. Prognosis buruk - Bukan kehamilan aterm sebelumnya
Ada faktor risiko:
- Durasi ≥ 4 bulan
- Kadar βhCG pre-terapi > 40.000 mIU/ml
- Terdapat metastase otak atau hati
- Pernah kemoterapi
- Kehamilan aterm sebelumnya

C. Stadium (Staging)
Sistem staging secara anatomi untuk penyakit trofoblas ganas telah ditetapkan
oleh International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), yaitu:
a. Stadium I : bila proses masih terbatas di uterus, disertai peningkatan kadar hCG
yang persisten
b. Stadium II : bila sudah ada metastasis diluar uterus namun masih terbatas pada
organ genitalia (adnexa, vagina, ligamentum broad)
c. Stadium III : bila sudah ada metastasis ke paru-paru dengan atau tanpa melibatkan
traktus genital
d. Stadium IV : bila sudah ada metastasis ke otak, hati, saluran pencernaan dan ginjal

D. Penyebab penyakit trofoblas ganas (PTG)


Etiologi terjadinya penyakit trofoblas ganas (PTG) belum jelas diketahui, namun
bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun pertumbuhan
dan metastasisnya menyerupai sarkoma. Berikut ini beberapa faktor risiko yang
berperan terhadap terjadinya PTG (Rasjidi, 2009):
1. Usia Ibu
Risiko terjadinya PTG paling besar yaitu pada kelompok usia < 15 tahun dan > 40
tahun.
2. Kehamilan sebelumnya
Risiko PTG meningkat 20-40 kali lipat apabila ibu pernah memiliki riwayat masalah
kehamilan seperti molahidatidosa (hamil anggur) dan abortus
3. Genetik
4. Faktor lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang diduga mendukung terjadinya PTG adalah merokok,
penggunaan kontrasepsi oral, dan radiasi.

E. Tanda dan gejala penyakit trofoblas ganas (PTG)


Beberapa tanda dan gejala yang muncul pada PTG yaitu:
1. Pendarahan dari vagina berwarna merah segar pada kehamilan muda (2-3 bulan).
2. Pendarahan dari vagina diluar siklus menstruasi
3. Mual dan muntah yang berlebihan
4. Uterus lebih besar dari usia kehamilan dan lembek
5. Kadar hormon hCG meningkat
6. Pecahnya vesikel
7. Adanya kista lutein, baik unilateral maupun bilateral
8. Adanya penyulit lain, seperti: pre-eklamsi, tirotoksis, dan emboli paru (jarang)

F. Pemeriksaan penunjang penyakit trofoblas ganas (PTG)


1. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO)
menetapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG termasuk
koriokarsinoma adalah:
a. Menetapnya kadar ß hCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau lebih
(misalnya hari 1,7, 14 dan 21)
b. Kadar ß hGC meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut atau lebih
(misalnya hari 1,7 dan 14)
c. Tetap terdeteksinya ß hCG sampai 6 bulan pasca evakuasi mola
d. Gambaran patologi anatomi adalah koriokarsinoma
2. Uji Sonde
Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis
servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar setelah ditarik
sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan mola atau koriokarsinoma.
3. Foto rontgen abdomen
Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
4. Ultrasonografi
Terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.
G. Penatalaksanaan penyakit trofoblas ganas (PTG)
1. Kemoterapi
PTG merupakan tumor yang sensitif terhadap obat-obatan kemoterapi, dari hasil
survey menunjukkan bahwa dengan kemoterapi pasien dengan koriokarsinoma
mengalami kesembuhan 90-95%.
a. Terapi dengan agen single methotrexate or actinomycin D
Terapi ini digunakan untuk koriokarsinoma yang belum bermetastase meluas ke
seluruh tubuh atau dengan skala ringan.
b. Terapi kombinasi EMACO (etoposide, methotrexate, actinomycin D,
cyclosphosphamide and oncovin)
Terapi komplek ini digunakan untuk koriokarsinoma dengan skala sedang atau
berat.
2. Hysterektomi
Biasa dilakukan pada wanita dengan usia ≥ 40 tahun atau pada wanita yang memang
menginginkan untuk dilakukan hysterektomi. Hysterektomi juga disarankan pada
infeksi berat dan perdarahan yang tidak terkendali.
3. Follow up
Pasien-pasien penyakit tropoblas ganas dianjurkan mengikuti jadwal berikut.
Pasien harus dievaluasi selajutnya karena adanya risiko kambuh.
a. Pemeriksaan kadar β hCG tiap minggu sampai didapatkan negatif dalam 3
minggu
b. Pemeriksaan kadar β hCG tiap bulan sampai didapatkan negatif dalam 12 bulan
(non metastatik atau penyakit dengan metastatik risiko rendah atau dalam 24
bulan (metastasis risiko tinggi)
c. Kontrasepsi yang efektif
d. Pemeriksaan radiologi atas indikasi (misalnya: CT thoraks untuk melihat
metastasis paru, MRI kepala untuk melihat metastasis serebral.

H. Pencegahan penyakit trofoblas ganas (PTG)


1. Pada kasus resiko tinggi, bila jumlah anak yang diinginkan sudah mencukupi agar
dilakukan histerektomi
2. Memberikan kemoterapi pada kasus-kasus kehamilan ektopik untuk mencegah
penyakit trofoblas
3. Bila jumlah HCG pasca mola tidak turun selama 3 minggu berturut-turut atau malah
semakin naik dapat diberikan kemoterapi.

I. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit trofoblas ganas antara
lain:
1. Perforasi uterus
Terjadi saat melakukan tindakan kuretase (suction curettage) terkadang terjadi karena
uterus luas dan lembek (boggy). Jika terjadi perforasi, harus segera diambil tindakan
dengan bantuan laparoskop.
2. Perdarahan (hemorrhage)
Merupakan komplikasi yang sering terjadi saat pengangkatan (evacuation) mola
3. Emboli trofoblas
Dipercaya menyebabkan acute respiratory insufficiency. Faktor risiko terbesar adalah
ukuran uterus yang lebih besar dibandingkan usia kehamilan (gestational age) 16
minggu. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA

FIGO Committee on Gynecologic Oncology.2009.Revised FIGO Carcinoma on Woman. Int


J Gynecol Obst;105:103-4
Hartati Nurwijaya, D. D. (2010). Cegah dan Deteksi Penyakit trofoblas ganas. Yogyakarta:
Alex Media Komputindo.
Lily Yulaikhah. 2008. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Penn Medecine. 2016. Gestational Trophoblastic Disease (GTD) Risks and Prevention.
Philadelphia : The Trustees of The University of Pennysylvania.
Rasjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker pada Wanita: Penyakit Trofoblas Ganas. Jakarta:
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai