Kanker endometrium adalah keganasan yang berasal dari lapisan pada uterus yang melapisi
bagian dalam dari uterus yaitu endometrium.
Kriteria kanker endometrium :
Kelompok risiko kanker endometrium dibagi atas:
1) Low Risk: derajat 1-2, invasi miometrium <50% dengan LVSI (-)
2) Low intermediate risk: stadium I endometrioid, derajat 1-2, dengan invasi miometrium >50%,
3) Intermediate risk: derajat I endometrioid, grade 3, <50% invasi miometrium, tanpa melihat
status LVSI
- derajat I endometrioid, grade 2. LVSI positif, tidak melihat derajat kedalaman invasi
4) High risk: derajat 3, >50% invasi miometrium atau non-endometrioid (clear cell, serous,
undifferentiated carcinoma jika >10% dari tumor), Stadium III penyakit residual dan Stadium
IVA, Metastasis Stadium IVB
5.
Persiapan kemoterapi:
Telah diketahui dengan pasti Jenis atau sel kanker, Stadium kanker. Telah dipastikan
Jenis terapi kemoterapi dan sensitiftas terhadap terapi, melakukan pemeriksaan
secara komperhensif pada pasien baik keadaan umum dan pemriksaan laboratorium
lengkap serta kimia klinik menilai fungsi organ seperti fungsi liver, ginjal, sumsum
tulang, EKG dll. Mempertimbangkan Efek samping kemoterapi yang dapat terjadi,
melakukan informes consent kepada pasien dan keluarga.
Syarat kemoterapi
Keadaan umum pasien cukup baik,
Pasien mengerti tujuan kemoterapi
Hasil pemeriksaan lab faal ginjal dan hati baik
Hb > 10, leukosit > 5000, trombo > 150.000
6. Radiasi
Radiasi pada jaringan biologik dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase fisika, kimia dan biologi. Radiasi p
jaringan biologi, pada awalnya menyebabkan fase fisika dengan metode ionisasi dan eksitasi. Selanjutny
terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk mengakibatkan kerusakan biologi dengan car
DNA yang tidak bisa diperbaiki akan menyebabkan kematian sel. Ionisasi dan eksitasi akan menyebabkan k
maupun tidak langsung. Kerusakan DNA secara langsung jika radiasi pengion langsung mengenai DNA.4
akibat sinar x dan λ disebabkan oleh efek langsung, dan efek langsung ini lebih dominan pada radiasi
secara tidak langsung melalui pembentukan radikal bebas (atom dengan elektron tidak berpasangan)
merusak terhadap DNA
Kerusakan DNA bisa berupa terputusnya rantai tunggal DNA atau single strand breaks (SSB),
terputusnya rantai ganda DNA atau double strand breaks (DSB), crosslink DNA, serta kehilangan
basa DNA. Beberapa kerusakan DNA masih dapat diperbaiki, tetapi dapat juga mengalami
kegagalan, sehingga terjadilah kematian sel. Kerusakan DNA melalui mekanisme DSB adalah yang
paling penting, sebab terjadi pemisahan rantai DNA sehingga sulit diperbaiki. Sel yang gagal
diperbaiki tidak langsung mengalami kematian, tetapi mengalami beberapa pembelahan sel
(mitosis) terlebih dahulu.
Kerusakan DNA akibat radiasi terjadi terutama pada area fokus pengelompokan ionisasi yang
berjarak beberapa nanometer dari DNA. Diperkirakan terjadi
100.000 ionisasi pada sel per Gy dosis radiasi terserap; yang menyebabkan seribu sampai tiga ribu
crosslink DNA atau crosslink protein DNA, seribu kerusakan struktur DNA, 500-1000 SSB dan 25
sampai 50 DSB. Mayoritas ionisasi tidak menyebabkan kerusakan DNA, dan hampir semua lesi
pada DNA dapat diperbaiki melalui jalur perbaikan DNA. Kegagalan perbaikan atau kesalahan
perbaikan DNA pada DSB dapat mematikan (letal) atau menyebabkan mutase.
Sebagai terapi primer pada kanker ginekologi terutama pada stadium lanjut, stadium IIB-IVB Bentuk dan
dosis radiasi :
1. Diberikan radioterapi dalam bentuk radiasi eksterna whole pelvis sebagai terapi primer dengan dosis 45-50
Gy, 1,8-2Gy per fraksi, 5 fraksi per minggu, diikuti dengan brakiterapi intrakaviter 3x7 Gy (post RE 50 Gy)
atau 4x7 Gy (post RE 45 Gy).
2. Kemoterapi dapat diberikan bersamaan dengan radiasi sebagai radiosensitiser (kemoradiasi)
3. Apabila masih terdapat residu parametrium setelah 50 Gy, dapat diberikan tambahan booster radiasi eksterna
di daerah parametrium dengan dosis 15-20 Gy, atau brakiterapi interstitial, atau kombinasi intrakaviter dan
interstitial.