Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN MASALAH DIAGNOSA :


MEDIK CA COLON

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Disusun Oleh
Desi Ratnasari (P2205044)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2023
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Ca Colonmerupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni


bagian akhir dari sistem pencernaan.Sebagian besar kasus kanker kolorektal
dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar menjadi
tumor (Yayasan Kanker Indonesia, 2018).

Ca Colonadalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari
kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite Penanggulangan Kanker
Nasional, 2019)

B. Klasifikasi Klinik
Klasifikasi kanker kolon adalah sebagai berikut:
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima
buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran
yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.

C. Etiologi
Penyebab dari kanker kolon antara lainnya :
1. Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar
makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang
mempercepatusus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi
lemak trutama lemakhewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob,menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet
dengan karbohidrat murniyang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok
menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran
& buah-buahan.
 Makanan yang harus di hindari :
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng
panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).
 Makanan yang harus di konsumsi :
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan
cukup terutama air.
2. Kelainan kolon :
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.
c. Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai
risikoterkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.

D. Patofisiologi dan Fathway

Umumnya Ca Colona dalah adenokarsinoma yang berkembang dari


polip adenoma.Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya
masih terjadi di rektum dan kolonsigmoid.Polip tumbuh dengan lambat, sebagian
besar tumbuh dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas.Ketika
polip membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi dinding
usus.Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan
nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil
yang menyebabkan ulkus pada suplai darah .

Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam


lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan.Kanker
kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus,
submukosa, dan dinding luar usus.Struktur yang berdekatan, seperti hepar,
kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran
genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai oleh
perluasan.Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering berasal dari
penyebaran tumor.Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh
sudah dikenai namun kelenjar regional masih normal.Sel-sel kanker dari tumor
primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paruparu, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian” dari
tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui
serosa atau selama pemotongan pembedahan.

Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal
dan 20–30 % terjadi di sigmoid dan kolon desending.Ca Colonterutama
adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%.Tumor pada
kolon asenden lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali lebih
banyak). Tumor bowel maligna menyebar dengan cara.

a. Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara langsung


misalnya ke abdomen dari kolon transversum. Penyebaran secara langsung
juga dapat mengenai bladder, ureter dan organ reproduksi.

b. Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa mengenai
paru-paru, ginjal dan tulang.

c. Tertanam kedalam rongga abdomen.

Pathway

Faktor risiko
kanker kolon

Pola gaya hidup tidak sehat


Faktor genetik
Colitis ulsreatif (penyakit krohn)

Invasi jaringan dan efek kompresi


tumor

Intervensi kemoterapi

Pre Intra Post


kemoterapi kemoterapi kemoterapi

Adanya filtrasi obat di Efek pemberian


MK: Ansietas jaringan sekitar obat kemoterapi

Kerusakan jaringan progresif


irreversible, munculnya tanda- MK: Nausea
tanda ekstravasasi
MK : Risiko gangguan
integritas kulit/jaringan

E. Manifestasi klinis.
Manifestasi Ca Colonmenurut (Yayasan Kanker Indonesia, 2018) :
1. Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi atau
perubahan pada lamanya saat buang air besar, dimana pola ini berlangsung
selama beberapa minggu hingga bulan. Kadang-kadang perubahan pola itu
terjadi sebagai perubahan bentuk dari feses atau kotoran dari hari ke hari
(kadang- kadang keras, lalu lunak, dan seterusnya).
2. Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses, seringkali
hanya dapat dideteksi di laboratorium.
3. Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas atau
rasa sakit yang berulang.
4. Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang air besar.
5. Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih
6. Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan sebabnya.

F. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan padalokasi


tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk. Perforasi usus besar
yang di sebabkan peritonitis· Pembentukn absesBiasanya tumor menyerang
pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh
kedalam usus besar secara berangsur-angsurmembantu usus besar dan pada
akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin
menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus,urinary bladder, dan
ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

G. Penatalaksanaan medis
1. Stadium 0 (TisN0M0)
a. Eksisi local polipektomi sederhana
b. Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak memenuhi syarat eksisi
local
2. Stadium I (T1-2N0M0)
a. Wide surgical resection dengan anastomosis tanpa kemoterapi adjuvan
3. Stadium II (T3N0M0, T4a-bN0M0)
a. Wide surgical resection dengan anastomosis 2
b. Terapi adjuvan setelah pembedahan pada pasien dengan risiko tinggi
4. Stadium III (T apapun N1-2M0)
a. Wide surgical resection dengan anastomosis
b. Terapi adjuvan setelah pembedahan
5. Stadium IV (T apapun, N apapun, M1)
a. Reseksi tumor primer pada kasus kanker kolorektal metastasis yang dapat
direseksi
b. Kemoterapi sistemik pada kasus kanker kolorektal dengan metastasis
yang tidak dapat direseksi dan tanpa gejala

H. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas pasien yang perlu untuk dikaji meliputi :

1) Meliputi nama dan alamat

2) Jenis kelamin : kanker usus ini lebih banyak menyerang pada laki
– laki.

3) Umur : paling sering menyerang orang yang berusia lebih dari 40


tahun

b. Riwayat Kesehatan Sekarang Pengkajian ini dilakukan untuk


mendukung keluhan utama.Lakukan pertanyaan yang bersifat ringkas
sehingga jawaban yang diberikan klien hanya kata “ya” atau “tidak”
atau hanya dengan anggukan kepala atau gelengan.

c. Riwayat Kesehatan Sebelumnya: Pengkajian yang mendukung


adalah mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita penyakit
lain. Orang yang sudah pernah terkena kanker usus besar dapat
terkena kanker usus besar untuk kedua kalinya.Selain itu, wanita
dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau
payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker usus besar.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Secara patologi kanker colon tidak


diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini
pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya mempunyai riwayat
kanker usus besar pada keluarga, maka kemungkinan terkena
penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara anda terkena kanker
pada usia muda

e. Riwayat Tumbuh Kembang Kelainan–kelainan fisik atau kematangan


dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang yang dapat
mempengaruhi keadaan penyakit seperti gizi buruk atau obesitas.

f. Riwayat Sosial Ekonomi Pada riwayat sosial ekonomi pasien terkait


makanan dan nutrisi yang dikonsumsi oleh pasien setiap harinya.

g. Riwayat Psikologi Cara pasien menghadapi penyakitnya saat ini,


dapat menerima, ada tekanan psikologis berhubungan dengan
sakitnya itu.Kita kaji tingkah laku dan kepribadian.

h. Persepsi kesehatan dan cara pemeliharaan kesehatan Cara klien


menjaga kesehatan, cara menjaga kesehatan, pengetahuan klien tahu
tentang penyakitnya, tanda dan gejala apa yang sering muncul,
perilaku mengatasi kesehatan, pengetahuan penyebab sakitnya.

i. Nutrisi metabolik Makan atau minum, frekuensi, jenis, waktu,


volume, porsi, obat-obatan yang dikonsumsi.

j. Eliminasi Pola buang air besar atau buang air kecil : teratur,
frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri.

k. Aktivitas dan latihan Aktivitas sehari-hari yang dilakukan dalam


memenuhi kebutuhan seharihari, bantuan dalam melakukan aktivitas,
keluhan klien saat beraktivitas.

l. Tidur dan istirahat Kualitas tidur klien, kebiasaan tidur klien,


kebiasaan sebelum tidur klien.

m. Kognitif dan persepsi sensori Pengkajian nyeri PQRST, penurunan


fungsi Panca indera, alat bantu yang digunakan misalnya kaca mata.

n. Persepsi dan konsep diri Cara klien menggambarkan dirinya sendiri,


pandangan klien terhadap penyakitnya, harapan klien terhadap
penyakitnya.

o. Peran dan hubungan dengan sesama Hubungan klien dengan sesama,


hubungan klien dengan orang lain keluarga, perawat dan dokter.

p. Reproduksi dan seksualitas Gangguan pada hubungan seksualitas


klien, mekanisme koping dan toleransi terhadap stres.
q. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres Cara klien
menghadapi masalah, cara klien mengatasi solus.

r. Nilai dan kepercayaan Kebiasaan dalam menjalankan agama,


tindakan medis yang bertentangan dengan kepercayaan klien,
menjalankan ajaran agama yang dianut klien, persepsi terkait dengan
penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan
kepercayaan klien.

s. Pemeriksaan fisik Keadaan umum

t. Pemeriksaan penunjang :

1) Pemeriksaan Laboratorium Klinis

2) Pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi

3) Radiologi

4) Kolonoskopi. .
I. Diagnosa Keperawatan

Ansietas b.d krisis situasional

Risiko gangguan integritas kulit/jaringan d.d bahan kimia iritatif

Nausea b.d efek agen farmakoligis

J. Intervensi
SDKI SLKI SIKI

Ansietas (D.0080) Reduksi ansietas


Tingkat Ansietas
Definisi : Kondisi (I.093114)
(L.09093)
emosi dan pengalaman
Definisi : Kondisi emosi
subyektif individu Tindakan
dan pengalaman subjektif
terhadap objek yang Observasi :
terhadap objek yang tidak
tidak jelas dan spesifik - Identifikasi saat
jelas dan spesifik akibat
akibat antisipasi bahaya tingkat ansietas
antisifasi bahan yang
yang memungkinkan berubah (mis.
memungkinkan individu
individu melakukan kondisi, waktu,
melakukan tindakan untuk
tindakan untuk stresor)
menghaapi ancaman.
menghadapi ancaman. - Identifikasi
Dengan ekspektasi
Penyebab : kemampuan
(menurun) :
1. Krisis situasional mengambil
1. Verbalisasi
Kebutuhan tidak keputusan
kebingungan
terpenuhi - Monitor tanda-tanda
menurun (5)
2. Krisis maturasional ansietas (verbal dan
2. Berbalisasi
3. Ancaman terhadap nonverbal)
khawatir akibat
konsep diri Terapeutik :
kondisi yang
4. Ancaman terhadap - Ciptakan suasana
dihadapi menurun
kematian terapeutik untuk
(5)
5. Kekhawatiran menumbuhkan
3. Perilaku gelisah
mengalami kepercayaan
menurun (5)
kegagalan - Temani pasien untuk
4. Perilaku tegang
6. Disfungsi sistem mengurangi
menurun (5)
keluarga kecemasan, jika
5. Konsentrasi
7. Terpapar bahaya memungkinkan
membaik (5)
lingkungan (mis. - Pahami situasi yang
toksin, polutan, dan membuat ansietas
lain-lain) - Dengarkan dengan
8. Kurang terpapar penuh perhatian
informasi - Gunakan pendekatan
Gejala dan Tanda yang tenang dan
Mayor meyakinkan
Subjektif : - Tempatkan barang
1. Merasa bingung pribadi yang
2. Merasa khawatir memberikan
dengan akibatdari kenyamanan
kondisi yang - Motivasi
dihadapi mengidentifikasi
3. .Sulit berkonsentrasi situasi yang memicu
Objektif : kecemasan
1. Tampak gelisah - Diskusikan
2. Tampak tegang perencanaan realistis
3. Sulit tidur tentang peristiwa yang
Gejala dan Tanda akan datang
Minor Edukasi :
Subjektif : - Jelaskan prosedur,
1. Mengeluh pusing termasuk sensasi yang
2. Anoreksia mungkin dialami
3. Palpitasi - Informasikan secara
4. Merasa tidak berdaya faktual mengenai
Objektif : diagnosis, pengobatan,
1. Frekuensi napas dan prognosis
meningkat - Anjurkan keluarga
2. Frekuensi nadi untuk tetap bersama
meningkat pasien, jika perlu
3. Tekanan darah - Anjurkan umelakukan
meningkat kegiatan yang tidak
4. Diaforesis kompetitif, sesuai
5. Tremor kebutuhan
6. Muka tampak - Anjurkan
pucat mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
-jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
-anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
-ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Nausea (D.0076) Manajemen Mual


Tingkat Nausea(L.08065)
Definisi : perasaan tidak (I.03117)
Definisi : perasaan tidak
nyaman pada bagian Tindakan
nyaman pada bagian
belakang tenggorokan atau
tenggorokan atau lambung Observasi
lambung yang dapat
yang dapat mengakibatkan
-identifikasi
mengakibatkan muntah.
muntah. Dengan ekspektasi
pengalaman mual
Penyebab :
(meningkat) :
-identifikasi dampak
1. Gangguan biokimiawi
1. Kerusakan jaringan
mual terhadap kualitas
(mis, uremia, ketoasidosis
menurun (5)
hidup
diabetik)
2. Kerusakan lapisan
-identifikasi faktor
2. Gangguan pada esofagus
jarngan menurun
penyebab mual
3. Distensi lambung
(5)
-monitor mual
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pankreas -monitor asupan nutrisi
6. Peregangan kapsul limpa dan kalori
7. Tumor terlokalisasi (mis, Trapeutik
neuroma akustik, tumor
-kendalikan lingkungan
otak primer
penyebab mual
8. sekunder, metastasis tulang
-kurangi atau hilangkan
di dasar tengkorak)
keadaan penyebab mual
9. Peningkatan tekanan
-berikan makana
intraabdominal (mis,
jumlah kecil dan
keganasan intraab
menarik
10. Peningkatan tekanan
-berikan makanan
intrakranial dingin, cairan bening ,
11. Peningkatan tekanan tidak berbau dan tidak
intraorbital (mis. berwarna
glaukoma) Edukasi
12. Mabuk perjalanan
-ajarkan istirahat tidur
13. Kehamilan
yang cukup
14. Aroma tidak sedap
-anjurkan sering
15. Rasa makanan/minuman
membersihkan mulut
yang tidak enak
-anjurkan makanan
16. Stimulus penglihatan
tinggi karbohidrat dan
tidak menyenangkan
rendah lemak
17. Faktor psikologis (mis.
-ajarkan teknik
kecemasan, ketakutan,
penggunaan teknik
stres)
nonfarmakologis untuk
18. Efek agen farmakologis
mengatasi mual
19. Efek toksin
kolaborasi
Gejala dan tanda (mayor) :
-kolaborasi pemberian
- Subjektif :
antiemetik
1. Mengeluh mual
2. Merasa ingin muntah
3. Tidak berminat makan
- Objektif :-
Gejala dan tanda (minor) :
- Subjektif :
1. Merasa asam dimulut
2. Sensai paanas/dingin
3. Sering menelan
- Objektif :
1. Saliva meningkat
2. Pucat
3. Diaforesiis
4. Takikardia
5. Pupil dilatasi
Kondisi klinis terkait :
1. Mengitis
2. Labirintis
Perawatan integritas
Risiko gangguan Integritas kulit dan
kulit (I.11353)
integritas kulit/jaringan jaringan (L.14125)
Tindakan :
(D.0139)
Definisi : kebutuhan kulit Observasi
Definisi : Berisiko (dermis atau
-Identifikasi penyebab
mengalami kerusakan kulit epidermis)atau jaringan
gangguan integritas
(dermis dan/atau (membrane mukosa,kornia,
kulit (mis. perubahan
epidermis) alau fasia, otot, tendon, tulang,
sirkulasi, perubahan
jaringan (membran kartilago, kapsul sendi dan
status nutrisi, penurunan
mukosa, kornea, fasia, otot, lgament)
kelembaban, suhu
tendon, tulang, kartilago
lingkungan ekstrem,
kapsul sendi dan/atau
penurunan mobilitas)
ligamen).
Terapeutik

Faktor Risiko : - Ubah posisi tiap 2 jam


1. Perubahan sirkulasi jika tirah baring
2. Perubahan status nutrisi
- Lakukan pemijatan
(kelebihan atau
pada area penonjolan
kekurangan)
tulang, jika perlu
3. Kekurangan/kelebihan
- Bersihkan perineal
volume cairan
dengan air hangat,
4. Penurunan mobilitas
terutama selama
5. Bahan kimia iritatif
periode diare
6. Suhu lingkungan yang
ekstrem - Gunakan produk
7. Faktor mekanis (mis. berbahan petrolium
penekanan, gesekan) atau minyak pada kulit
atau faktor elektris kering
(elektrodiatermi, energi - Gunakan produk
listrik bertegangan berbahan ringan/alami
tinggi) dan hipoalergik pada
8. Terapi radiasi kulit sensitive
9. Kelembaban
- Hindari produk
10. Proses penuaan
berbahan dasar
11. Neuropati perifer
alkohol pada kulit
12. Perubahan
kering
pigmentasI
Edukasi
13. Perubahan hormonal
- Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis. lotion,
serum)

- Anjurkan minum air


yang cukup

- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi

- Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur

- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem

- Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal 30
saat berada di luar
rumah
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. (2019). Faktor Resiko Kanker Kolorektal. Yogyakarta : MediAction.
Astuti, Rafli, & Zeffira. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan Kasus Kanker Kolon.
Diperoleh pada tanggal 22 Maret 2021
Yayasan Kanker Indonesia. (2018). Harapan Terpadu World Cancer Day 2018. Buletin
YKI, 2(April), 1–54
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2019). Panduan Penatalaksanaan Kanker
kolorektal. Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal, 76
Hidayat, A. A. (2019). Pengantar Kebtuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta:
Kemenetrian Kesehatan RI 2019.
Sayuti. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dengan Post Laparatomi dan
Kolostomi atas indikasi Ca Colon Di Ruangan Abun Suri Lantai 2 RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukit Tinggi. Diperoleh tanggal 22 Maret 2021
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indiktor
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai