Penyakit ini diawali dengan kehamilan mola dan dapat berkembang menjadi tumor
GTN jinak, tetapi dalam perjalanan tersebut dapat menjadi ganas dan sulit untuk
dikendalikan
Menggunakan FIGO Score dari WHO dapat membantu dalam tatalaksana pasien
GTN
Case Report
Case Report
Seorang wanita POA2 berusia 22 tahun datang ke RSPAD Gatot Soebroto untuk kontrol
pasca kuret selama 1 bulan SMRS. Pasien mengeluhkan pendarahan dari alat
kelaminnya sejak ± 12 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit, berwarna merah tua.
Pasien juga mengeluhkan sedikit nyeri di perut bagian bawah. Pasien yang memiliki
riwayat mual, muntah dan merasa perut lebih besar dari usia kehamilan sebenarnya.
Keluhan jantung berdebar-debar, gemetar, sesak napas dan riwayat keputihan
disangkal. pasien mengaku hamil 3 bulan dan karena ada perdarahan vagina. Pasien
memeriksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan USG dan dokter mengatakan bahwa
dia menderita mola hidatidosa.
Case Report
Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, ini adalah kali kedua pasien
mengalami hal yang sama saat berusia 19 tahun. Pasien menikah ketika dia berusia 19
tahun dan merupakan faktor risiko neoplasia trofoblas gestasional. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 121/75 mmHg, denyut nadi 131x / menit, teratur,
kekuatan angkat, suhu 36,7oC, 20x / menit, teratur, simetris.
Case Report
Transvaginal Revealed a normal- sized uterus and characteristic vesicular patter of multiple
ultrasonography echoes, holes within placental mass, and no fetus. Then an intrauterine
gestational sac nor content was observed. Both ovaries were unremarkable.
Case Report
B Hcg
B Hcg 8,911,4 mIU/mL <5 mIU/mL
GTN low-risk termasuk pasien dengan GTN non-metastasis (stadium I) dan metastasis
dengan skor prognostik <7.
• Pada pasien GTN stadium I, pilihan terapi primer didasarkan pada preferensi pasien
terhadap fungsi reproduksinya.
• Pada pasien dengan jumlah anak yang cukup, histerektomi dianjurkan bersama
dengan kemoterapi agen tunggal adjuvan untuk pengobatan kemungkinan
metastasis tersembunyi.
• Kemoterapi agen tunggal dengan metotreksat (MTX) / aktinomisin D (ACID)
merupakan pilihan terapi pada pasien GTN stadium I yang masih menginginkan
kehamilan dan pada pasien GTN metastasis risiko rendah.
Discussion
Discussion
GTN suatu kanker yang dapat disembuhkan. Diagnosis GTN harus dipertimbangkan
untuk pasien dengan riwayat kehamilan sebelumnya, terutama kehamilan mola
Tingkat remisi pada pasien GTN dengan low-risk yang menerima kemoterapi tunggal
sangat tinggi, sementara pada high-risk yang menerima kemoterapi kombinasi dapat
menghasilkan tingkat remisi total hingga 90%.
Discussion
Kemoterapi sangat sensitif pada GTN low-risk, Tatalaksana awal pada low-risk GTN
adalah pemakaian single-agent kemoterapi yaitu MTX atau ActD, pemakaian
kemoterapi kombinasi harus dihindari pada pasien low-risk.
Discussion
Bagaimana terapi?
Terapi lini pertama kemoterapi untuk pasien low-risk GTN adalah 5-day MTX regimen:
0.3–0.5mg/ kg, intravena (IV) untuk 5 hari dan diulang setiap 2 minggu (maximum, 25
mg per dosis).
Pasien yang resisten dengan MTX akan diberikan IV ActD 1.25mg/m2 selama 2
minggu. Complete remission (CR) Ketika setelah 3 minggu berturut-turut hCG level
dibawah angka normal (<5 mIU/dL)
Bagaimana dengan follow-up?
Pemantauan Serum HCG harus dipantau selama setahun dan setiap bulan
Stages 1 - 3
untuk pasien dengan
Stages 4 Pemantauan Serum HCG harus dipantau selama dua tahun dan setiap bulan
Setelah normal?
Pasien disarankan untuk tidak hamil setidaknya selama satu tahun setelah menyelesaikan
kemoterapi karena kehamilan yang terlalu cepat dapat menyebabkan terjadinya relaps atau
kambuh.
Histerektomi adalah metode yang digunakan apabila kehamilan sudah tidak diinginkan.
Setelah normal? Apa Kontrasepsinya
Selama satu dan dua tahun pasien diharuskan untuk tidak hamil, dan
menggunakan Pil KB sebagai kontrasepsinya.
Discussion
Apakah bisa hamil setelah kemoterapi?