3. Skrining
1. Risiko rendah : tes glukosa darah tidak dilakukan secara
rutin jika :
a. Kelompok etnik dengan prevalensi kejadian DMG
yang rendah
b. Tidak ada anggota keluarga inti yang menderita
diabetes
c. Usia < 25 tahun
d. Berat badan normal sebelum hamil
e. Berat badan normal saat lahir
f. Tidak ada riwayat abnormalitas metabolisme
glukosa
g. Tidak ada riwayat obstetri yang buruk
11. Tingkat
Evidens
Riwayat Trauma
Periksa darah rutin
Riwayat operasi uterus
kultur darah
Stimulasi uterus
Fungsi pembekuan (PT ,
Partus Macet
APTT)
Nyeri abdomen akut
Golongan dan uji silangan
Syok
darah (jumlah darah yang
disiapkan tergantung
kondisi)
Diagnosis
Laparatomi
eksploratif
Laparatomi
(Lahirkan janin)
Konservatif
Life saving
REPARASI HISTEREKTOMI
Cllinical Pathways
Penatalaksanaan tindakan operatif dilakukan paling lama 1 jam setelah diagnosis rupture
uteri ditegakkan.
Manajemen Post tindakan operatif
Manajemen Segera :
1. Manajemen Nyeri
2. Monitoring tanda-tanda vital
3. Mobilisasi mobilisasi dini kecuali jika ada kontraindikasi
4. Komunikasi
Manajemen Selanjutnya :
1. Perawatan respirasi
2. Balance cairan
Kebutuhan dasar
Penggantian cairan
3. Drain dan kateter
4. Fungsi Pencernaan
Dilatasi gaster pada pembedahan digestif
Ileus paralitik
Pseudo obstruction
Masa kritis pasien post operatif berlangsung sampai 72 jam. Pada periode ini pasien
harus dinilai cadangan fisiologisnya dengan teliti, pengawasan ketat pada system
kardiovaskuler, ginjal dan pernafasan.
Pasien ditempatkan diruang khusus (recovery room) dengan menjaga jalan pernafasan
tetap bebas, dan harus tetap dijaga sampai pasien sadar. Pada hari operasi dan esok
harinya bila mengeluh kesakitan, dapat diberikan analgetik ringan.
Ketika pasien keluar dari kamar pemulihan (recovery room) diberikan cairan intravena
antara lain NaCL 0,9% atau dextrose 5% yang diberikan bergantian menurut rencana
tertentu. Infus cairan ini diberikan karena pada saat pembedahan pasien kehilangan
sejumlah cairan dan darah, sehingga kadangkadang memerlukan transfuse darah.
Dalam 24 jam diperkirakan lebih kurang 2-3 liter cairan harus dimasukkan untuk
menggantikan cairan yang keluar yaitu urin, cairan yang keluar dari muntah, dan
evaporasi dari kulit dan pernafasan