HALAMAN DOKUMEN..............................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
I. ABORTUS INKOMPLIT...................................................................
II. DMGESTASI(DMG)..........................................................................
III. PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA.....................................................
IV. ENDOMETRIOSIS.............................................................................
V. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU.......................................
VI. KETUBAN PECAH DINI.................................................................
VII. KURETASE.........................................................................................
VIII. LETAK SUNGSANG.........................................................................
IX. PARTUS KASEP................................................................................
X. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL..............................
XI. KETENTUAN TENTANG PELAKSANAAN OPERASI
BEDAH SESAR(OBS).......................................................................
XII. TUMOR JINAK OVARIUM.............................................................
ABORTUS
LETAK SUNGSANG
1. Disebut letak sungsang apabila janin membujur dalam
uterus dengan: bokong/kaki pada bagian bawah.
Pengertian/Definisi Tergantung dari bagian mana yang terendah, dapat
dibedakan menjadi:
1) Presentasi bokong mumi
2) Presentasi bokong kaki
3) Presentasi kaki
2. Anamnesis Dilakukan sama dengan kehamilan pada umumnya
3. Pemeriksaan a. Palpasi
Fisik • Leopold I : Kepala/ballotement di fundus.
• Leopold II: Teraba punggung disatu sisi dan
bagian kecil disisi lain.
• Leopold III -IV Bokong tereba di bagian bawah
uterus.
b. Pemeriksaan dalam.
4. Kriteria Diagnosis 1) Presentasi bokong mumi
2) Presentasi bokong kaki
3) Presentasi kaki
5. Diagnosis Kerja Letak Sungsang
6. Diagnosis Kehamilan Letak Muka
Banding
7. Pemeriksaan a. Ultrasonografi, diperlukan untuk:
Penunjang • Konsultasi letak janin, bila pemeriksaan fisik
tidak jelas.
• Menentukan letak plasenta.
• Menentukan kemungkinan cacat bawaan.
b. Foto Rontgen (bila perlu), untuk:
• Menentukan posisi tungkai bawah.
• Konfirmasi letak janin serta fleksi kepala.
• Menentukan kernungkinan adanya kelainan
bawaau anak.
8. Terapi Penanggulangau Letak Sungsang
A. Waktu Hamil (Antenatal)
1) Pada urnur keharnilan 28-30 minggu, mencari
kausa.
a. USG:
• Plasenta previa.
• Kelainan kongenital.
• Kehamilan ganda.
• Kelainan uterus.
b. Ukuran dan evaluasi panggul. Bila tidak
ditemukan kelainan, dilakukan perawatan
konservatif, dan rencana persalinan lebih
agresif.
2) Bila hasil pemeriksaan USG tidak menemukan
kelainan, maka diiakukan:
a. Knee chest position.
b. Versi luar (bila tidak ada kontra indikasi),
dilakukan pada tirnur kehamilan lebih atau
sama dengan 37 minggu
3) Bila versi luar berhasil, kontrol I minggu lagi,
dan dikelola sebagai presentasi kepala.
4) Bila versi luar gagal, kontrol kembali I minggu,
dicoba versi luar sekali lagi.
B. Waktu Persalinan
1) Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap
letak sungsang, maka penatalaksanaan persalinan
lebih waspada.
2) Persalinan pervaginam diberi kesempatan asal
tidak ada hambatan pada pembukaan. Urutan
cara persalinan:
a. Usahakan spontan Bracht.
b. Manual aid/Lovset-Mauriceau.
c. Total ekstraksi (harus dipertimbangkan
terlebih dahulu).
3 Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila:
a. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar
dan berbahaya(disproporsi feto pelvik atau
Skor Zachtuchni Andrea kurang dari 3).
PARTUS KASEP
1. Pengertian/Definisi Partus kasep adalah suatu keadaan dimana persalinan
mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga
menimbulkan komplikasi baik pada ibu ataupun
anaknya.
2. Anamnesis Persalinan tidak mengalami kemajuan
3. Pemeriksaan Fisik 1) Komplikasi pada Anak.
a. Kaput sulcscdanium besar.
b. Fetal Distress.
c. Kematian Janin.
2) Kompkasi pada Ibu
a. Vagina/Vulva edema.
b. Porsio edema.
c. Ruptura Uteri.
d. Febris.
e. Ketuban hijau.
f.Dehidrasi.
3) Tanda-tanda Jnfeksl intrauterin:
Kriteria Gibbs: temperatur rektal lebih dari
37,8°C disertai dengan 2 atau lebih tanda-tanda
berikut:
a. Maternal tacnycardia (lebih dari 100 kali
permenit).
b. Fetal tachycardia (lebih dari 160 kali per
menit).
c. Uterine Tenderness
d. Fotd Odour ofAmniofic Fluid
e. Maternal leucocytosis (lebih dari 15.000 eel /
mm3)
4) Tanda-tanda ruptura uteri:
a. Perdarahan melalui OUE.
b. His hilang.
e. Bagian anak mudah teraba dari luar.
d. VT : Bagian terendah janin mudah didorong
ke atas.
e. Robekan dapat meluas ke servik dan vagina.
5) Tanda-tanda gawat Janin:
a. Air ketuban bercampur mekoniwu
b. Denyut jantung janin bradikardia/iakikardia
/ireguler.
c. Gerak anak berkurang.
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan ditemukannya
partus lama yaitu terdapat perpanjangan dari fase-fase
persalinan ditambah dengan gerak akibat dari partus
lama yaitu:
1) Kelelahan ibu dan dehidrasi.
2) Kaput suksedonium / Vulva edema.
3) Infeksi intra uterin.
4) Ruptura uteri.
5) Gawat janin.
5. Diagnosis Kerja Partus Kasep
6. Diagnosis Banding 1. Partus lama oleh karena kelainan tenaga (power).
2. Partus lama oleh karena kelainan janin
(passenger)
3. Partus lama oleh karena kelainan panggul
(passage)
4. Partus lama oleh karena kesalahan penolong
(provider)
Kuret medisinalis
Estrogen selama 20 hari diiikuti progesteron
selama 5
hari
Pil KB kombinasi 2 x I tab , 2 — 3 hari
diteruskan I x
tablet 21 hari
progesteron 10-20 mg selama 7— 10 hari.
Setelah darah berhenti atur siklus
- Dengan F + P selama 3 siklus
- Pengobatan sesuai kelaianan anovulasi —
stimulasi CC
hiperprolaktin - bromokniptin
polikistik ovarii — kortikosteroid rnelanjutkan
stimulasi CC
Perdarahan banyak, anemia (PUD berat)
- Estrogen konyugasi 25 mg intra vena diulang tiap
3 — 4 jam atau
- Progesteron 100 mg (etinodiol asetat, DMPA)
Setelah darah berhenti, atur haid
- Dengan kombinasi estrogen 20 hari dan diikuti
progesteron 5 hari
Setelah 3 bulan pengobatan disesuaikan dengan
kelainan hormonal
9. Edukasi KIE Pasien dan Keluarga
10. Prognosis Dubius ad bonam