EKLAMPSIA
1. Pengertian Suatu keadaan kejang atau penurunan kesadaran pada
preeklampsia
2. Anamnesis Dilakukan anamnesis pada pasien/keluarganya
1. Adanya gejala-gejala : gangguan serebra, gangguan
penglihatan, dispneu, nyeri dada, mual muntah sebelum
kejang atau penurunan kesadaran, kejang dan penurunan
kesadaran
2. Penyakit terdahulu : adanya hipertensi dalam kehamilan,
penyakit autoimun, penyakit hepar dan penyakit ginjal
3. Riwayat penyakit keluarga : ditanyakan riwayat kehamilan
dan penyulitnya pada ibu dan saudara perempuannya
4. Riwayat gaya hidup : keadaan lingkungan sosial, apakah
merokok dan minum alkohol
5. Gerak janin
6. Keluhan sehubungan dengan kehamilan : kontraksi, nyeri
abdomen, pengeluaran pervaginam
3. Pemeriksaan Fisik 1. Gangguan airway, breathing dan circulation
2. Penilaian kesadaran dengan skor GCS
3. Gangguan serebral
4. Gangguan penglihatan
5. Kardiovaskuler : evaluasi tekanan darah, suara jantung,
6. Paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
7. Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada
hepar
8. Ekstremitas : evaluasi lateralisasi
9. Refleks : adanya klonus
10. Penilaian saturasi oksigen
11. Pemeriksaan obstetri dasar
4. Kriteria Diagnosis Ditemukannya kejang atau penurunan kesadaran pada
preeklampsia.
Kriteria diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan bila ditemukan
tanda-tanda di bawah ini:
- Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan
darahdiastolik ≥ 90 mmHg pada dua kali pemeriksaan
dengan selang waktu 4 jam kecuali bila tekanan darah ≥
160/110 maka tidak perlu pemeriksaan ulang.
- Proteinuria > 0,3 g/24 jam atau protein/creatinine ratio ≥
0,3 mg/dL.
Tanda :
Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan adanya pooling
cairan di forniks posterior vagina.
Tes Nitrazine positif
Pemeriksaan tes ferning
PENATALAKSANAAN INTRAPARTUM:
Jika pengendalian metabolik baik, dapat diharapkan
berlangsungnya persalinan spontan pervaginam pada
kehamilan aterm
Jika TBJ > 4000 gram sebaiknya direncanakan
persalinan SC
Pemberian insulin regular diberikan per infus atau i.v
untuk mempertahankan kadar gula darah sebesar 100 –
120 mg/dL
Selama 48 jam pertama pasca salin kebutuhan insulin
diperkirakan menurun. Kadar gula darah yang dapat
ditoleransi pada periode ini adalah 150 – 200 mg/dL.
Semua ibu dengan DG harus menjalani skrining 6 – 8 mg
pasca salin karena memiliki resiko terkena DM diluar
kehamilan
9. Edukasi Dokter yang merawat pasien tersebut harus :
a. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dengan DM,
risiko yang mungkin terjadi baik pada ibu maupun pada
janin
b. Memberikan informasi tentang prognosis penyakit
c. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang persalinannya baik pervaginam ataupun
perabdominal sesuai indikasi obstetri
d. Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarganya
untuk mendapatkan penjelasan ulang.
e. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga tentang
pemeriksaan TTGO 6 minggu post partum
10. Prognosis Dubia Ad Bonam
11. Kepustakaan 1. Panduan penatalaksanaan kasus obstetri HKFM 2012
2. Poolsup N, Suksomboon N, Amin M (2014) Effect of
Treatment of Gestational Diabetes Mellitus: A Systematic
Review and Meta-Analysis. PLoS ONE 9(3):e92485.
doi:10.1371/journal.pone.0092485
MATERNAL NEARMISS
1 Pengertian Seorang wanita yang hampir mati tapi selamat oleh karena
komplikasi yang terjadi selama kehamilan, melahirkan atau
dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan
2. Anamnesis 1. Diagnosis Awal
2. Kriteria Near Miss
3. Respon time (evaluasi respon time sejak pasien dirujuk
melalui sms/telepon – UGD – keputusan klinik – tindakan/
penanganan kedaruratan ATAU respon time sejak kejadian
gawat darurat – pengambilan keputusan klinik – tindakan
4. Pelaksanaan Protap/SPM (evaluasi pelaksanaan Protap/SPM,
jika tidak sesuai dengan protap analisis penyebabnya dari
komponen input dan proses, sebutkan hal lain yang
ditemukan menjadi penyebab tidak berjalannya protap di
luar komponen input dan proses pada kolom lain2)
5. Faktor yang mendukung keberhasilan penatalaksanaan
tindakan kedaruratan
6. Faktor lain yang menghambat keberhasilan penatalaksanaan
tindakan kedaruratan
7. Faktor risiko yang telah ada sebelumnya
8. Penyebab Obstetrik Primer yang mendasari adalah kondisi
atau penyakit awal yang menjadi penyebab near miss, hanya
ada 1 (satu) penyebab Obstetrik Primer
9. Penyebab Akhir Near Miss adalah kejadian apa yang akhirnya
menyebabkan terjadinya near miss. Hanya ada 1 (satu)
penyebab akhir near Miss.
10. Faktor Penyumbang (atau yang ikut berperan) dalam Near
Miss.
11. Faktor Penyumbang sama klasifikasinya dengan Penyebab
Akhir near miss. Klasifikasi ini bertujuan untuk mengetahui
sistem atau organ yang gagal berfungsi sehingga
menyebabkan near miss dan kemudian dapat digunakan
untuk menentukan sumber daya yang diperlukan guna
mencegah terjadinya near miss
12. Ringkasan riwayat Pra rujukan dan Ante natal
13. Faktor yang dapat dihindarkan, kehilangan peluang dan
asuhan yang tidak memenuhi standar
14. Hal terkait PASIEN adalah masalah yang terkait dengan
pasien/keluarga adalah masalah yang terkait dengan pasien
atau keluarganya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
serta masalah komunikasi antara petugas kesehatan dan
pasien atau keluarganya.
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umun, tanda vital, status internus, pemeriksaan
Leopold, tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, his,
pemeriksaan dalam vagina
4. Kriteria Diagnosis Kriteria penyakit yang termasuk dalam kondisi maternal
nearmiss menurut WHO adalah:
Komplikasi • Perdarahan Postpartum berat
Maternal • Pre-eklampsia berat
Berat • Eklampsia
• Sepsis atau Infeksi Sistemik Berat
• Ruptura Uteri
• Aborsi dengan Komplikasi Berat
Intervensi • Perawatan di ICU
Kritis atau • Penggunaan Radiologi Intervensi
Perawatan • Laparotomi (Termasuk histerektomi, tidak
di Unit termasuk sectio cesarea)
Intensif • Penggunaan transfusi darah
Disfungsi • Disfungsi Kardiovaskuler
Organ - Syok, cardiac arrest (tidak ada
nadi/denyut jantung dan penurunan
kesadaran),penggunaan obat-obat
vasoaktif, resusitasi jantung dan paru,
hipoperfusi berat (laktat >5 mmol/l
atau >45 mg/dl), asidosis berat (pH
<7.1)
- Sianosis akut, gasping, takipneu berat
(frekuensi nafas >40 x/m), bradipneu
berat (frekuensi nafas <8 x/m),
intubasi dan ventilasi yang tidak
berkaitan dengan pembiusan,
hypoxemia berat (saturasi O2 <90%
selama ≥60 menit atau PAO2/FiO2
<200)
• Disfungsi Ginjal
- Oliguria yang tidak respon dengan
cairan atau diuretik, dialisis untuk
gagal ginjal akut, azotemia akut berat
(creatinine ≥300 μmol/ml atau ≥3.5
mg/dl)
• Disfungsi Hematologis / Koagulasi
- Gangguan pembekuan darah, transfusi
sel darah merah massif (≥5 unit),
- Trombositopenia akut berat(<50
000 /mm3)
• Disfungsi Sistem Hepatika
- Ikterik pada Pre-eklampsia,
hyperbilirubinemia akut berat (bilirubin
>100 μmol/l atau >6.0 mg/dl)
• Disfungsi Neurologis
- Penurunan kesadaran ≥12 jam / koma
(termasuk koma metabolik), stroke,
status epilepticus, paralisis otot total
• Disfungsi Uterin
- Perdarahan Uterus atau infeksi yang
mengarah kepada histerektomi
5. Diagnosis Kerja Sesuai dengan diagnosis klinis pasien
6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan Penunjang Sesuai dengan penyakit yang mendasari terjadinya kondisi
nearmiss
8. Tata Laksana
9. Edukasi 1. Rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan kondisi
klinis pasien dan kekurangan pelayanan yang ditemukan
untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama pada
kasus serupa
2. Rekomendasi positif juga diberikan untuk dipertahankan
pada masa yang akan datang
3. Rencana tindak lanjut yang dilakukan disesuaikan dengan
kondisi klinis dan penyakit yang ada
10. Prognosis -
11. Kepustakaan 1. Evaluating the quality of care for severe pregnancy
complications: the WHO near-miss approach for maternal
Health. WHO, 2011
2. Tuncalp O, Hindin MJ, Souza JP, Chou D, Say L. The
prevalence of maternal near miss: a systematic review. BJOG
2012;119:653–661.
3. Nelissen E, Mduma E, Broerse J, Ersdal H, Evjen-Olsen B, et
al. (2013) Applicability of the WHO Maternal Near Miss
Criteria in a Low-Resource Setting. PLoS ONE 8(4): e61248
PERSALINAN NORMAL
1 Pengertian Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup
bulan, dengan presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan
lahir sesuai kurva partograf normal dan lahir secara spontan
melalui vagina.
2. Anamnesis Keluhan kenceng – kenceng sering
Keluar tanda- tanda persalinan (keluarnya bloody show, his
adekuat )
Keluhan keluarnya air ketuban dari jalan lahir
Keluhan mengenai gerak janin
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum, tanda vital, Tinggi fundus uteri, his, detak
jantung janin, pemeriksaan vaginal touché
4. Kriteria Diagnosis 1. Kenceng – kenceng yang teratur dan adekuat
2. Adanya pembukaan dan dilatasi pada cervix
3. Dijumpai tanda – tanda persalinan
5. Diagnosis Kerja Persalinan normal
6. Diagnosis Banding Braxton hicks , persalinan palsu
7. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium darah
Ultrasonografi sesuai indikasi
8. Tata Laksana
9. Edukasi Edukasi ibu post bersalin
Rawat luka jahit perineum
Tidak memilih makan – makanan
ASI ekslusif ad libitum
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Kepustakaan Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasioanal Pelatihan Klinik,
Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008
Care in Normal Birth : A Practical Guide. WHO/FRH/MSM/96.24
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
Terapi medikamentosa
- Pemberian antibiotik profilaksis praoperasi
Cara persalinan
- Dengan Sectio Caesaria
BEDAH SESAR
12. Pengertian Teknik operasi bedah sesar adalah tahapan tindakan pembedahan
untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus.
13. Anamnesis
20. Edukasi
21. Prognosis
22. Kepustakaan