RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Ketuban pecah dini adalah robeknya selaput korioamnion dalam
kehamilan (sebelum onset persalinan berlangsung)
Dibedakan menjadi:
- PPORM (Preterm Premature Rupture of Membranes)
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan <37 minggu
- PROM (Premature Rupture of Membranes)
Ketuban pecah saat usia kehamilan ≥ 37 minggu
Anamnesis - Umur kehamilan > 20 minggu
- Keluar cairan ketuban dari vagina
- Ditanyakan adanya nyeri pinggang atau nyeri perut
- Apakah terdapat demam untuk mengidentifikasi adanya infeksi
Pemeriksaan Fisik - Periksa tanda-tanda vital pasien
- Periksa tanda-tanda adanya infeksi : suhu tubuh ibu >38o, air
ketuban keruh dan berbau
- Periksa denyut jantung janin
- Pemeriksaan spekulum: terlihat cairan keluar dari ostium uteri
eksternum
- Kertas nitrazin merah akan jadi biru
Tatalaksana a. Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik
pada ibu mapun janin), pada umur kehamilan 28-34 minggu,
dirawat selama 2 hari
Selama perawatan dilakukan
1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/ tanda-tanda
infeksi
Ibu: suhu> 38o C, takikardi, leukositosis, tanda-tanda
infeksi intrauterin, rasa nyeri pada rahim, sekret vagina
purulen
Janin: takikardi janin
2. Pengawasan timbulnya tanda persalinan
3. Pemberian antibiotika p.o (Cefadroxil 2x500mg, eritromisin
4x500 mg) selama 3-5 hari atau antibiotika spektrum luas
lain yang sensitif.
4. Ultrasonografi untuk menilai kesejahteraan janin
5. Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, dilakukan
pematangan paru, dan proteksi otak janin
Kriteria diagnosi amnionitis
1. Febris
2. Leukositosis
3. Takikardi
4. Cairan ketuban mungkin berbau
b. Aktif
1. Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-28
minggu dan ≥34 minggu
2. Ada tanda-tanda infeksi
3. Timbulnya tanda-tanda persalinan
4. Gawat janin
Edukasi - Penjelasan mengenai ketuban pecah dini dan risiko komplikasi
- Apabila pulang pasien dianjurkan:
- Tidak melakukan coitus/ irigasi vagina
- Segera kontrol bila ada tanda-tanda infeksi/gerak janin
berkurang
- PNC tiap minggu sampai usia kehamilan 34 minggu
- Penjelasan mengenai penyulit : infeksi, sepsis, kematian janin
karena infeksi atau prematuritas.
Prognosis Prognosis tergantung pada usia kandungan, keadaan ibu dan bayi
serta adanya infeksi atau tidak.
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Preeklampsia
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Sudah inpartu:
1. Perjalanan persalinan normal diikuti dengan partograf WHO
2. Memperpendek kala II
3. Seksio sesaria dilakukan apabila terdapat kegawatan ibu
dan gawat janin
4. Bila skor bishop ≤ 6 direkomendasikan tindakan seksio
sesarea
5. Anestesia: regional anestesi, epidural anestesi. Tidak
dianjurkan anestesi umum.
Catatan:
Pemeriksaan dalam, amniotomi dan tetes oksitosin dilakukan
sekuranbg-kurangnya 15 menit setelah pemberian pengobatan
medisinal.
Kala II:
Kala II diselesaikan dengan partus buatan kecuali ada
kontraindikasi.
Edukasi - Edukasi pasien dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan
secara rutin.
- Menjelaskan tentang kondisi ibu dan janin, serta tatalaksana
yang akan diberikan.
Prognosis Prognosis preeklampsia pada ibu dikaitkan dengan diagnosis dan
pengobatan dini. Jika penderita tidak terlambat mendapatkan
penanganan sesegera mungkin, terlebih untuk kasus gawat
darurat, gejala perbaikan akan tampak jelas setelah
persalinan/terminasi.
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Eklampsia
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Eklamsi adalah kelainan akut pada preeklamsi ringan atau berat,
dalam kehamilan, persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran
(gangguan sistem saraf pusat).
Eclampsia sine eclampsia adalah eklamsi yang ditandai oleh
penurunan kesadaran tanpa kejang.
Anamnesis - Umur kehamilan > 20 minggu
- Hipertensi
- Kejang
- Penurunan kesadaran
- Penglihatan kabur
- Nyeri kepala hebat
- Nyeri ulu hati
Pemeriksaan Fisik - Kesadaran : somnolen sampai koma
- Tanda vital: tekanan darah >140/90 mmHg
- Proteinuria minimal +1
- Penurunan kesadaran tanpa disertai kejang
Kriteria Diagnosis Penderita preeklamsia ringan atau berat disertai kejang
Pengobatan Obsterik
Sikap terhadap kehamilan
Sikap dasar: semua kehamilan dengan eklamsi dan impending
eklamsi harus diakhir tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
Sindrom HELLP
Weinstein, 1982, yang mula-mula menggunakan istilah HELLP
Syndrome untuk kumpulan gejala hemolysis, elevated liver enzym
dan low platelets count yang merupakan gejala umum dari
sindroma ini.
Diagnosis laboratorium:
- Hemolisis:
Adanya sel-sel spherocytes, schistocytes, triangular,
dan sel Burr pada apus darah perifer
Kadar bilirubin total >1,2 mg%
- Kenaikan kadar enzim hati
Kadar SGOT >70 IU/L
Kadar LDH > 600 IU/L
- Trombosit <100x103/mm3
Pada prinsipnya pengelolaan terdiri dari:
1. Atasi hipertensi dengan pemberian obat antihipertensi (lihat
pengelolaan preeklamsi berat)
2. Cegah terjadinya kejang dengan pemberian MgSO4 (sesuai
dengan preeklamsi)
3. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Pemberian transfusi trombosit apabila kadar trombosit
<30.000/mm3 untuk mencegah perdarah spontan
5. Terapi konservatif dilakukan apabila umur kehamilan <34
minggu, tekanan kadar enzim hati yang tidak disertai nyeri
perut kuadran kanan atas atau nyeri ulu hati
6. Kortikosteroid digunakan untuk pematangan paru janin.
Deksametason 2x5 mg (2 hari), betametason 1x12 mg (2hari)
7. Dianjurkan persalinan pervaginam, kecuali bila ditemukan
indikasi seperti: serviks yang belum matang (skor Bishop <6),
bayi prematur, atau ada kontraindikasi persalinan pervaginam
8. Bila akan dilakukan operasi seksio sesarea, kadar trombosit <
50,000/mm3 merupakan indikasi untuk melakukan tranfusi
trombosit.
9. Pemasangan drain intraperitoneal dianjurkan untuk
mengantisipasi adanya perdarahan intraabdominal. Perawatan
pasca bedah di ICU atau HCU merupakan indikasi untuk
monitor komplikasi gagal jantung kongestif dan sindroma
distres pernafasan.
Penyulit:
Gagal ginjal, gagal jantung, edema paru, kelainan pembekuan
darah, perdarahan otak, kematian
2022
Perdarahan Antepartum
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir pada
wanita hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih, dapat
berupa plasenta previa atau solusio plasenta.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya tidak normal
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebagian atau
seluruhnya, pada plasenta yang implantasinya normal sebelum
janin lahir.
Anamnesis - Perdarahan dari jalan lahir pertama kali atau berulang tanpa
disertai rasa nyeri, dapat sedikit-sedikit ataupun banyak.
- Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi rahim
- Faktor predisposisi: grande multipara, riwayat kuretase berulang
- Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium uteri
eksternum.
Pemeriksaan Fisik - Tanda-tnda syok (ringan sampai berat)
- Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul atau ada kelainan letak.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik
2022
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Kematian janin dalam rahim adalah kematian yang terjadi saat usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai
ukuran 500 gram atau lebih.
Anamnesis - Ibu tidak merasakan gerakan janin
Pemeriksaan Fisik - TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan
- Tidak ada DJJ (denyut jantung janin) dengan pemeriksaan
menggunakan Doppler atau stetoskop lanence.
Kriteria Diagnosis Tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam rahim
Diagnosis Kerja IUFD (Intra uterine fetal death) atau kematian janin dalam rahim
Diferensial Diagnosis -
2022
Hiperemesis Gravidarum
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Mual dan muntah hebat yang mungkin diikuti terjadinya dehidrasi.
Muntah persisten menyebabkan hipotensi postural, takikardi,
gangguan elektrolit, ketosis, dan kehilangan berat badan.
Hiperemesis gravidarum berat merupakan keadaan darurat yang
harus segera ditangani.
Anamnesis - Mula disertai muntah hebat dan berulang
- Kehamilan muda (4-16 minggu)
- Semua yang dimakana atau diminum kembali dimuntahkan
- Dapat disertai tanda dehidrasi ringan sampai berat
Pemeriksaan Fisik - Turgor kulit menurun
-
2022
Letak Sungsang
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Dalam persalinan:
- Bila dicoba dilakukan VL
- Bila VL tidak berhasil perhatikan keadaan sebagai berikut:
a. Panggul sempit
b. Anak mahal
c. Primi tua
d. TBBJ ≥ 3500 gram
e. Usia kehamilan < 37 minggu dengan TBBJ ≥ 1800
gram, (menghubungi bagian perinatologi untuk
persalinan preterm)
Bila didapatkan salah satu keadaan tersebut diatas,
persalinan dilakukan per abdominam.
Bila keadaan diatas tidak ada, persalinan direncanakan
pervaginam dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Persalinan harus lancar
b. Awasi kemungkinan tali npusat menumbung pada
ketuban yang sudah pecah
c. Tetes oksitosin dibatasi hanya 1 labu
d. Dilakukan penilaian skor Zatuchni
Pada Kala II
Cara persalinan dapat dilakukan
a. Persalinan spontan (Bracht)
b. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan manual aid
Edukasi - Menjelaskan tentang kondisi ibu dan janin
- Menjelaskan tentang tatalaksana yang akan dilakukan
Prognosis Dubia
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Letak Lintang
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Letak lintang adalah keadaan sumbu panjang janin tegak lurus
terhadap sumbu panjang ibu
Anamnesis -
Pemeriksaan Fisik - Pada pemeriksaan luar tampak perut melebar ke samping dan
pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari
biasanya.
- Pada palpasi bagian fundus uteri maupun bagian bawah rahim
teraba kosong, sedangkan bagian-bagian besar teraba di
samping kiri atau kanan, di atas fossa iliaka.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik dan USG
2022
Abortus
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Klasifikasi:
a. Abortus imminens
Abortus mengancam, ditandai oleh perdarahan bercak dari jalan
lahir, dapat disertai nyeri perut bawah yang ringan, buah
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b. Abortus insipiens
Abortus sedang berlangsung, ditandai oleh perdarahan ringan
atau sedang disertai kontraksi rahim dan akan berakhir sebagai
abortus komplit atau inkomplit.
c. Abortus inkomplit
Sebagian buah kehamilan telah keluar melalui kanalis servikalis
dan masih terdapat sisa konsepsi dalam rongga rahim.
d. Abortus tertunda
Tertahannya (retensi) hasil konsepsi yang telah mati dalam
rahim selama 8 minggu atau lebih.
e. Abortus habitualis
Abortus spontan yang berlangsung berurutan sebanyak 3 kali
atau lebih
Anamnesis a. Abortus iminens
Perdarahan sedikit dari jalan lahir
Nyeri perut tidak ada atau ringan
b. Abortus insipiens
Perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri/kontraksi rahim.
c. Abortus inkomplit
Perdarahan dari jalan lahir, biasanya bnayak, nyeri/kontraksi
rahim ada, bila perdarahan banyak dapat terjadi syok.
Abortus inkomplit sering berhubungan dengan aborsi/abortus
yang tidak aman, oleh karena itu periksa tanda-tanda komplikasi
yang mungkin terjadi akibat abortus provokatus seperti perforasi,
tanda-tanda infeksi atau sepsis
d. Abortus komplit
Perdarahan dari jalan lahir sedikit, pernah keluar buah kehamilan
e. Abortus tertunda
Kematian janin dan belum dikeluarkan dari dalam rahim selama
8 minggu atau lebih. Perdarahan dapat ada atau tidak
f. Abortus febrilis/abortus infeksiosa:
Abortus yang disertai infeksi, biasanya ditandai rasa nyeri dan
febris. Waktu masuk rumah sakit mungkin disertai syok septik.
Tanyakan kemungkinan abortus provokatus dan cari tanda-tnda
komplikasi yang dapat menyertainya (perforasi, peritonitis)
Pemeriksaan Fisik a. Abortus imminens
Fluksus sedikit
Tidak terdapat nyeri goyang serviks atau adneksa
Ostium uteri tertutup
b. Abortus insipiens
Ostium terbuka
Buah kehamilan masih dalam rahim
Ketuban utuh, dapat menonjol
c. Abortus inkomplit
Ostium uteri terbuka
Teraba sisa jaringan buah kehamilan
d. Abortus komplit
Ostium biasanya tertutup, bila ostium terbuka teraba rongga
uterus kosong
e. Abortus tertunda
Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan
Bunyi jantung janin tidak ada
f. Abortus febrilis/abortus infeksiosa
Ostium uteri umumnya terbuka dan teraba sisa jaringan, baik
rahim maupun adneksa terasa nyeri pada perabaan, fluksus
berbau.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
2022
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan yang hasil
konsepsinya berimplantasi di luar kavum uteri dan berakhir dengan
abortus atau ruptur tuba.
2022
a. Atonia uteri
Yaitu terjadinya gangguan uterus. Gejala berupa perdarahan
pervaginam yang deras (seperti keran air) berasal dari OUI,
konsistensi rahim lunak, kontraksi buruk, tidak ada perlukaan
jalan lahir, tidak ada sisa plasenta dan umumnya terdapat tanda-
tanda syok hipovolemik berat.
b. Laserasi jalan lahir
Yaitu terdapat robekan/ruptur pada perineum, vagina atau
porsio. Gejala berupa perdarahan pervaginam yang berasal dari
luka robekan, berwarna merah terang/ darah segar, kontraksi
rahim baik, dapat ditemukan tanda-tanda syok.
c. Ruptur uteri
Yaitu robeknya dinding uterus. Gejala berupa perdarahan
pervaginam sedikit atau banyak, berasal dari OUI, kontraksi
rahim biasanya buruk, sangat nyeri di perut bawah, terdapat
tanda akut abdomen, syok berat, pada eksplorasi terdapat
robekan pada uterus
d. Inversio uteri
Yaitu uterus terputar balik sehingga fundus uteri tertekuk ke
dalam dan selaput lendirnya di sebelah luar. Gejala berupa
perdarahan pervaginam, syok sedang sampai berat, fundus uteri
sama sekali tidak teraba atau teraba lekukan pada fundus,
kadang-kadang teraba tumor dalam vagina jika inversio sampai
vagian atau tampak tumor merah di luar vulva yaitu inversio uteri
yang prolaps.
e. Retensio plasenta
Yaitu plasenta belum lahir 30 menit setelah anak lahir. Gejala
berupa perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tinggi
fundus uteri sepusat, biasanya tampak tali pusat.
f. Sisa plasenta
Yaitu plasenta sudah lahir namun tidak lengkap. Gejala berupa
perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak dari OUI,
kontraksi biasanya baik dan pada pemeriksaan teraba sisa
plasenta. Jika terjadi pada masa nifas; kadang terdapat febris
dan tanda-tanda syok, fundus uteri masih tinggi/subinvolusi,
uterus lembek, nyeri pada perut bawah jika ada infeksi dan
teraba sisa plasenta dalam rongga rahim
g. Gangguan pembekuan darah/koagulopati
Yaitu kelainan pada pembekuan darah. Gejala berupa
perdarahan dari tempat-tempat luka, kontraksi rahim baik, tidak
ditemukan perlukaan jalan lahir maupun jaringan plasenta, syok
sedang sampai berat dan terdapat gangguan faktor pembekuan
darah.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan spesifik
1. Atonia uteri
Masase uterus, pemberian oksitosin 10 unit dalam RL 500 cc
tetesan cepat (dapat diberikan sampai 3 liter dengan tetesan 40
tetes/menit) dan ergometrin IV/IM 0,2 mg (dapat diulang 1x
setelah 15 menit dan bila masih diperlukan dapat diberikan tiap
2-4 jam IM/IV sampai maksimal 1 mg atau 5 dosis) atau
misoprostol 400 mikrogram perektal/peroral (dapat diulang 400
mikrogram tiap 2-4 jam sampai maksimal 1200 mikrogram atau
3 dosis). Bila setelah pemberian dosis awal ada perbaikan dan
perdarahan berhenti, oksitosin/ misoprostol diteruskan, bila tidak
ada perbaikan lakukan kompresi bimanual atau pemasangan
tampon balon. Jika kontraksi tetap buruk, lakukan laparotomi.
(lakkan ligasi arteri uterina atau hipogastrika atau teknik B-lynch
suture untuk pasien yang belum punya anak, jika tidak mungkin
lakukan histerktomi)
2. Laserasi jalan lahir
Segera lakukan penjahitan laserasi
3. Ruptur uteri
Stabilisasi keadaan umum dan segera lakukan laparotomi.
Rencana histerorafi atau histerektomi
4. Inversio uteri
Reposisi manual setelah syok teratasi. Jika plasenta belum
lepas sebaiknya jangan dilepaskan dulu sebelum uterus
direposisi karena akan mengakibatkan perdarahan banyak.
Setelah reposisi berhasil, diberi drip oksitosin. Pemasangan
tampon rahim dilakukan supaya tidak terjadi lagi inversio. Jika
reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi operatif.
5. Retensio plasenta
Dilakukan pelepasan plasenta secara manual. Jika plasenta sulit
dilepaskan, pikirkan kemungkinan plasenta akreta. Terapi
terbaik pada plasenta akreta komplit adalah histerektomi
6. Sisa plasenta
Dilakukan kuretase dengan pemberian uterotonika dan transfusi
darah bila diperlukan. Jika terjadi pada masa nifas, berikan
uterotonika, antibiotik spektrum luas dan kuretase. Jika kuretase
tidak berhasil, lakukan histerektomi.
7. Gangguan koagulopati
Rawat bersama bagian ilmu penyakit dalam, koreksi faktor
pembekuan darah dengan transfusi FFP, kriopresipitat,
trombosit dan PRC, kontrol DIC dengan heparin.
Edukasi - Informed consent tentang tindakan dan tatalaksana yang akan
dilakukan
- Edukasi tentang perawatan dan kebersihan jalan lahir
- Edukasi tentang adanya perdarahan lanjutan di rumah
Prognosis Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Kista Ovarium
RSUD KABUPATEN
MAMUJU TENGAH
Definisi Kista ovarium adalah massa kistik yang berasal dari ovarium yang
bersifat jinak
Anamnesis Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala.
Gejala yang timbul umumnya tidak spesifik dan sangat berfariasi
seperti sebagai berikut:
- Menstruasi yang tidak teratur atau berubah
- Nyeri pada tulang panggul beberapa saat setelah atau sebelum
menstruasi
- Nyeri pada tulang panggul saat berhubungan seks
- Perdarahan
- Perasaan penuh dan tertekan pada perut bagian bawah
- Gangguan buang air besar dan kecil
Pemeriksaan Fisik - Apabila terjadi ruptur kista dapat mengakibatkan perdarahan
sehingga dapat timbul tanda-tanda syok hipovolemia dan tanda-
tanda peritonitis
Kriteria Diagnosis - Adanya massa kistik pada adneksa yang dibuktikan melalui
pemeriksaan dalam dan penunjang
2022
Mola Hidatidosa
Definisi Mola hidatidosa adalah kegagalan kehamilan normal yang disertai
dengan proliferasi sel trofoblas yang berlebihan hidrofik, yang
secara klinis tampak sebagai gelembung-gelembung.
Diklasifikasikan menjadi
1. Mola hidatidosa komplit
2. Mola hidatidosa parsial
Anamnesis - Amenore
- Keluhan gestosis seperti hiperemesis gravidarum yang berat
- Perdarahan
Pemeriksaan Fisik - Uterus yang lebih besar dari usia kehamilan
1. Evakuasi
(sesuaikan dengan cara terminasi kehamilan trimester I)
Vakum kuretase
a. Bila gelembung sudah keluar
Setelah keadaan umum diperbaiki langsung dilakukan
vakum kuretase dan untuk pemeriksaan PA dilakukan
pengambilan jaringan dengan kuret tajam.
Bila perdarahan banyak: bersamaan dengan perbaikan KU,
evakuasi harus segera dilakukan.
b. Bila gelembung belum keluar
Pasang laminaria stift, 12 jam kemudian dilakukan vakum
kuretase tanpa pembiusan, kemudian dilakukan kuretase
tajam, untuk mengambil jaringan (untuk pemeriksaan PA)
(Pada laporan harus dituliskan: jumlah dan diameter jaringan
mola, perdarahan, ada tidaknya janin atau bagian janin
seperti kantung janin, cairan ketuban dan lain-lain).
Khusus untuk pasien umur 35 tahun atau lebih dengan
jumlah anak cukup, dilakukan histerektomi totalis, baik
dengan jaringan mola intoto atau beberapa hari pasca kuret.
2. Terapi profilaksis: dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kemoterapi
Diberikan pada pasien dengan risiko tinggi, yaitu:
- Hasil PA mencurigakan keganasan
- Umur pasien 35 tahun atau lebih yang menolak dilakukan
histerektomi. Obat yang diberikan adalah:
Metotreksat (MTX) : 20 mg/hari IM selama 5 hari
(ditambah dengan asam folat) atau
Aktinomisin D (ACTD): 1 vial (0,5 mg)/hari IV selama 5
hari
b. Histerektomi
Dilakukan terutama pada pasien yang berumur ≥35 tahun
dengan jumlah anak cukup
3. Pengawasan lanjut:
Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya perubahan
ke arah keganasan.
Lama pengawasan: satu tahun.
Pasien dianjurkan jangn hamil dulu, dengan menggunakan KB
kondom/ sistem kalender atau pil KB bila haid teratur dan tidak
dianjurkan menggunakan IUD atau suntikan
Akhir pengawasan
Bila setelah pengawasan satu tahun, kadar ßhCG dalam batas
normal, atau bila telah hamil lagi
Jadwal pengawasan
3 bulan ke-I : dua minggu sekali
3 bulan ke-II : 1 bulan sekali
6 bulan terakhir : 2 bulan sekali
Pemeriksaan yang dilakukan selama pengawasan:
Pemeriksaan klinis dan ßhCG setiap kali datang
Foto toraks, pada bulan ke-6 dan ke-12 atau bila ada keluhan
Edukasi - Menjelaskan tentang kondisi ibu
- Menjelaskan tentang tatalaksana yang akan diberikan
- Menjelaskan tentang pengawasan lanjut yang akan dilakukan
Prognosis Dubia