Tatalaksana a. Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit
(baik pada ibu mapun janin), pada umur kehamilan 28-34
minggu, dirawat selama 2 hari
Selama perawatan dilakukan
1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/ tanda-tanda
infeksi
Ibu: suhu> 38o C, takikardi, leukositosis, tanda-tanda
infeksi intrauterin, rasa nyeri pada rahim, sekret
vagina purulen
Janin: takikardi janin
2. Pengawasan timbulnya tanda persalinan
3. Pemberian antibiotika p.o (Cefadroxil 2x500mg,
eritromisin 4x500 mg) selama 3-5 hari atau antibiotika
spektrum luas lain yang sensitif.
4. Ultrasonografi untuk menilai kesejahteraan janin
5. Bila ada indikasi untuk melahirkan janin, dilakukan
pematangan paru, dan proteksi otak janin
Kriteria diagnosi amnionitis
1. Febris
2. Leukositosis
3. Takikardi
4. Cairan ketuban mungkin berbau
b. Aktif
1. Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-
28 minggu dan ≥34 minggu
2. Ada tanda-tanda infeksi
3. Timbulnya tanda-tanda persalinan
4. Gawat janin
Edukasi - Penjelasan mengenai ketuban pecah dini dan risiko komplikasi
- Apabila pulang pasien dianjurkan:
- Tidak melakukan coitus/ irigasi vagina
- Segera kontrol bila ada tanda-tanda infeksi/gerak janin
berkurang
- PNC tiap minggu sampai usia kehamilan 34 minggu
- Penjelasan mengenai penyulit : infeksi, sepsis, kematian janin
karena infeksi atau prematuritas.
Prognosis Prognosis tergantung pada usia kandungan, keadaan ibu dan
bayi serta adanya infeksi atau tidak.
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Preeklampsia
Definisi Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat
kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Dibedakan:
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang
sudah ditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan
pada umur kehamilan < 20 minggu, dan yang menetap
setelah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi/ eklamsi atas dasar hipertensi kronis adalah
timbulnya preeklamsi atau eklamsi pada hipertensi kronik
3. Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam
kehamilan pada wanita yang tekanan darah sebelumnya
normal dan tidak mempunyai gejala-gejala hipertensi kronik
atau preeklamsi/eklamsi (tidak disertai proteinuri). Gejala ini
akan hilang dalam waktu <12 minggu pasca salin
Anamnesis - Umur kehamilan >20 minggu
- Hipertensi
- Tidak ada kejang, penurunan kesadaran, penglihatan kabur,
nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati.
Pemeriksaan Fisik Preeklamsi ringan:
Diagnosis preeklamsi ringan didasarkan atas timbulnya
hipertensi (sistolik antara 140-<160 mmHg dan diastolik antara
90-<110 mmHg) disertai proteinuri (≥ 300 mg/24 jam, atau 1+
dipstick).
Preeklamsi berat:
Bila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini preeklamsi
digoongkan berat.
- Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg.
- Proteinuri ≥ 2 g/24 jam atau ≥ 2+ dalam pemeriksaan
kualitatif (dipstick)
- Kreatinin serum >1,2 mg% disertai oiguri (<400 ml/24
jam)
- Trombosit <100.000/mm3
- Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)
- Peninggian kadar enzim hati (SGOT dan SGPT)
- Sakit kepala yang menetap- atau gangguan visus dan
serebral
- Nyeri epigastrium yang menetap
- Pertumbuhan janin terhambat
- Edema paru disertai sianosis
- Adanya HELLP syndrome (Haemolysis, Elevated Liver
Enzymes, Low Platelet Count)
Kriteria Diagnosis Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis Kerja Preeklamsi Ringan/ Berat
Diferensial Hipertensi menahun, kelainan ginjal
Diagnosis
Sudah inpartu:
1. Perjalanan persalinan normal diikuti dengan partograf
WHO
2. Memperpendek kala II
3. Seksio sesaria dilakukan apabila terdapat kegawatan ibu
dan gawat janin
4. Bila skor bishop ≤ 6 direkomendasikan tindakan seksio
sesarea
5. Anestesia: regional anestesi, epidural anestesi. Tidak
dianjurkan anestesi umum.
Catatan:
Pemeriksaan dalam, amniotomi dan tetes oksitosin dilakukan
sekuranbg-kurangnya 15 menit setelah pemberian
pengobatan medisinal.
Kala II:
Kala II diselesaikan dengan partus buatan kecuali ada
kontraindikasi.
Edukasi - Edukasi pasien dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan
secara rutin.
- Menjelaskan tentang kondisi ibu dan janin, serta tatalaksana
yang akan diberikan.
Prognosis Prognosis preeklampsia pada ibu dikaitkan dengan diagnosis
dan pengobatan dini. Jika penderita tidak terlambat
mendapatkan penanganan sesegera mungkin, terlebih untuk
kasus gawat darurat, gejala perbaikan akan tampak jelas setelah
persalinan/terminasi.
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Eklampsia
Definisi Eklamsi adalah kelainan akut pada preeklamsi ringan atau berat,
dalam kehamilan, persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang dengan atau tanpa penurunan kesadaran
(gangguan sistem saraf pusat).
Eclampsia sine eclampsia adalah eklamsi yang ditandai oleh
penurunan kesadaran tanpa kejang.
Anamnesis - Umur kehamilan > 20 minggu
- Hipertensi
- Kejang
- Penurunan kesadaran
- Penglihatan kabur
- Nyeri kepala hebat
- Nyeri ulu hati
Pemeriksaan Fisik - Kesadaran : somnolen sampai koma
- Tanda vital: tekanan darah >140/90 mmHg
- Proteinuria minimal +1
- Penurunan kesadaran tanpa disertai kejang
Kriteria Diagnosis Penderita preeklamsia ringan atau berat disertai kejang
Pengobatan Obsterik
Sikap terhadap kehamilan
Sikap dasar: semua kehamilan dengan eklamsi dan impending
eklamsi harus diakhir tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin.
Sindrom HELLP
Weinstein, 1982, yang mula-mula menggunakan istilah HELLP
Syndrome untuk kumpulan gejala hemolysis, elevated liver
enzym dan low platelets count yang merupakan gejala umum
dari sindroma ini.
Diagnosis laboratorium:
- Hemolisis:
Adanya sel-sel spherocytes, schistocytes, triangular,
dan sel Burr pada apus darah perifer
Kadar bilirubin total >1,2 mg%
- Kenaikan kadar enzim hati
Kadar SGOT >70 IU/L
Kadar LDH > 600 IU/L
- Trombosit <100x103/mm3
Pada prinsipnya pengelolaan terdiri dari:
1. Atasi hipertensi dengan pemberian obat antihipertensi (lihat
pengelolaan preeklamsi berat)
2. Cegah terjadinya kejang dengan pemberian MgSO4 (sesuai
dengan preeklamsi)
3. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Pemberian transfusi trombosit apabila kadar trombosit
<30.000/mm3 untuk mencegah perdarah spontan
5. Terapi konservatif dilakukan apabila umur kehamilan <34
minggu, tekanan kadar enzim hati yang tidak disertai nyeri
perut kuadran kanan atas atau nyeri ulu hati
6. Kortikosteroid digunakan untuk pematangan paru janin.
Deksametason 2x5 mg (2 hari), betametason 1x12 mg
(2hari)
7. Dianjurkan persalinan pervaginam, kecuali bila ditemukan
indikasi seperti: serviks yang belum matang (skor Bishop
<6), bayi prematur, atau ada kontraindikasi persalinan
pervaginam
8. Bila akan dilakukan operasi seksio sesarea, kadar trombosit
< 50,000/mm3 merupakan indikasi untuk melakukan tranfusi
trombosit.
9. Pemasangan drain intraperitoneal dianjurkan untuk
mengantisipasi adanya perdarahan intraabdominal.
Perawatan pasca bedah di ICU atau HCU merupakan
indikasi untuk monitor komplikasi gagal jantung kongestif dan
sindroma distres pernafasan.
Penyulit:
Gagal ginjal, gagal jantung, edema paru, kelainan pembekuan
darah, perdarahan otak, kematian
2022
Perdarahan Antepartum
Definisi Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir pada
wanita hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau lebih, dapat
berupa plasenta previa atau solusio plasenta.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya tidak normal
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebagian atau
seluruhnya, pada plasenta yang implantasinya normal sebelum
janin lahir.
Anamnesis - Perdarahan dari jalan lahir pertama kali atau berulang tanpa
disertai rasa nyeri, dapat sedikit-sedikit ataupun banyak.
- Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi rahim
- Faktor predisposisi: grande multipara, riwayat kuretase
berulang
- Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium uteri
eksternum.
Pemeriksaan Fisik - Tanda-tnda syok (ringan sampai berat)
- Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul atau ada kelainan letak.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik
2022
Diagnosis Kerja IUFD (Intra uterine fetal death) atau kematian janin dalam rahim
Diferensial -
Diagnosis
2022
Hiperemesis Gravidarum
Definisi Mual dan muntah hebat yang mungkin diikuti terjadinya
dehidrasi. Muntah persisten menyebabkan hipotensi postural,
takikardi, gangguan elektrolit, ketosis, dan kehilangan berat
badan. Hiperemesis gravidarum berat merupakan keadaan
darurat yang harus segera ditangani.
Anamnesis - Mula disertai muntah hebat dan berulang
- Kehamilan muda (4-16 minggu)
- Semua yang dimakana atau diminum kembali dimuntahkan
- Dapat disertai tanda dehidrasi ringan sampai berat
Pemeriksaan Fisik - Turgor kulit menurun
Pemeriksaan - Laboratorium
Penunjang - Keton (+)
- USG
a. Menentukan letak kantung kehamilan intra atau
ekstrauterin
b. Menentukan jumlah janin
c. Menentukan usia kehamilan
d. Tidak terdapat tanda mola hidatidosa (komplit atau parsial)
Terapi - Lini pertama pengobatan mual dan muntah pada kehamilan
adalah melalui pemberian antiemetik secara oral.
- Bila terapi oral gagal, maka dapat dilakukan pemberian cairan
intravena NaCl atau RL, atau pemberian nutrisi melalui larutan
untuk koreksi dehidrasi, ketonemia, defisit elektrolit, dan
ketidakseimbangan asam dan basa.
- Cairan intravena dapat disertai pemberian obat (drip)
- Pemberian dekstrose 5-10% masih dapat diberikan setelah
dehidrasi teratasi.
- Jika mual dan muntah hebat tetap terjadi setelah rehidrasi,
maka sebaiknya pasien dirawat.
- Antiemetik: promethazin, proklorperazin, klorpromazine,
metoklopramid, ondansentron dapat diberikan secara peroral,
drip atau i.v bolus, sesuai dosis lazim.
- Pasien dapat dipulangkan setelah perawatan bila telah dapat
makan serta minum tanpa dimuntahkan kembali.
Edukasi - Jelaskan tentang kondisi ibu dan janin saat ini
- Beri motivasi kepada ibu dan keluarga
- Menjelaskan kepada ibu tentang cara mengurangi mual dan
muntah
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya pada
kehamilan
- Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur
Prognosis Bonam
2022
Letak Sungsang
Definisi Kehamilan dengan anak letak memanjang dengan bokong/kaki
sebagai bagian terendah.
Klasifikasi:
1. Letak bokong murni
2. Letak bokong kaki
3. Letak kaki
Anamnesis - Ibu merasa penuh di bagian perut atas dan gerakan terasa
lebih banyak di bagian bawah.
Pemeriksaan Fisik - Pada pemeriksaan luar di bagian bawah uterus tidak teraba
kepala. Kepala teraba pada di fundus uteri
- Denyut jantung janin umumnya ditemukan setinggi atau sedikit
lebih tinggi dari umbilicus
- Pada pemeriksaan dalam apabila ketuban sudah tidak ada
dapat diraba bokong yang ditandai dengan adanya sacrum,
kedua tuber os. Iscii, dan anus. Juga dapat teraba tumit kaki
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik dan dari USG dapat
diketahui posisi janin.
Diagnosis Kerja GxPxAxMx usia kehamilan dengan letak sungsang
Diferensial -
Diagnosis
Pemeriksaan - USG dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk
Penunjang mengetahui:
1. Kelainan janin yang menyebabkan letak sungsang
2. Kelainan di luar janin yang menyebabkan letak sungsang
Terapi Dalam kehamilan:
Dilakukan versi pada usia kehamilan ≥ 34 minggu
Dalam persalinan:
- Bila dicoba dilakukan VL
- Bila VL tidak berhasil perhatikan keadaan sebagai berikut:
a. Panggul sempit
b. Anak mahal
c. Primi tua
d. TBBJ ≥ 3500 gram
e. Usia kehamilan < 37 minggu dengan TBBJ ≥ 1800
gram, (menghubungi bagian perinatologi untuk
persalinan preterm)
Bila didapatkan salah satu keadaan tersebut diatas,
persalinan dilakukan per abdominam.
Bila keadaan diatas tidak ada, persalinan direncanakan
pervaginam dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Persalinan harus lancar
b. Awasi kemungkinan tali npusat menumbung pada
ketuban yang sudah pecah
c. Tetes oksitosin dibatasi hanya 1 labu
d. Dilakukan penilaian skor Zatuchni
Pada Kala II
Cara persalinan dapat dilakukan
a. Persalinan spontan (Bracht)
b. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan manual aid
Edukasi - Menjelaskan tentang kondisi ibu dan janin
- Menjelaskan tentang tatalaksana yang akan dilakukan
Prognosis Dubia
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
Letak Lintang
Definisi Letak lintang adalah keadaan sumbu panjang janin tegak lurus
terhadap sumbu panjang ibu
Anamnesis -
Pemeriksaan Fisik - Pada pemeriksaan luar tampak perut melebar ke samping dan
pada kehamilan cukup bulan, fundus uteri lebih rendah dari
biasanya.
- Pada palpasi bagian fundus uteri maupun bagian bawah rahim
teraba kosong, sedangkan bagian-bagian besar teraba di
samping kiri atau kanan, di atas fossa iliaka.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik dan USG
Diagnosis Kerja GxPxAxMx usia kehamilan dengan Letak lintang
Diferensial -
Diagnosis
Pemeriksaan - USG : untuk melihat posisi janin
Penunjang
2022
Abortus
Definisi Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan < 20 minggu (berat
janin <500 gram) atau buah kehamilan belum mapu untuk hidup
diluar kandungan.
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi
tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan
(pengguguran, aborsi, abortus provokatus)
Klasifikasi:
a. Abortus imminens
Abortus mengancam, ditandai oleh perdarahan bercak dari
jalan lahir, dapat disertai nyeri perut bawah yang ringan, buah
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b. Abortus insipiens
Abortus sedang berlangsung, ditandai oleh perdarahan ringan
atau sedang disertai kontraksi rahim dan akan berakhir
sebagai abortus komplit atau inkomplit.
c. Abortus inkomplit
Sebagian buah kehamilan telah keluar melalui kanalis
servikalis dan masih terdapat sisa konsepsi dalam rongga
rahim.
d. Abortus tertunda
Tertahannya (retensi) hasil konsepsi yang telah mati dalam
rahim selama 8 minggu atau lebih.
e. Abortus habitualis
Abortus spontan yang berlangsung berurutan sebanyak 3 kali
atau lebih
Anamnesis a. Abortus iminens
Perdarahan sedikit dari jalan lahir
Nyeri perut tidak ada atau ringan
b. Abortus insipiens
Perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri/kontraksi rahim.
c. Abortus inkomplit
Perdarahan dari jalan lahir, biasanya bnayak, nyeri/kontraksi
rahim ada, bila perdarahan banyak dapat terjadi syok.
Abortus inkomplit sering berhubungan dengan aborsi/abortus
yang tidak aman, oleh karena itu periksa tanda-tanda
komplikasi yang mungkin terjadi akibat abortus provokatus
seperti perforasi, tanda-tanda infeksi atau sepsis
d. Abortus komplit
Perdarahan dari jalan lahir sedikit, pernah keluar buah
kehamilan
e. Abortus tertunda
Kematian janin dan belum dikeluarkan dari dalam rahim
selama 8 minggu atau lebih. Perdarahan dapat ada atau tidak
f. Abortus febrilis/abortus infeksiosa:
Abortus yang disertai infeksi, biasanya ditandai rasa nyeri dan
febris. Waktu masuk rumah sakit mungkin disertai syok septik.
Tanyakan kemungkinan abortus provokatus dan cari tanda-
tnda komplikasi yang dapat menyertainya (perforasi, peritonitis)
Pemeriksaan Fisik a. Abortus imminens
Fluksus sedikit
Tidak terdapat nyeri goyang serviks atau adneksa
Ostium uteri tertutup
b. Abortus insipiens
Ostium terbuka
Buah kehamilan masih dalam rahim
Ketuban utuh, dapat menonjol
c. Abortus inkomplit
Ostium uteri terbuka
Teraba sisa jaringan buah kehamilan
d. Abortus komplit
Ostium biasanya tertutup, bila ostium terbuka teraba rongga
uterus kosong
e. Abortus tertunda
Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan
Bunyi jantung janin tidak ada
f. Abortus febrilis/abortus infeksiosa
Ostium uteri umumnya terbuka dan teraba sisa jaringan, baik
rahim maupun adneksa terasa nyeri pada perabaan, fluksus
berbau.
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja Abortus (jenis abortus sesuai kriteria)
Diferensial - Kehamilan ektopik terganggu
Diagnosis - Mola hidatidosa
- Kehamilan dengan kelainan pada serviks
- Perdarahan implantasi
Pemeriksaan a. Abortus imminens
Penunjang USG , hasilnya dapat ditemukan:
- Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
- Meragukan (kantong kehamilan masih utuh, pulsasi
jantung janin belum jelas)
- Buah kehamilan tidak baik, janin mati
b. Abortus tertunda
- USG: terdapat tanda janin mati
- Laboratorium: Hb, trombosit, fibrinogen, waktu
perdarahan, waktu pembekuan, waktu protombin
Terapi a. Abortus imminens
- Bila kehamilan utuh, ada tanda kehidupan janin:
Rawat jalan
Tidak diperlukan tirah baring total
Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan
atau hubungan seksual
Bila perdarahan berhenti dilanjutkan jadwal
pemeriksaan kehamilan selanjutnya
Bila perdarahan terus berlangsung, nilai ulang kondisi
janin (USG) 1 minggu kemudian
- Bila hasil USG meragukan, ulangi pemeriksaan USG 1-2
minggu kemudian
- Bila hasil USG tidak baik: evakuasi tergantung umur
kehamilan
b. Abortus insipiens
- Evakuasi
- Uterotonika pasca evakuasi
- Antibiotika selama 3 hari
c. Abortus inkomplit
- Bila ada syok, atasi dahulu syok (perbaiki keadaan umum)
- Transfusi bila Hb <8 gr%
- Evakuasi
- Uterotonika (metlergometrin tablet 3x0,125 mg)
- Beri antibiotika berspektrum luas selama 3 hari
d. Abortus komplit
- Antibiotika selama 3 hari
- Uterotonika
e. Abortus tertunda
- Evakuasi pada umumnya kanalis servikalis dalam
keadaan tertutup, sehingga perlu tindakan dilatasi ; hati-
hati karena pada keadaan ini biasanya plasenta bisa
melekat sangat erat sehingga prosedur kuretase lebih
sulit dan dapat berisiko tidak bersih/ perdarahan pasca
kuretase.
- Uterotonika pasca evakuasi
- Antibiotika selama 3 hari
f. Abortus febrilis/ abortus infeksiosa
- Perbaiki keadaan umum (pasang infus, atau transfusi
darah bila perlu), atasi syok septik bila ada
- Posisi fowler
- Antibiotika yang adekuat (berspektrum luas, aerob, dan
anaerob) dilanjutkan dengan tindakan kuretase
- Uteronika (metilergometrin 0,2 mg im)
- Kuretase untuk mengevakuasi sisa jaringan dilakukan
setelah 6 jam pemberian antibiotik dan uterotonika
parenteral
Antibiotika parenteral untuk abortus septik
Antibiotika Cara Pemberian Dosis
Sulbenisilin 3x1 g
Gentamisin IV 2 x 80 mg
Metronidazol 2x1g
Seftriakosne IV 1x2g
Amoksisilin +
Asam Klavulanat IV 3 x 500 mg
Klindamisin 3 x 600 mg
Edukasi - Memeriksa kehamilan secara teratur
- Menjaga jarak kehamilan yang satu dengan yang lainnya
- Tidak mengkonsumsi obat secara sembarangan
- Istirahat cukup dan batasi aktivitas berlebihan
- Hindari stres
Prognosis a. Abortus imminens
Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko
keguguran, kelahiran prematur, BBLR, perdarahan
antepartum, KPD, dan kematian perinatal. Namun, tidak
ditemukan kenaikan risko bayi lahir cacat. Macam dan
lamanya perdarahan menentukan prognosis kehamilan.
Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung
lama, nyeri perut yang disertai pendataran serta pembukaan
serviks.
b. Abortus insipiens
Prognosis pada kehamilan malam
c. Abortus komplit
Pada umumnya bonam
d. Abortus inkomplit
Tergantung dari banyaknya perdarahan yang terjadi pada ibu
serta waktu pengeluaran sisa janin.
e. Abortus tertunda
Dubia ad bonam
f. Abortus infeksiosa
Prognosis tergantung dari beratnya infeksi
Panduan Praktik Klinis
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2022
2022
Penatalaksanaan spesifik
1. Atonia uteri
Masase uterus, pemberian oksitosin 10 unit dalam RL 500 cc
tetesan cepat (dapat diberikan sampai 3 liter dengan tetesan
40 tetes/menit) dan ergometrin IV/IM 0,2 mg (dapat diulang 1x
setelah 15 menit dan bila masih diperlukan dapat diberikan
tiap 2-4 jam IM/IV sampai maksimal 1 mg atau 5 dosis) atau
misoprostol 400 mikrogram perektal/peroral (dapat diulang 400
mikrogram tiap 2-4 jam sampai maksimal 1200 mikrogram
atau 3 dosis). Bila setelah pemberian dosis awal ada
perbaikan dan perdarahan berhenti, oksitosin/ misoprostol
diteruskan, bila tidak ada perbaikan lakukan kompresi
bimanual atau pemasangan tampon balon. Jika kontraksi tetap
buruk, lakukan laparotomi. (lakkan ligasi arteri uterina atau
hipogastrika atau teknik B-lynch suture untuk pasien yang
belum punya anak, jika tidak mungkin lakukan histerktomi)
2. Laserasi jalan lahir
Segera lakukan penjahitan laserasi
3. Ruptur uteri
Stabilisasi keadaan umum dan segera lakukan laparotomi.
Rencana histerorafi atau histerektomi
4. Inversio uteri
Reposisi manual setelah syok teratasi. Jika plasenta belum
lepas sebaiknya jangan dilepaskan dulu sebelum uterus
direposisi karena akan mengakibatkan perdarahan
banyak. Setelah reposisi berhasil, diberi drip oksitosin.
Pemasangan tampon rahim dilakukan supaya tidak terjadi lagi
inversio. Jika reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi
operatif.
5. Retensio plasenta
Dilakukan pelepasan plasenta secara manual. Jika plasenta
sulit dilepaskan, pikirkan kemungkinan plasenta akreta. Terapi
terbaik pada plasenta akreta komplit adalah histerektomi
6. Sisa plasenta
Dilakukan kuretase dengan pemberian uterotonika dan
transfusi darah bila diperlukan. Jika terjadi pada masa nifas,
berikan uterotonika, antibiotik spektrum luas dan kuretase.
Jika kuretase tidak berhasil, lakukan histerektomi.
7. Gangguan koagulopati
Rawat bersama bagian ilmu penyakit dalam, koreksi faktor
pembekuan darah dengan transfusi FFP, kriopresipitat,
trombosit dan PRC, kontrol DIC dengan heparin.
Edukasi - Informed consent tentang tindakan dan tatalaksana yang akan
dilakukan
- Edukasi tentang perawatan dan kebersihan jalan lahir
- Edukasi tentang adanya perdarahan lanjutan di rumah
Prognosis Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
2022
Kista Ovarium
Definisi Kista ovarium adalah massa kistik yang berasal dari ovarium
yang bersifat jinak
Anamnesis Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala.
Gejala yang timbul umumnya tidak spesifik dan sangat berfariasi
seperti sebagai berikut:
- Menstruasi yang tidak teratur atau berubah
- Nyeri pada tulang panggul beberapa saat setelah atau
sebelum menstruasi
- Nyeri pada tulang panggul saat berhubungan seks
- Perdarahan
- Perasaan penuh dan tertekan pada perut bagian bawah
- Gangguan buang air besar dan kecil
Pemeriksaan Fisik - Apabila terjadi ruptur kista dapat mengakibatkan perdarahan
sehingga dapat timbul tanda-tanda syok hipovolemia dan
tanda-tanda peritonitis
Kriteria Diagnosis - Adanya massa kistik pada adneksa yang dibuktikan melalui
pemeriksaan dalam dan penunjang
Pemeriksaan USG:
Penunjang - Massa kistik unilokuler atau multilokuler
- Tidak didapatkan pertumbuhan papilifer maupun
neovaskularisasi
Terapi 1. Observasi: dilakukan pada kista dengan ukuran kurang dari 7
cm
2. Operatif: bila ukuran kista lebih dari 7 cm atau kista mengalami
puntiran atau kista ruptur, atau kista mengalami infeksi.
Dilakukan kistektomi, ovarektomi, atau salpingo ovarektomi
Edukasi - Dilakukan informed consent pada setiap aspek tindakan, baik
diagnostik maupun terapeutik, kecuali bila keadaan sudah
sangat mengancam jiwa
Prognosis Dubia
2022
Mola Hidatidosa
Definisi Mola hidatidosa adalah kegagalan kehamilan normal yang
disertai dengan proliferasi sel trofoblas yang berlebihan hidrofik,
yang secara klinis tampak sebagai gelembung-gelembung.
Diklasifikasikan menjadi
1. Mola hidatidosa komplit
2. Mola hidatidosa parsial
Anamnesis - Amenore
- Keluhan gestosis seperti hiperemesis gravidarum yang berat
- Perdarahan
Pemeriksaan Fisik - Uterus yang lebih besar dari usia kehamilan
Kriteria Diagnosis - Memenuhi kriteria anamnesis, pemeriksaanfisi dan USG
1. Evakuasi
(sesuaikan dengan cara terminasi kehamilan trimester I)
Vakum kuretase
a. Bila gelembung sudah keluar
Setelah keadaan umum diperbaiki langsung dilakukan
vakum kuretase dan untuk pemeriksaan PA dilakukan
pengambilan jaringan dengan kuret tajam.
Bila perdarahan banyak: bersamaan dengan perbaikan
KU, evakuasi harus segera dilakukan.
b. Bila gelembung belum keluar
Pasang laminaria stift, 12 jam kemudian dilakukan vakum
kuretase tanpa pembiusan, kemudian dilakukan kuretase
tajam, untuk mengambil jaringan (untuk pemeriksaan PA)
(Pada laporan harus dituliskan: jumlah dan diameter
jaringan mola, perdarahan, ada tidaknya janin atau bagian
janin seperti kantung janin, cairan ketuban dan lain-lain).
Khusus untuk pasien umur 35 tahun atau lebih dengan
jumlah anak cukup, dilakukan histerektomi totalis, baik
dengan jaringan mola intoto atau beberapa hari pasca
kuret.
2. Terapi profilaksis: dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kemoterapi
Diberikan pada pasien dengan risiko tinggi, yaitu:
- Hasil PA mencurigakan keganasan
- Umur pasien 35 tahun atau lebih yang menolak dilakukan
histerektomi. Obat yang diberikan adalah:
Metotreksat (MTX) : 20 mg/hari IM selama 5 hari
(ditambah dengan asam folat) atau
Aktinomisin D (ACTD): 1 vial (0,5 mg)/hari IV selama 5
hari
b. Histerektomi
Dilakukan terutama pada pasien yang berumur ≥35 tahun
dengan jumlah anak cukup
3. Pengawasan lanjut:
Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya
perubahan ke arah keganasan.
Lama pengawasan: satu tahun.
Pasien dianjurkan jangn hamil dulu, dengan menggunakan KB
kondom/ sistem kalender atau pil KB bila haid teratur dan tidak
dianjurkan menggunakan IUD atau suntikan
Akhir pengawasan
Bila setelah pengawasan satu tahun, kadar ßhCG dalam batas
normal, atau bila telah hamil lagi
Jadwal pengawasan
3 bulan ke-I : dua minggu sekali
3 bulan ke-II : 1 bulan sekali
6 bulan terakhir : 2 bulan sekali
Pemeriksaan yang dilakukan selama pengawasan:
Pemeriksaan klinis dan ßhCG setiap kali datang
Foto toraks, pada bulan ke-6 dan ke-12 atau bila ada keluhan
Edukasi - Menjelaskan tentang kondisi ibu
- Menjelaskan tentang tatalaksana yang akan diberikan
- Menjelaskan tentang pengawasan lanjut yang akan dilakukan
Prognosis Dubia