Anda di halaman 1dari 23

OBAT-OBAT UNTUK

PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA


Oleh
Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt.
M.Kes
Definisi Awal
• Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi yang disertai
proteinuria terjadi setelah kehamilan minggu ke-20
sampai minggu ke-6 setelah persalinan.
• Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan diastolik ≥ 90
mmHg.
• Proteinuria didefinisikan sebagai ekskresi protein
dalam urin dengan kadar 300 mg/dl dalam urin
tampung 24 jam atau dengan pemeriksaan kualiatif ≥
1+ pada pengambilan sampel urin secara acak.
• Preeklampsia berdasarkan gejala klinisnya
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu preeklampsia
ringan dan berat
Kondisi Arteri pada Keadaan
Preeklamsia
Definisi Preeklamsia Ringan
Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah >
140/90 mmHg pada kehamilan minggu ke 20
kehingga minggu ke-6 setelah persalinan dan ada
minimal 1 dari gejala berikut :
• Protenuria : dipstick > +1 atau > 300 mg/24 jam
• Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
• Edema paru
• Peningkatan fungsi hati > 2 kali
• Trombosit > 100.0000
• Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan
penglihatan
Preklampsia berat jika ada salah satu dari :
Tekanan darah > 160/110 mmHg

Proteinuria > +1

Serum kreatinin > 1,1 mg/dl

Peningkatan enzim hati > 2 kali

Trombosit < 100.000

Edema paru

Nyeri kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium


KOMPLIKASI
• Wanita dengan riwayat preeklamsia memiliki
risiko penyakit kardiovaskuler, termasuk 4x
peningkatan risiko hipertensi, dan 2x risiko
penyakit jantung iskemik, stroke, dan DVT di
masa yang akan datang
• Risiko kematian pada wanita dengan riwayat
preeklamsia lebih tinggi , termasuk
disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler
Definisi Eklamsia
• Eklampsia didefinisikan sebagai peristiwa terjadinya
kejang pada kehamilan ≥ 20 minggu disertai atau tanpa
penurunan tingkat kesadaran bukan karena epilepsi
maupun gangguan neurologi lainnya.
• Kejang eklampsia hampir selalu didahuluioleh
preeklampsia.
• Eklampsia paling sering terjadi pada trimester ketiga
dan menjadi sering saat kehamilan mendekati aterm.
• Eklampsia dapat terjadi pada antepartum, intrapartum,
dan postpartum.
• Eklampsia postpartum umumnya terjadi dalam waktu
24 jam pertama setelah persalinan
Penatalaksanaan Preeklamsia
Preeklamsia

Kehamilan Kehamilan
<37 minggu >37 minggu

Perawatan Poliklinik
- Kontrol 2x perminggu Terminasi
- Evaluasi gejala pemberatan preeklamsia (tekanan daran, tanda impending Kehamilan
dan edema paru)
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin, AST/ALT) setiap
minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari, kesejahteraan janin
(NST dan USG) 2x perminggu, evaluasi pertumbuhan janin setiap 2 minggu)

Perburukan
Usia kehamilan
kondisi maternal
≥37 minggu
dan janin

Protokol
Preeklamsia
Berat
Penatalaksanaan
Preeklamsia Preeklamsia

Usia Kehamilan ≥37 minggu atau ≥34 minggu tapi


terdapat salah satu : Lakukan
- Persalinan atau ketuban pecah Persalinan
- Perburukan kondisi ibu dan janin
- Pertumbuhan janin terhambat Ya
- Didapatkan solusio plasenta

Tidak
- Usia Kehamilan ≥37 minggu
- Perawatan poliklinis
- Evaluasi ibu 2x dlm seminggu
- Evaluasi kesejahteraan janin 2x dlm
seminggu

- Usia kehamilan ≥37 minggu


- Perburukan kondisi ibu dan janin
Ya
- Persalinan atau ketuban pecah
Penatalaksanaan
Preeklamsia Berat Preeklamsia dengan gejala berat
- MRS, Evaluasi gejala, cek laboratorium ≥ 34 minggu
- Stabilisasi, pemberian MgSO4 profilaksis
<34 minggu

Jika didapatkan Ya Jika usia kehamilan ≥ 24 minggu,


Eklamsia, Edema paru, DIC, HT Berat janin hidup : Berikan
tidak terkontrol, gawat janin, solusio pematangan paru (dosis tidak
plasenta, IUFD, Janin tidak fiabel harus selalu lengkap) tanpa
(tergantung kasus) menunda terminasi
Tidak

Jika didapatkan
Ya Jika usia kehamilan > 24
Gejala persisten, sindrom
HELLP, Pertumbuhan janin minggu : Pematangan paru Terminasi
terhambat, Severe (inj. dexamethason IM 2x6 kehamilan setelah
olygohydromnion, reversed mg atau betamethason IM
and diastolic flow, ganguan 1x12 mg) 2x24 jam stabilisasi
renal berat
Tidak

Perawatan konservatif : Evaluasi di


kamar bersalin selama 24-48 jam, Usia kehamilan ≥ 34
Rawat inap hingga terminasi, Stop
minggu , KPP atau
MgSO4, profilaksis (1x24 jam),
Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110, inpartu , Perburukan
Pematangan paru 2x24 jam, Evaluasi maternal - fetal
maternal-fetal secara berkala
Manajemen Preeklampsia dengan gejala berat
Evaluasi di k a m a r bersalin d a l a m 24-28 j a m
Ekspektatif Kortikosteroid untuk pem atangan paru, M a g n e s i u m
sulfat profilaksis, antihipertensi
Preeklampsia USG, evaluasi kesejahteraan janin, gejala d a n
pemeriksaan laboratorim
Berat

Kontraindikasi perawatan ekspektatif : Lakukan persalinan setelah


Eklampsia, E d e m a Paru, DIC, H T berat,
tidak terkontrol, G a w a t janin, Solusio stabil
plasenta, IUF D, Janin tidak viabel

Komplikasi perawatan ekspektatif :


Gejala persisten, Sindrom HELLP,pertumbuhan Pemberian kortikosteroid
janin terhambat , Severe ol y gohy dramni on , pematangan paru
Reversed e n d diastolic flow K P P atau Inpartu,
G angguan renal berat
Persalinan setelah 48 jam

Perawatan Ekspektatif :
T e r s e d i a fasilitas p e r a w a t a n m a t e r n a l d a n n e o n a t a l
intensif, Usia kehamilan janin viabel – 3 4 m i n g g u ,
R a w a t inap, Stop m a g n e s i u m sulfat d a l a m 2 4 j a m ,
Evaluasi ibu d a n janin setiap hari

Usia kehamilan ≥ 34 KPP atau Inpartu,


Perburukan maternal-fetal Lakukan persalinan
Adanya salah satu gejala, kontraindikasi
perawatan ekspektatif
Pasien memenuhi persyaratan
perawatan konservatif
MANAJEMEN Preeklampsia dengan gejala berat

KONSERVATIF PEB
 Injeksi MgSO4sesuai prosedur (Alternatif 1 / Alternatif 2 )
dilanjutkan hingga 24 jam
 Berikan pematangan paru (Dexamathason 2 x 6 mgi.m
selama 2 hari atau bethametason 1 x 12 mg i.m selama 2
hari)

Pindah ruangan, lakukan evaluasi ketat

Evaluasi Klinis Evaluasi Evaluasi Janin


 Kontrol tekanan darah Laboratorium  NST setiap minggu
 Evaluasi tanda  Trombosit, fungsi  USG untuk evaluasi
impending eklampsia liver, fungsi ginjal, kesejahteraan janin 2
(nyeri epigastrium, albumin setiap kali seminggu
nyeri kepala, mata minggu  Evaluasi pertumbuhan
kabur) janin / 2 minggu

Semua parameter baik Salah satu parameter memburuk

Umur kehamilan ≥ 34 minggu Terminasi kehamilan


Terminasi kehamilan
ANTI HIPERTENSI
• Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada kehamilan
adalah untuk keselamatan ibu dan mencegah penyakit
serebrovaskuler
• Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah >
160/110 mmHg
• Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah
nifedipin oral ,hydralazine, dan labetalol parenteral
• Alternatif anti hipertensi yang lain adalah :nitrogliserin,
metildopa, labetalol
MAGNESIUM SULFAT

• Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama


preeklamsia /eklamsia
• Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap
eklamsia pada Pasien preeklamsia berat
• Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia
berat dibandingkan diazepam atau fenitoin untuk
mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang
Cara Kerja MgSO4 Mengatasi Kejang
• Magnesium Sulfat menghambat atau
menurunkan kadar asetilkolin pada
rangsangan neuron dengan menghambat
transmisi neuromuskular
• Transmisi neuromuskular membutuhkan
kalsium pada sinaps
• Pada saat ini magnesium akan berkompetisi
dengan kalsium sehingga aliran rangsangan
tidak terjadi
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
MGSO4
• Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCl
: habis dalam 30 menit (73 tts / menit)
• Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500
cc Ringer Laktat selama 6 jam : (28 tts/menit)
• Awasi : volume urine, frekuensi nafas, dan reflex
patella setiap jam
• Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi
magnesium pada setiap pemberian MgSO4
ulangan
• Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4 40%,
IV
Syarat pemberian MgSO4
- Reflek patella positif (Refleks tendon lutut)
- Tidak ada depresi pernafasan (frekuensi
pernafasan > 16 kali/ menit)
- Produksi urin . 100 ml/ 4 jam
- Tersedia kalsium glukonas 10% (intoksikasi
(refleks patella menghilang) MgSO4 1 gram Ca
Glukonas dalam 10 ml akuades diberikan
bolus IV selama 3-5 menit)
Perhitungan dosis MgSO4
• Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCl
: habis dalam 30 menit (73 tts / menit)
• Makna 40% adalah 40 g bahan dalam 100 ml
larutan
• Sehingga 4 g setara dengan 4/40 x 100 ml = 10 ml
• Diambil 10 ml MgSO4 40% diinjeksikan kedalam
100 ml NaCl
• Jika harus habis dalam 30 menit maka jika
menggunakan infus set faktor 20 maka terdapat
2200 tetes dalam 110 ml NaCl sehingga terdapat
2200/30 tetes dalam 1 menit = 73 tetes per menit
Perhitungan Dosis MgSO4
• Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500
cc Ringer Laktat selama 6 jam : (28 tts/menit)
• Berarti yang diambil adalah 6/40 x 100 ml = 15 ml
• Sehingga diambil 15 ml MgSO4 40% kedalam 500
ml RL . Volume total 515 ml
• Jika menggunakan infus set faktor 20 maka
terdapat 10.300 tetes.
• Jika harus diberikan drips selama 6 jam = 360
menit, maka jumlah tetesan per menit adalah
10.300/360 = 28, 6 tetes per menit
Perhitungan Dosis MgSO4
• Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4
40%, IV
• Maka diambil 2/40 x 100 ml = 5 ml MgSO4
40% dan diberikan secara bolus IV setelah
diencerkan dengan 5 ml akuades
Pemberian Diazepam
• Jika MgSO4 tidak tersedia dapat diberikan
diazepam 10 mg secara bolus IV selama 2 menit
• Jika kejang berulang dosis dapat diulang
• Untuk dosis rumatan dapat diberikan 40 mg
diazepam dalam 500 ml RL dihabiskan dalam 24
jam
• Pemberian diazepam harus hati-hati karena
resiko depresi pernafasan (maksimal 30 mg / jam)
Pemberian Nipedipin
• Dosis awal 10-20 mg per oral, diulang setiap
30 menit bila perlu (maksimal 120 mg/24 jam)
• Jangan diberikan sublingual karena efek
vasodilatasi yang sangat cepat
Beberapa Istilah
• HELLP = Hemolisis, Elevated Liver Enzym, Low
platelet count
• IUGR = Intrauterine Growth Retardation
• MRS = masuk rumah sakit
• HT = Hipertensi
• DIC = Disseminated Intravascular Coagulation
• NST = Nonstress test untuk fetal

Anda mungkin juga menyukai