Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.Preeklamsi / Eklamsi
2.Hipertensi Kronis
3.Superimposed Preeklamsi
4.Hipertensi Gestasional
PREEKLAMSI BERAT
PREEKLAMSIA ADALAH KEADAAN DIMANA HIPERTENSI DISERTAI DENGAN
PROTEINURIA, EDEMA ATAU KEDUA-DUANYA YANG TERJADI AKIBAT KEHAMILAN
SETELAH MINGGU KE 20 ATAU KADANG-KADANG TIMBUL LEBIH AWAL BILA
TERDAPAT PERUBAHAN HIDATIDIFORMIS YANG LUAS PADA VILI DAN KORIALIS
(MITAYANI, 2009)
KLASIFIKASI PREEKLAMSI (BARU)
Proteinuria > +1
mg/dl
Edema paru
Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya
Ibu Hamil Mengalami Preeklamsi ( ETIOLOGI )
Faktor Imunologi
Faktor Nutrisi
GENETIK
USIA
PATOFISIOLOGI
Sistem cardiovaskular
Perubahan hemodinamik
Volume Darah
Ginjal
Protein Urine
Gambaran Klinis
Gambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat bervariasi luas dan sangat individual.
Kadang-kadang sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih dulu. Secara
teoritik urutan gejala-gejala yang timbul pada preeklampsia ialah edema, hipertensi, dan terakhir
proteinuria; sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas dapat dianggap bukan
preeklampsia.
Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang sangat
penting. Namun, sayangnya penderita sering kali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita
sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka
penyakit ini sudah cukup lanjut.
PERAWATAN PALING PENTING PADA PASIEN PEB ADALAH PENGELOLAAN
(INPUT DAN OUTPUT) CAIRAN, KARENA PENDERITA PEB MEMPUNYAI RESIKO
TINGGI UNTUK TERJADINYA EDEMA PARU DAN OLIGURIA.
Antidotum
( Ca Gluconas )
PENATALAKSANAAN
PREEKLAMPSIA Preeklampsia dengan gejala berat
MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan cek
laboratorium ≥ 34 minggu
BERAT Stabilisasi, pemberian MgSO4
profilaksis
< 34minggu
Jika didapatkan :
Eklampsa
Edema paru Jika usia kehamilan ≥ 24
DIC minggu, janin hidup : Terminasi
Berikan pematangan paru kehamilan setelah
HT berat, tidak terkontrol
(dosis tidak harus selalu stabilisasi
Gawat janin Iya lengkap) tanpa menunda
Solusio plasenta
terminasi
IUFD
Janin tidak viabel (tergantung kasus)
Tidak
Jika didapatkan :
Jika usia kehamilan > 24
Gejala persisten minggu : Pematangan
Sindrom HELLP paru (inj. dexamethason
Pertumbuhan janin terhambat IM 2x6 mg atau
Severe olygohydramnion Iya betamethason IM 1x12
Reversed end diastolic flow mg) 2x24 jam
Gangguan renal berat
Tidak
Perawatan
konservatif:
Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48 jam Usia kehamilan ≥
Rawat inap hingga terminasi
34 minggu
Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)
Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110 KPD atau inpartu
Pematangan paru 2x24 jam Perburukan maternal - fetal
Evaluasi maternal-fetal secara berkala
ASUHAN KEBIDANAN / KEPERAWATAN
DENGAN PASIEN PRE EKLAMSIA BERAT
◦ I . Identitas Pasien
NO RM :12.02.13
Tanggal Kunjungan : 04 Oktober 2021
Pukul : 15 : 15 WIB
Pengkajian : 04 Oktober 2021
Pukul : 15 : 20 WIB
Sumber Informasi : Suami dan Pasien
NO Tahun Kehamilan Tempat Bersalin Penolong Riwayat Persalinan BBL Jenis Kelamin Keadaan
1. 2021 Hamil ini (-) (-) (-) (-) (-) (-)
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
HPHT : 14 - 01 – 2021
TP : 21-10-2021 UK : 37 Mg
* Pemeriksaan Antropometri
1. BB sebelum hamil : 50 kg
2. BB sekarang : 70 kg
3. TB : 156 cm
4. LILA : 30 cm
* Tanda-tanda vital :
5. Tekanan Darah : 170/120 mmHg
6. Nadi : 100 x/i
7. Pernafasan : 24 x/I
8. Suhu : 36,8 ºC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, ada cloasma gravidarum
Palpasi : Tidak ada oedema
Mata : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva berwarna merah muda
dan sklera tidak icterus
Mulut : Inspeksi : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, ada 2 caries pada gigi
Leher : Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada leher
Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi pada areola
mammae,putting susu menonjol
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Next Slide…….
Abdomen :
Inspeksi : Terdapat linea nigra, striae alba dan tidak terdapat luka bekas operasi dan pembesaran perut sesuai umur kehamilan
Palpasi :
* Leopold I : TFU 29 cm , teraba bagian bulat, tidak keras , kurang melenting ( bokong )
* Leopold II ◦: Bagian
kiri teraba keras seperti papan ( punggung ) ,Bagian Kanan Teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas )
Auskultasi : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan frekuensi 150 x/menit.
Genitalia Eksterna :
Inspeksi : Tidak ada benjolan , tidak ada varices vagina
Genitalia Interna :
Inspekulo : portio tidak ada kelainan , OUE tertutup tidak tampak cairan mengalir
VT : Tidak teraba Massa, Pembukaan belum ada
Ekstremitas :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises Palpasi : Terdapat oedema pada
kedua kaki :
Perkusi : Refleks patella kiri (+) kanan (+)
Palpasi : Oedem Ka/Ki ( +/+ )
DIAGNOSA YANG MUNCUL
DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Ibu G1P0A0 H 37 mg Janin Tunggal, Hidup , Intra uterin, Presentasi Kepala dengan Preeklamsia
Berat di tandai dengan Hypertensi di sertai keluhan sakit kepala / pusing.
Intervensi :
• Jelaskan pada Pasien dan keluarga mengenai penyakit nya
• Buat informed consent untuk Tindakan yang akan di berikan
• Atur posisi yang nyaman dari ibu
• Kolaborasi dengan Dpjp untuk Penatalaksanaan Selanjutnya ( Therapy Hypertensi dan Anti Kejang )
• Monitor Tanda tanda vital ibu dan pantau kesejahteraan janin
• Observasi ada nya tanda tanda kemajuan persalinan
2. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan berhubungan dengan Hypertensi di tandai dengan TD : 170/120 mmHg
Intervensi :
• Kolaborasi dengan dpjp untuk penatalaksanaan selanjutnya
• Monitor ketat TTV dan tanda perburukan / eklamsi
3. Gangguan aktivitas sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
di tandai dengan os mengeluh pusing
Intervensi :
• Pasien Bedrest, bantu aktifitas dan resiko jatuh
• Kolaborasi dengan Dpjp untuk penatalaksanaan selanjutnya
4. Resiko Pertumbuhan Janin Terganggu ( PJT ) Sehubungan dengan suplai aliran darah ibu ke janin terganggu akibat penyakitnya di
tandai dengan Taksiran Berat Janin yang tidak sesuai dengan usia kehamilan .
Intervensi :
• Monitoring kesejahteraan janin, pantau ketat DJJ
• Kolaborasi dengan dpjp untuk pemberian therapy pematangan paru janin ( Kortikosteroid )
• Informed consent keluarga dan pasien untuk komplikasi yang dapat terjadi
5. Gangguan cemas pasien sehubungan dengan penyakit nya di tandai dengan pasien dan keluarga tampak cemas
Intervensi :
• Beri support keluarga dan pasien
• Beri penjelasan untuk penanganan yang sedang di lakukan
6. Resiko bayi lahir Premature sehubungan dengan penyakitnya di tandai dengan resiko komplikasi yang bisa terjadi pada pasien ( Ibu
)
Intervensi :
• Beri penjelasan mengenai komplikasi yang dapat terjadi
• Kolaborasi dengan Dpjp untuk penatalaksanaan selanjutnya (untuk mencegah kelahiran premature)
• Apabila di putuskan terminasi, Kolaborasi dengan unit terkait ( Spesialis anak, Kamar Bedah, Adm, Nicu, ICU )
• Apabila tidak ada fasilitas yang memadai, Putuskan RUJUK sesuai prosedur
7. Resiko infeksi sehubungan dengan akan di berikan therapy infus dan pemasangan Catheter
Intervensi :
• Lakukan prosedur septic dan antiseptic
• Monitor kelancaran tetesan infus dan tanda – tanda flebitis
• Monitor tanda – tanda infeksi pada pemasangan cateter
• Pantau Ketat Balance Cairan !!!