TRIMESTER III
1. Pre eklampsiaeklampsia
Kriteria minimal pre-eklamsia adalah tekanan darah
140/90mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu dan proteinuria
300 mg/24 jam atau +1 dipstik, dan rasio protein : kreatinin
30 mg/mmol. Kriteria pre-eklamsia berat adalah pre-eklamsia
dengan minimal satu dari tanda di bawah ini :
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria 5 gr/24 jam atau +2 dipstik
Terdapat keterlibatan organ lain :
2. Hipertensi Kronik
Hipertensi kronik dalam kehamilan
didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sebelum konsepsi
terjadi atau yang terdeteksi sebelum
usia kehamilan 20 minggu.
4. Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional didefinisikan sebagai
awal mula mengalami peningkatan tekanan
darah setelah usia 20 kehamilan minggu bahkan
sering mendekati usia aterm, tanpa disertai
adanya proteinuria. Tekanan darah dapat kembali
normal setelah persalinan, bila tekanan darah
tidak kunjung normal setelah persalinan maka
diagnosisnya berubah menjadi hipertensi kronik.
Etiologi
Etiologi hipertensi dalam kehamilan sampai saat
ini belum jelas, namun kondisi yang dianggap
penting berhubungan adalah:
1. Implantasi plasenta dengan ketidaknormalan
invasi trofoblast pada pembuluh darah uterus (a.
Spiralis).
2. Maladaptasi toleransi imunologik maternal,
paternal (plasenta) dan jaringan janin.
3. Maladaptasi kardiovaskuler maternal atau
perubahan inflamasi dari kehamilan normal.
4. Faktor genetik termasuk gen predisposisi yang
diwariskan seperti pengaruh epigenetik.
Faktor Resiko
Faktor Maternal:
Kehamilan pertama
Primipaternity
Usia < 18 tahun atau > 35
tahun
Riwayat preeklamsi
Riwayat preeklamsi dalam
keluarga
Ras kulit hitam
Obesitas (BMI 30)
Interval antar kehamilan <
2 tahun atau > 10 tahun
Faktor fetal
Kehamilan multipel
Hidrops fetalis
Penyakit trofoblastik
gestasional
Triploidi.
Patomekanism
e
>140/90 mmHg
Hamil <20
mgg
Tes Proteinuria
dipstick +1 /
>300 mg pd
urin 24 jam pd
kehamilan >20
mgg, disertai
tanda dan
gejala lain
(+
(-)
)
Superim
Hipertens
posed
i Kronik
Preeklamps
ia
Hamil >20
mgg
Tes Proteinuria
dipstick +1/
>300 mg pd
urin 24 jam
Tes Proteinuria
dipstick >+2/
>5g pd urin
24 jam,
disertai gejala
dan
keterlibatan
organ lain
Kejang
(-)
HT
Gesta
sional
(+
)
PER
(-)
PEB
(+
)
Eklam
psia
Penatalaksanaa
n
Ht gestasional dan PER
Rata-rata terjadi pada minggu ke 32
kehamilan.
Maka
daripada
itu
penatalaksanaan
hipertensi
kehamilan
terfokus pada monitoring ibu dan janin
apakah
sudah
berkembang
menjadi
preeklampsia, hipertensi berat ataupun
ancaman pada janin. Minimal analisa urin
dan pemeriksaan tekanan darah dilakukan
setiap minggu.
Dosis Rumatan
RR <16x/menit
Tidak didapatkan refleks patella
Terdapat oligouria
Dosis Antihipertensi
Nifedipin
Nikardipin
Metildopa
2 x 250-500 mg PO
Komplikasi
Perdarahan serebrovaskular
Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan
autoregulasi aliran darah otak pada MAP (Mean Arterial
Pressure) diatas 140 mmHg.
Definisi
Klasifikasi
Etiologi
Fakto resiko
Maternal
Uteroplasenta
Janin
Abnormalitas uterus
Gemelli
Perdarahan
antepartum
Solusio plasenta
Polihidramnion
Trauma abdomen
Inkompetensi serviks
Merokok
Peregangan uterus
yang berlebihan
Penggunaan obatobatan
chorioamniosintesis
Anemia
Pemendekan serviks
pada trimester kedua
Bb ibu rendah
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Riwayat pengeluaran air dalam jumlah yang
banyak secara tiba-tiba Saat terjadi pengeluaran
air, harus ditanyakan apakah terdapat darah atau
discharge pervaginam yang disertai nyeri kram
untuk menyingkirkan tanda-tanda persalinan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
fisik
yang
dilakukan
hanya
pemeriksaan inspekulo dengan spekulum steril.
Hal ini bertujuan untuk melihat adanya cairan
yang keluar dari serviks dan atau menggenang di
forniks posterior.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa
tes Nitrazin dan tes fern untuk konfirmasi ruptur .
Tes nitrazin merupakan pemeriksaan pH vagina dengan
menggunakan kertas nitrazin
Fern test merupakan pemeriksaan swab dari forniks
posterior vagina lalu diputar pada objek glass, dibiarkan
kering selama 10 menit. Pada pemeriksaan dibawah
mikroskop, terdapat fambaran fern atau pakis jika
terdapat cairan amnion
Penatalaksanaan
Prinsip utama penatalaksanaan KPD adalah untuk
mencegah mortalitas dan morbiditas perinatal
pada ibu dan bayi yang dapat meningkat karena
infeksi atau akibat kelahiran preterm pada
kehamilan dibawah 37 minggu
Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan
KPD, yaitu manajemen aktif dan ekspektatif.
Manajemen ekspektatif adalah penanganan
dengan pendekatan tanpa intervensi, sementara
manajemen aktif melibatkan klinisi untuk lebih
aktif mengintervensi persalinan.
Magnesium
Untuk efek neuroprotektor pada KPD <31
minggu bila persalinan diperkirakan dalam
waktu 24 jam
Definisi
IUGR atau Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
adalah suatu kondisi dimana janin berukuran lebih
kecil dari standar ukuran biometri normal pada usia
kehamilan.
Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat
dibawah persentil ke-10. Artinya janin memiliki
berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam
usia kehamilan yang sama.
Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut
small for gestational age (SGA), di mana bayi
mempunyai
berat
badan
kecil
yang
tidak
menimbulkan kematian perinatal.
Klasifikasi
2.
Simetris
Asimetris
Meningkat
Meningkat
Normal
Kecil
buruk
prognosisnya
Etiologi
Maternal
Janin
TD tinggi
Gemelli
Penurunan aliran
darah di uterus dan
plasenta
Penyakit infeksi
Solusio plasenta
DM
Kelainan kongenital
Plasenta previa
Peny jantung
Kelainan kromosom
Infeksi
Pajanan teratogen
Infeksi
Pecandu narkoba &
alkohol
Manifestasi Klinis
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak
kurus, pucat, dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya
tampak rapuh dan layu dibanding pada bayi normal.
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan mengalami
keadaan berikut :
Penurunan level oksigenasi
Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi
adaptasi bayi segera setelah lahir)
Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam
kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas
Hipoglikemi (kadar gula rendah)
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)
Penegakan
Diagnosis
Cara mendiagnosis dilihat dari beberapa faktor:
Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal,
kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.
Tinggi Fundus Uteri
Bila pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2
(dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal
untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai
bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel,
hidramnion, janin letak lintang.
USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau
Doppler Felocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat
mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak
normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan
bahwa adanya PJT.
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes mellitus
Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH,
Syphilis
Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis
B dan C
Penatalaksanaan
Langkah-langkah menangani PJT:
1. Mengenali pasien-pasien yang mempunyai
resiko tinggi untuk mengandung janin kecil
2. Membedakan janin PJT atau malnutrisi
dengan janin yang kecil tetapi sehat
3. Menciptakan metode adekuat untuk
pengawasan janin pada pasien-pasien PJT
dan melakukan persalinan di bawah
kondisi optimal
Berdasarkan waktu:
Pada PJT pada saat dekat waktu
melahirkan, yang harus dilakukan
adalah segera dilahirkan
Pada PJT jauh sebelum waktu
melahirkan, kelainan organ harus
dicari pada janin ini, dan bila
kelainan kromosom dicurigai maka
amniosintesis (pemeriksaan cairan
ketuban) atau pengambilan sampel
plasenta, dan pemeriksaan darah
Tatalaksana umum :
Skrining adanya cacat bawwan atau kelainan kromosom
Kurangi aktifitas fisik
Tirah baring, posisis miring ke kiri
Perbaiki nutrisi (asupan +300 kal/hr)
Segera ke RS bila istirahat di rumah tidak memungkinkan
Melihat pertumbuhan dan pergerakan janin setiap 3-4 mgg
dgn
Berhenti merokok dan minum alkohol
Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum
waktunya dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat
dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil
tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita
hamil perokok berat, penggunaan narkotik dan alkohol, maka
semuanya harus dihentikan
Proses melahirkan
Pematangan paru harus dilakukan pada
janin prematur. Pengawasan ketat selama
melahirkan
harus
dilakukan
untuk
mencegah komplikasi setelah melahirkan.
Operasi caesar dilakukan apabila terjadi
distress janin serta perawatan intensif
neonatal care segera setelah dilahirkan
sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian
distress janin selama melahirkan meningkat
pada PJT karena umumnya PJT banyak
disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang
diperparah dengan proses melahirkan
Definisi
Kematian janin dalam rahim dengan
berat badan 500 gram atau lebih,
atau kematian dalam rahim pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Fetal
Plasenta
Gemeli
Premature Rupture of
Membrane
Hipertensi
Pre-eklampsia atau
eklampsia
Kelainan kromosom
Plasenta previa
Kelainan bawaan
janin
Solusio Plasenta
Malformasi janin
Chorioamniosintesis
Ruptur uteri
IUGR
Kematian ibu
Infeksi
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
Tidak ada gerakan janin
Perut tidak membesar bahkan
mungkin mengecil
Perut sering menjadi keras
Merasa sakit seperti ingin melahirkan
Penurunan berat badan
Pemeriksaan Fisik
Ins: TFU berkurang atau lebih rendah dari
UK. Tidak terlihat gerakan janin yang
biasanya dapat terlihat pada ibu yang
kurus
Aus: tidak terdengar DJJ setelah UK 1012 minggu pada pemeriksaan ultrasonic
Doppler (bukti kemtian janin yang kuat)
Per: pekak janin
Palp: tonus uterus menurun, uterus
teraba flaksid, dan tidak teraba janin
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
1. Pilihan cara persalinan secara aktif dengan induksi maupun
ekspektatif.
2. Bila ekspektatif tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu.
3. Jika tombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan
spontan, lakukan penanganan aktif.
4. Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks, yatu:
Jika serviks matang, induksi persalinan dengan oksitoksin
atau prostaglandin.
Jika serviks belum matang pematangan serviks dengan
prostglandin atau kateter foley, dengan catatan jangan
dilakukan amniotomi karena berisiko infeksi.
SC pilihan terakhir.
5. Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit
menurun dan serviks belum matang, dilakukan pematangan serviks
dengan misoprostol :
Berikan misoprostol 25 mcg dipuncak vagina dan dapat diulang
sesudah 6 jam.
Jika tidak ada respon setelah 2x25 mcg, maka dinaikkan dosis
menjadi 50 mcg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mcg
Show
Serviks: servisitis, polip, erosi serviks dan keganasan
Trauma: trauma saat hubungan seksual
Vulvovaginal varicosities
Tumor saluran genital
Infeksi saluran genital
Hematuria
Plasenta Previa
Definisi
Klasifikasi
Plasenta previa totalis atau komplit
Plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum
Penegakan
Diagnosis
Penatalaksanaan
Perawatan Konservatif
Dilakukan pada bayi premature dengan TJB < 2500 gram atau umur kehamilan <
37 minggu dengan syarat denyut jantung janin baik dan perdarahan sedikit atau
berhenti.
Cara perawatan
Observasi ketat di kamar bersalin selama 24 jam
Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia diberikan transfusi PRC sampai
Hb> 10-11 gr%
Berikan kortikosterid untuk maturitas paru janin (kmungkinan perawatan
konservatif gagal) dengan injeksi Dexametason 5 gr 2x1 selama 2x24 jam bila
usia kehamilan < 35 minggu atau TBJ<2000 gram
Bila perdarahan telah berhenti penderita dipindahkan ker ruang prawatan dan
tirah baring selama 2 hari,
Observasi perdarahan setiap 6 jam, denyut jantung janin dan tanda vital.
Bila perdarahan berulang dilakukan penganan aktif
Penderita dipulangkan bila tdak terjadi perdarahan ulang setelah dilakukan
mobilisasi, saran yang diberikan yaitu: Istirahat, tidak boleh coitus, segera
masuk Rumah Sakit bila terjadi perdarahan lagi dan kontrol 1 minggu setelah
pulang dari rumah sakit.
Perawatan Aktif
Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam
yang aktif (perdarahan > 500 cc dalam 30 menit) dan banyak
harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang
maturitas janin, untuk diagnosis plasenta previa dan menentukan
cara menyelesaikan persalinan, setelah persyaratan dipenuhi,
lakukan pemeriksaan dalam di atas meja operasi jika:
Melahirkan Pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada placenta previa lateralis / marginalis dengan
pembukaan > 3cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban,
placenta akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala
janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi
dengan infus oksitosin.
Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan tamponade
plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup.
Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif
untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan pada
kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.
Solusio Plasenta
Definisi
Klasifikasi
Solusio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau ada yang menyebutkan
kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250
ml. Gejala-gejala sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah
yang kehitamam. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
Tanda Gejala
Ringan
Sedang
Berat
Penatalaksanaan
Pada kasus ini tidak boleh ditangani pada faskes dasar,
harus dirujuk ke faskes yang lebih lengkap
Jika terjadi perdarahan hebat dengan tanda awal syok
pad ibu, lakukan persalinan segera
Jika pembukaan serviks lengkap, lakukan peraslinan pervaginam
dengan VE
Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan SC
Terima kasih..