Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AWAL PKK

Setelah membaca berita :


https://www.jawapos.com/features/11/11/2019/bu-bidan-digaji-rp-300-ribu-
per-bulan-plus-jadi-perawat-dan-dokter/

1. Apa penyebab terjadinya permasalahan tersebut


Jawab : Permasalahannya disebabkan karna kurangnya fasilitas
dan tenaga medis di daerah terpencil tersebut serta kurangnya
perhatian pemerintah pusat terhadap kesejahteraan para nakes
2. Kenapa bisa terjadi hal seperti demikian?
Jawab : hal ini disebabkan kurangnya kompetensi bidan tentang apa itu
pre-eklamsia dan cara penangganannya. Yang seharusnya
seorang bidan sudah bisa mendeteksi adanya pre-eklamsia
selama masa kehamilan, sehingga apabila sudah ditemukan
tanda dan gejala preeklamsia bidan bisa memberitahu ibu
bahwa kehamilannya berisiko dan sudah seharusnya
melahirkan di fasilitas kesehatan/ Rumah sakit.
3. Apa solusi dari peristiwa tersebut?
Jawab :
 Pemerintah harus lebih memperhatikan kesejahteraan para nakes
dan memenuhi fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan
 Dinas kesehatan seharusnya melakukan pelatihan GDON terhadap
bidan/ tenaga kesehatan.
 Seorang bidan harus banyak belajar tentang GDON apalagi bila
berada di daerah terpencil, dan tentunya menfasilitasi dirinya
dengan meminta kepada puskesmas kebutuhan apa saja yang
perlu dipersiapan sebelum ke desa tersebut termaksud obat
kegawat-daruratan obstetri.
 Selalu bekerja sama dengan masyarakat dan lintas sektor setempat
bila ada kendala dalam menghadapi pasien.
4. Apa yang harus dilakukan jika saya sebagai tenaga kesehatan yang
berada di lokasi tersebut?
Jawab :
 Melakukan pemeriksaan ibu hamil, dan apabila mendapatkan tanda
dan gejala dari pre-eklampsia segera memberitahukan kepada ibu
hamil dan keluarganya bahwa kehamilannya berisiko dan
sebaikknya melahirkan d fasilitas kesehatan/ rumah sakit, jadi si ibu
jika sudah mendekati tafsiran persalinan sebaiknya segera
berangkat ke kota dan jangan lupa penting untuk segera
memeriksakan dirinya ke dokter kandungan.
 Jika pasien sudah mengalami pre-eklampsia :
a. Cek tanda2 Vital ibu dan kondisi janin (DJJ)
b. Melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui
pembukaannya bila ibu dalam keadaan baik.
c. Segera mengambil tindakan untuk merujuk ibu dengan meminta
bantuan keluarga dan lintas sektor terkait.
d. Sambil menunggu kendaraan kita Menganjurkan ibu untuk
berbaring miring kiri
e. Memasang infus
f. Pemberian obat antihipertensi Nifedipin
g. Jika tekanan darah masih tinggi berikan larutan sulfas
magnesikus 40% 10 ml (4 gr) disuntikkan IM bokong kiri dan
kanan sebagai dosis permulaan, dapat diulang tiap 6jam 4 gr.
h. Merujuk ibu dengan BAKSOKUDA
PREEKLAMSIA DAN EKLAMPSIA

1. Preeklamsia
a. Pengertian
 Penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan.
 Umumnya pada triwulan ke III, tapi bisa terjadi sebelumnya.
 Hipertensi timbul duluan dari gejala lain.
 Tekanan sistolik naik 30 mmHg dari tekanan biasanya ( > 140
mmHg) diastolik naik 15 mmHg ( > 90 mmHg)
 Penentuan tekanan minimal dua kali, dalam keadaan istirahat,
dengan jarak 6 jam.

Edema
 Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh
 Kenaikan BB, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka
 Kenaikan BB 0,5 kg per minggu dalam kehamilan, dianggap
masih normal
 Kenaikan BB 1 kg per minggu, beberapa kali,waspada
preeklamsia

Proteinuria
 konsentrasi protein dalam air kencing melebihi 0,3 gr per liter
dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kwalitatif
menunjukkan positip 1 atau 2
 konsentrasi protein 1 gr per liter dalam kencing yang dikeluarkan
dengan kateter
 Biasanya proteinuria belakangan dari hipertensi dan edema/
kenaikan BB tanda cukup serius 
b. Digolongkan berat jika satu tanda ini dijumpai:
1) Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih dan tekanan distolik 110
mmHg atau lebih
2) proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam, atau positip 3 atau 4
pada pem.kwalitatif
3) Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4) Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di
epigastrium
5) Edema paru atau sianosis
c. Etiologi
Penyebab belum diketahui.
d. Frekuensi
 Frekuensi untuk tiap negara berbeda, banyak faktor ( jumlah
primigravida, keadaan sosial ekonomi, perbedaan kriteria
menentukan diagnosis, dll )
 Dalam kepustakaan : frekuensi 3 – 10 %
 Frekuensi pada primigravida muda lebih tinggi dibandingkan
dengan multigravida
 Predisposisi preeklamsia : DM, mola hidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis, umur lebih 35 tahun, obesitas
e. Gambaran klinik
 Urutan tanda yang timbul : pertambahan BB berlebihan, edema,
hipertensi dan akhirnya proteinuria.
 Preeklamsia ringan tidak ada gejala subjektif.
 Preeklamsia berat : sakit kepala daerah frontal, skotoma,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri epigastrium, mual atau
muntah-muntah
f. Gejala dan tanda preeklamsi berat
 Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
 Tekanan darah diiastolik > 110 mmHg
 Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
 Trombosit < 100.000 /mm3
 Oliguria < 400 ml/ 24 jam
 Proteinuria > 3 gr/ liter
 Nyeri epigastrium
 Skotoma, gangguan visus lain, nyeri frontal
 Perdarahan retina
 Edema pulmonum
 Koma
g. Mendiagnosa Preeklamsia
 Diagnosis dini harus diutamakan agar morbiditas dan mortalitas
ibu dan anak rendah
 Diagnosis dini dapat mencegah eklamsia berat mencegah
prognosis buruk.
 Pada umumnya ada dua dari trias tanda, hipertensi, edema,
proteinuria.
 Satu tanda saja harus diwaspadai.
 Proteinuria pada preeklamsia jarang sebelum trimester III.
 Proteinuria pada penyakit ginjal timbul lebih dulu
h. Pencegahan
 Pemeriksaan antenatal yang teliti dapat menemukan tanda-
tanda dini preeklamsia  ditangani dengan semestinya
 Perhatikan faktor-faktor predisposisi
 Perlu istirahat , tidak mesti berbaring di tempat tidur, pekerjaan
sehari-hari dikurangi.
 Diet tinggi protein, rendah lemak, rendah KH, rendah garam,
penambahan BB jangan berlebihan
 Segera merawat pasien preeklamsia.
i. Penanganan
 Tujuan utama,
1) mencegah terjadinya preeklamsia berat dan eklamsia
2) melahirkan janin hidup
3) melahirkan janin dengan trauma sekecilnya
 Pengobatan medik dan penanganan obstetrik
 Penanganan obstetrik bayi lahir pada saat tepat : sebelum mati
dalam kandungan, sudah matur untuk hidup di luar uterus
 Setelah persalinan berakhir jarang eklamsia.
Indikasi pengakhiran kehamilan
 Preeklamsia ringan dengan kehamilan lebih dari cukup bulan
 Preeklamsia dengan hipertensi dan/atau proteinuria menetap
selama 10 - 14 hari dan janin sudah cukup matur
 Preeklamsia berat
 Eklamsia
Penanganan Preeklamsia Ringan
 Istirahat ditempat tidur dengan berbaring pada sisi tubuh  aliran
darah ke plasenta meningkat  aliran darah ke ginjal lebih banyak
tekanan vena ekstremitas bawah turun  resorbsi cairan di daerah
itu bertambah mengurangi kebutuhan darah yang beredar.
 Biasanya dengan istirahat tekanan darah menurun dan edema
berkurang.
 Fenobarbital 3 x 30 mg sehari menenangkan penderita.
 Pemberian diuretika dan antihipertensi tidak dianjurkan karena
tidak menghentikan proses penyakit dan tidak memperbaiki
prognosis janin. Obat-obat itu dapat menutupi tanda dan gejala
preeklamsia berat.
 Beberapa kasus preeklamsia ringan tidak membaik dengan
penanganan konservatif. Tekanan darah meningkat, edema dan
proteinuris bertambah walaupun penderita istirahat dengan
pengobatan medik pengakhiran kehamilan walaupun prematur.

Penanganan Preeklamsia Berat


 Pasien masuk RS dengan preeklamsia berat, segera harus diberi
sedativa kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Jika 12-
24 jam bahaya aut sudah bisa diatasi, perlu dipikirkan untuk
pengakhiran kehamilan.
 Pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang,
1) larutan sulfas magnesikus 40% 10 ml (4 gr) disuntikkan IM
bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dapat
diulang tiap 6jam 4 gr. Obat ini menenangkan, menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan diuresis.
2) klorpromazin 50 mg IM
3) Diazepam 20 mg IM
4) Penggunaan obat hipotensif diperlukan karena dengan
menurunkan tekanan darah kemungkinan kejang dan
apopleksi serebri menjadi lebih kecil.
5) Kalau oliguria, sebaiknya diberikan glukosa 20% IV.
Diuretika tidak diberikan secara rutin.
Penanganan Preeklamsi berat dalam persalinan
 His merupakan rangsangan kuat untuk terjadinya kejang.
 Preeklamsia lebih mudah eklamsia pada waktu persalinan 
tekanan darah dan proteinuria perlu diperiksa berulang-ulang.

2. Eklamsia
a. Pengertian
Eklamsia (Yunani) = Halilintar, Gejala Timbul Tiba-Tiba Tanpa
Didahului Gejala Lain.
 Pada umumnya timbul pada wanita hamil atau nifas dengan
tanda-tanda preeklamsia.
 Timbul serangan kejang yang diikuti koma
 Tergantung dari timbulnya : Eklamsia gravidarum, parturientum
dan puerperale
 Eklamsia didahului pre eklamsia penting pengawasan antenatal
yang teratur dan teliti
b. Gejala dan tanda
Berikut ini adalah tanda-tanda serta gejala yang dapat
muncul pada seorang ibu hamil yang mengalami eklampsia.
 Mengalami gangguan penglihatan, mata kabur dan tidak jelas
dalam melihat.
 Merasakan nyeri hebat pada ulu hati yang disertai dengan mual
serta muntah.
 Tekanan darah tinggi (gejala yang sama dengan preeklampsia).
 Sakit kepala yang amat sangat dan semakin parah dan tak
kunjung berkurang meskipun sudah diberi obat pereda rasa
sakit.
 Perasaaan gelisah yang selalu menyertai ibu hamil serta tidak
suka dengan suara-suara lirih atau berbisik.
 Mengalami kejang-kejang hingga tidak sadarkan diri atau koma.
Konvulsi eklamsia dibagi 4 tingkat,
1) Tingkat awal atau aura, berlansung kira-kira 30 detik. Mata
terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar,
kepala diputar kekanan atau kekiri
2) Tingkat kejangan tonik, lebih kurang 30 detik. Seluruh otot
menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam, kaki
membengkok kedalam. Pernafasan berhenti, muka mulai
sianotik, lidah dapat tergigit.
3) Tingkat kejangan klonik, 1 – 2 menit, spasmus tonik hilang,
semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu
cepat, mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit
lagi. Bola mata menonjol, dari mulut keluar ludah berbusa,
muka kongesti dan sianotik, menjadi tak sadar. Penderita bisa
jatuh dari tempat tidur. Akhirnya kejangan terhenti, menarik
nafas secara mendengkur.
4) Memasuki tingkat koma, lamanya tidak selalu sama. Secara
perlahan sadar lagi, tapi bisa terjadi serangan baru dan
berulang, tetap dalam keadaan koma.Selama serangan
tekanan darah meninggi, nadi cepat, suhu naik saampai 40
derajat Celcius. Akibat serangan bisa terjadi komplikasi : lidah
tergigit, perlukaan dan fraktur, gangguan pernafasan, solutio
plasenta dan perdarahan otak.
c. Mendiagnosa
 Tidak sukar
 Ada tanda dan gejala preeklamsia yang disusul dengan serangan
kejangan.
 Harus bisa dibedakan dengan epilepsi (tanda preeklamsia tidak
ada), karena obat anestesia, koma karena sebab lain (diabetes,
perdarahan otak, meningitis, ensefalitis,dll)

d. Komplikasi
1) Solutio plasenta
2) Hipofibrinogenemia
3) Hemolisis
4) Perdarahan otak
5) Kelaianan mata
6) Edema paru
7) Nekrosis hati
8) Sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low
Platelet)
9) Kelainan ginjal
10) Prematuritas, dismaturitas, kematian intra uterine
e. Penanggulangan
1) Sodium ppentothal, 0,2 -0,3 gr, IV perlahan
2) Sulfas magnesicus, 8 gr dalam larutan 40% IM, selanjutnya 4 gr
tiap 6 jam (reflek patella positip,pernafasan > 16 per
menit,diuresis > 600 ml sehari). Selalu disediakan kalsium
glukonas 1 gr dalam 10 ml, sebagai antidotum

DAFTAR PUSTAKA
Halsyah, S (2015, 30 Maret). Preeklamsia dan eklampsia . retrieved from
Cahaya senja
:https://diyahhalsyah.blogspot.com/2015/03/preeklamsia-dan-
eklamsia.html
https://hamilplus.com/perbedaan-preeklampsia-dan-eklampsia/

Anda mungkin juga menyukai