Anda di halaman 1dari 14

PREEKLAMPSIA

KELOMPOK 3
KELOMPOK 3

NURHANIFAH
ARDIANTI
MEGAWATI NAINGGOLA RIA ERIANI
EKA AREZA
PO7224221207 N PO7224221207
PO7224221205
3 PO7224221207 9
5
6
PREEKLAMPSIA

TANDA
DEFINI GEJALA DIAGNOSI KLASIFIK
SI S ASI

CARA PATOFISIOLOGI
MENCEGAH KOMPLIKASI ETIOLOGI
S
&
CARA
MENGATASI
DEFINISI PREEKLAMPSIA

● Preeklampsia adalah hipertensi yang muncul pada usia kehamilan setelah 20 minggu atau
setelah persalinan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥140/90 mmHg
disertai dengan protein urine > 300 mg/24 jam. (Nugroho, 2012 dan Sitomorang, dkk 2016).

● Preeklampsia adalah kondisi ibu hamil dengan tekanan darah tinggi yang disertai adanya
proteinuria, edema yang terjadi pada kehamilan setelah memasuki usia ke 20 minggu
sampai akhir minggu pertama setelah persalinan atau terkadang muncul di usia kehamilan
yang lebih awal karena akibat perubahan hidatidiformis (Ratnawati, 2018).
TANDA GEJALA PREEKLAMPSIA

● Gejala awal preeklampsia adalah ● Nyeri perut kanan atas.


naiknya tekanan darah serta ● Mual dan muntah yang parah.
proteinuria (adanya protein dalam ● Produksi urin menurun.
urine). Selain itu, beberapa kondisi di ● Penurunan jumlah trombosit pada
bawah ini juga merupakan gejala pemeriksaan darah.
preeklampsia. ● Gangguan fungsi hepar.
● Berat badan naik secara signifikan, ● Sesak napas.
yang ditimbulkan oleh bertambahnya ● Bengkak pada kaki, tangan, dan
cairan pada tubuh. wajah.
● Nyeri kepala yang parah
● Gangguan penglihatan (menjadi
buram)
DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA

● Untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, dokter akan melakukan dua pemeriksaan


dasar, yaitu pemeriksaan tekanan darah dan tes urine. Ibu hamil yang positif preeklampsia,
akan mengalami kenaikan tekanan darah (hingga 140/90 mmHg. Selain itu, dalam urine ibu
hamil yang menderita preeklampsia mengandung protein. Jumlah protein yang terkandung
pada sampel urine tersebut akan menentukan seberapa parahnya kondisi yang dialaminya.
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA

1. Preeklampsia ringan.
● Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
● Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
● Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
● Proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2
pada urine kateter atau urine aliran pertengahan.
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA

2. Preeklampsia berat apabila ditemukan salah satu tanda pada ibu hamil berikut :
● Tekanan darah 160/110 mmHg.
● Oliguria, urine kurang dari 400cc/24 jam.
● Proteinuria lebih dari 3g/liter.
● Keluhan subyektif: nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, edema paru dan
sianosis.
● Gangguan kesadaran.
● Pemeriksaan kadar enzim hati meningkat disertai ikterus.
● Perdarahan pada retina.
● Trombosit lebih dari 100.000/mm.
ETIOLOGI PREEKLAMPSIA

● Kejadian preeklampsia dialami oleh 4,6% kehamilan secara global. Penyebab pasti kejadian
preeklampsia tidak diketahui atau belum dapat dijelaskan. Sebuah teori yang sampai saat
ini masih dapat dipertimbangkan adalah invasi abnormal tropoblast, gangguan perfusi
plasenta dan disfungsi sel endotel. respons imunologi terhadap jaringan asing (plasenta dan
fetus), stimulasi terhadap sistem inflamasi oleh perubahan sistem kardiovaskuler selama
kehamilan, defisiensi berbagai sumber nutrisi, dan abnormalitas genetik (Brown, Mark,
Magee, et al., 2018). Berbagai kelompok yang berisiko atau rentan untuk mengalami
preeklampsia di antaranya wanita nulipara, usia maternal (kurang dari 19 tahun atau lebih
dari 40 tahun), riwayat preeklampsia berat sebelumnya, obesitas (BMI >35), kehamilan
lahir mati sebelumnya, kehamilan kembar.
PATOFISIOLOGIS PREEKLAMPSIA

● Patofisiologi preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa teori
mengenai mekanisme yang menjadi penyebab terjadinya preeklampsia.
● Dari beberapa teori tersebut, yang dianggap substansial adalah sebagai berikut:
1. Implantasi plasenta dengan invasi tropoblas abnormal pada pembuluh darah uterus.
2. Toleransi mal adaptif imunologi antara jaringan maternal, plasenta, dan fetal.
3. Mal adaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular dan respon inflamasi pada
kehamilan normal.
4. Faktor genetik, nutrisi, dan lingkungan
KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA

KERUSAKAN EKLAMPSIA
ORGAN TUBUH

SOLUSIO HELLP
PLASENTA SYNDROME

IUGR PERSALINAN
PREMATUR
CARA MENCEGAH PREEKLAMPSIA

● Terminologi umum pencegahan dibagi


1. Pencegahan primer
menjadi 3 (tiga) yaitu: primer, sekunder,
Untuk pencegahannya perlu dilakukan
tersier. Pencegahan primer artinya
skrining risiko terjadinya preeklampsia
menghindari terjadinya penyakit.
untuk setiap wanita hamil sejak awal
Pencegahan sekunder dalam konteks
kehamilannya
preeklampsia berarti memutus proses
terjadinya penyakit yang sedang
2. Pencegahan sekunder
berlangsung sebelum timbul gejala atau a. Istirahat
kedaruratan klinis karena penyakit b. Retriksi garam
tersebut. Pencegahan tersier berarti c. Aspirin dosis rendah
pencegahan dari komplikasi yang d. Suplementasi kalsium
disebabkan oleh proses penyakit. e. Suplementasi antioksidan
CARA MENGATASI PREEKLAMPSIA

Kemenkes RI (2018), menyebutkan bahwa untuk mengatasi kejadian preeklampsia, bidan dapat
mencegahnya dengan mengurangi faktor risiko dengan mendeteksi dini faktor risiko, memberi
konseling kepada ibu untuk mengatur usia reproduksi (20-35 tahun), mengatur berat badan ibu
serta melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali. Perawatan antenatal umumnya dianggap
metode yang efektif untuk meningkatkan hasil kehamilan, tetapi efektivitas spesifik program
perawatan antenatal sebagai sarana untuk mengurangi kematian bayi dalam kelompok
sosioekonomi kurang beruntung dan rentan perempuan belum dievaluasi secara mendalam.
TERIMA KASIH

KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai