Anda di halaman 1dari 27

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

MICRO TEACHING

“PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL”

Institusi                                :  Universitas indonesia Timur

Program Studi                      :  DIV Bidan Pendidik

Mata Kuliah                         :  Pengantar Promosi Kesehatan

Kode Mata Kuliah               :  2BD.613

Materi Pokok                       :  Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

Semester                               :  II (Dua)

Hari/Tanggal                        :    

Waktu                                  :  60  menit

Keterampilan yang               :  1. Membuka dan Menutup  Perkuliahan

dilatihkan                                2. Menjelaskan

                                                3. Bertanya Dasar dan Lanjut

                                       

A. STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa DIV diharapkan mampu
menerapkan praktik Microteaching  dalam kegiatan penyuluhan
pemeriksaan fisik ibu hamil dan dalam kegiatan kelompok untuk
membantu perilaku profesional dalam berkarya dan memberikan
praktik yang baik di pelayanan kebidanan baik kepada individu,
keluarga maupun masyarakat.
B. KOMPETENSI DASAR/INTI
Mahasiswa DIV Bidan Pendidik setelah memperhatikan demonstrasi
dosen, diharapkan mampu melakukan pemeriksaan fisik dengan
benar.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari pemeriksaan fisik.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari pemeriksaan fisik.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan persiapan alat pada pemeriksaan
fisik.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur pemeriksaan fisik.
D. MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/Alat      :  Laptop, LCD, Power Point tentang pemeriksaan
fisik dan phantom.
2. Sumber Belajar   :
 Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
 Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta :
EGC
 Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
YBPSP
E. METODE PERKULIAHAN
Metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi, pada
pembelajaran ini calon dosen mendemonstrasikan, kemudian apabila
ada mahasiswa yang belum jelas dipersilahkan bertanya.

F. KEGIATAN PERKULIAHAN

TAHAP/ KEGIATAN CALON KEGIATAN METODE MEDIA


WAKTU DOSEN MAHASISWA

Pendahulu 1. Mengucapkan sala 1. Menjawab - LCD,


an 5 menit salam laptop,
2. Menginformasikan 2. Mahasiswa
slide
cakupan materi yang memahami Ceramah
akan disampaikan cakupan
materi
3. Mahasiswa
3. Menggali memahami
Ceramah
pengetahuan cakupan
mahasiswa tentang materi
tujuan pembelajaran

Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan Ceramah


Pengertian
10 menit
pemeriksaan fisik
2. Tujuan pemeriksaan Memperhatikan Demonstra
fisik si
3. Persiapan  dan alat
Demonstra
dalam pemeriksaan Memperhatikan
si
fisik
4. Menjelaskan Demonstra
langkah-langkah Memperhatikan si
pemeriksaan fisik
Demonstra
5. Praktik pemeriksaan
si
fisik Memperhatikan
6. Mendemonstrasikan Demonstra
Memperhatikan
alat-alat yang si
digunakan
Tanya
7. Mendemonstrasikan
tindakan Bertanya jawab
pemeriksaan fisik
8. Memberikan
kesempatan kepada Memperhatikan Demonstra
mahasiswa lain untuk dan mencatat si
menjawab
pertanyaan
temannya
9. Memberikan
Mendemonstra- Tanya
penguatan
sikan jawab
10. Memberikan jawaban
sesuai dengan teori Mengevaluasi Sumbang
11. Meminta salah satu saran
mahasiswa untuk
Ceramah
memdemonstrasikan  Memperhatikan
tindakanpemeriksaan
fisik
12. Meminta mahasiswa
lain untuk Ceramah
Mengevaluasi
mengevaluasi
13. Memberikan
penguatan

Penutup 1. Bersama mahasiswa Menjawab


menyimpulkan materi
5 menit
yang telah
disampaikan
2. Menginformasikan
Memperhatikan
materi selanjutnya
3. Memberikan salam
penutup
Menjawab
salam

G. PENILAIAN PERKULIAHAN
1. eknik Penilaian    :  Praktik
2. Alat Penilaian        :  Ceklist Pemeriksaan Fisik
3. Prosedur Tes         :  Post test
4. Bentuk Tes            :  Objektif
H. LAMPIRAN
1. Lampiran 1 bahan materi prosedur pemeriksaan fisik
2. Lampiran 2 evaluasi
3. Lampiran 3 cheklist pemeriksaan fisik
4. Lampiran 4 power point pemeriksaan fisik
5. Lampiran 5 Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Makassar,

Praktikan

                                                                                              

.......................

          

Telah disetujui oleh


Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

PEMERIKSAAN FISIK

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan memungkinkan tenaga kesehatan untuk
mebuat penilaian klinis.
B. Tujuan dilakukan Pemerisaan Fisik
Untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan klien.
C. Indikasi dilakukannya Pemeriksaan Fisik
1. mengidentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui adanya
variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi
keluhan-keluhan dan gejala-gejala pasien
2. penapisan/skrining keadaan wellbeing pasien
3. pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini
D. Kontraindikasi dilakukannya Pemeriksaan Fisik
Tidak ada
E. Kegunaan/Manfaat Pemeriksaan Fisik
1. Mempertahankan kesehatan fisik dan mental klien.
2. Memonitor kesehatan klien.
3. Agar tercapainya kesehatan yang optimal.
4. Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit pada klien.
F. Pelaksanaan pemeriksaan kehamilan
Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi  beberapa langkah antara lain
1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.
Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara
berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis,
kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu
ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu
tampak lemah
2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan
kehamilan. Bila tidak tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu
bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanya naik
sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh
terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan
berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan.
Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang
menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat
badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia
perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama.
Bila tidak tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding
dapat ditandai dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek
perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit
sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggi badan ibu
kurang dari 145 atau tampak pendek  dibandingkan dengan rata-
rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.
3. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila
ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau
lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu
bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah
tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini
menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke
dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan
darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat
dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.
4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan
pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar
(auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari
ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya
dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut,
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara
berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka
tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan
melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil
dari kepala sampai kaki.
 Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah
pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah
periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu
menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut.
Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau
tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih
kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa
tablet tambah darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada
tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi
pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau
wajah tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak
dan tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau
gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan
menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka
ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan
tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah
sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah
sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik
 Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering
pecah-pecah adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang
tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain dilihat
dicium adanya bau mulut yang menyengat.
 Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid,
pembengkakan saluran linfe
 Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan
payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak
normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting
susu menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang
datar atau masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya.
Apakah asinya sudah keluar atau belum. Lihatlah kebersihan
areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.
 Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada
perut ibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak
dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi
fundus uteri dan denyut jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk
dilakukan hal– hal sebagai berikut :
- Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila
perlu
- bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah
kepala dan bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia
gelisah bantulah ia untuk santai dengan memintanya menarik
nafas panjang.
- cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan
dan usahakan agar tangan perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang,
memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah
striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah
tampak gerakan janin, rasakan juga dengan pemeriksaan
raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah
pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya.
Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri.
Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus
uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri
akan turun kembali karena kepala telah turun atau masuk ke
panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri
biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24
minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai
pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi
perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari
pemeriksa sangat bervariasi. Agar  lebih tepat dianjurkan
memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis pubis dalam
sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:

Umur kehamilan                               Tinggi fundus uteri

20 minggu                                           20 cm

24 minggu                                           24 cm

28 minggu                                           28 cm

32 minggu                                          32 cm

36 minggu                                           34- 46 cm

Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar


karena pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama,
tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur
kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari pertama haid
(HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan
hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada
setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk
melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atau terlalu
besar.

5. Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang


berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
 Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah
kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus
dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut
untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin.
Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.
Gambar

Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi


akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan
(balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka
pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih
besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta
fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus
akan terasa kosong

6. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang


berada pada kedua sisi uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
 pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala
pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut,
dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk
meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser  jari-jari dari satu
sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada
sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.
Gambar :

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda


yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian – bagian kecil yang
tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak
dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau
lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin
punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung
ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi
dengan punggung teraba disalah satu sisi.

7. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang


berada pada bagian bawah. Petunjuk cara memeriksa:
 dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian
bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk
menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan
dengan hasil pemeriksaan Leopold.
Gambar
Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu,
maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas
panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba
untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan
lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba
adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.

8. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan


“engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
 Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih
pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian
bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas
panggul
Gambar

Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III,


menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan
menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas
panggul.

9. Pemeriksaan denyut jantung janin.


Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin
terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak
kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160
kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak,
katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu
segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur
kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar
atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit
atau janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu
perlu segera dirujuk.
10. pemeriksaan punggung dibagian ginjal
Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang
dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan
pada ginjal atau salurannya
11. Pemeriksaan genetalia
cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum
memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih
atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak
ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah
selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya benjolan
kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung tangan
yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan
sekali lagi cucilah tangan dengan sabun.
12. Distansia tuberan
yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara
tuber iskhiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm
13. Konjugata eksterna (Boudeloge)
yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V,
dengan ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue
kurang dari 16 cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan
panggul.
14. Pemeriksaan panggul
pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan
untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat
kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit
persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu
dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat
dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya
pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti
kifosis  atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris.
Dengan pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai
kelainan atau kesempitan panggul bial pada pemeriksaan raba
pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat
kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan
pengukuran ukuran-ukuran panggul luar.
Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan
adalah jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang
sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:
a. Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri,
dengan ukuran normal 23-26 cm
b. Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan
ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum
dan distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar
adanya kesempitan panggul.
15. Pemeriksaan ektremitas bawah
memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah
pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik.
Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem
positif. Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya
pre eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak
mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedem biasanya
keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.
16. Pemeriksaan reflek lutut (patella)
mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan
jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/
patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut
bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami
kekurangan vitamin B1. bila gerakannya berlebihan dan capat
maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.
G. Alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik antara lain :
1. Timbangan BB
2. Alat ukur TTV (TD, Nadi,Suhu)
3. Senter
4. Metlyn/alat ukur satuan cm
5. Dopler
6. Sarung tangan
7. Kassa
8. Bengkok
9. Waskom larutan chlorine 0,5%
10. Hammer
H. Content
Mencuci tangan
 Pemeriksaan umum meliputi :
1. Keadaan umum
2. Tinggi badan
3. Berat badan
4. Tanda-tanda vital (TD,N,suhu,Rr)
 Pemeriksaan fisik
1. Kepala (rambut rontok, benjolan, kulit kepala)
2. Memeriksa edema wajah, cloasma gravidarum, muka (pucat)
3. Memeriksa mata (sklera, konjungtiva dan pupil)
4. Memeriksa hidung
5. Memeriksa mulut (gigi berlubang, caries, sariawan, lidah, bibir
pucat/kering)
6. Memeriksa telinga kanan kiri
7. Memeriksa pembesaran kelenjar tiroid pada leher
8. Memeriksa pembesaran limfe dan axila
9. Memeriksa dada (pembesaran thorax, benjolan)
 Pemeriksaan payudara
1. Bentuk, ukuran dan kesimetrisan
2. Putting payudara menonjol atau masuk
3. Areola mengalami hypergigmentasi atau belum
4. Adanya kolostrum atau cairan lain
5. Memeriksa adanya dimpling/ retraksi saat klien mengangkat
tangan ke atas
6. Memeriksa adanya massa/ benjolan
 Pemeriksaan abdomen
1. Menempatkan peralatan
2. Membuka pakaian dan memasang selimut
3. Menghangatkan tangan untuk menyesuaikan dengan suhu
pasien
4. Memeriksa bekas luka operasi
5. Memeriksa adanya striae gravidarum, linea pada dinding
abdomen
6. Melakukan palpasi leopold I dengan cara mempromosikan
pasien dengan kaki ditekuk
7. Mengukur TFU (bila UK > 12 minggu)
8. Melakukan palpasi leopold II
9. Melakukan palpasi leopold III
10. Melakukan palpasi leopold IV
11.  Menghitung DJJ
 Pemerisaan genetalia
1. Memakai sarung tangan
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Melakukan vulva hygiene
4. Memeriksa labia mayor dan minor
5. Memeriksa anus apakah ada hemorroid
6. Melepas sarung tangan secara terbalik kedalam waskom yang
berisi larutan clorin
 Pemeriksaan ekstremitas
1. Memeriksa adanya odema
2. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varices
3. Memeriksa reflek patella pada kaki kanan dan kiri
4. Mengukur Lila
5. Merapikan pasien
6. Membereskan peralatan
7. Mencuci tangan
I. Sikap
Sikap dalam tindakan pemeriksaan fisik antara lain :
1. Menjelaskan prosedur pada klien
2. Bersikap sopam pada klien
3. Memposisikan klien dengan benar
4. Tanggap terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
J. Teknik
Teknik dalam tindakan pemeriksaan fisik antara lain :
1. Melakukan prosedur secara sistematis
2. Menjaga privacy klien
3. Melaksanakan komunikasi selama pemeriksaan dan memberikan
perhatian terhadap respon klien
4. Mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik (checklist skill
ujian osca,IBI).

Lampiran 2

EVALUASI

A. Tugas
1. Meminta mahasiswa untuk mempraktikan tindakan pemerisaan
fisik dengan benar!
B. Jawaban
1. Sesuai Checklist

Lampiran 3

CHECK LIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

NAMA MAHASISWA           :                                                           NILAI :

N I M                                      :

NO BUTIR PENILAIAN NILAI

0 1 2

SIKAP DAN PERILAKU

1 Menjelaskan prosedur yang dilakukan

2 Teruji bersikap sopan


3 Teruji memposisikan pasien dengan benar

4 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

5 Teruji sabar dan teliti

CONTENT

1 Mencuci tangan

Pemeriksaan umum meliputi :

2 Keadaan umum

3 Tinggi badan

4 Berat badan

5 Tanda-tanda vital (TD, N, Suhu, Rr)

Pemeriksaan fisik

6 Kepala (rambut rontok, benjolan, kulit


kepala)

7 Memeriksa edema wajah, cloasma


gravidarum, muka (pucat)

8 Memeriksa mata (sclera, konjungtiva dan


pupil)

9 Memeriksa hidung

10 Memeriksa mulut (gigi sariawan, lidah, bibir


pucat/ kering)

11 Memeriksa telinga kanan dan kiri

12 Meraba pembesaran kelenjar tirooid pada


leher

13 Meraba pembesaran limfe pada axila

14 Memeriksa dada (pembesaran thorax,


benjolan)
Payudara

15 Bentuk, ukuran dan kesimetrisan

16 Putting payudara menonjol atau masuk

17 Arieola mengalami hyperpigmentasi/ belum

18 Adanya kolostrum atau cairan lain

19 Memeriksa adanya massa/ benjolan

Abdomen

20 Menempatkan peralatan secara ergonomis

21 Membuka pakaian pasien dan memasang


selimut

22 Menghangatkan tangan dan menyesuaikan


dengan suhu pasien

23 Memeriksa bekas luka operasi

24 Memeriksa adanya striae gravidarum, linea


pada dinding abdomen

25 Melakukan palpasi Leopold I dengan cara


memposisikan pasien dengan kaki ditekuk,
pemeriksa menghadap ke muka ibu
kemudian dengan kedua tangan meraba
bagian fundus uteri

26 Mengukur tinggi fundus uteri (bila UK > 12


minggu)

         Menggunakan metlyn

         Diukur dari tepi atas sympisis


sampai dengan fundus

         Diukur dengan cara BUTA (metlyn


dalam keadaan terbalik)

27 Melakukan palpasi Leopold II dengan cara


tangan diletakkan pada sisi samping kanan
dan kiri perut ibu untuk memeriksa letak
punggung janin

28 Melakukan palpasi Leopold III dengan satu


tangan diraba bagian bawah rahim dan
coba untuk menggoyang sedikit

29 Melakukan palpasi Leopold IV

         Memposisikan pasien dengan kaki


diluruskan

         Teruji menghadap kearah kaki


pasien

         Kedua tangan diletakkan pada


kedua sisi bagian bawah rahim

         Raba dengan sedikit penekanan


untuk menilai bagian terendah masuk
panggul/ belum (konvergen/ divergen

30 Menghitung DJJ (bila UK >18 minggu)

         Menentukan puctum maksimum

         Menggunakan arloji/ jam

         Teruji sambil memegang nadi ibu/


pasien

Gentalia

31 Memakai sarung tangan

32 Menjelaskan tindakan yang dilakukan


33 Melakukan vulva hygiene

34 Memisahka labia mayora dan memeriksa


labia minora, kemudian memeriksa klitoria,
lubang uretra, dan introitus vagina untuk
melihat adanya luka, varises, dan cairan
lain.

35 Memeriksa anus adakan hemoroid

36 Melepaskan sarung tangan secara terbalik


ke dalam bengkok yangberisi larutan clorin
Tangan dan Kaki (ekstrimitas)

37 Memeriksa adanya odema

38 Memeriksa dan meraba kaki untuk


mengetahui varises

39 Memeriksa reflek patella pada kaki kanan


dan kiri

40 Mengukur lila pasien (lingkar lengan atas)

41 Merapikan pasien dan mengembalikan


posisi senyaman mungkin

42 Membereskan pasien

43 Mencuci tangan

TEHNIK

Teruji melaksanakan secara sistematis dan


berurutan

Teruji menjaga privacy pasien

Teruji memberikan perhatian terhadap


respon pasien

Teruji melaksanakan tindakan dengan


percaya diri dan tidak ragu-ragu

Teruji mendukung pasien untuk kooperatif

NILAI = SCORE   X 100

           

KETERANGAN :

0 = tidak dikerjakan

1 = dikerjakan tidak sempurna

2 = dikerjakan dengan sempurna

Catatan Pembimbing :

                                                                                                                       
Makassar,

                                                                                                                       
       Pembimbing

                                                                                                                       
(                              )
Lampiran 5

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

(GBPP)

Mata kuliah                 :    Pengantar Promosi Kesehatan

Kode Mata Kuliah      :    2BD.613

Bobot                            :    2 SKS (T1 ; P1)

Semester                       :    II (DUA)

Nama dosen/Tim         :   

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada Mahasiswa untuk
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan
bantuan, didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta hasil
evidence based dalam praktik antenatal yang menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pokok-pokok bahasa
konsep terjadinya kehamilan, adaptasi fisiologi dan psikologi ibu
hamil, faktor yang mempengaruhi ibu hamil, kebutuhan ibu hamil,
asuhan ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang, deteksi terhadap
komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan
2. Menjelaskan proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam
kehamilan
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
4. Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap
perkembangannya
5. Melaksanakan asuhan kehamilan
6. Melaksanakan deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin
7. Melakukan dokumentasi asuhan kehamilan
C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilakasanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi,
seminar dan penugasan
P : Dilaksanakan dikelas, laboratorium (baik dikampus maupun
dilahan praktek) dengan menggunakan metida simulasi,
demostrasi, role play dan bed side teaching
D. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
 Teori
 UTS           :     10 %
 UAS          :     15 %
  Praktik
 Tugas                                             :           15%
 Latihan                                          :           20 %
 Studi kasus/manajemen khusus     :           40 %
E. REFERENSI

Buku Wajib (BW)

1. Johnson R. Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice.(BW1)


2. Smith S. Dueell D. 1985. Clinical Nursing Skill. (BW2)
3. Varney. 1997. Varney’s Midwifery.(BW3)
4. Bennet, V.R. Brown, L.K. (1993), Myles Textbook for Midwives,
(BW4)
5. Pusdiknakes; WHO; JHPIEGO, (2001), Buku Asuhan Antenatal,
(BW5)
Buku Anjuran (BA)
1. Hotma R. Dkk. 2000. Pemeriksaan Fisik.(BA1)
2. Saifuddin, Abdul Bari, dkk (2002), Panduan Praktis pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal (BA. 1)

Anda mungkin juga menyukai