Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK PIJAT OKSITOKSIN PADA IBU NIFAS


DI INSTALASI RAWAT INAP KEBIDANAN
RSUP M. DJAMIL PADANG

KELOMPOK D’18
Azi Serandi, S.Kep Defrita, S.Kep
Intan Nia Soleha, S.Kep Gentri Mailia, S.Kep
Yulfiani Nazrita, S.Kep Kuntum Khairani Syahril, S.Kep
Levi Andrika, S.Kep Fildzah Hazirah, S.Kep
Patmawati, S.Kep Rizka Putri Kurnia, S.Kep
Marina Lestari, S.Kep Sri Sri Wahyuni, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

TOPIK PENYULUHAN : Perawatan Ibu Nifas


POKOK BAHASAN : Pijat Oksitoksin
SASARAN : Ibu nifas dan ibu hamil di ruang rawat inap kebidanan
RSUP M. Djamil Padang
HARI/TANGGAL : Kamis, 23 Agustus 2018
WAKTU : 09.00-09.40 WIB
TEMPAT : Ruang Kebidanan RSUP M. Djamil Padang

1. Latar Belakang
Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat tercapai optimal
apabila ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir. Air Susu Ibu (ASI) sebagai satu-
satunya nutrisi bayi sampai usia enam bulan dianggap sangat berperan penting untuk
tumbuh kembang bayi. ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan
oleh makanan dan minuman manapun karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat,
lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. Proses menyusui
idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan
memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20-30 menit setelah lahir. Pada jam-jam
pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan menyusu dengan baik
(Dewi, 2011).
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada tahun 2006
World Health Organization (WHO) mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang
kemudian diterapkan di seluruh dunia yang isinya adalah menekankan pentingnya
pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi
mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai
2 tahun. Sejalan dengan peraturan yang di tetapkan oleh WHO, di Indonesia juga
menerapkan peraturan terkait pentingnya ASI Eksklusif yaitu dengan mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini
menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan (Nirwana, 2014).
Menurut Riskesdas 2013, salah satu penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI
eksklusif bagi bayi dibawah usia enam bulan karena produksi ASI pada ibu post partum

Kelompok D’18 Page 1


yang terhambat pada hari-hari pertama pasca persalinan. Keluhan mengenai kekurangan
produksi ASI menjadi masalah dengan angka kejadian antara 11-54%. Kejadian
kekurangan produksi ASI menyebabkan banyak ibu dengan mudah memberikan makanan
prelakteal seperti susu formula, madu, air kelapa, pisang dan air tajin. Pemberian makanan
prelakteal ini menyebabkan jumlah pemberian ASI eksklusif berkurang (Kementrian
Kesehatan RI, 2015).
Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan pengeluaran.
Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh
hormon oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) dan merupakan usaha untuk merangsang hormon oksitosin setelah
melahirkan. Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui
isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang belakang ibu bayi, dengan dilakukan
pijatan pada tulang belakang ibu akan merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa
nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI
pun akan cepat keluar (Mardiyaningsih, 2010).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.
Dengan dilakukan pemijatan ini ibu akan merasa rileks, kelelahan setelah melahirkan akan
hilang, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar. Selain
untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
bayi sakit (Mardiyaningsih, 2010). Penelitian Setyowati (2015) menyatakan bahwa
produksi ASI pada ibu yang dilakukan pijatan oksitosin sebagian besar memiliki produksi
ASI dalam kategori normal yaitu 80,0% dan produksi ASI dalam kategori lebih yaitu
13,3%. Sementara itu hasil penelitian Vidayanti (2015) menyatakan bahwa ibu yang
mendapat intervensi pijat punggung menggunakan minyak lavender berpeluang
mengalami kelancaran poduksi ASI 4,48 kali dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Penelitian Yuliana (2016) juga menyatakan bahwa terdapat perubahan peningkatan
produksi ASI yaitu kelompok intervensi pijat punggung menggunakan minyak esensial
sebanyak 3,33 kali.
Hasil observasi kelompok di ruang kebidanan RSUP M. Djamil Padang pada tanggal
21 Agustus 2018 terdapat 7 ibu post partum yang dirawat dengan 1 orang ibu post partum
ASI nya belum keluar setelah 24 jam pasca operasi Sectio Caesaria. Berdasarkan latar

Kelompok D’18 Page 2


belakang tersebut kelompok tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang “Penerapan
Pijat Oksitosin untuk kelancaran ASI pada ibu post partum”.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu dapat mengetahui informasi tentang
Pijat Oksitosin.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu-ibu dapat :
 Pengertian Pijat Oksitosin
 Tujuan pijat oksitosin
 Manfaat Pijat Oksitosin
 Teknik Pijat Oksitosin
 Waktu yang tepat pelaksanaan Pijat Oksitosin
3. Sasaran
Ibu nifas dan ibu hamil di Ruang Kebidanan RSUP M.Djamil Padang.
4. Waktu dan Tempat
Tempat : Ruang Kebidanan RSUP M.Djamil Padang.
Waktu : Jam 09.00 – 09.40
5. Materi Penyuluhan
1. Terlampir
6. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demontrasi
7. Media
a. Leaflet
b. Power Point
c. Video

Kelompok D’18 Page 3


8. Setting tempat

Keterangan:
: Moderator : Penyaji : Media : Fasilitator
: Pembimbing : Peserta
: Observer

9. Pengorganisasian
a. Moderator : Azi Serandi, S.Kep
Moderator bertugas:
Membuka Acara
Memperkenalkan anggota kelompok
Menjelaskan maksud dan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
Menyimpulkan topik yang disamapaikan oleh penyaji
Menutup acara
b. Penyaji : Gentri Mailia, S.Kep
Penyaji bertugas:
Menggali pengetahuan sasaran
Memberikan reinforcement positif
Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan kepada sasaran
c. Fasilitator :
Intan Nia Soleha, S.Kep; Marina Lestari, S.Kep; Fildzah Hazirah, S.Kep; Yulfiani
Nazrita, S.Kep; Levi Andrika, S.Kep; Sri Wahyuni, S.Kep; Defrita, S.Kep; Kuntum
Khairani Syahril, S.Kep; dan Patmawati, S.Kep
Fasilitator bertugas:
Menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman
memotivasi peserta untuk bertanya
d. Observer : Rizka Putri Kurnia, S.Kep
Observer bertugas:
Mengamati jalannya acara penyuluhan
Mendokuntasikan pertanyaan dari peserta penyuluhan dan beserta jawabannya

10. Rincian Kegiatan


Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam 5 menit
 Memberi pertanyaan apersepsi  Memberi jawaban
 Mengkomunikasikan pokok  Menyimak
bahasan
Kelompok D’18 Page 4
 Mengkomunikasikan tujuan  Menyimak
Pemberian  Menggali pengetahuan peserta  Memberikan 30 Menit
tentang pijat oksitoksin tanggapan
Materi
 Memberikan reinforcement
positif
 Menjelaskan Pengertian Pijat  Memperhatikan
Oksitosin
 Menggali pengetahuan peserta  Memberikan
tentang tujuan pijat oksitoksin tanggapan
 Memberikan reinforcement
positif
 Menjelaskan tujuan pijat  Memperhatikan
oksitosin
 Menggali pengetahuan peserta  Memberikan
tentang manfaat pijat tanggapan
oksitoksin
 Memberikan reinforcement
positif
 Menjelaskan Manfaat Pijat  Memperhatikan
Oksitosin
 Menjelaskan teknik Pijat
Oksitosin  Memperhatikan
 Menjelaskan waktu yang tepat
pelaksanaan Pijat Oksitosin
 Memberikan Kesempatan
keluarga bertanya  Memberikan
 Memberikan jawaban pertanyaan
 Demontrasi Pijat Oksitoksin  Memperhatikan
 Memperhatikan
Penutup  Menyimpulkan materi  Memperhatikan 5 menit
penyuluhan bersama perawat
 Memberikan evaluasi secara  Menjawab
lisan pertanyaan
 Memberikan salam penutup  Mengucapkan salam

11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
 Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 75%.
 Penyuluhan menggunakan power point
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Kebidanan RSUP M.Djamil
Padang
 Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya.
b. Evaluasi proses
 Penyaji mampu menguasai dan menyampaikan materi penyuluhan dengan baik.
 Peserta mendengarkan dan berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan.
 Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
 Peserta mampu mendemontrasikan teknik pijat oksitoksin
Kelompok D’18 Page 5
c. Evaluasi hasil
 Pre penyuluhan
40% peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji sebelum
penyaji menyampaikan materi penyuluhan.
 Post penyuluhan
70% peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji yang meliputi:
 Peserta dapat menjelaskan manfaat pijat oksitosin.
 Peserta dapat menyebutkan waktu yang tepat dilakukan pijat oksitosin.
 Peserta dapat mendemonstrasikan pijat oksitosin.

Lampiran Materi
PIJAT OKSITOKSIN

1. Pengertian
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae)
sampai tulang costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Roesli & Yahmi, 2009).
2. Tujuan
Untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.
3. Manfaat
 Memberikan kenyamanan pada ibu
 Mengurangi bengkak (engorgement)
 Mengurangi sumbatan ASI
 Merangsang pelepasan hormon oksitosin
Kelompok D’18 Page 6
 Mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
(Depkes RI, 2007).
4. Persiapan Alat
Kursi : 1 buah Bantal : 1 buah
Meja : 1 buah Waslap : 2 buah
Baby Oil : 1 botol Air hangat secukupnya
Handuk : 1 helai

5. Cara Pijat Oksitoksin


Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI, 2007) :
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
b. Ibu miring ke kanan maupun kekiri, lalu memeluk bantal
c. Memasang handuk
d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua
kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan
f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya.
g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah, dari leher
kearah tulang belikat, selama 2-3 menit
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.
a

6. Waktu Pelaksanaan
 Sebelum menyusui atau memerah ASI, lebih disarankan.
 Saat pikiran ibu sedang pusing, badan pegal-pegal.
Kelompok D’18 Page 7
 Cukup 3-5 menit saja per sesi
(Depkes RI, 2007)

Kelompok D’18 Page 8


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2007). Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI

Dewi. (2011). Air Susu dan Jenis Asi. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. (2007). Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI

Direktorat Bina Gizi. (2013). Pemberian Air Susu Ibu dan Makanan Pendamping ASI.
Jakarta: Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. tahun 2015 . Available.
online. on www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/ profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf.

Mardiansyih. (2011). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi ASI Ibu Post Sectio Cesarea di RS Wilayah Jawa Tengah.
http://lontar.ui.ac.id/file??/pdf.

Nirwana,A. B. (2014). ASI dan Susu Formula. Yogyakarta: Nuha Medika

Roesli, U & Yahmi, E. (2009). Manajemen Laktasi. Jakarta: IDAI

Setyowati, H. (2015). Perbedaan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Setelah Pemberian
Pijat Oksitosin. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol. 10, No. 3.

Subekti, B. (2004). Pengaruh Hormon ASI Ibu. Jakarta : EGC

Vidayanti, V. (2015). Pengaruh Pijat Punggung Menggunakan Minyak Esensial Lavender


Terhadap Produksi ASI Pasca Bedah Sesar Di RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Jurnal Medika Respati, Volume 10, No. 3.

Widyasih, H. (2013). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Wulandari, F. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran Kolostrum Pada


Ibu Post Partum Di RSUD Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Kesehatan, Vol. 5,
No. 2, 173-174.

Yuliana, W. (2016). Efektifitas Pijat Punggung Menggunakan Minyak Esensial Lavender


Terhadap Produksi ASI Ibu Pasca Salin. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan,
Vol. 12, 29-37.

Kelompok D’18 Page 9

Anda mungkin juga menyukai