Anda di halaman 1dari 4

Skenario

NY.T umur 27 th G4P3A0, hamil aterm datang ke Polides Mawar. Ia datang di antar
suaminya dengan keluhan kejang-kejang. Setelah dilakukan pemeriksaan di temukan TD
190/140 mmHg, muka, tangan dan kaki oedema, VT pembukaan serviks 5 cm. Ibu memiliki
riwayat menderita preeklamsia pada kehamilan sebelumnya ,dan jarak kehamilan
sebelumnya dengan sekarang kurang dari 2 tahun.Selain itu ibu juga menderita obesitas.

Langkah I Klarifikasi Istilah :


1. Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20
minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi
140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk 2016)
2. Eklamsia merupakan preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma.
TD sistolik ≥140 mmHg atau TD diastolik ≥90 mmHg dengan proteinuria ≥300
mg/24 jam (Icemi dan Wahyu, 2013)

Langkah II Identifikasi Masalah


1. Apakah diagnosa pada penyakit diatas?
Jawab : Eklamsia
Eklamsia merupakan preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma. TD
sistolik ≥140 mmHg atau TD diastolik ≥90 mmHg dengan proteinuria ≥300 mg/24 jam
(Icemi dan Wahyu, 2013)
2. Apakah faktor predisposisi/penyebab dari kasus diatas?
Jawab :

 Memiliki riwayat menderita preeklamsia pada kehamilan sebelumnya


 Sedang menjalani kehamilan pertama atau memiliki jarak antar kehamilan yang
terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
 Memiliki riwayat hipertensi kronis atau hipertensi dalam kehamilan
 Ibu mengalami obesitas

3. Apa sajakah komplikasi yang terjadi pada kasus tersebut?


Jawab :
a. kejang
Efek samping kejang, seperti lidah tergigit, patah tulang, cedera kepala, aspirasi atau
tertelannya ludah atau isi perut ke saluran pernapasan.
b. Peningkatan risiko untuk mengalami preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan berikutnya
Langkah III Curah Pendapat
Bagaimana cara mencegah, mengatasi/menanggulangi kasus preeklamsi/eklamsia di
kehamilan selanjutnya?

Langkah IV Hipotesis
Ibu yang memiliki riwayat darah tinggi berdasarkan keturunan, kemungkinan akan
mengalami preeklamsia/eklamsi dan hal ini sulit untuk di cegah.

Langkah V Tujuan Pembelajaran


1. Menambah wawasan tentang penyakit preeklamsi/eklamsia
2. Dapat mempraktikan PBL
3. Mengetahui cara pencegahan penyakit preeklamsi/eklamsia pada kehamilan

Langkah VI Pengumpulan informasi dan belajar mandiri


(Makalah)
1. Pengertian Eklamsi
2. Faktor Predisposisi
3. Komplikasi Eklamsi
4. Penangan Eklamsi
5. Pencegahan Eklamsi
6. Peranan bidan dan nakes lainnya

Langkah VII Sintesis


(Hasil pengamatan dri kasus berdasarkan pembacaan ahli)
Berdasarkan diskusi yang telah kami lakukan...
1. Pengertian Eklamsi

Eklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi dan kejang
sebelum, selama, atau setelah persalinan. Kondisi serius ini selalu di dahului dengan
preeklamsia sebelumnya.

2. Faktor Predisposisi
 Memiliki riwayat menderita preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
 Sedang menjalani kehamilan pertama atau memiliki jarak antar kehamilan
yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun).
 Memiliki riwayat hipertensi kronis atau hipertensi dalam kehamilan.Hamil
pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Mengalami kondisi dan penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit
ginjal, anemia sel sabit, obesitas, serta penyakit autoimun,
seperti lupus dan sindrom antifosfolipid (APS)
 .Kondisi tertentu dalam kehamilan, seperti mengandung lebih dari satu janin
atau hamil dengan program bayi tabung (IVF)

3. Komplikasi Eklamsi

Eklampsia merupakan kondisi gawat darurat pada ibu hamil yang perlu mendapatkan
penanganan medis segera. Bila sampai terlambat ditangani, maka ibu hamil dengan
preeklampsia atau yang lebih parah lagi yang sudah mengalami eklampsia berisiko
mengalami komplikasi berikut:

 Kerusakan saraf otak permanen;

 Perdarahan otak;

 Kerusakan ginjal dan hati; dan

 Kematian. Ini adalah komplikasi yang paling fatal. Sekitar 13 persen ibu di
seluruh dunia meninggal akibat eklampsia.

4. Penanganan Eklamsia

 Memberikan obat pengontrol tekanan darah dan suplemen vitamin.


 Menyarankan untuk bed rest di rumah atau di rumah sakit, dengan posisi
tidur menyamping ke kiri.
 Memantau kondisi janin dan ibu hamil secara berkala

5. Pencegahan Eklamsia

 Melakukan kontrol berkala


Kontrol berkala selama kehamilan perlu dilakukan agar deteksi dini dan
pengendalian hipertensi serta preeklampsia bisa dilakukan. Dengan
melakukan pengendalian terhadap preeklampsia, maka risiko terjadinya
eklamsia bisa diturunkan
 .Mengonsumsi aspirin dosis rendah
Aspirin dalam dosis rendah mungkin akan diberikan dokter sesuai dengan
kondisi ibu hamil. Pemberian aspirin dapat mencegah penggumpalan darah
dan pengecilan pembuluh darah, sehingga dapat mencegah munculnya
eklamsia.
 Menerapkan gaya hidup sehat
Menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal dan
berhenti merokok, dapat membantu menurunkan risiko eklamsia bila ibu
hamil.
 Mengonsumsi suplemen tambahan
Suplemen dengan arginin dan vitamin juga diduga dapat menurunkan risiko
eklamsia jika dikonsumsi mulai trimester kedua kehamilan

6. Peran bidan dan nakes lainnya


 Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat
 Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vitalnya
 Melakukan pemeriksaan DJJ
 Melakukan pemasangan infus dengan cairan RL
 Melakukan pemasangan kateter tetap
 Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapi obat
 Memberikan obat oral nifedipin 3x1 sehari @ 10 mg
 Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk mengecek
protein urinaria.
 Memberikan dukungan moral kepada ibu dan keluarga untuk tetap
berdoa dan bertawakkal kepada Allah SWT untuk kesembuhan ibu

Anda mungkin juga menyukai