Anda di halaman 1dari 37

USIA KEHAMILAN

Pembagian Usia Kehamilan

Preterm usia kehamilan < 37 minggu (259


hari)
Aterm usia kehamilan 37-42 minggu (259293 hari)
Postterm usia kehamilan > 42 minggu (294
hari)

ATERM

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan


janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir
pada saat permulaan persalinan.

Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri


pada kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus
(keguguran).

Bila hal tersebut terjadi dibawah 37 minggu disebut


partus prematur. Kelahiran dari 37 minggu sampai
42 minggu disebut partus aterm

PRETERM

Definisi

Definisi persalinan preterm menurut WHO


adalah persalinan yg terjadi antara usia
kehamilan 20 minggu sampai kurang dari
37 minggu, dihitung dari hari pertama haid
terakhir pada siklus 28 hari.

Epidemiologi

Di Eropa, angkanya berkisar antara 5-11%


Dalam studi yang dilakukan di RSUP dr.
Karyadi Semarang tahun 2002 didapatkan
kelahiran prematur sebesar 138 kasus
(4,6%)

Klasifikasi

Menurut kejadiannya, terdapat 3


subkategori usia kelahiran prematur
berdasarkan WHO, yaitu:

Extremely preterm (< 28 minggu)


Very preterm (28 hingga < 32 minggu)
Moderate to late preterm (32 hingga < 37
minggu)

Etiologi & Faktor Resiko

Idiopatik
Iatrogenik (elektif)

Keadaan ibu
Preeklamsi

berat dan eklamsi


Perdarahan antepartum (plasenta previa dan solutio
plasenta)
Korioamnionitis
Penyakit jantung, paru atau ginjal yang berat

Keadaan janin
Gawat

janin (hipoksia, gangguan jantung janin)


Infeksi intrauterin
Perkembangan janin terhambat

Etiologi & Faktor Resiko

Sosiodemografik

F. psikososial stres, cemas, depresi


F. demografik usia ibu, sosioekonomi, ras dan
etnik

Faktor ibu

Riwayat persalinan preterm


Pernah mengalami KPD
Interval kehamilan < 6 bulan
Kehamilan multifetus
Kelainan uterus inkomtensia serviks

Etiologi & Faktor Resiko

Penyakit medis dan keadaan kehamilan

Infeksi

Hipertensi kronis dan hipertensi dalam kehamilan


Diabetes melitus gestasional
Penyakit jantung, ginjal
Hidramnion
Kelainan kongenital
Anemia berat
Infeksi genital, terutama oleh vaginosis bakterial
Infeksi intra uterin
Infeksi ekstra uterin, seperti pielonefritis dan periodontitis

Genetik
Faktor gaya hidup

Patogenesis

Terdapat 4 teori mekanisme persalinan


preterm, yaitu

aktivasi poros HPO


inflamasi atau infeksi
perdarahan desidua atau thrombosis
distensi uterus patologi

Manifestasi Klinis

Kontraksi uterus (nyeri atau tidak nyeri)


Rasa tekanan pada panggul
Nyeri (seperti ketika menstruasi)
Duh vagina cair atau berdarah
Nyeri punggung bawah

Diagnosis

Anamnesis penentuan usia kehamilan,


faktor resiko

Gejala dini persalinan preterm nyeri


perut bawah, pelvic pressure, nyeri
pinggang belakang

Diagnosis

Tanda persalinan preterm

Kontraksi uterus (kriteria Creasy)


Kontraksi

uterus 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam satu jam,


dan disertai dengan salah satu keadaan di bawah ini:

Pecahnya kantung amnion


Pembukaan serviks >2 cm
Pendataran serviks >50%

Bloody show
USG pelebaran serviks

Fetal fibronectin kadar dalam sekret servikovagina


>50 ng/mL pada gestasi >22 minggu meningkatkan
risiko terjadinya persalinan preterm

Komplikasi

Pada ibu

Infeksi endometrium

Pada neonatus

Infeksi neonatal
Sepsis neonatal
Distres pernafasan

Manajemen Persalinan

Tirah baring
Hidrasi dan sedasi
Pemberian tokolitik menghambat
kontraksi miometrium dan dapat menunda
persalinan
Pemberian steroid
Pemberian antibiotik
Perencanaan persalinan

Pemberian Tokolitik

Nifedipin (CCB)
Oral, dosis inisial 20 mg, dilanjutkan 10-20 mg, 3-4x perhari
disesuaikan dgn aktivitas uterus sampai 48 jam
ES: sakit kepala, hipotensi

Indometasin (NSAID, COX2-inhibitor)


Dosis awal 100 mg, dilanjutkan 50 mg per oral setiap 6 jam untuk 8
kali pemberian
ES: oligohidramnion (jika diberikan lebih dari 2 hari)
Direkomendasikan pd kehamilan 32 minggu karena dapat
mempercepat penutupan PDA
Beta agonis (Terbutalin) Saat ini sudah banyak ditinggalkan
Mek: Deplesi konsentrasi ion Ca intraseluler
ES:
Pada ibu palpitasi, rasa panas pada muka (flushing), mual, sakit
kepala, nyeri dada, hipotensi, aritmia kordis, edema paru,
hiperglikemia, hipokalemia

Magnesium sulfat

Atosiban (antagonis oksitosin)

Berkompetisi dgn Ca di membran plasma dan retikulum


sarkoplasmik sel otot
Dosis awal 4-gr IV diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram
per jam tergantung dr produksi urin dan kontraksi uterus

Suatu analog oksitosin yg bekerja pada reseptor oksitosin dan


vasopresin
Dosis awal 6,75mg bolus dalam satu menit, diikuti 18mg/jam
selama 3 jam per infus, kemudian 6 mg/jam selama 45 jam

Progesteron

Injeksi alpha-hidrax-ffirogesterone caproate dosis 250 mg (1


mL) im tiap minggu sampai 37 minggu kehamilan atau sampai
persalinan
Pemberian dimulai 16-21 minggu kehamilan

Pemberian Steroid

Pemakaian kortikosteroid menurunkan


kejadian RDS & kematian neonatal
Betametason IM dosis 12 mg dan diulangi
24 jam kemudian
Apabila tidak terdapat betametason, dapat
diberikan deksametason dgn dosis 2 x 5
mg IM per hari selama 2 hari

Pemberian Antibiotik

Pemberian antibiotika pada persalinan


tanpa infeksi tdk dianjurkan
Pada ancaman persalinan preterm dan
vaginosis bakterial dpt diberikan:

klindamisin (2x300 mg sehari selama 7 hari)


metronidazol (2x500 mg sehari selama 7 hari)
eritromisin (2 x 500 mg sehari selama 7 hari)

Perencanaan Persalinan

Kehamilan <32 minggu sebaiknya ibu dirujuk


ke tempat yang mempunyai fasilitas neonatal
intensive care unit (NICU)
Kehamilan <24 minggu dilahirkan pervaginam.
Kehamilan 24-37 minggu diperlakukan sesuai
dengan risiko obstetrik lainnya dan disamakan
dengan aturan persalinan aterm.
Tidak dianjurkan forseps atau episiotomi elektif

POSTTERM

Definisi

Kehamilan lewat waktu (Serotinus) adalah


kehamilan melewati waktu 294 hari atau
42 minggu yang dihitung sejak HPHT.
Kehamilan lewat dari 42 minggu ini
didasarkan pada hitungan usia kehamilan
(dengan rumus neagle).

Epidemiologi

Angka kejadian bervariasi antara 4-14%


dengan rata-rata sebesar 10%

Etiologi
1.

Pengaruh progesteron

2.

Teori oksitosin

3.

Masih berlangsungnya pengaruh progesteron


melewati waktu yg semestinya
Rendahnya pelepasan oksitosin pd usia
kehamilan lanjut

Teori kortisol/ACTH janin

Rendahnya/tdk adanya produksi kortisol janin


menurunkan produksi prostaglandin

Anensefalus
Hipoplasia adrenal
Tidak adanya kelenjar hipofisis janin

4.

Saraf uterus

Tidak terdapatnya tekanan pd ganglion


servikalis dari plexus Frankenhauser yg
membangkitkan kontraksi uterus

5.

Kelainan letak janin


Tali pusat pendek

Herediter

Ibu yg pernah mengalami kehamilan postterm


memiliki resiko lebih tinggi
Kemungkinan anak perempuannya akan
mengalami hal yg sama

Gejala

Gerakan janin jarang,

yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20


menit atau
secara obyektif dengan KTG kurang dari 10
kali/20 menit.

Kehamilan lebih dari 42 minggu

Permasalahan Kehamilan
Postterm

Perubahan pada plasenta

Penimbunan kalsium
Selaput vaskulosinsitial mjd lebih tebal &
jumlahnya berkurang
Degenerasi plasenta
Perubahan biokimia
Gawat janin

Pengaruh pada janin

Berat janin
Resiko

persalinan bayi dgn BB >4000grmeningkat 2-4x lbh besar


Jk tjd perubahan anatomik dan fungsi plasenta penurunan BB bayi

Sindrom postmatur
Ggn

pertumbuhan
Dehidrasi
Kulit kering dan keriput
Kuku tangan dan kaki panjang
Tl tengkorak lbh keras
Hilangnya verniks kaseosa dan lanugo
Maerasi kulit
Warna kekuningan atau kehijauan pada kulit dan tali pusat
Muka tampak menderita
Rambut kepalabanyak atau lbh tebal

Gawat janin
mengakibatkan distosia
Insufisiensi plasenta mengakibatkan PJT, oligohidramnion, hipoksia
janin, aspirasi mekonium
Hipoplasia adrenal dan anensefalus mengakibatkan cacat bawaan
Makrosomia

Pengaruh pada ibu

Morbiditas-mortalitas pd ibu meningkat sbg


akibat dr makrosomia janin & tl tengkorak mjd
lbh keras
Aspek emosi timbul kecemasan

Klasifikasi (bdskn insufisiensi plasenta)

Stadium I kulit menunjukkan kehilangan


verniks kaseosa dan terjadi maserasi
seperti kulit kering, rapuh, dan mudah
mengelupas.
Stadium II seperti stadium I dan disertai
pewarnaan mekonium (kehijauan ) di kulit.
Stadium III seperti stadium I dan disertai
dengan pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit, dan tali pusat.

Diagnosis

Riwayat haid

Ibu harus yakin betul dgn HPHTnya

Siklus 28 hari dan teratur

Tdk minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir

Riwayat px antenatal

Tes kehamilan bila dilakukan sesudah terlambat 2 minggu,


diperkirakan kehamilan sdh berlangsung selama 6 minggu

Gerak janin 18-20 minggu

DJJ dgn stetoskop leannnec 18-20 minggu, dgn doppler 10-12 minggu

Kriteria postterm 3 atau lebih dari pernyataan berikut


Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif
Telah lewat 32 minggusejak DJJ pertama terdengar dgn doppler
Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin yg pertama kali
Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dgn
stetoskop leannec

USG

Px radiologi

Melihat femur dan biparietal Usia 16-26 minggu


Dilihat pusat penulangan janin
Cara ini jarang dipakai karena sulit & kurang baik utk
janin

Px lab

Kadar lesitin/spingomelin
sama 22-28 minggu
Lesitin 1,2x kadar spingomelin 28-32 minggu
Rasio 2 : 1 kehamilan genap bulan
Kadar

Aktivitas Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA)


Cairan

amnion akan mempercepat pembekuan darah


ATCA 45-65 detik umur kehamilan 41-42 minggu
ATCA < 45 detik umur kehamilan > 42 minggu

Komplikasi

Pada ibu:

Korioamnionitis
Laserasi perineum
PPP
Endomiometritis
Tromboemboli

Pada bayi:

Hipoksia
Hipovolemia
Asidosis
Sidrom gawat napas
Hipoglikemia
Hipofungsi adrenal
Kematian janin

Pengelolaan Kehamilan

Setelah usia kehamilan > 40 minggu penting


dilakukan monitoring janin sebaik-baiknya
Lakukan induksi persalinan bila sudah ada
kematangan serviks.
Operasi SC dapat dilakukan bila:
Pre eklampsia
Infertilitas
Kesalahan letak janin
Terjadi tanda gawat janin
Primigravida tua

Pengelolaan Selama
Persalinan

Pemantauan terhadap kontraksi uterus dan


kesejahteraan janin
Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika
selama persalinan
Awasi jalannya persalinan
Cegah terjadinya aspirasi mekonium
Persiapan oksigen dan bedah sesar
Hati2 kemungkinan tdhp terjadinya distosia bahu
Segera setelah lahir, periksa bayi thdp kemungkinan
hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi, polisitemi
Pengawasan ketat thdp neonatus thdp tanda2 postmatur

Anda mungkin juga menyukai