Anda di halaman 1dari 37

REFARAT

ENDOMETRI
OSIS
OLEH:

Suciyanti, S.Ked
PEMBIMBING:

Dr. H.Suhartono, Sp.OG

Pendahuluan
Endometriosis mengenai hampir 7-10% wanita pada populasi umum di Amerika Serikat dengan 4
per 1000 diantaranya dirawat di rumah sakit tiap tahunnya.

Kondisi ini mempengaruhi 6-10 % dari wanita usia reproduksi, 50 - 60 % wanita dan gadis-gadis
usia remaja dengan nyeri panggul, dan sampai 50 % dari wanita dengan infertilitas.

Faktor resiko : Riwayat keluarga, menstruasi pertama di usia lbh muda, siklus haid yg pendek
atau panjang, menstruasi dgn perdarahan berat, kontrasepsi, defek pada uterus atau tuba fallopi.

Definisi
Endometriosis suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya jaringan
endometrium di luar kavum uteri

Endomteriosis merupakan penyebab morbiditas yang signifikan pada wanita usia


reproduksi yang mengakibatkan nyeri panggul dan infertilitas.

Lokasi yang paling sering adalah pada organ dalam pelvis peritonium, ovarium, dan
septum rektovagina.

Terdapat beberapa kasus ditemukan pada diaphragma, pleura, dan pericardium


(endometriosis ektopik)

EPIDEMIOLOGI
Pada wanita usia reproduksi presentasinya (7 - 10%).

Diperkirakan 4 per 1000 wanita masuk RS dengan


kondisi ini tiap tahunnya.

Dapat juga terjadi pada remaja dan wanita usia


menopause yang mendapat terapi hormonal.

Prevalensi sebesar 20-50% pada wanita yang infertil,


meningkat hingga 80% pada wanita dengan nyeri panggul
kronis.

Presentase 50-60% remaja dgn nyeri panggul dan 50%


wanita yang sdh infertil.

45% dewasa dengan nyeri panggul kronis, ditemukan


memiliki endometriosis saat laparoscopy.

12% wanita usia 11-13 thn 45% pada wanita umur 2021 thn.

Rasio endometriosis sesuai usia

Perkembangan terakhir: 20 - 50% wanita yang


asimptomatik terbukti memiliki endometriosis saat
dilakukan laparoscopy.

Tidak ada perbedaan diantara etnis dan kelompok sosial


tertentu untuk kasus Endometriosis.
Angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan
secara pasti, namun data temuan di rumah sakit, angkanya
berkisar 13,6 - 69,5% pada kelompok infertilitas.

ETIOPATOGENESIS
Gangguan sistem
imun

Menstruasi
retrograde dan
teori implantasi
(teori Sampson)

Teori Coelomic
Metaplasia

Endometrio
sis
Teori Penyebaran
limfatik (HalbanJavert) dan
vaskuler
(Navatril)

Implantasi
operasi jaringan
parut
Teori penyakit
endometrial

ETIOPATOGENESIS
Retrograde menstruation (teori sampson)
Terdapat refluks dari implan jaringan endometriosis pd permukaan
ovarium dan peritoneum pd wanita dgn gangguan sistem imun
Terdapat darah haid berbalik melewati tuba falopii menuju kavitas
Menyebabkn sel endometrium yg menempel pada dinding dan
permukaan organ pelvis tumbuh dan terus menebal dan berdarah
selama perjalanan siklus menstruasi.
Laparaskopi diagnostik menemukan darah haid pd 75-90% wanita
dgn tuba fallopi saat menstruasi.

ETIOPATOGENESIS
Teori Coelomic Metaplasia (Meyer's theory)
perubahan metaplasia spontan dalam sel-sel mesotelial yang berasal dari
epitel soelom (terletak dalam peritoneum dan pleura).
Perubahan metaplasia ini dirangsang sebelumnya oleh beberapa faktor
seperti infeksi, hormonal dan rangsangan induksi lainnya.
Rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat
mempertahankan hidupnya di daerah pelvis metaplasia dari sel-sel
epitel terbentuk jaringan endometrium.

Teori Penyebaran limfatik dan


vaskuler
Sel-sel endometrium yang viabel menyebar melalui saluran vaskuler atau
limfatik menghasilkan endometriosis di tempat yang jauh.
Ini menjelaskan mengenai adanya lesi endometriotik yang ditemukan pada
tempat2 ekstrapelvis.

ETIOPATOGENESIS
Teori penyakit endometrial
Infiltrasi endometriosis dan kista endometriotik dari ovarium yang
merupakan lesi patologis yang dihasilkan dari mutasi somatik dari
beberapa sel

Implantasi operasi jaringan parut


Setelah operasi, seperti hysterectomy atau C-section, sel-sel
endometrium dapat menempel pada insisi operasi

Gangguan sistem imun


Terdapat hubungan antara gangguan sistem imun dengan penyakit
ini karena tubuh tidak mampu mengenali dan menghancurkan
jaringan endometrium yang tumbuh di luar uterus

Klasifikasi
Pada tahun 1996, penemuan secara operasi, ASRM merevisi sistem
klasifikasinya, yang dikenal dengan sistem skoring revised-AFS (r-AFS).
Dalam sistem ini dibagi menjadi empat derajat keparahan, yakni:

Derajat Endometriosis

Gejala Klinis

Diagnosis
Anamnesis basic four and sacred seven
Riwayat penyakit sekarang, terdiri dari :
Keluhan utama: gejala utama dan tersering endometriosis adalah nyeri abdomen bagian bawah atau area pelvis saat menstruasi dan biasanya nyeri semakin
memburuk.
Onset, Lokasi, Kronologi, Kualitas, Kuantitas, Gejala yang memperingan atau memperburuk gejala yang dirasakan, Gejala penyerta
Riwayat penyakit terdahulu
keluhan yang dirasakannya sekarang atau untuk pertama kali. Endometriosis memiliki kaitan dengan beberapa penyakit lainnya, seperti adanya riwayat asma,
alergi dan sensitivitas terhadap zat kimia tertentu, fibromyalgia, kelainan katup mitral dan infeksi jamur.
Riwayat keluarga
penyakit genetik atau autoimun. Systemic lupus erythematosus, multiple sclerosis, hipotiroid, kanker payudara, ovarium melanoma dan non-Hodgkins
lymphoma predisposisi terhadap endometriosis.
Riwayat pengobatan

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi pada vagina dengan menggunakan speculum. (Ada tidaknya lesi kebiruan atau kemerahan pada
serviks atau forniks posterior).
Pem. Bimanual dan palpasi rektovagina.(bimanual : ukuran posisi dan mobilitas dari uterus)
pemeriksaan pelvis yang biasanya dilakukan Area cul-de-sac dan ligamen uterosacral.
Pemeriksaan rektovagina diperlukan untuk mempalpasi ligamentum sakrouterina dan septum rektovagina
untuk mencari ada atau tidaknya nodul endometriosis
pain mapping juga bisa dilakukan untuk mengetahui lokasi nyeri
. Pada pemeriksaan colok dubur kadang teraba adanya nodul-nodul di daerah kavum Douglasi

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Terapi Medikamentosa
Pengobatan Analgesik
Anti Nyeri parasetamol 500 mg 3x/sehari
Noti Steroidal Anti Imflammatory Drugs (NSAID) ibuprofen 400 mg 3x/sehari, asam mefenamat
500 mg 3x/sehari. Tramadol, parasetamol dengan codein, GABA inhibitor seperti gabapentin.

Pil Kontrasepsi Oral


Pil Kontrasepsi estrogen rendah dan progestogen yang kuat atau yang mempunyai efek androgenik yang kuat.
Pil kontrasepsi oral anovulasi dan desidualisasi, yang mengakibatkan atrofi jaringan endometrium.
Pil kontrasepsi mini Etinil Estradiol 20 30 mcg.
Pil kontrasepsi kombinasi Noriday (Mestranol 0,05 mg dan Noretisteron 1 mg), Microgynon (Etinil Estradiol 0,03
mg dan Norgestrel 0,015 mg), Marvelon (Etinil Estradiol 0,03 mg dan Desogestrel 0,015 mg), dan Eugynon (Etinil
Estradiol 0,05 mg dan Norgestrel 0,05 mg).
Pil kontrasepsi kombinasi digunakan setiap hari selama 6 9 bulan.

Terapi Medikamentosa
Agen Androgenik (danazol [Danocrine])
Danazol turunan isoksazol dari 17 alfa etiniltestosteron.
Danazol menimbulkan keadaan asiklik, androgen tinggi, dan estrogen rendah. Kadar androgen meningkat
disebabkan oleh sifatnya yang androgenik dan danazol mendesak testosterone sehingga terlepas dan kadar
testosterone bebas meningkat. Kadar estrogen rendah disebabkan karena danazol menekan sekresi GnRH,
LH, dan FSH serta menghambat enzim steroidogenesis di folikel ovarium sehingga estrogen turun.
Dosisnya 400-800 mg per hari dengan lama pemberian minimal 6 bulan.

Agen Progestogen (medroksiprogesteron asetat [Provera])


Dosis medroksiprogesteron asetat 30-50 mg perhari atau noretisteron asetat
30 mg per hari. Pemberian parenteral dapat menggunakan
medroksiprogesteron asetat 150 mg setiap 3 bulan sampai 150 mg setiap
bulan. Lama pengobatan yakni 6-9 bulan.12

Terapi Medikamentosa
Hormon Pelepas-Gonadotropin (GnRH) misalnya Luprolid (Lupron)

GnRH senyawa dekapeptida yang mengontrol pelepasan hormone pituitari anterior (follicle-stimulating hormone
[FSH] and luteinizing hormone [LH]).
Perubahan kimia asam amino menghasilkan turunan sintetik GnRH (GnRH analog, GnRH Agonis) Efeknya
adalah penurunan regulasi dan desensitisasi pituitary dengan kurangnya hasil produksi estrogen ovarium
Analog GnRH yang digunakan, antara lain:
Leuprolide asetat 3,75 7,5 mg per IM selama 4 6 bulan.
Synarel 2 kali 200 400 mcg intranasal setiap hari selama 4 6 bulan.

Terapi Medikamentosa
Antiprogestogen (gestrinone).

Gestrinon steroid turunan 19-nortestosteron yang memiliki kerja androgenik, antiprogestinik, dan
antiestrogenik pengobatan endometriosis.
Gestrinon diberikan 2 3 kali 2,5 10 mg setiap minggu selama 6 9 bulan.

Terapi Pembedahan
Konservatif
2 pendekatan: Laparoskopi dan laparatomi
Eksisi atau ablasi implan (dg laser atau cautery)
Ablasi laparoskopi dengan diatermi bipolar atau laser efektif menghilangkan gejala
nyeri (90 %)
Dismenorhea yang hebat neurektomi presakral
Laparoscopic Uterine Nerve Ablation (LUNA) mengurangi gejala dispareunia &
nyeri punggung bawah.

Terapi Pembedahan
Semikonservatif
Indikasi: wanita dengan anak yg cukup, terlalu muda untuk menjalani pembedahan
radikal & merasa terganggu oleh gejala-gejala endometriosis.
histerektomi dan sitoreduksi dari jaringan endometriosis pelvis.

Definitif (radikal)
Wanita dengan endometriosis, usia > 40 thn, disertai dengan banyak keluhan.
Histerektomi total, salpingo-ooforektomi bilateral.

Prognosis
Sekitar 30-40% wanita dengan endometriosis akan subfertil.
Kombinasi estrogen/progestin rasa sakit pada 80-85% pasien dengan nyeri
panggul
6 bulan stlh terapi danazol, 90% pasien endometriosis sedang, mengalami
peredaan nyeri yang adekuat.
Angka kejadian rekurensi endometriosis setelah
pembedahan adalah 20% dalam waktu 5 tahun.

dilakukan

terapi

Kehamilan mungkin terjadi, tergantung tingkat keparahan penyakit.


Endometriosis sedang peluang hamil 60%,
endometriosis yang berat keberhasilannya hanya 35%.
Tanda dan gejala endometriosis umumnya mengalami dengan onset menopause
dan selama kehamilan.

Kesimpulan
Endometriosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya
jaringan endometrium di luar kavum uteri,
Penyebab morbiditas yg signifikan pada wanita usia reproduksi
Penyebab utamanya masih belum diketahui secara pasti.
Gejala yang disebabkan berupa nyeri (dismenorrea,
dyspareunia, diskezia), infertilitas dan benjolan.

nyeri

pelvik,

Penanganan untuk endometriosis sendiri terdiri dari terapi medikamentosa


(ekspektatif & hormonal) dan pembedahan (konservatif, semikonservatif, &
radikal).

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai