Pembimbing
dr. Setya Dian Kartika, Sp.OG
Disusun oleh :
Bara Kharisma G4A016136
Rizka Dwi Wahyuni G4A016109
Khoirunnisa Fajar Iriani Puarada G4A015160
Emma Puspadhini G4A015161
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Program Profesi Dokter di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto
Disusun oleh :
Bara Kharisma G4A016136
Rizka Dwi Wahyuni G4A016109
Khoirunnisa Fajar Iriani Puarada G4A015160
Emma Puspadhini G4A015161
Purwokerto, 2017
Mengetahui,
Dokter Pembimbing,
A. Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Karang Gayam RT 03/02 Lumbir
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nama Suami : Tn. N
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Karang Gayam RT 03/02 Lumbir
Agama : Islam
Tanggal masuk RSMS : 12 Desember 2017
Nomor CM : 02033160
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Nyeri perut
2. Keluhan Tambahan
Tidak bisa BAB dan Kentut
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Umum RS Margono Soekaryo rujukan dari
Puskesmas Lumbir pada tanggal 12/12/17 pukul 11.44 WIB dengan anemia,
sakit perut, perut membesar , tidak bisa BAB dan tidak bisa kentut. Di IGD
Umum pasien di diagnosis dengan Ileus. Pasien di konsulkan ke bagian
Obsgyn pukul 21.50 WIB dengan susp KET.
Pasien mengeluhkan nyeri perut pada seluruh lapaang perut terutama
bagian bawah perut. Nyeri perut sudah 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
dan dirasakan terus menerus dan bertambah berat. Nyeri dirakan semakin
memberat jika pasien bergerak , dan sedikit berkurang jika sedang beristirahat.
Selain itu pasien mengeluhkan perut nya membesar dari 2 minggu yang lalu
dan dirasakan semakin hari semakin membesar. Tadi pagi ketika di perjalanan
pasien sempat pingsan. Pasien juga mengeluhkan keluar darah dari jaln lahir
tetapi hanya sedikit sejak 1 mnggu yang lalu, pasien mengira itu hanya darah
mens biasa. Pasien juga tidak bisa BAB dan tidak bisa kentut sejak 1 minggu
yang lalu. 2 minggu yang lalu pasien di rawat di RSUD Banyumas selama 1
minggu dengan keluhan yang sama. Saat ini pasien mengeluhkan badan terasa
lemas.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Paru : disangkal
Penyakit Diabetes Melitus : disangkal
Penyakit Ginjal : disangkal
Penyakit Hipertensi : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat penyakit hati : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Riwayat tumor kandungan : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Paru : disangkal
Penyakit Diabetes Melitus : disangkal
Penyakit Ginjal : disangkal
Penyakit Hipertensi : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat penyakit hati : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Riwayat tumor kandungan : disangkal
6. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Lama haid : + 5 hari
: tidak teratur,
c. Siklus haid 1x/bulan
d. Dismenore : tidak ada
e. Jumlah darah haid : sedikit (Flek)
7. Riwayat Menikah
Pasien menikah sebanyak 1x. Pernikahan sudah berlangsung selama 16 tahun.
8. Riwayat Obstetri
G3P2A0
Anak 1 : Perempuan/ 14 tahun/ Spontan/ Bidan/ 3200 gram
Anak 2 : Laki-laki/ 9 tahun/ Spontan/ Bidan/ 3600 gram
Anak 3 : Hamil ini
9. Riwayat KB
Pasien menggunakan kontrasepsi Pil ( Tidak teratur)
10. Riwayat Ginekologi
Riwayat Operasi : tidak ada
Riwayat kuret : tidak ada
Riwayat keputihan : tidak ada
Riwayat perdarahan pervaginam : tidak ada
11. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai
buruh. Kesan sosial ekonomi keluarga adalah golongan menegah ke bawah.
Pasien menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS-PBI)
dalam masalah kontrol kehamilan dan persalinan. Pasien tidak memiliki
riwayat merokok. Sebelum pasien sakit, biasanya pasien makan 3 kali sehari,
konsumsi makanan bergizi seperti ikan, daging dan sayuran kurang. Pasien
jarang berolahraga. Riwayat konsumsi obat-obatan disangkal.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis/ E4M6V5
Vital Sign : Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 120 x/m
Respirasi : 28 x/m
Suhu : 37.0oC
Tinggi badan : 154 cm
Berat badan : 65 kg
IMT/Status gizi : 35,2 (Obesitas grade II)
1. Status Generalis
a. Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala : Mesocephal, simetris
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+
normal, isokor, diameter 3/3 mm
Telinga : discharge -/- deformitas -/-
Hidung : discharge -/-, nafas cuping hidung -/-
Mulut : sianosis (-), lidah kotor -/-
b. Pemeriksaan leher
Trakea : deviasi trakea (-)
Glandula Tiroid : tidak teraba
Limfonodi Colli : tidak teraba
c. Pemeriksaan thoraks
1) Paru
Inspeksi : Dada simetris, ketertinggalan gerak (-), retraksi intercosta (-
), pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Vokal fremitus paru kanan = paru kiri
Ketertinggalan gerak (-)
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara Dasar vesikuler +/+ , SuaraTambahan -/-
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak SIC V 2 jari medial LMCS
Palpasi : Ictus cordis tampak SIC V 2 jari medial LMCS
ictus cordis kuat angkat (-)
Perkusi : Batas jantung
Kanan atas SIC II LPSD
Kiri atas SIC II LPSS
Kanan bawah SIC IV LPSD
Kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2, regular, ST -/-
d. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), jari tabuh (-/-), pucat (+/+), sianosis (-/-)
Inferior : Edema (-/-), jari tabuh (-/-), pucat (+/+), sianosis (-/-)
2. Status Lokalis
a. Abdomen
b. Genitalia
c. Pemeriksaan dalam (VT) :
Inspeksi vulva-uretra : tenang
Dinding vagina : licin
Cervix : tidak ada pembukaan
Cavum dauglas menonjol (+)
Nyeri goyang portio (+)
L/D : -
D. Pemeriksaan Laboratorium
12 Desember 2017
Hb : 4,1 g/dL (L)
Leu: 32560 U/L (H)
Ht : 14 % (L)
Erit : 1.6 x 106/ UL
Trombo : 318000
PT : 11.2 detik
APTT : 28.6 detik (L)
E. Diagnosis
G3P2A0 usia 33 tahun hamil 6 minggu dengan KET , Anemia
F. Tata Laksana
1. Pro Laparatomi Eksplorasi Cito
2.
G. Follow Up
Kamis, 17 Agustus 2017
Ruang : Flamboyan
S: A: P:
Keluar air rembes G3P1A1 usia 34 tahun Konservatif
hamil 31 minggu janin Infus RL 20 tpm
O: tunggal hidup intrauterin Inj. Dexametason 6 mg/12
KU/Kes : Baik/CM presentasi kepala jam IM
TD : 110/70 mmHg punggung kiri dengan Inj. Vitamin C 1x1 amp
N : 82 x/m KPD 1 hari PO Eritromisin 500 mg/6
RR : 20 x/m jam
S : 36,2oC His
: tidak ada
Pengeluaran air dari jalan
lahir (+)
DJJ 130 x/m
S : 36,3oC
His : tidak ada
Pengeluaran air dari jalan
lahir (+)
DJJ 141 x/m
Pukul 18.00 dilakukan pemeriksaan USG sebagai evaluasi setelah pematangan paru,
dengan hasil sebagai berikut :
Biometri Janin
BPD : 7,48 cm
HC : 28,45 cm
AC : 26,53 cm
FL : 5,83 cm
EFW : 1602 gram + 240,39 gram
AVG : 30 minggu 2 hari
DJJ : 148,15 x/m
Kesan : Plasenta implantasi di corpus anterior meluas ke SBR tidak menutupi OUI
grade II. Liquor amnii kesan habis.
Gambar 1-5. Hasil USG dan interpretasi USG
A:
G3P1A1 usia 34 tahun hamil 31 minggu dengan oligohdramnion berat pro SCTP
CITO
P:
SCTP CITO >> Pukul 22.53 dilakukan SCTP dengan laporan operasi sebagai
berikut :
A:
P2A1 usia 34 tahun post SCTP + Miomektomi atas indikasi oligohidramnion berat
dan multipel mioma uteri
P:
Infus RL 20 tpm+ 20 IU oksitosin kecepatan 20 tpm
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam IV
Inj. Cefazolin 1 gram/12 jam IV
Inj. Kalnex 500 mg/8 jam IV
PO Misoprostol 3 tablet
PO Metil ergometrin 3x1 tab
PO Asam folat 2x1
PO Sulfas ferosus 2x1
Tunda diet sampai sadar penuh dan peristaltik normal
Tidur bantal tinggi 24 jam pertama
Evaluasi kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
Cek darah rutin post operasi
2) Uji fern, yaitu dengan cara mengambil mucus serviks dan dikeringkan
di gelas objek untuk selanjutnya diamati dengan mikroskop
pembesaran rendah. Adanya gambaran seperti daun pakis
menunjukkan uji fern positif. Uji ini digunakan sebagai uji konfirmasi
nitrazine test. Sampel diambil di fornix posterior atau fornix lateral
untuk menghindari mucus serviks, yang juga mungkin memberikan
hasil positif palsu.
5. Tatalaksana
Komplikasi perinatal berubah secara signifkan seiring dengan
meningkatnya usia kehamilan. Terdapat beberapa konsensus dasar mengenai
manajemen dasar PPROM. Yaitu: 1) Usia kehamilan harus ditetapkan atas
dasar riwayat klinis (HPHT dan pemeriksaan USG; 2) Ibu dengan PROM
harus dievaluasi untuk kemungkinan adanya kemajuan persalinan,
korioamnionitis, solusio plasenta dan infeksi intrauterine; 3) Ibu dengan
infeksi HSV atau HIV tidak boleh diterapi secara konservatif. 4) Profilaksis
terhadap infeksi streptokokus grup B direkomendasikan pada gravida dengan
persalinan preterm, kecuali sudah didapatkan hasil kultur negatif. 5) Jika
terapi ekspektatif atau konserfatif akan dilakukan, sebainya pasien dirujuk ke
Rumah Sakit dengan fasilitas yang mencukupi. Terdapat dua manajemen
dalam penatalaksanaan KPD, yaitu manajemen aktif dan konserfatif.
Manajemen konserfatif adalah penanganan dengan pendekatan tanpa
intervensi, sementara manajemen aktif melibatkan klinisi untuk lebih aktif
mengintervensi persalinan (Cunningham et al., 2014, POGI, 2016).
Gambar 10. Algoritma tatalaksana pada ketuban pecah dini (Mercer, 2003)
a. Konservatif
Sampai saat ini, belum ada pendekatan terapi yang terbukti lebih
superior untuk meningkatan hasil perinatal. Risiko terapi konservatif
antara lain adalah kelainan neurologis pada bayi, oligohidramnion dan
infeksi (Cunningham, 2014).
1) Korioamnionitis
Korioamnionitis sangat berisiko untuk terjadi pada ibu dengan ketuban
pecah dini lama. Jika koriamnionitis terjadi, maka perlu dinilai
kematangan serviks untuk persiapan persalinan pervaginam. Selain itu,
perlu dinilai suhu (>38o C), leukositosis, fetal takikardia, nyeri uterus,
dan discharge vaginal tidak berbau. Ibu hamil dengan korioamnionitis
memiliki risiko untuk terjadi sepsis, sindrom distress respirasi, kejang
onset akut, perdarahan intraventrikuler dan periventricular
leukomalasia (Cunningham, 2014).
1. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, dibagi menjadi
PROM dan PPROM
2. Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal
yaitu kurang dari 500 mL. Norwitz (2001) mendefinisikan oligohidramnion bila
pada pemeriksaan ultrasonografi diketahui total volume cairan amnion kurang dari
300mL, hilangnya kantong vertikel tunggal yang berukuran 2 cm atau AFI kurang
dari 5 cm pada kehamilan aterm
3. Mioma uteri adalah tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot polis yang ditemukan
pada rahim atau uterus.
4. Pasien pada kasus terdiagnosis PPROM karena mengalami keluarnya air ketuban
pada usia kehamilan 30 minggu+6 hari
5. Pasien terdiagnosis oligohidramnion setelah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
6. Terminasi kehamilan dilakukan dengan pertimbangan oligohidramnion berat
7. Multipel mioma uteri ditemukan pada pasien durante operatif sectio caesarea
kemudian dilakukan tindakan miomektomi
Daftar Pustaka
Hadibroto, Budi. 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol.38 (3):
254-259. Mercer, B.M. 2003. Preterm Premature Rupture of the Membranes.
Obstetric and Gynecologic
Manuaba B.G. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi Edisi
Kedua. Jakarta: EGC.
Norwitz, ER. Schorge, JO. 2001. Obstetrics and Gynecology at a Glance. Blackwell
science. P 102-103
POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia). 2016. Ketuban Pecah Dini.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Himpunan Kedokteran
Fetomaternal.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.