Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

PREEKLAMPSIA BERAT EKLAMPSIA


ADHITRI ANGGORO
030.08.004

FK TRISAKTI RSUD BUDHI ASIH JAKARTA

PENDAHULUAN

Preeklampsia dan eklampsia dikenal dengan nama Toksemia


Gravidarum suatu sindroma yang berhubungan dengan;
vasospasme,
peningkatan resistensi pembuluh darah perifer, dan
penurunan perfusi organ yang ditandai adanya hipertensi,
edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Adanya kejang dan koma lebih mengarah pada kejadian
eklampsia.
Kematian ibu berkisar antara 9,8% - 25,5%, sedangkan
kematian bayi lebih dari tinggi lagi, yakni 42,2% - 48,9%
dimana berhubungan dengan oemeriksaan antenatal dan natal.

Hipertensi:

Edema:

Biasanya muncul lebih awal


dari gejala lainnya.

Penimbunan cairan secara


umum dan berlebihan di
jaringan tubuh;
Wajah
Kaki
Tangan
Kenaikan berat badan:
kg dalam
seminggu dianggap
normal.
1 kg dalam
seminggu dicurigai
adanya
preeklampsia.

Kenaikan tekanan sistolik


30mmHg di atas nilai
normal atau 140mmHg.
Kenaikan tekanan diastolik
15mmHg di atas nilai
normal atau 90mmHg.
Minimal dilakukan
pemeriksaan 2x dengan
rentang waktu 6 jam.

Proteinuria:
Konsentrasi protein dalam urin >
3gr/lt dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kualitatif +1 atau +2
atau 1gr/lt atau lebih dalam urin
yang dikeluarkan kateter atau
midstream yang diambil minimal 2x
dalam jarak waktu 6 jam.
Proteinuria timbul lebih lambat
dibandingkan hipertensi dan edema
tanda yang serius

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Preeklampsia hipertensi
setelah umur kehamilan >
20minggu atau segera
setelah persalinan disertai
edema dan proteinuria.
Eklampsia kelainan akut
pada wanita hamil,
persalinan atau nifas
ditandai dengan timbulnya
kejang atau koma.
Sebelumnya dengan gejala
preeklampsia.

Preeklampsia eklampsia

Disease of
Theories

ETIOLOGI

Trofoblas
Tahanan rendah +
aliran cepat O2 +
nutrisi adekuat
untuk janin

Trofoblas
Diameter arteri 40%
lebih kecil
tahanan bertambah
insufisiensi &
iskemia

Kehamilan Normal

invasi

Desidua
a. spiralis yang tebal &
muskularis lebar &
elastis

invasi

Perubahan fisiologis
diameter a.
spiralis >> 4-6x
Aliran darah
meningkat ~ 10.000 x

Preeklampsia
Desidua
a. spiralis segmen
miometrium diselubungin
otot polos + ditemukan
hyperplasia tunika media
& trombosis

Perubahan fisiologis
tidak terjadi

Hanya sebagian a.
spiralis segmen
desidua berubah

INSIDEN PREEKLAMPSIA EKLAMPSIA

4-5 kasus per


10.000
kelahiran
hidup di
negara maju

6-10 kasus
per 10.000
kelahiran
hidup di
negara
berkembang

Angka kematian ibu 0-4%, dengan penyebab terbanyak


perdaharan intraserebral dan edema paru
Kematian perinatal 10-28%, dengan penyebab terbanyak karena
prematuritas, pertumbuhan janin terhambat dan solusio
plasentae
75% terjadi pada antepartum dan 25% pada postpartum
Hampir 95% yang antepartum terjadi di trimester ketiga

PATOFISIOLOGI PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

MANIFESTASI KLINIS

KLASIFIKASI
Kriteria Minimum Preeklampsia:
Hipertensi + Proteinuria
Menurut Working Group of the NHBPEP ( 2000 ):
Disebut
preeklamsi ringan
bila terdapat:
1. Tekanan darah
>140 / 90 mmHg
pada kehamilan
> 20 minggu.
2. Proteinuria
kuantitatif (Esbach)
300 mg / 24 jam,
atau dipstick +1.

Disebut preeklampsia berat bila terdapat:


1. Tekanan darah >160 / 110 mmHg.
2. Proteinuria kuantitatif (Esbach) 2 gr / 24
jam, atau dipstick +2.
3. Trombosit < 100.000 / mm33.
4. Hemolisis mikroangiopathi (peningkatan
LDH)
5. Peningkatan SGOT / SGPT.
6. Adanya sakit kepala hebat atau gangguan
serebral, gangguan penglihatan.
7. Nyeri di daerah epigastrium yang menetap.

PENATALAKSANAAN

Untuk preeklampsia yang berat, dapat ditangani secara aktif


atau konservatif.
Konservatif : bila umur kehamilan < 37 minggu, artinya :
kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil memberikan
terapi medikamentosa
Aktif : bila umur kehamilan 37 minggu, artinya kehamilan
dikahiri setelah mendapat terapi medikamentosa untuk
stabilisasi ibu.

PENATALAKSANAAN

Pemberian terapi medikamentosa


Segera masuk rumah sakit
Tirah baring miring ke kiri secara intermiten
Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%
Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi
kejang.
Pemberian MgSO4 dibagi :
Loading dose (initial dose) : dosis awal
Maintenance dose : dosis lanjutan

Sumber
1. Prichard, 1955
1957

Regimen
Intermitent

Loading dose

Maintenance dose

Dihentikan

intramuscular
injection

Preeklamsi

10 g IM

5g 50% tiap 4-6

24 jam pasca

jam bergantian

persalinan

salah satu bokong


Eklamsi

1) 4g 20% IV; 1g/menit

5g 50% tiap 4-6

2) 10g 50% IM:

jam b ergantian

Kuadran atas sisi luar

salah satu bokong

kedua bokong

(10 g MgSO4 IM

- 5g IM bokong kanan

dalam 2-3 jam

- 5g IM bokong kiri

dicapai kadar

3) Ditambah 1.0 mllidocaine plasma 3,5 - 6 m


4) Jika konvulsi tetap terjadi Eq/l
Setelah 15 menit, beri :

2g

20% IV : 1 g/menit
Obese : 4g iv
Pakailah jarum 3-inci, 20
gauge

3. Sibai, 1984

Continous

4-6 g 20% IV dilarutkan dalam

1) Dimulai 2g/jam IV 24 jam pascasalin

Preeklamsi - eklamsi

Intravenous

100 ml/D5 / 15-20 menit

dalam 10g 1000 cc

Injection

D5 ; 100 cc/jam
2) Ukur kadar Mg
setiap 4-6 jam
3) Tetesan infus
disesuaikan untuk
mencapai maintain
dose 4-6 mEq/l

4. Magpie

Sama dengan Pritchard

1) 4g 50% dilarutkan dalam

(4,8-9,6 mg/dL)
1) 1g/jam/IV dalam

Trial

regimen

normal Saline IV / 10-15 menit

24 jam atau

2) 10 g 50% IM:

2) 5g IM/4 jam dalam

Colaborative
Group, 2002

- 5g IM bokong kanan

24 jam

- 5g IM bokong kiri
Syarat pemberian MgSO4. 7H2O
1.

Refleks patella normal

2.

Respirasi > 16 menit

3.

Produksi urine dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc ; 0,5 cc/kg BB/jam

4. Siapkan ampul Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc


Antidotum
Bila timbul gejala dan tanda intoksikasi MgSO 4. 7H2O , maka diberikan injeksi Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc dalam 3
menit
Refrakter terhadap MgSO4. 7H2O, dapat diberikan salah satu regimen dibawah ini :
1.

100 mg IV sodium thiopental

2.

10 mg IV diazepam

3.

250 mg IV sodium amobarbital

PENANGANAN KONSERVATIF

Tujuan :
1. Mempertahankan kehamilan, sehingga mencapai umur
kehamilan yang memenuhi syarat janin dapat dilahirkan
2. Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir tanpa
mempengaruhi keselamatan ibu
Indikasi : Kehamilan 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda dan
gejala-gejala impending eklampsia.
Terapi Medikamentosa :
3. Lihat terapi medikamentosa
4. Bila penderita sudah kembali menjadi preeklampsia ringan,
maka masih dirawat 2-3 hari lagi, baru diizinkan pulang.
5. Pemberian MgSO44 sama seperti pemberian MgSO44, hanya
tidak diberikan loading dose intravena, tetapi cukup
intramuskuler.
6. Pemberian glukokortikoid diberikan pada umur kehamilan 3234 minggu selama 48 jam.

PENANGANAN KONSERVATIF

Penderita boleh dipulangkan :


Bila penderita telah bebas dari gejala-gejala preeklamsi berat,
masih tetap dirawat 3 hari lagi baru diizinkan pulang.
Cara persalinan :
1. Bila penderita tidak inpartu, kehamilan dipertahankan
sampai kehamilan aterm
2. Bila penderita inpartu, perjalanan persalinan diikuti seperti
lazimnya (misalnya dengan grafik Friedman)
3. Bila penderita inpartu, maka persalinan diutamakan
pervaginam, kecuali bila ada indikasi untuk seksio sesaria.

PENANGANAN AKTIF

Ditangani aktif bila terdapat satu atau lebih kriteria berikut:


ada tanda-tanda impending eklampsia, HELLP syndrome,
tanda-tanda gawat janin, usia janin 35 minggu atau lebih dan
kegagalan penanganan konservatif.
Impending eklampsia adalah preeklampsia berat dengan satu
atau lebih gejala: nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntahmuntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah
progresif.

PENANGANAN AKTIF
Tujuan : Terminasi kehamilan
Indikasi :
Indikasi Ibu :
1. Kegagalan terapi medikamentosa :
Setelah 6 jam sejak dimulai pengobatan medikamentosa,
terjadi kenaikan darah yang persisten.
Setelah 24 jam sejak dimulainya pengobatan medikamentosa
terjadi kenaikan darah desakan darah yang persisten.
2. Tanda dan gejala impending eklampsia
3. Gangguan fungsi hepar
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Dicurigai terjadi solutio placentae
6. Timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, pendarahan.
Indikasi Janin :
1. Umur kehamilan 37 minggu
2. IUGR berat berdasarkan pemeriksaan USG
3. NST nonreaktiv dan profil biofisik abnormal
4. Timbulnya oligohidramnion
Indikasi Laboratorium :
Thrombositopenia progesif, yang menjurus ke sindroma HELLP

PENANGANAN AKTIF
Terapi Medikamentosa :
sama seperti tabel terapi medikamentosa
Cara Persalinan :
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam
Penderita belum inpartu
Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop 8
Bila perlu dilakukan pematngan serviks dengan misoprostol.
Induksi persalinan harus sudah mencapai kala II dalam
waktu 24 jam. Bila tidak, induksi persalinan dianggap gagal,
dan harus disusul dengan seksio sesaree
Indikasi seksio sesarea:
1. Tidak ada indikasi untuk persalinan pervaginam
2. Induksi persalinan gagal
3. Terjadi gawat janin
4. Bila umur kehamilan < 33 minggu
Bila penderita sudah inpartu
1. Perjalanan persalinan diikuti dengan grafik Friedman
2. Memperpendek kala II
3. Seksio sesarea dilakukan apabila terdapat kegawatan ibu dan
gawat janin
4. Primigravida direkomendasikan pembedahan cesar
5. Anestesia : regional anestesia, epidural anestesia. Tidak diajurkan
anesthesia umum.

SINDROMA HELLP
Sindroma HELLP ialah
preeklampsia-eklampsia dengan
adanya hemolisis, peningkatan
enzim hepar, disfungsi hepar, dan
trombositopenia
H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzym
LP : Low Platelets Count
Tanda dan gejala yang tidak khas :
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri kepala
4. Malaise
5. Kelemahan
Tanda dan gejala preeklamsi
6. Hipertensi
7. Proteinuria
8. Nyeri epigastrium
9. Edema
10. Kenaikan asam urat

Tanda-tanda hemolisis intravascular


1. Kenaikan LDH, AST dan
bilirubin indirect
2. Penurunan haptoglobine
3. Apusan tepi : fragmentasi
eritrosit
4. Kenaikan urobilinogen dalam
urine
Tanda kerusakan / disfungsi sel
hematocyte hepar
5. Kenaikan ALT, AST, LDH
6. Trombositopeni
7. Trombosit 150.000/ml
8. Semua wanita hamil dengan
keluhan nyeri pada kuadran
atas abdomen, tanpa
memandang ada tidaknya
tanda dan gejala preeklamsi
harus dipertimbangkan
sindroma HELLP.

KLASIFIKASI SINDROMA HELLP

Klasifikasi Missisippi
Kelas I :
Thrombosit 50.000/ml
Serum LDH 600.000 IU/l
AST dan / atau ALT 40 IU/l

Kelas II :
Thrombosit > 50.000/ml
sampai 100.000/ml
Serum LDH 600.000 IU/l
AST dan / atau ALT 40 IU/l

Kelas III :
Thrombosit > 100.000/ml
sampai 15.000/ml
Serum LDH 600.000 IU/l
AST dan / atau ALT 40 IU/l

Tennessee, dibagi menjadi 2


kelas:
Complete
Trombosit < 100.000 / l
LDH 600 IU / L
SGOT 70 IU /
Parsial
Hanya satu dari ciri ciri di atas
yang muncul

TATALAKSANA SINDROMA HELLP

Terapi Medikamentosa
1.
2.
3.

Mengikuti terapi medikamentosa : preeklamsi eklamsi


Pemeriksaan laboratorium untuk trombosit dan LDH tiap 12 jam
Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati
konsumtif, maka harus diperiksa :
Waktu protrombine
Waktu tromboplastine partial
Fibrinogen
4. Pemberian Dexamethasone rescue
a. Antepartum : diberikan double strength dexamethasone
(double dose). Jika didapatkan :
Trombosit < 100.000/cc atau
Trombosit 100.000 150.000/cc dan dengan Eklampsia maka
diberikan dexametasone 10 mg IV tiap 12 jam
5. Dapat dipertimbangkan pemberian :
Tranfusi trombosit : Bila trombosit < 50.000/cc
Antioksidan

TATALAKSANA SINDROMA HELLP


Terapi Medikamentosa
1. Mengikuti terapi medikamentosa : preeklamsi eklamsi
2. Pemeriksaan laboratorium untuk trombosit dan LDH tiap 12 jam
3. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati
konsumtif, maka harus diperiksa :
Waktu protrombine
Waktu tromboplastine partial
Fibrinogen
4. Pemberian Dexamethasone rescue
a. Antepartum : diberikan double strength dexamethasone
(double dose). Jika didapatkan :
Trombosit < 100.000/cc atau
Trombosit 100.000 150.000/cc dan dengan Eklampsia maka
diberikan dexametasone 10 mg IV tiap 12 jam
5. Dapat dipertimbangkan pemberian :
Tranfusi trombosit : Bila trombosit < 50.000/cc
Antioksidan
Sikap : pengelolaan obstetrik
Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP ialah aktif, yaitu
kehamilan diakhiri ( terminasi ) tanpa memandang umur
kehamilan. Persalinan dapat dilakukan pervaginam atau
perabdominam.

EKLAMPSIA
Eklampsia ialah preeklampsia yang disertai dengan kejang
tonik-klonik disusul dengan koma.
Tingkat awal atau aura. Berlangsung 30 detik. Mata penderita
terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula
tangannya, dan kepala diputar ke kanan atau ke kiri.
Kejang tonik yang berlangsung 30 detik. Pada saat ini otot jadi
kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam, kaki
membengkok kedalam.pernapasan berhenti, muka menjadi
sianotik, lidah dapt tergigit.
Kejang klonik berlangsung 1-2 menit. Semua otot berkontraksi
dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat.
Tingkatan koma.

PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA
Pengelolaan Eklampsia
Dasar-dasar pengelolaan eklampsia
a.Terapi suportif untuk stabilisasi pada ibu
b.Selalu diingit ABC (Airway, Breathing, Circulation).
c.Pastikan jalan nafas atas tetap terbuka
d.Mengatasi dan mencegah kejang
e.Koreksi hipoksemia dan asidemia
f.Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya hipertensi
krisis
g. Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan cara
persalinan yang tepat
*Terapi medikamentosa sama seperti di tabel sebelumnya

PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA
Pengelolaan eklampsia
1. Sikap dasar pengelolaan eklamsi : semua kehamilan dengan
eklamsi harus diakhiri (diterminasi) tanpa memandang
umur kehamilan dan keadaan janin. Berarti sikap terhadap
kehamilannya adalah aktif.
2. Saat pengakhiran kehamilan, ialah bila sudah terjadi
stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.
3. Stabilisasi dicapai selambat-lambatnya dalam : 4-8 jam,
setelah salah satu atau lebih keadaan seperti dibawah ini,
yaitu setelah :
a. Pemberian obat anti kejang terakhir
b. Kejang terakhir
c. Pemberian obat-obat anti hipertensi terakhir
d. Penderita mulai sadar (dapat dinilai dari GlasgowComa-Scale yang meningkat)

PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA

Cara persalinan
Bila sudah diputuskan untuk melakukan tindakan aktif
terhadap kehamilannya, maka dipilih cara persalinan yang
memenuhi syarat pada saat tersebut.

Perawatan pasca persalinan


1. Tetap di monitor tanda vital
2. Pemeriksaan laboratorium lengkap 24 jam pasca
persalinan

KOMPLIKASI

1. Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi


2. Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen
secara berkala.
3. Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.
4. Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes
dan low platelet.
5. Kelainan ginjal
6. DIC.
7. Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine

PROGNOSIS

Kriteria yang dipakai untuk menentukan prognosis eklamsia


adalah kriteria Eden:
1. Koma yang lama.
2. Nadi > 120x/menit.
3. Suhu > 40 C
4. TD sistolik > 200 mmHg.
5. Kejang > 10 kali.
6. Proteinuria > 10 gr/dl.
7. Tidak terdapat oedem.
Dikatakan buruk bila memenuhi salah satu kriteria di atas.

KESIMPULAN
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu
komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh
kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya
hipertensi, oedema disertai proteinuria akibat kehamilan,
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan.
Berbagai komplikasi pre-eklampsia dan ekalmpsia dapat
menyebabkan mortalitas dan mortalitas pada ibu dan janin.
Penatalaksanaan pada pre-eklampsia dan eklampsia terdiri
dari tindakan konservatif untuk mempertahankan kehamilan
dantindakan aktif {tindakan obsetri}sesuai dengan usia
kehamilan ataupun adanya komplikasi yang timbul pada
pengobatan konservetif. Pada pre-eklampsia dan eklampsia
harus diobservasi kesejahteraan janin dan ibu.

Anda mungkin juga menyukai