07 desember 2018 Transfer pasien adalah proses memindahkan pasien dari satu unit pelayanan ke unit pelayana lain didalam rumah sakit (intra rumah sakit) atau memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain (inter rumah sakit). Transfer pasien internal (intra hospital transfer). Proses memindahkan pasien dari satu bagian/unit/ruangan ke bagian/ unit/ruangan yang lain di dalam rumah sakit. Transfer pasien eksternal (inter hospital transfer). Proses memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain atau satu lokasi ke lokasi yang lain di luar rumah sakit. Level pasien Kriteria
0 Pasien dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC)/
hemodinamik stabil yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan rawat inap biasa. 1 Pasien dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC)/ hemodinamik stabil, namun berpotensi menjadi tidak stabil Pasien yang baru dipindahkan dari ruang perawatan intensif (HCU atau ICU) ke ruang rawat inap biasa 2 Pasien dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC)/ hemodinamik yang tidak stabil dan membutuhkan observasi lebih ketat dan intervensi lebih mendalam. Pasien yang mengalami kegagalan satu sistem organ. Pasien yang membutuhkan perawatan pasca operasi 3 Pasien dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC)/ hemodinamik yang tidak yang stabil membutuhkan bantuan pernafasan dan atau dengan Pasien yang mengalami kegagalan multi organ, sehingga 3 membutuhkan bantuan/penunjang kegagalan multi organ dalam jangka waktu lama dan alat bantu pernapasan. Petugas transfer internal segera disiapkan sesuai dengan criteria/level pasien yang akan ditransfer. Petugas transfer internal melakukan koordinasi dengan DPJP atau dokter jaga yang mengambil keputusan dilakukan transfer internal. Petugas transfer internal harus mempunyai kompetensi tertentu, kompetensi ini didasarkan pada criteria/level pasien yang akan ditransfer. Keluhan pasien. Keadaan umum pasien. Tanda-tanda vital pasien : nadi, tekanan darah, pernapasan, saturasi oksigen, kesadaran, skala nyeri. Mempertahankan dan mengamankan jalan napas dan pernapasan/ventilasi. Hasil monitoring ini didokumentasikan dalam formulir transfer. Identitas pasien. Dokter yang merawat atau DPJP. Riwayat penyakit dan diagnosa medis. Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-tanda vital pasien. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan (laboratorium, radiologi, dan Lain-lain) serta untuk follow-up hasil pemeriksaan yang belum selesai. Tindakan yang telah dilakukan. Terapi yang telah diberikan (cairan infus, transfusi, obat-obatan). Alergi obat. Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang. terapi yang akan dilakukan/dilanjutkan. Status Rekam Medis Pasien. Formulir transfer pasien. Lembar observasi pasien.