Anda di halaman 1dari 4

PELAKSANAAN CODE BLUE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


01 2
RSUD
LIMPUNG
Ditetapkan

Direktur RSUD LIMPUNG

STANDAR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
Dr. ANY RUSYDIANI, M. Kes
Pembina TK I
NIP : 19751204 2000501 2 012
Code Blue adalah kode isyarat yang digunakan dalam rumah sakit yang
menandakan adanya seorang pasien yang sedang mengalami serangan
Pengertian jantung [Cardiac Arrest] atau mengalami situasi gagal nafas akut
[Respiratory Arrest] dan situasi darurat lainnya yang menyangkut dengan
nyawa pasien.
Tujuan Mengatasi kegawatdaruratan medis pasien

Kebijakan SK Direktur Nomor tentang Panduan pelaksanaan CODE


BLUE di RSUD Limpung
Prosedur 1. Penolong pertama memastikan pasien memang membutuhkan
penanganan segera demi menyelamatkan hidupnya.
2. Penolong pertama yang menemukan segera meminta
bantuan orang lain agar menghubungi operator CODE BLUE
di nomor 119 (di TPPRI RSUD Limpung) untuk mengumumkan
status code blue dengan menyebut nama pelapor dan
menyebut lokasi kejadian
(halo ini saya sebut nama melaporkan bahwa ada kegawatan
di sebut lokasi tolong aktifkan code blue).
3. Penolong pertama mengamankan pasien, mengecek respon
jika nadi karotis tidak teraba dan atau nafas tidak ada atau
nafas gasping lalu segera memberikan bantuan hudup dasar
yaitu RJP (resusitasi jantung paru) sampai tim code blue
datang.
4. Tim CODE BLUE akan dipimpin oleh dokter jaga yang
selanjutnya disebut kapten tim.
5. Kapten tim akan dibantu oleh perawat (3 orang) berasal dar
perawat HCU sebagai perawat 1, perawat IGD sebagai
perawat 2, dan bangsal sebagai perawat 3. Tim datang
dengan membawa tas emergency.
6. Timcode blue datang mengambil alih penanganan.
7. Tim datang langsung menggunakan APD
8. .Perawat 1 membebaskan jalan napas:
 Membuka mulut pasien dengan teknik cross finger lihat
adanya benda-benda asing, bersihkan.
 Posisi kepala ekstensi dengan teknik head till chin lift
 Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
9. Perawat 2 melakukan RJPengan kecepatan 100-120x/menit
10. Perawat 3 mengecek tensi, nadi pasien dan melaporkan
kepada kapten code blue serta melakukan pemasangan infus
jika belum terpasang sementara perawat 1 memberikan
ventilasi disetiap hitungan kompresi ke 30 sebanyak 2x
dengan hitungan satu seribu.
11. Kapten tim code blue segera mendokumentasikan pencatatan
kegiatan code blue di form yang sudah disediakan (waktu dan
dosis obat serta waktu mulai dan pengakhiran resusitasi).
12. Dokter mengintruksikan perawat 3 memasang AED dan ikuti
panduan AED, jika:
 VT atau VF tanpa nadi, lakukan defibrilasi dengan hitungan
joule: 6 joule/kgBB
 Asistole / PEA lanjutkan dengan kompresi
 Jika menggunakan defibrilator manual pasang elektroda
dan pantau irama ekg serta memberiksan terapi sesuai
algoritma.
13. Kapten tim melakukan evaluasi setiap 5 siklus RJP atau 2
menit.
14. Perawat 2 dan 3 bertukar tempat untuk melakukan RJP setiap
5 siklus
15. Jika setelah 5 siklus pertama belum terjadi ROSC lakukan
intubasi
 Jika pasien sudah terintubasi maka kompresi jantung dan
ventilasi berjalan masing-masing dengan kecepatan
kompresi 100-120kali permenit dan kecepatan bagging
dengan hitungan satu seribu atau 10x/menit dan ventilasi
setiap 6 detik (10 nafas/menit)
16. Perawat 3 memberikan terapi obat sesuai dosis/ instruksi
dokter adrenalin 0,1 cc/kgBB dengan konsentrasi 1/10.000
17. Tim code blue melakukan CPR/ resusitasi maksimal 30 menit.
 jika tidak berhasil atau setelah ada tanda kematian,
hentikan CPR
 jika berhasil observasi tanda vital, kesadaran, pupil dan
warna kulit. Jika memungkinkan pasien dipindahkan ke
HCU.
18. Tim code blue membereskan pasien dan alat-alat
19. Tim code blue mencuci tangan
20. Kapten tim mendokumentasikan dalam rekam medis pasien.
21. Kapten tim mengintruksikan setelah pertolongan dan pasien
ROSC, maka:
 jika itu pasien baru maka selanjutnya dikirim ke iGD dan
kapten tim mengkonsultasikan ke DPJP
 Jika atau pasien yang sudah di rawat dibangsal akan
dikirim ke HCU.
 jika HCU penuh dikomunikasikan dengan DPJP untuk
tata laksana merujuk ke rumah sakit lain
22.Kapten akan menginstruksikan apabila setelah dilakukan
penanganan pasien meninggal, maka:
 pasien baru di evakuasi ke IGD lalu dibuatkan catatan
dalam lembaran rekam medis dan surat kematian lalu
dikirim ke ruang jenazah.
 Jika pasien sudah mendapatkan perawtan diruang
rawat inap maka dilakukan pencatatan kronologi dalam
rekam medis, dibuatkan surat kematian dan dikirim ke
ruang jenazah.
Ruang Rawat Inap
UGD
Unit Terkait HCU
TPPRI
Ruang Rawat jalan
TIM CODE BLUE
1. Dokter umum jaga sebagai kapten tim
2. Perawat pelaksana terlatih 3 orang yang berasal dari
 1 perawat HCU sebagai perawat 1
 1 perawat IGD sebagai perawat 2
 1 perawat bangsal rawat inap sebagai perawat 3

Anda mungkin juga menyukai