HIV&AIDS
Pemateri : dr Maya
Epidemiologi HIV&AIDS
Penularan : melalui cairan tubuh (darah, cairan kelamin) yang didapat dari aktivitas seksual,
penasun bersamaan, transmisi ibu terinfeksi ke bayi nya (transplasental, proses persalinan,
menyusui : proses menyusui/ASI nya yg mengandung virus)
HIV tidak bergejala, dan tidak bisa kita melabelkan HIV lewat penampilan. Hanya bisa tau lewat tes
darah.
Pendekatan kesmas : memutus mata rantai penularan (perilaku, lingkungan)
Pendekatan Klinis : mengobati, menyembuhkan per individu
Pathogenesis
Limfosit CD4 -> target utama (virus punya afinitas molekul permukaan CD4)
Fungsi CD4 : koordinasi imunologis -> bila terinfeksi HIV -> gg respon imun progresif
Setelah replikasi virus -> “steady-state” bbrp bulan setelahnya-bertahan bbrp thn.
HIV punya kemampuan menghindar dari netralisasi antibody (adaptasi pada amplop, rubah situs
glikolisasi) -> konfigurasi 3 dimensi berubah -> netralisasi tidak terjadi
Tidak semua HIV CD4 nya rendah.
Bila viral load tinggi karena ditekan oleh penggunaan ARV/ART, maka CD4 nya bisa tinggi.
-> bisa hubungan utk reproduksi ketika perempuan masa subur
Status HIV tidak menghambat untuk menikah. Asal rajin minum ARV
Rantai penularan dalam keluarga HIV : suami –> istri -> hamil -> ibu -> anak
Hamil dulu -> HIV -> memungkinkan lbh besar menularkan ke anak karena baru tau disaat sudah
hamil dan belum ada perencanaan kehamilan.
Patofisiologi
ODHA -> partikel virus gabung DNA pasien -> sekali terinfeksi akan tetap terinfeksi seumur hidup
#4 syarat penularan HIV :
- Exit : keluar dari tubuh yang terinfeksi
- Survive : virus mampu bertahan hidup
- Sufficient : jumlah virus mencukupi
- Enter : masuk ke aliran darah
- menggunakan jarum suntik bersamaan : penasun non steril. Biasanya pengguna narkoba terlibat
dalam seks bebas (potensi penularan dari jarum suntik&seks bebas)
Populasi kunci : subpopulasi yang mempunyai perilaku beresiko tinggi tertular HIV (PSK, LSL,
waria, penasun, klien psk, warga binaan pemasyarakatan)
Tes serologis :
a. Rapid test (3 reagen) -> di rekomendasikan WHO
b. ELISA
c. Western blot
Tes Virologis (PCR) :
a. HIV DNA kualitatif
b. HIV RNA kuantitatif
Konseling dan tes HIV (KT HIV)
Program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesi : visi getting 3 zeroes (zero infection, zero related-
death, zero stigma and discrimination)
Untuk mencapai itu, diperlukan penegakan diagnosis melalu KT HIV
# Prinsip Konseling HIV, 5C :
- Inform consent
- Confidentially
- Counseling
- Correct test result
- Connection to care, treatment, and prevention services
- #VCT (Voluntary Counseling Test)
Kegiatan konseling kepada seseorang sehingga ia dapat memutuskan untuk tes mau melakukan tes HIV
atau tidak, keputusan tersebut dengan sadar atas dasar kemauan sendiri tanpa paksaan dan hasilnya akan
dirahasiakan dari pihak lain.
#Tahapan VCT :
LAS : layanan alat suntik steril (ada di puskesmas) -> perspektif org pemakai narkoba itu korban klo
pengedar baru criminal. -> u/ menekan penularan HIV pada pemakai narkoba.