Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PENYAKIT
TROFOBLAS
GANAS

Keperawatan Maternitas 1
Anggota Kelompok 7 A3-2019
● Resky Amelia Savitri (131911133102)
● Diviqa Fernanda Ristya (131911133103)
● Galih Indhiantoro (131911133121)
● Zakiyah Nur Amalah (131911133144)
● Deviana Meirachmawati (131911133145)
● Alifah Nur Waliddayah (131911133177)
● Lusia Balum Sitokdana (131911133179)
DEFINISI
Penyakit trofoblas gestasional merupakan suatu kelainan berupa
proliferasi sel trofoblas yang abnormal selama kehamilan yang
melipui mola hidatidosa komplit maupun parsial, mola invasif,
koriokarsinoma dan placental site trophoblastic tumor. Sekitar 10
% kasus penyakit trofoblas gestational berkembang menjadi
proses keganasan (penyakit trofoblas ganas) yang memerlukan
tatalaksana lebih lanjut.
KLASIFIKASI
Menurut International Union Against Cancer (IUCR), penyakit trofoblastik dibedakan menjadi :

● Berdasarkan hubungan dengan fertilisasi


1. Gestasional choriocarcinoma (didahului oleh fertilisasi)
2. Non gestasional choriocarcinoma (tanpa didahului fertilisasi, biasanya pada kelainan
ovarium)

● Berdasarkan diagnosis klinis


1. Non metastasis choriocarcinoma (hanya pada uterus)
2. Metastasis (sampai ke luar pelvic)

● Berdasarkan diagnosis Hystology (villus)


1. Choriocarcinoma villosum (terdapat villi dan hanya pada pelvic)
2. Choriocarcinomanon villosum (menyerang alat genital, paru, otak, hepar, dll)

● Stadium berdasarkan pencitraan stagging FIgo 1982


1. Stadium I : Tumor terbatas pada uterus
2. Stadium II : Tumor ke adneksa atau vagina namun terbatas pada struktur genitalia
3. Stadium III : Tumor bermetastase ke paru, dengan atau tanpa metastase di genitalia
4. Stadium IV : Bermetastas ke tempat lain : otak, hepar, saluran cerna, dll
ETIOLOGI
● bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun
pertumbuhan dan metastasisnya menyerupai sarkoma.
● Selain itu, pada umumnya penyakit ini disebabkan oleh adanya kehamilan
anggur atau molahidatidosa. Pada beberapa kasus metastase dapat terjadi
pada vulva, ovarium, hepar, ginjal, dan otak
● Faktor-faktor yang menyebabkan antara lain:
1. Faktor ovum
2. Immunoselektif dari trophoblast
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
4. Paritas tinggi
5. Kekurangan protein
6. Infeksi virus dan faktor kromosom
PATOFISIOLOGI
 Bentuk tumor trofoblas yang sangat ganas ini dapat dianggap sebagai suatu karsinoma dari epitel
korion
 Pada koriokarsinoma, kecenderungan trofoblas normal untuk tumbuh secara invasif dan menyebabkan
erosi pembuluh darah sangatlah besar. Apabila mengenai endometrium, akan terjadi perdarahan,
kerontokan dan infeksi permukaan. Masa jaringan yang terbenam di miometrium dapat meluas keluar,
muncul di uterus sebagai nodul-nodul gelap irreguler yang akhirnya menembus peritoneum
(Cunningham, 2005).
 Koriokarsinoma dapat terjadi setelah molahidatidosa, abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan
normal.
 Perdarahan irreguler setelah masa nifas dini disertai subinvolusi uterus. Perdarahan dapat kontinyu
atau intermitten, dengan perdarahan mendadak dan kadang-kadang masif. Perforasi uterus akibat
pertumbuhan tumor dapat menyebabkan perdarahan intraperitonium.
PATOFISIOLOGI
 Kehamilan mola dan neoplasma trofoblastik gestasional semuanya berasal dari trofoblas
plasenta.
 Sinsitiotrofoblas menginvasi stroma endometrium dengan implantasi dari blastokista dan
merupakan sebuah tipe sel yang memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG).
 Fungsi sitotrofoblas adalah untuk menyuplai sinsitium dengan sel-sel sebagai tambahan
untuk pembentukan kantong luar yang menjadi vili korion sebagai pelindung kantung
korion. Vili korion berbatasan dengan endometrium dan lamina basalis dari endometrium
membentuk plasenta fungsional untuk nutrisi fetal-maternal dan membuang sisa-sisa
metabolisme
 Trofoblas intermediet terletak di dalam vili, tempat implantasi, dan kantong korion.
Semua tipe dari trofoblas dapat mengakibatkan penyakit trofoblas gestasional ketika
mereka berproliferasi.
MANIFESTASI
KLINIS
 Trias acosta sison  Metastase jauh karena sifat
• Riwayat mola hidatidosa 50%, metastasenya hematogen
hamil aterm 15%, abortus 25%
• Perdarahan setelah dilakukan  Metastase pada hati dan otak
terapi tergolong mempunyai resiko tinggi
• Pelunakan uterus karena kemoterapi tidak mampu
mencapainya.
 Pembesaran uterus asimetris, terjadi
perforasi dan perdarahan  Metastase vagina dianggap
intraabdominal ”patognomonis” untuk
koriokarsinoma, sekalipun
masih dalam bentuk mola
hidatidosa.

 Konsentrasi beta hCG tinggi, di


atas 100.000 mIU/ml dalam
urin 24jam dan dalam serum
lebih dari 40.000 mIU/ml.
Gejala Klinis
 Perdarahan yang tidak teratur setelah berkhirnya suatu
kehamilan dan dimana terdapat subinvolusi uteri, perdarahan
dapat terjadi terus menerus atau intermiten bahkan masif
 Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan uterus membesar
dan lembek, kista teka lutein, lesi metastase di vagina atau
organ lain
 Kadar β hCG pasca molanaik turun
 Pada foto thorax dapat terlihat lesi metasase, missal
pada paru-paru
 Pada sediaan gispatology dapat ditemukan villus
WOC
Penatalaksanaan
 Evakuasi : suksion kuretase
 Infus oksitosin setelah suksion kuretase untuk mencegah perdarahan
 Monitoring kadar ß-HCG setiap minggu selama 3 minggu, diikuti setiap bulan
selama 6 bulan. Kadar ß-HCG harus menurun secara konsisten. Jika
ditemukan kadar ß-HCG yang meningkat, segera lakukan pemeriksaan pelvis
dan pemeriksaan lain yang diperlukan.
 Penggunaan kontrasepsi dianjurkan selama 6 bulan s/d 1 tahun. AKDR tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan perforasi pada kasus invasive
mola.
 Kehamilan berikutnya perlu direncanakan dan ditangani secara baik, risiko
PTG berulang dapat terjadi 10 kali lebih besar atau 1:55 kali.
 Pemberian kemoterapi perlu diberikan jika terdapat peningkatan kadar ß-HCG
(≥ 20,000 IU/l) atau tidak terjadi penurunan kadar ß-HCG.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
● Pemeriksaan klinis (menilai ada tidaknya
metastasis vagina)
● Pengukuran hCG serum serial mingguan
● Pemeriksaan darah lengkap dan trombosit, PT,
PTT, fibrinogen, BUN, kreatinin, tes fungsi hati
● Foto toraks
● CT Scan atau MRI otak (menilai ada tidaknya
metastasis otak)
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas pasien (suami dan istri)
Seperti : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, status
pernikahan, pekerjaan, alamat
 Riwayat kesehatan
● Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan nyeri atau kram perut disertai dengan
perdarahan pervaginam, keluar secret pervaginam, muntah-muntah.
● Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya keluhan pasien akan mengalami perdarahan pervaginam diluar siklus
haidnya, terjadi pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
● Riwayat kesehatan dahulu
● Penyakit/operasi yang pernah diderita pasien.
● Riwayat kesehatan keluarga
Hal yang perlu dikaji kesehatan suami, apakah suami mengalami infeksi sistem
urogenetalia, dapat menular pada istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada celvix.
● Riwayat alergi
PENGKAJIAN
Status obstetri ginekologi
• Usia saat hamil, sering terjadi pada usia produktif 25 – 45 tahun, berdampak bagi
psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.
• Riwayat persalinan yang lalu, Apakah klien melakukan proses persalinan di
petugas kesehatan atau di dukun, melakukan persalinan secara normal atau
operasi.
• Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD, dan lama
penggunaan.
• Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang menyengat.
Kemungkinan adanya infeksi.
• Usia anak saat ini.

 Pola aktivitas ( Pola nutrisi, eliminasi, pola seksual, pola kebersihan, pola koping, pola
ibadah, pola konsep diri)
PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik
● Keadaan umum
Biasanya keadaan umum kllien akan tampak pucat, lemah, lesu, dan
tampak mual atau muntah.
● Pemeriksaan kepala dan leher
● Pemeriksaan thorak
● Pemeriksaan abdomen
● Pemeriksaan genetalia
● Pemeriksaan ekstremitas

 Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS

 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)


 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin (D.0009)
 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d proses infeksi
(D.0001)
 Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
(D.0019)
 Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah (D. 0037)
INTERVENSI
KEPERAWATAN
FORMAT ASUHAN
KEPERAWATAN
Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
● Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses
infeksi dibuktikan ronki, dispnea, bunyi nafas menurun dan
frekuensi nafas berubah.
● Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(neuroplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri, prefensi
nadi meningkat, sulit tidur dan pola nafas berubah.
● Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia)
dibuktikan dengan mengeluh lelah, tidak mampu
mempertahankan atktivitas rutin dan kebutuhan istirahat
meningkat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai