KELOMPOK 2 (KELAS D)
• Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam
melalui hidung. Hidung yang sehat adalah hidung yang selalu bersih dan tidak ada kotoran,
dan juga bulu-bulu pada hidung tumbuh dengan normal, sedangkan Hidung yang tidak sehat
adalah hidung yang mengalami gejala penyakit yaitu hidung tersumbat, sukar membuang
ingus dan gangguan indra penciuman dan terkena penyakit hidung yaitu polip.
• Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga
hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi satu atau lebih bahan aktif.
Sediaan hidung sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negatif
pada fungsi mukosa hidung dan silianya.
• Tetes hidung adalah Obat tetes hidung (OTH) adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi,
pendapar dan pengawet
• Untuk dapat menerapkan semua persyaratan yang ada sebelum mengerjakan sediaan steril
hal yang terlebih utama harus di terapkan adalah memahami setiap proses dan alur yang ada
agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan seperti kesalahan dalam pencampuran,
kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dan juga terjadinya kontaminasi jika tidak di
lakukan di ruangan dengan spesifikasi yang telah di tentukan oleh CPOB
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memproduksi sediaan obat tetes hidung dengan cara yang baik?
2. Apa komponen sediaan dan bagaimana rancangan formulasi sediaan obat
tetes hidung?
3. Bagaimana pengadaan obat tetes hidung dan alurnya?
4. Bagaimana memproduksi sediaan yang baik (alur, proses produksi, evaluasi,
pengemasan, penyimpanan dan distribusi pada sediaan obat tetes hidung?
5. Bagaimana formulasi sediaan obat tetes hidung yang di rancang?
TUJUAN
Alur produksi pembuatan sediaan steril yang baik, yaitu dimulai dari formula bahan, pengambilan bahan, penimbangan,
pencampuran merupakan tanggung jawab dari manajemen produksi dan Manager QC. Selanjutnya dilakukan evaluasi (Uji
Organoleptik, Penetapan pH, Keseragaman Volume, Uji kejernihan Larutan, Uji Sterilisasi) yang diawasi oleh personel QC,
sampai dengan pengemasan, pelabelan, desain menjadi tanggung jawab manajemen produksi dalam hal ini Manajer QC.
Setelah produk tersebut dinyatakan layak dilakukan proses labeling yang bertujuan untuk memastikan diketahuinya riwayat
suatu bets atau lot secara lengkap. Dengan diketahuinya asal usul produk jadi tersebut akan mempermudah tindak lanjut
pengawasannya yang dilakukan oleh bagian QC seorang apoteker. Setelah itu lanjut ke proses pengemasan, proses
pengemasan baru boleh dilaksanakan apabila telah diberi izin pengemas oleh petugas pengawas dalam proses. Pada setiap
jalur pengemasan harus diberi tanda jelas yang menunjukan produk apa yang sedang dikemas dan Nomor Batchnya.
Kemudian setelah pihak pengawasan mutu memberi izin selanjutnya di kirim ke gudang obat jadi.
ALUR PRODUKSI SEDIAAN TETES HIDUNG
KOMPONEN DAN FORMULASI SEDIAAN OBAT TETES HIDUNG
LANJUTAN
PERBANDINGAN KARAKTERISASI HASIL EVALUASI
2. Komponen yang digunakan pada sediaan obat tetes hidung yang baik terdiri dari zat aktif nya yaitu (Ondansentron hydrocloride) dan (Cinnarizine), β-Siklodekstrin dan Hidroksil Propil β-Siklodekstrin sebagai (polimer), Benzalkonium klorida sebagai
(pengawet), disodium EDTA sebagai (antioksidan), Natrium klorida digunakan untuk menjaga tonisitas, campuran kalium dihidrogen fosfat (PDP) dan disodium hidrogen fosfat (DHP) digunakan (Buffer). PEG dan PVP (pelarut/pelumas), dan Aqua p.i (q.s)
sebagai pelarut.
3. Alur Pengadaan barang atau bahan baku diawali dengan permintaan bahan baku dilakukan oleh bagian Production Planning and Inventory Control (PPIC) dengan cara mengeluarkan Surat MPR (Material Purchase Requisition). Bagian purchasing melakukan
pembelian sesuai dengan pemasok yang telah ditetapkan dengan cara mengeluarkan Purchase Order (PO) yang diserahkan ke pemasok dan sudah mendapatkan persetujuan dari Plant Manager. Bahan baku diterima dilakukan pemeriksaan kualitas oleh tim
bagian QC, bahan yang diterima diberi label hijau sedangkan yang ditolak diberi label merah, bahan baku yang telah dilabel hijau bisa dilakukan untuk proses produksi selanjutnya.
4. Alur proses produksi sediaan obat tetes hidung yang baik dimulai dari sterilisasi alat dan penyerahan bahan baku yang sudah diluluskan oleh staf atau operator gudang bahan baku ke bagian penimbangan central, setelah diterima dilakukan pengecekan
kesesuaian bahan baku yang dikirim dengan permintaan, selanjutnya dilakukan penimbangan bahan baku oleh staf atau operator penimbangan central sesuai dengan formula yang ditetapkan, selanjutnya dilakukan sterilisasi bahan baku kemudian
mencampurkan semua bahan dengan menggunakan metode sterilisasi dilakukan pada ruangan white area (ruang pencampuran d grade C). Dalam prosesnya tim bagian QC akan melakukan evaluasi IPC (In Process Control) meliputi pemeriksaan (uji
organoleptik, uji pH, uji Sterilisasi, viskositas, kejernihan, keseragaman kandungan obat, stabilitas, studi difusi in vitro dan kekuatan bioadhesi.) Pengemasan Produk jadi (proses pengemasan sekunder dilakukan langsung dengan dus), Penyimpanan (produk
sediaan obat tetes hidung disimpan dalam wadah “tamper-evident” pada suhu 15-25℃). Distribusi (distributor akan mengirimkan order ke bagian marketing, kemudian marketing akan memasukkan data pesanan dari distributor (placement order), setelah itu
akan dikeluarkan packing list-nya). Kemudian disiapkan oleh staf gudang produk jadi sesuai dengan delivery order untuk selanjutnya dikirim ke distributor.
5. Formulasi 3 sediaan obat tetes hidung yang dibuat dengan metode pembuatan secara Sterilisasi. Dari evalusai dispersi koloid ondansetron hidrokrorida dan polimer β-CD dengan rasio 1:4. Formulasi mengandung 0,02% benzalkonium klorida sebagai pengawet,
0,02% disodium EDTA sebagai antioksidan, Natrium klorida 0,9 % digunakan untuk menjaga tonisitas, 1,36% campuran potassium dihydrogen phosphate (PDP) dan 3,58% disodium hydrogen phosphate (DHP) digunakan sebagai buffer untuk menjaga pH dan
kestabilan. PEG 2,9 % dan PVP 4,8 % (pelarut/pelumas) dan Aqua p.i ad 100 ml sebagai pelarut. Karakteristik F3 pola pelepasan obat cepat yaitu selama 10-15 menit, tidak ada perubahan warna, ukuran, bentuk, tekstur dan jernih memiliki pH 5,5-6,5, nilai pKa
Ondansetron adalah 7,4. Viskositas (3-6 cps), formulasi steril bebas partikulat.
SARAN
1. Dalam pembuatan sediaan obat tetes hidung yang baik harus lebih memperhatikan proses sterilisasi agar
mutu obat tetap terjaga dan tujuan dari penggunaan obat tercapai.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam pengembangan formulasi, baik dengan bahan yang
beragam atau berbeda maupun konsentrasi yang berbeda serta dilakukan evaluasi yang lebih lengkap.
3. Untuk pengadaan barang harus memperhatikan kualitas dari bahan baku. Karena mutu obat yang akan
diproduksi sangat dipengaruhi dari bahan baku yang akan digunakan.