Disusun Oleh:
Kelompok 2
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 3
B. Deskripsi Bahan............................................................................................ 4
BAB III.................................................................................................................... 8
METODE PRAKTIKUM........................................................................................8
B. Formulasi.......................................................................................................8
C. Cara Kerja..................................................................................................... 9
BAB IV..................................................................................................................10
A. Hasil Pengamatan........................................................................................10
C. Pembahasan.................................................................................................11
BAB V................................................................................................................... 16
KESIMPULAN......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
JAWABAN PERTANYAAN................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Untuk penggunaan secara topikal pada mata, kloramfenikol
diabsorpsi melalui cairan mata. Berdasarkan penelitian, penggunaan
kloramfenikol pada penyakit mata yaitu katarak memberi hasil yang baik
namun hasil ini sangat dipengaruhi oleh dosis dan bagaimana cara
mengaplikasikan sediaan tersebut. Jalur ekskresi kloramfenikol utamanya
melalui urine. Perlu diingat untuk penggunaan secara oral, obat ini
mengalami inaktivasi di hati. Proses absorsi, metabolisme dan ekskresi
dari obat untuk setiap pasien, sangat bervariasi, khususnya pada anak dan
bayi. Resorpsinya dari usus cepat dan agak lengkap. Difusi kedalam
jaringan, rongga, dan cairan tubuh baik sekali, kecuali kedalam empedu.
Kadarnya dalam CCS tinggi sekali dibandingkan dengan antibiotika lain,
juga bila terdapat meningitis. Plasma-t1/2-nya rata-rata 3 jam. Didalam
hati, zat ini dirombak 90% menjadi glukoronida inaktif. Bayi yang baru
dilahirkan belum memiliki enzim perombakan secukupnya maka mudah
mengalami keracunan dengan akibat fatal. Ekskresinya melalui ginjal,
terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih kurang 10 % secara utuh
(Tjay dan Rahardja, 2008).
B. Deskripsi Bahan
1. Kloramfenikol
Pemerian
4
pH
Senyawa ini termasuk antibiotika yang paling stabil. Larut dalam air pada
pH 6 menunjukkan kecenderungan terurai yang paling rendah. Dalam
basa akan terjadi penyabunan ikatan amida dengan cepat (Schunack dkk,
1990). Kloramfenikol adalah salah satu antibiotic yang secara kimiawi
diketahui paling stabil dalam segala pemakaian. Dia memiliki stabilitas
yang sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2 sampai 7, stabilitas
maksimumnya dicapai pada pH 6. Pada suhu 25℃ dan pH 6, memiliki
waktu paruh hampir 3 tahun (Connors, 1986).
Kelarutan
1 g larut dalam kira-kira 400 ml air sangat mudah larut alkohol, aseton,
butanol, propilen glikol, dan etil asetat; sukar larut dalam eter dan
kloroform; tidak larut dalam benzoate dan petroleum eter (Connors,
1986).
Penyimpanan
Cara sterilisasi
Khasiat
5
2. Asam borat
Asam borat merupakan salah satu bahan yang sering ditemukan di obat
tetes mata. Komponen utama asam borat adalah elemen boron. Asam
borat merupakan asam lemah dan memiliki khasiat antiseptic ringan.
Namun, beberapa preparat asam borat yang dapat menyebabkan iritasi
kulit dan beracun jika tertelan. Obat tetes mata yang mengandung asam
borat berfungsi untuk membersihkan, menyegarkan, dan meringankan
iritasi mata. Obat ini juga dapat membersihkan benda asing, polusi udara
atau air klorin dari mata.
Pemerian
Serbuk kristal putih, rasa agak pahit dan lama kelamaan rasa manis,
berbau lemah.
Kelarutan
Cara sterilisasi
pH
3,8 – 4,8
Khasiat
Pemerian
Menurut FI III, air untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling
kembali, disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C. Menurut FI IV, air
steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan
dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan
antimikroba atau bahan tambahan lainnya.
Khasiat
Diluents / bacteriostatic water for injection (up to 100% concentrate)
Sterilisasi
Sterilisasi A atau C. (FI IV hal 112)
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
a. Vial transparan
b. Oven
c. Autoklaf
d. Wadah
e. Timbangan
f. Erlenmeyer
g. Corong
h. Glass beker
i. Glass ukur
j. Kertas saring
k. Spuit injeksi
2. Bahan
a. Kloramfenikol
b. Asam borat
c. Na tetraborat
d. Phenil mercuri nitrat
e. Aqua pro injeksi
B. Formulasi
R/ Kloramfenikol 50 mg
Na Tetraborat 30 mg
8
C. Cara Kerja
Dicek sampai ph = 7
o
Dilakukan sterilisasi dengan autoklaf dengan suhu 98-100 c selama 30
9
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan resep
10
Perhitungan tonisitas kloramfenikol dengan kelarutan NaCl
- Kloramfenikol : 0,05 g x 0,14% = 0,007 g
- Asam Borat : 0,15 g x 0,50% = 0,075 g
- Na Tetraborat : 0,03 g x 0,42% = 0,0126 g
- Metil Paraben : 0,0002 x 0,18% = 0,000036 g
Yang artinya larutan yang sudah dibuat sudah isotonis dengan nilai
tonisitas 0,9% NaCl. Sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan
kekurangan NaCl karena sudah isotonis.
C. Pembahasan
Pada praktikum ini kami membuat sediaan “Tetes Mata
Kloramfenikol” yang bertujuan mahasiswa diharapkan dapat memahami
cara memformulasi sediaan tetes mata Kloramfenikol, mengetahui faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pembawa, serta aksi
teraupetik dari bahan aktif. Suatu sediaan tetes mata harus pirogen dan
steril karena mata merupakan organ yang sangat sensitive, jika suatu
sediaan obat tidak steril dan mengandung pirogen maka akan
menyebabkan rasa sakit dan membuat sakit pada tubuh (bukannya
menyembuhkan malah menambah rasa sakit).
Pertama-tama dalam pembuatan obat tetes mata terlebih dahulu
alat-alat yang akan digunakan disterilkan terkecuali bahan karena dalam
hal ini tidak tahan pemanasan dan zat aktif bisa di anggap (dispensasi)
steril. Pada pembuatan obat tetes mata dengan metode sterilisasi aseptis
kemungkinan sediaan terkontaminasi dengan mokroorganisme harus
diperkecil untuk menjaga agar sediaan yang dihasilkan nantinya tetap
dalam keadaan steril. Semua larutan untuk mata harus dibuat steril dan bila
mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin
sterilitas selama pemakaian.
11
Adapun zat aktif yang digunakan untuk obat tetes mata adalah
Kloramfenikol, pembuatan sediaan obat tetes Kloramfenikol dibuat dengan
menggunakan pelarut air. Pembawa air yang digunakan adalah aqua pro
injeksi. Semua alat-alat harus disterilisasikan agar mendapatkan larutan yang
steril, bebas partikel asing dan mikroorganisme. pH harus diperhatikan agar
tetap dalam rentang kestabilan bahan. Obat tetes mata tidak boleh
mengandung partikulat sehingga sebelum dimasukkan ke dalam botol obat
tetes mata, sediaan harus terlebih dahulu disaring, penyaringan dilakukan
untuk menghilangkan partikel atau endapan yang ada pada larutan.
Larutan yang telah disaring kemudian dimasukkan kedalam botol obat
tetes mata. Dalam memasukkan larutan kedalam botol tetes mata
menggunakan jarum suntik. Sedapat mungkin obat tetes mata yang dibuat
harus isotonis dengan cairan tubuh ataupun hipertonis dalam keadaan
tertentu.
Untuk uji sterilitas larutan tetes mata kloramfenikol dimasukam
kedalam tabung reaksi yang berisi media tioglikolat dengan menggunakan
spuit injeksi dilakukan didalam LAF. Kemudian diinkubasi selama 1x24
jam dengan suhu 37°C lalu di cek dan didapatkan hasil yang jernih dari
larutan tetes mata kloramfenikol yang berarti menandakan bahwa sediaan
tersebut steril. Untuk evaluasi sediaan yang dapat dilakukan setelah
sediaan obat tetes mata selesai dibuat adalah evaluasi penampilan sediaan
obat tetes mata yang dihasilkan diperoleh larutan bening. Dari evaluasi Uji
Organoleptis bertujuan untuk melihat bau serta warna dari sediaan yang
dibuat. Dari literatur seharusnya tetes mata memiliki warna bening dan
tidak berbau serta dapat menetes dari drop tetes mata. Berdasarkan hasil
dari uji organoleptis sediaan yang dibuat disimpulkan memenuhi
persyaratan dimana hasil yang kami dapatkan pada saat praktikum
pembuatan sediaan tetes mata kloramfenikol terlihat bening dan tidak
berbau serta dapat menetes. Sedangkan untuk Uji pH bertujuan untuk
mengetahui pH sediaan mata yang dibuat serta sediaan mata harus berada
dalam rentang kestabilan. Hasil yang kami dapatkan dari uji pH sediaan
tetes mata kloramfenikol memiliki pH 8. Dari literatur idealnya sediaan
mata sebaiknya memiliki pH yang ekuivalen dengan cairan mata yaitu 7,4.
12
Berdasarkan hasil dari uji pH sediaan yang kami buat dapat dikatakan
tidak ekuivalen karena memilki pH yang lebih dari 7,4 namun rentan pH
menurut beberapa literature (Gyorffy. DOP Cooper:192) yang dapat
ditoleransi adalah sekitar pH 6,3-8,4. Dan untuk Uji Kejernihan bertujuan
untuk mengetahui kejernihan sediaan tetes mata yang dibuat. Hasil yang
kami dapatkan dari uji kejernihan sediaan tetes mata kloramfenikol yang
dibuat terlihat jernih. Dari literatur suatu cairan mata dikatakan jernih jika
kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan. Berdasarkan
hasil dari uji kejernihan sediaan yang dibuat dapat dikatakan memenuhi
persyaratan karena memiliki kejernihan sama dengan air. Pada perhitungan
total nilai tonisitas larutan didapatkan bahwa larutan sudah isotonis dengan
nilai tonisitas 0,9% NaCl dan menurut literature mata dapat mentoleransi
tonisitas dalam range dari ekuivalen 0,5% sampai 1,6% NaCl tanpa
ketidaknyamanan yang besar. (SDF:358)
Pembuatan tetes mata pada dasarnya dilakukan pada kondisi kerja
aseptik dimana penggunaan air yang sempurna serta material wadah dan
penutup yang diproses dulu dengan anti bakterial menjadi sangat penting.
Wadah untuk larutan mata sebaiknya digunakan dalam unit kecil, tidak
pernah lebih besar dari 15 ml dan lebih disukai yang lebih kecil. Botol 7,5
ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk penggunaan larutan mata.
Penggunaan wadah kecil memperpendek waktu pengobatan akan dijaga
oleh pasien dan meminimalkan jumlah pemaparan kontaminasi. Botol
plastik untuk larutan mata juga dapat digunakan.
Pada umumnya untuk tetes mata dicantumkan pembatasan daya
tahannya yang secara internasional terletak antara 4-6 minggu setelah
pemakaian. Pembatasan waktu ini diperlukan, oleh karena bahan pengawet
sering mengalami kehilangan aktivitasnya pada tingkat kontaminasi
mikroorganisme yang tinggi (Voigt, 1994).
13
D. Rancangan Kemasan, Brosur daa Etiket
14
E. Brosur Obat
FENIKOLEYES
TETES MATA KLORAMFENIKOL
KOMPOSISI:
Kloramfenikol………….50 mg
Asam borat……………. 150 mg
Na tetraborat…………... 30 mg
Metil paraben………….. 200 ug
Aqua pro imjeksi ad 10 ml
Farmakologi
Kloramfenikol adalah antibiotik spektrim luas bersifat bakteriostatik
yang aktif terhadap organisme gram positif dan gram negatif baik
aerobik maupun anaerobik. Kolramfenikol berkerja dengan
menghambat sintetis protein mikroba.
Indikasi:
Untuk pengobatan infeksi pada mata
Efek Samping :
Gatal dan rasa terbakar, neuritis optik, anemia, aplastik.
Kontaindikasi :
Pada pasien dengan hipersensitifitas terhadap kloramfenikol.
No Reg : DR1245000
No Batch : 34561000
Mfg. Date : mei 2020
Exp. Date : Mei 2022
15
E. Etiket dan Label Obat
16
BAB V
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18
JAWABAN PERTANYAAN
Dilarutkan asam borat dalam aqua p.i sambal dipanakan, tapi jangan
sampai mendidih
19