Anda di halaman 1dari 125

REVIEW JURNAL

KOMPLEMENTER HERBAL
“HERBAL KUNYIT”

Disusun oleh :
1. Elvi Nisa’ul Muflichun (1130017048)
2. Nadia Ameliawati (1130017049)
3. Serli Mei Anggraini (1130017054)
4. Muhammad Ifan Irjiananto (1130017075)

FASILITATOR:
Nunik Purwanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
1. Rencana Project
a. Prnjelasan project herbal yang akan dikerjakan oleh kelompok
Banyaknya minat masyarakat kita terhadap olahan herbal membuat kita
terinspirasi untuk membuat olahan kunyit menjadi sebuah minuman yang bisa
dinikmati oleh bayak kalangan. Minuman kunyit memang sudah banyak terjual
dipasaran dan beberapa toko, akan tetapi produk kami ini beda dengan yang lain.
Tidak hanya menjual minuman kunyit saja, kami juga menjual jelly kunyit.
Diperuntukan kepada anak anak agar menyukai bahan herbal, karena terkadang
anak kecil terutama jaman sekarang tidak mengenal kunyit itu apa. Maka kami
akan memperkenalkannya melalui jelly kunyit ini. Jelly kunyit dan minuman
kunyit ini sangat banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan antara lain untuk
mengobati maag, meredakan nyeri haid, mengurangi mual dan masih banyak
lagi manfaatnya.

b. Pengolahan bahan herbal


Minuman sari kunyit asam
Bahan :
a. Kunyit 1 kg
b. Asam jawa 1/2 kg
c. Gula jawa 13 % (b/v)
d. Air bersih 2 L
Alat :
a. Pisau
b. Panci
c. Saringan
d. Wadah / cup gelas
e. Baskom
f. Sealer

1
Cara pembuatan :

a. Kunyit dicuci dengan air mengalir


b. Kunyit dikupas dan diiris, siapkan asam jawa
c. Kunyit, asam jawa dan gula merah direbus dengan air
d. Kunyit dan asam jawa yang tersisa disaring hingga diperoleh filtrate kunyit
asam
e. Filtrat kunyit asam dipanaskan hingga mendidih (kurang lebih 15-20 menit)
f. Setelah mendidih, segera dikemas ke dalam wadah bersih dan kering, lalu
siap dikemas
g. Sari kunyit asam yang telah dikemas dimasukkan ke dalam baskom berisi air
dingin untuk mencegah kerusakan oleh mikroorganisme.

Jelly drink Kunyit Asam

Bahan :

a. Sari Kunyit Asam 1


b. Karagenan atau bubuk agar 0,4 % (b/v)
c. Gula pasir 10 % (b/v)

Alat :

a. Pisau
b. Panci
c. Saringan
d. Wadah / cup gelas
e. Blender
f. Sealer
g. Baskom

Cara pembuatan :

2
a. Siapkan 1 L sari kunyit asam
b. Sari kunyit asam ditambah dengan 0,4% (b/v) karagenan atau bubuk agar-
agar, dan ditambahkan gula sebanyak 10% (b/v)
c. Jika Perlu dapat pula ditambahkan aroma, pewarna
d. Sari kunyit asam dan karagenan atau agar dipasteurisasi pada suhu 100 oC
selama 15-20 menit
e. Setelah mendidih, jelly drink siap dikemas ke dalam cup.

c. Penyimpanan bahan herbal


Pada semua kemasan dan cara simpan minuman menunjukkan bahwa minuman
dapat bertahan selama 8 minggu dengan suhu 5-7oC, karena dapat
memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh mikroba dan mencegah
pertumbuhan mikroba patogen. Menurut Dijen POM (1992) Standar mutu
makanan dan minuman layak dikonsumsi sampai minggu ke 8, produk masih
aman untuk dikonsumsi. Agar produk masa simpanannya dapat bertahan ebih
lama maka dapat dilakukan dengan metode pengemasan steril, dan kondisi
penyimpanan dengan suhu yang lebih rendah.
2. Ringkasan Jurnal
a. Jurnal 1

Judul Efektivitas Pemberian Rebusan Kunyit Asam


Terhadap Penurunan Dismenorea
Penulis Sri Rahma Suciani, Sri Utami dan Ari Pristiana Dewi
Populasi Sampel pada penelitian ini adalah 30 responden (15
kelompok eksperimen dan 15 kelompok kontrol) yang
mengalamai dismenorea di SMAN 9 Pekanbaru.
Intervensi Pemberian rebusan kunyit asam sesudah diberikan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Comparasi Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
rebusan kunyit asam terhadap penurunan dismenorea.
Outcomes Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
intensitas nyeri dismenorea pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pemberian

3
rebusan kunyit asam.
b. Jurnal 2

Judul Pemanfaatan Perasan Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Dan


Open Kinetic Chain Exercise Sebagai Alternative Anti Nyeri
Osteoarthritis.
Penulis Yusianti Silviani, dkk
Populasi Peserta pada kegiatan PKMD sebanyak 95% atau 57 orang
dari 60 undangan.
Intervensi Penyuluhan ini dilakukan dimulai dengan ceramah
penyuluhan mengenai manfaat kunyit, dan osteoarthritis,
kemudian dilanjutkan dengan demonstransi dan praktek
bersasma melakukan gerakan open kinetic chain exercise,
selanjutnya dilakukan demonstransi dan praktek bersama
pembuatan perasan kunyit. Pemanfaatan perasan kunyit
diajarkan bagaimana mendapatkan perasan kunyit dengan
tidak mengurangi kandungan nutrisi didalamnya.
Comparasi Masyarakat memanfaatkan kunyit dengan mengolahnya
menjadi perasan untuk meminimalkan pemakaian obat kimia
dalam meredakan nyeri, masyarakat dapat melakukan open
kinetic chain exercise di rumah sebagai pereda anti nyeri pada
osteoarthritis.
Outcomes Para peserta mengetahui manfaat tanaman kunyit dan cara
pembuatan perasan kunyit sebagai alternative anti nyeri
osteoarthritis.

c. Jurnal 3

Judul Pengaruh Parutan Kunyit Pada Penurunan Hipertensi Pada


Lansia Di Kelurahan Berkoh Kecamatan Purwokerto Selatan
Kabupaten Banyumas.
Penulis Refa teja muti
Populasi Subjek dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita

4
hipertensi berada di posyandu lansia berkoh yang berjumlah
75 lansia.
Intervensi Melakukan pengukuran tekanan darah awal sebelum diberikan
terapi seduhan kunyit. Perlakuan dilakukan dengan
memberikan seduhan kunyit pada pagi hari selama 6 hari.
Kemudian setelah pemberian terapi diukur kembali tekanan
darah efek terapi seduhan kunyit dengan menggunakan
spignomanometer air raksa dan stetoscope.
Comparasi Melihat ada perubahan tekanan darah setelah dilakukan terapi
seduhan kunyit selama 6 hari pemberian sehingga akan
terlihat perbedaan tekanan darah setelah dengan tekanan darah
sebelum dilakukannya terapi seduhan kunyit.
Outcomes Penggunaan seduhan parutan kunyit berpengaruh terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia yang mengalami
hipertensi.
d. Jurnal 4

Judul Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kunyit Terhadap Kejadian


Keputihan Pada Remaja Putri Di Dusun Cebongan Kidul
Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta.
Penulis Suci Ridho Wati
Populasi Semua remaja putri di Dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati
Sleman Yogyakarta dengan jumlah 41 orang.
Intervensi Pemberian air rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan
pada remaja putri di Dusun Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati
Sleman, Yogyakarta.
Comparasi Untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan kunyit
tehadap kejadian keputihan pada remaja putri di Dusun
Cebongan Kidul Tlogoadi ti Sleman Yogyakarta.
Outcomes Terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberian air
rebusan kunyit terhadap keputihan pada remaja putri di Dusun
Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta.
e. Jurnal 5

Judul Gambaran Berkumur-Kumur Ramuan Kunyit Untuk

5
Pengobatan Sakit Gigi Pada Masyarakat Dusun I Desa
Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang.
Penulis Novisyah nurul Rizki
Poulasi Populasi yang diteliti yaitu sebanyak 30 responden yang
mengalami sakit gigi pada masyarakat Dusun I Desa
Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang
Intervensi Berkumur dengan air rebusan ramuan kunyit selama 4 kali
dalam sehari.
Comparasi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
berkumur-kumur ramuan kunyit terhadap pengobatan sakit
gigi pada masyarakat.
Outcomes Sesudah berkumur-kumur air rebusan ramuan kunyit
sebanyak 4 kali dalam sehari terjadi penurunan responden
yang mengeluh sakit gigi sudah tidak sakit gigi lagi dan 10
responden masih mengeluh sakit gigi.

6
Lampiran Jurnal

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN KUNYIT


ASAM TERHADAP PENURUNAN DISMENOREA
Sri Rahma Suciani1, Sri Utami2, Ari Pristiana Dewi 3

Program
Studi
Ilmu
Keperaw
atan
Universit
as Riau

Email: srirahmasuciani@yahoo.com

Abstract

The aim of this research was to determine the effectiveness of tumeric and tamarind to relieve
dysmenorrhoea. The method was quasy experiment by giving tumeric and tamarind stew to the
experimental group. The research was conducted on SMAN 9 Pekanbaru, toward 30 respondent
which devided into two group. The first group was experimental group and the second group was
control group. The sampling used purposive sampling technique, the measurement was a numeric
rating scale to measure the intensity of pain. The analysis were univarite and bivariate analysis by
using t-dependent sample test and mann whitney. The result showed there was a significant
reduction of the intensity of pain to the experimental group after the group had taken the tumeric
and tamarind stew ( p < α 0,05). Its mean that the stew was efective to relieve dysmenorrhoea. Its
recomended to female student to apply the tumeric and tamarind stew as herbal medicine to
relieve the dysmenorrhoea.

Keywords: dysmenorrhoea, turmeric, tamarind

PENDAHULUAN proses reproduksi. Pada masa pubertas,


kadar hormon Luteinizing Hormone
Masa remaja adalah masa transisi (LH) dan Follicle Stimulating Hormone
antara masa anak-anak ke masa (FSH) akan meningkat, sehingga
dewasa. Remaja akan mengalami merangsang pembentukan hormon
pubertas. Pubertas merupakan masa seksual. Pada remaja putri, peningkatan
awal pematangan seksual, yakni suatu kadar hormon tersebut menyebabkan
periode dimana seorang anak pematangan payudara, ovarium, rahim,
mengalami perubahan fisik, hormonal, dan vagina serta dimulainya siklus
dan seksual serta mampu mengadakan menstruasi (Mansur, 2009).
Haid adalah proses pelepasan karena kontraksi otot-otot halus pada
dinding rahim (lapisan dalam rahim, sakit kepala, sakit perut,
endometrium) yang disertai dengan merasa lemas hingga nyeri yang luar
pendarahan yang terjadi secara biasa (Anurogo & Wulandari, 2011).
berulang setiap bulan, kecuali pada Nyeri yang berlebihan pada perut
saat terjadi kehamilan. Haid biasanya bagian bawah sering terjadi selama
diawali pada usia remaja 9-12 tahun. menstruasi disebut dismenorea.
Ada sebagian kecil yang mengalami Dismenorea adalah nyeri selama
lebih lambat dari itu, 13-15 tahun. menstruasi yang disebabkan adanya
Sejak saat itu, perempuan akan terus jumlah prostaglandin F2α yang
mengalami haid sepanjang hidupnya, berlebihan pada darah menstruasi,
setiap bulan hingga mencapai usia 45- yang merangsang hiperaktivitas uterus
55 tahun yang biasa disebut dan terjadinya kejang otot uterus
menopause. Masa rata-rata perempuan (Wilson & Price, 2006).
haid antara 3-8 hari dengan siklus rata- Dismenorea dibagi dua yaitu,
rata 28 hari. dismenorea primer dan dismenorea
Pada saat haid, sebagian sekunder. Dismenorea primer tidak
perempuan ada yang mengalami terdapatnya hubungan dengan
berbagai gangguan haid dari yang kelainan ginekologi, sedangkan
ringan, sedang sampai yang cukup dismenorea sekunder disebabkan oleh
berat. Misalnya ada sebagian yang kelainan ginekologi (Purwaningsih &
mengalami kram Fatmawati, 2010). Nyeri menstruasi
yang paling sering terjadi adalah nyeri
menstruasi primer, dimana nyeri
tersebut timbul sejak haid pertama dan
akan pulih sendiri dengan berjalannya
waktu. Nyeri menstruasi ini normal,
namun dapat berlebihan bila
dipengaruhi oleh faktor psikis dan
fisik, seperti stres, shock, penyempitan
pembuluh darah, penyakit yang
menahun, kurang darah dan kondisi
tubuh yang menurun (Lie, 2004).
Angka kejadian nyeri menstruasi
di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan di setiap negara
mengalaminya (Lie, 2004). Di
Amerika Serikat, prevalensi
dismenorea diperkirakan 45-90%.
Puncak insiden dismenorea primer
terjadi pada akhir masa remaja dan di
awal
usia 20-an (Anurogo & Wulandari, Penelitian di Swedia, 80% remaja usia
2011). Di Indonesia diperkirakan 55% 19-21 tahun mengalami dismenorea,
perempuan usia produktif tersiksa 15% membatasi aktifitas harian mereka
nyeri selama haid (Lie, 2004). ketika haid dan membutuhkan obat-

2
obatan untuk mengurangi dismenorea, asam. Rebusan kunyit asam ini
8-10% tidak mengikuti atau masuk memiliki banyak manfaat bagi
sekolah (Desfietni, 2012). kesehatan dan biasanya sering
Segolongan perempuan yang digunakan dalam berbagai obat
mengalami dismenorea primer tradisional. Rebusan kunyit asam
mengatasi serta menyembuhkan nyeri mempunyai aktivitas antioksidan karena
haid tersebut dengan mengkonsumsi mengandung senyawa fenolik. Juga
obat-obatan secara berkala. Namun bermanfaat sebagai analgetika, anti-
sifat obat-obatan tersebut hanya inflamasi, antioksidan, antimikroba,
menghilangkan rasa nyeri, maka serta pembersih darah. Begitu juga asam
penderita akan mengalami jawa yang mengandung flavonoid
ketergantungan obat dalam jangka berfungsi sebagai obat penghilang rasa
panjang. Apabila dikonsumsi terus nyeri dan peluruh
menerus akan menimbulkan dampak
negatif bagi kesehatan. Penggunaan
obat farmakologis menimbulkan efek
samping seperti gangguan pada
lambung, anemia, dan yang lebih
parah adalah dampak mental
psikologis yang membuat penderitanya
tersugesti dan tidak bisa melepaskan
diri dari obat-obatan. Mereka merasa
bahwa untuk tidak mengalami nyeri
haid maka harus minum obat
(Anurogo & Wulandari, 2011). Selain
dengan obat-obatan, rasa nyeri juga
bisa dikurangi dengan istirahat yang
cukup, olahraga yang teratur,
pemijatan dan kompres hangat. Selain
itu nyeri haid juga bisa diobati dengan
menggunakan tumbuhan herbal antara
lain tapak liman, temu putih, kunyit
dan sidaguri (Leli, Rahmawati & Atik,
2011). Data menurut IOT (lndustri
Obat Tradisional) dan IKOT (lndustri
Kecil Obat Tradisional) dari 4.l87
terdapat 40% masyarakat
memanfaatkan kunyit sebagai
pengobatan dan 10% masyarakat
mengkonsumsi kunyit untuk
mengurangi nyeri waktu haid
(Ningharmanto, 2008 dalam Leli,
Rahmawati & Atik, 2011).
Kunyit asam diolah dengan bahan
utama kunyit dan asam. Salah satunya
dapat diolah menjadi rebusan kunyit

3
keringat. (Sina, 2012). Rebusan kunyit terhadap tingkat nyeri
kunyit asam merupakan minuman dismenore primer pada remaja putri di
yang sangat berkhasiat untuk SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara
mengurangi rasa sakit saat haid Kabupaten Agam”, didapatkan hasil
(nyeri haid) (Winarto, 2004). sebelum diberikan minuman kunyit
Penelitian Anindita (2010), lebih dari separuh 17 orang siswi
dengan judul “pengaruh kebiasaan mengalami tingkat nyeri dismenore
mengkonsumsi minuman kunyit berat dan setelah diberikan minuman
asam terhadap keluhan dismenorea kunyit lebih dari separuh 17 orang
primer pada remaja putri di (100 %) siswi mengalami tingkat nyeri
Kotamadya Surakarta”, didapatkan dismenore sedang. Hal ini
hasil bahwa terdapat pengaruh menunjukkan terdapat pengaruh
kebiasaan mengkonsumsi minuman minuman kunyit terhadap tingkat
kunyit asam terhadap keluhan nyeri dismenore primer pada remaja
dismenorea, yang dimana remaja putri di SMAN 1 Tanjung Mutiara
putri yang mempunyai kebiasaan Kabupaten Agam.
mengkonsumsi minuman kunyit Berdasarkan hasil studi
asam tersebut tidak merasakan gejala pendahuluan yang dilakukan peneliti
dismenorea lagi pada saat dengan metode wawancara terhadap 8
menstruasi. siswi SMA 9 Pekanbaru, sebanyak
Hal ini didukung oleh penelitian 100% siswi telah mengalami
Leli, Rahmawati & Atik (2011) menstruasi dan selalu mengalami
dengan judul “pengaruh kunyit asam dismenorea (nyeri haid). Sebanyak 5
terhadap penanganan nyeri haid pada dari 8 siswi menyatakan pada saat
siswi kelas XI SMA Negeri 1
Sugihwaras”, didapatkan hasil dari
30 responden yang mengkonsumsi
kunyit asam terdapat lebih dari
sebagian responden mengalami nyeri
haid ringan sebanyak 19 responden
dan dari 30 responden yang tidak
mengkonsumsi kunyit asam terdapat
lebih dari sebagian responden
mengalami nyeri haid sedang
sebanyak 17 responden. Hal ini
menuniukkan siswi yang
mengkonsumsi kunyit asam
cenderung mengalami nyeri haid
derajat skala ringan. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan Ha diterima yang
berarti ada pengaruh kunyit asam
terhadap penanganan dysmenore
pada siswi kelas XI SMA Negeri I
Sugihwaras.
Penelitian Marlina (2012)
dengan judul “pengaruh minuman

4
dismenore pergi ke UKS untuk istirahat.
Sebanyak 4 dari 8 siswi menyatakan dengan Tabel 1
memberikan minyak kayu putih lalu istirahat rasa Karakteristik responden berdasarkan umur dan
nyeri tersebut hilang, seorang siswi suku
mengkonsumsi obat seperti asam mefenamat dan
feminax, dan Karakteristik Kelompok
selebihnya hanya Kelompok
Jumlah
mendiamkan saja
sampai rasa nyerinya eksperime
berkurang. Siswi- ko
siswi tersebut juga n (n=15)
mengatakan jika nyeri (n
yang dirasakan tidak
tertahankan mereka
izin pulang ke
rumah.Berdasarkan
keterangan guru di
UKS, beliau
menyatakan bahwa
rata-rata murid yang
datang ke UKS adalah
siswi dengan keluhan
dismenorea. UKS
menyediakan minyak
kayu
N % N % n % sedangkan menurut
Umur Berdasarkan tabel karakteristik suku
responden:
5 33,3 7 46,7 12 40,0
1 dapat dilihat sebagian besar suku
15 tahun
16 tahun 8 53,3 7 46,7 15 50,0 bahwa dari Melayu yaitu 53,3%
17 tahun 2 13,3 1 6,7 3 10,0 30 orang remaja pada kelompok
putih, juga obat seperti feminax dan mefinal putri yang diteliti, eksperimen dan pada
distribusi remaja kelompok kontrol
untuk siswi yang Total 15 100,0 putri menurut terbanyak suku
dismenorea. 15 100,0 karakteristik umur Melayu yaitu 40%.
30 100,0
Kompres air hangat sebagian besar
juga pernah Suku : berusia 16 tahun Tabel 2
diberikan yaitu 53,3% pada Rata-rata Intensitas
Melayu 8 53,3
tidakhasilnya. Beliau juga menyatakan
kelihatan kelompok
Minang 0 0,0 5 nyeri
33,3 5 dismenorea
16,7
6 40,0
bahwa terlalu
jika sakit (nyeri) yang dirasakan siswi eksperimen
Batak 4 dan
26,7 1 sebelum
6,7 5 diberikan
16,7
14 46,7
tidak berkurang lebih dari 30 menit maka siswi pada
Jawa kelompok
3 20,0 3 intervensi
20,0 6 20,0 pada
kontrol terbanyak kelompok
46,7% berusia 15 eksperimen dan
tahun dan 16 tahun, kelompok kontrol
dianjurkan izin pulang ke rumah untuk istirahat. gambaran tentang Intensit Mean SD
Total
distribusi karakteristik as Min
15
responden seperti nyeri Max
umur dan suku. sebelu
100,0 Analisa bivariat m
menggunakan uji diberik
15 parametrik yaitu t- an
dependent rebusa
100,0 n
kunyit
30 asam

100,0 dan mann whitney. Eksperimen

TUJUAN kelompok eksperimen 6,00


PENELITIAN dan kontrol. Sampel HASIL
Tujuan penelitian ini adalah PENELITIAN 1,134 4 8
penelitian adalah 30 responden (15 Adapun hasil yang
untuk mengetahui kelompok eksperimen diperoleh adalah Kontrol
efektivitas pemberian dan 15 kelompok sebagai berikut:
rebusan kunyit asam kontrol) yang 5,13
terhadap penurunan mengalami A. Analisa Univariat
0,834 4 6
dismenorea. dismenorea di SMAN Analisa
9 Pekanbaru. univariat
METODE Pengambilan sampel digunakan untuk Berdasarkan
PENELITIAN menggunakan mendapatkan data tabel 2 dapat dilihat
Penelitian ini purposive sampling. mengenai nilai rata- rata
menggunakan desain Analisa uji statistik karakteristik intensitas nyeri
penelitian quasy melalui dua tahapan responden, dismenorea
eksperiment dengan yaitu dengan meliputi umur dan responden sebelum
rancangan penelitian menggunakan analisa suku. diberikan intervensi
Non-Equivalent univariat dan bivariat. rebusan kunyit asam
Control Group yang Analisa univariat yaitu 6,00 pada
melibatkan dua untuk mendapatkan kelompok
kelompok, yaitu eksperimen dan 5,13
pada kelompok deviasi pada pada kelompok S 5,13 0,46
0,834
kontrol. Standar eksperimen yaitu e
0,131 15
kelompok 1,033 dan 0,816 b
dismenorea sebelum e
eksperimen yaitu pada kelompok
diberikan rebusan l
1,134 dan 0,834 pada kontrol.
kunyit asam pada u 4,67 0,81
kelompok kontrol. kelompok m
B.
eksperimen adalah
Tabel 3 A
6,00 dengan standar i
Rata-rata intensitas n
deviasi 1,134 dan n
nyeri dismenorea a
3,73 sesudah t
sesudah diberikan l
diberikan rebusan e
intervensi pada i
kunyit asam dengan r
kelompok s
standar deviasi v
eksperimen a
1,033. Perbedaan e
dan kelompok nilai mean pretest n
B s
kontrol dan postest pada
i i
kelompok
v
eksperimen adalah
a S
sebesar 2,27. Hasil e
r
analisa diperoleh p s
i
( 0,000) < α u
a
Intens Mean (0,05), maka dapat d
t
itas disimpulkan ada a
nyeri SD perbedaan h
sesud yang signifikan T
ah Min antara mean a
intensitas nyeri i
diberi b
n
kan Max e t
rebusan kunyit asam l
dismenorea sebelum e
Eksperimen 3,73 dan sesudah r
4 v
Kontrol 4,67 diberikan rebusan
kunyit asam pada e
n
kelompok
s
eksperimen.
i
Berdasarkan
tabel 3 dapat dilihat Tabel 6 Homogenitas ik
nilai rata- rata Intensitas nyeri krakteristik responden
intensitas dismenorea pada
nyeri kelompok kontrol Kara
v
dismenorea sebelum dan
sesudah tanpa k
sesudah al
pemberian rebusan
t
kunyit asam u
diberikan intervensi Variabel SD P e
rebusan kunyit N e
Mean
asam yaitu r
U
3,73 pada kelompok i
eksperimen dan 4,67 m
pada perbedaan s
u
kelompok kontrol. S tandar deviasi t
r Berdasarkan tabel Se kontrol
6 diatas, dari hasil 3,73
su
uji
statistik didapatkan
da
1,03 Tabel 7 diatas,
0
nilai rata-rata
h
3 memperlihatkan
intensitas nyeri
int rata-rata intensitas
,
dismenorea sebelum
erv nyeri dismenorea
en sesudah pemberian
9 diberikan rebusan si
kunyit asam pada
Berdasarkan tabel rebusan kunyit asam
9 kelompok kontrol
5 diatas, dari hasil uji pada kelompok
adalah 5,13 dengan
9 statistik didapatkan eksperimen adalah 3,73
standar deviasi
nilai rata-rata dengan standar deviasi
0,834 dan 4,67
intensitas nyeri 1,033 dan
Suku sesudah tanpa
pemberian rebusan 4,67 pada kelompok tahun sebanyak 15
kontrol tanpa orang responden
kunyit asam dengan pemberian rebusan (50,0%). Sesuai
Berdasarkan standar deviasi kunyit asam dengan dengan penelitian
tabel 4 dapat dilihat 0,816. Perbedaan standar deviasi 0,816. Novia (2008), yang
bahwa semua nilai mean pretest Hasil analisa berjudul faktor
karakteristik remaja dan postest pada diperoleh p(0,017) < α resiko yang
putri (umur dan kelompok kontrol (0,05), maka dapat mempengaruhi
suku) baik antara adalah sebesar 0,46. disimpulkan ada kejadian
kelompok ekperimen Hasil analisa perbedaan yang dismenorea primer
dan kelompok diperoleh p (0,131) signifikan antara didapatkan hasil
kontrol adalah >α mean intensitas nyeri umur adalah salah
homogen dengan p (0,05), maka dapat dismenorea sesudah satu faktor resiko
(0,999 dan 0,925) > disimpulkan tidak pemberian rebusan yang mempengaruhi
α (0,05). ada perbedaan yang kunyit asam pada kejadian
signifikan antara kelompok eksperimen dismenorea dan
Tabel 5 mean intensitas dan mean intensitas pada usia remaja
Intensitas nyeri nyeri dismenorea nyeri dismenorea hingga usia dewasa
dismenorea pada sebelum dan sesudah tanpa pemberian awal adalah usia
kelompok diberikan rebusan rebusan kunyit asam yang paling sering
eksperimen sebelum kunyit asam pada pada kelompok mengalami
dan sesudah kelompok kontrol kontrol. dismenorea.
diberikan rebusan
Menurut Potter
kunyit asam Tabel 7 PEMBAHASAN dan Perry (2005),
Perbedaan salah satu faktor
intensitas nyeri 1. Karakteristik yang mempengaruhi
dismenorea pada respon terhadap
responden
kelompok nyeri adalah umur.
a. Umur
eksperimen dan Umur yang berbeda
Berdasarkan
kelompok kontrol akan mempengaruhi
penelitian yang
sesudah pemberian respon seseorang
telah dilakukan
rebusan kunyit terhadap nyeri.
pada siswi SMA
asam Anak-anak belum
Variabel Mean Mean SD P N Negeri 9
perbedaan Pekanbaru, bisa
Sebelum 6,00 2,27 1,134 0,000 15 didapatkan hasil mengungkapkan
intervensi bahwa usia nyeri, sedangkan
remajaputri orang dewasa akan
terbanyak berada memberitahukan
pada umur 16 nyeri jika sudah
patologis dan sesudah penanganan nyeri
mengalami 2. Gambaran pemberian haid pada siswi
kerusakan intensitas nyeri rebusan kunyit kelas XI SMA
fungsidan pada dismenorea asam (postest) Negeri 1
lansia cenderung sebelum dan pada kelompok Sugihwaras,
memendam nyeri sesudah eksperimen didapatkan hasil
karena pemberian sedangkan pada siswi yang
menganggap nyeri rebusan kunyit kelompok kontrol mengkonsumsi
adalah hal asam pada terjadi penurunan kunyit asam
alamiah. kelompok rata-rata cenderung
b. Suku eksperimen dan intensitas nyeri mengalami nyeri
Berdasarkan kelompok dismenorea haid derajat skala
hasil penelitian kontrol (postest) yang ringan, karena
remaja putri Berdasarkan tidak signifikan kunyit asam
berasal dari penelitian yang tanpa pemberian bermanfaat
berbagai suku, telah dilakukan rebusan kunyit sebagai analgetik
seperti Melayu, di SMA Negeri 9 asam. Rata- rata yang dapat
Minang, Jawa dan Pekanbaru intensitas nyeri mengurangi nyeri
Batak. Suku didapatkan hasil dismenorea pada haid.
terbanyak remaja rata-rata kelompok
putrid adalah suku intensitas nyeri eksperimen 3. Efektivitas
Melayu sebanyak dismenorea mengalami pemberian
14 orang sebelum penurunan rebusan kunyit
responden pemberian sebanyak 2,27 asam terhadap
(46,7%). Hal ini rebusan kunyit poin. Sedangkan penurunan
sesuai dengan asam yaitu 6,00 rata-rata dismenorea
teori Perry dan pada kelompok intensitas nyeri Berdasarkan
Potter (2005) yang eksperimen dan dismenorea pada penelitian yang
menyebutkan 5,13 pada kelompok kontrol telah dilakukan di
bahwa latar kelompok mengalami SMA Negeri 9
belakang budaya kontrol. penurunan Pekanbaru, maka
mempengaruhi Sedangkan rata- sebanyak 0,46 didapatkan hasil
keyakinan, nilai, rata intensitas poin. Rata-rata uji statistik
dan kebiasaan nyeri dismenorea intensitas nyeri dengan
individu. Budaya sesudah pada kedua menggunakan uji
mempengaruhi pemberian kelompok independent
cara rebusan kunyit mengalami sample t test
melaksanakan asam yaitu 3,73 penurunan, hal diperoleh p
kesehatan pribadi. pada kelompok ini terjadi karena (0,010) < α (0,05).
Setiap orang eksperimen dan nyeri yang Hal ini berarti
mempunyai 4,67 pada dirasakan terdapat
respon yang kelompok responden perbedaan yang
berbeda terhadap kontrol. bersifat hilang- signifikan antara
nyeri yang Berdasarkan timbul. Hal ini mean intensitas
dialaminya, sesuai hasil tersebut sesuai dengan nyeri dismenorea
dengan suku dan dapat penelitian Leli, pada kelompok
kultur dimana ia disimpulkan Rahmawati dan eksperimen dan
berasal, karena bahwa terjadi Atik (2011) kelompok control
kulturakan penurunan rata- tentang pengaruh setelah pemberian
mengajarkan rata intensitas kunyit asam rebusan kunyit
orang tersebut nyeri dismenorea terhadap asam
merespon nyeri.
sehingga dapat dapat ditarik bermanfaat sebagai dicampur dengan
disimpulkan bahwa kesimpulan Ha analgetik yang asam dapat
pemberian rebusan diterima yang berarti dapat mengurangi mengurangi skala
kunyit asam dapat ada pengaruh kunyit nyeri haid. nyeri dismenore
menurunkan asam terhadap Kunyit selama rata-rata
intensitas nyeri penanganan mengandung 15 menit setelah
dismenorea. dysmenore pada kurkuminoid yang perlakuan
Berdasarkan siswi kelas XI SMA merupakan salah diberikan
hasil uji statistik Negeri I Sugihwaras. satu jenis (Marlina, 2012).
dengan Hal ini juga antioksidan dan Sifat anti oksidan
menggunakan uji t diperkuat oleh berkhasiat antara buah asam dapat
dependen penelitian Anindita lain sebagai ditingkatkan
diperoleh p value (2010), dengan judul bakteriostatik, apabila
(0,000) < α (0,05). pengaruh kebiasaan spasmolitik, dipadukan
Hal ini berarti ada mengkonsumsi antihepatotoksik, dengan bahan
pengaruh yang minuman kunyit dan anti- inflamasi. rempah lainnya
signifikan antara asam terhadap Asam adalah buah seperti salah
mean intensitas keluhan dismenorea yang memiliki satunya kunyit.
nyeri dismenorea primer pada remaja kadar antioksidan Asam berfungsi
pada kelompok putri di Kotamadya tinggi dan akan untuk
eksperimen Surakarta, didapatkan bertambah kadara melancarkan
sebelum dan hasil perhitungan ntioksidannya peredaran darah
sesudah pemberian dengan metode Chi apabila dipadukan sehingga dapat
rebusan kunyit Square diperoleh X2 dengan rempah lain. mencegah
asam sehingga hitung 25,4524 Penelitian terjadinya
dapat ditarik sedangkan X2 tabel menunjukan bahwa kontriksi
kesimpulan bahwa dengan derajat pada pemberian pembuluh darah
pemberian rebusan kebebasan diantara minuman kunyit ketika dismenore
kunyit asam efektif signifikansi (α) yang (Astawan, 2009).
dalam menurunkan adalah 0,05 adalah Beberapa
intensitas nyeri 3,841. Jadi diperoleh penelitian
dismenorea. Hal X2 hitung lebih besar membuktikan
ini sesesuai dengan dari pada X2 tabel. bahwa ekstrak
penelitian Leli, Dengan demikian kunyit mampu
Rahmawati dan hipotesis nihil (Ho) menurunkan
Atik (2011) ditolak dan hipotesis jumlah bakteri di
tentang pengaruh kerja (H1) diterima usus yang
kunyit asam pada taraf berkoloni
terhadap signifikansi 5% atau (Escherichia
penanganan nyeri sebesar 0,05. Berarti coli). Di antara
haid pada siswi terdapat pengaruh tanaman keluarga
kelas XI SMA kebiasaan zingiberaceae,
Negeri 1 mengkonsumsi kunyit terbukti
Sugihwaras, minuman kunyit mengandung
didapatkan hasil asam terhadap kurkumin (zat
siswi yang keluhan dismenorea warna kuning)
mengkonsumsi primer pada remaja paling tinggi dan
kunyit asam putri di Kotamadya memiliki
cenderung Surakarta. Dikatakan kemampuan
mengalami nyeri sesuai dengan hasil farmakologis
haid derajat skala penelitian karena, sebagai
ringan. Sehingga kunyit asam
antibakteri, Kunyit asam eksperimen sebesar 2,27 dan
antiradang, tersebut menurunkan berdasarkan hasil uji
antioksidan, memiliki intensitas nyeri t dependen
antikanker, kandungan dismenorea menunjukkan
anti-HIV dan seperti dengan selisih signifikansi dengan
anti-parasit kurkuminoid, nilai rata-rata nilai p ( 0,000)
(Utami, atsiri, flavonoid intensitas nyeri
2012). Data dan lainnya
menurut IOT yang
(lndustri Obat bermanfaat
Tradisional) sebagai
dan IKOT analgetik
(lndustri Kecil (pengilang rasa
Obat nyeri), anti-
Tradisional) inflamasi dan
dari 4.l87 sebagainya,
terdapat 40% sehingga nyeri
masyarakat yang dirasakan
memanfaatka pada saat
n kunyit menstruasi dapat
sebagai berkurang
pengobatan dengan
dan 10% mengkonsumsi
masyarakat rebusan kunyit
mengkonsums asam secara
i kunyit untuk rutin. Dengan
mengurangi demikian pada
nyeri waktu penelitian ini
haid dapat
(Ningharmant disimpulkan
o, 2008 dalam bahwa
Leli, pemberian
Rahmawati & rebusan kunyit
Atik, 2011). asam dapat
Mengkon menurunkan
sumsi rebusan intensitas nyeri
kunyit asam dismenorea.
dapat
menurunkan SIMPULAN
intensitas Hasil
nyeri penelitian
dismenorea. menunjukkan
Rebusan bahwa karakteristik
kunyit asam responden paling
mempunyai banyak berusia 16
aktivitas tahun (50,0%),
antioksi dan suku Melayu
karena (46,7%).
mengandung Pemberian rebusan
senyawa kunyit asam pada
fenolik. kelompok
Universitas Riau fakultas keperawatan Danny. (2006).
3
Ari Pristiana Dewi: kedokteran maternitas. At a glance
Dosen Departemen universitas Edisi 4. Jakarta: sistem
Keperawatan sebelas maret EGC reproduksi, Edisi
komunitas Program srakarta.
Studi Ilmu 2. Jakarta:
Diperoleh Burn, N., & Grove, S.
Keperawatan Erlangga.
tanggal 4 Mei K. (2005). The
Universitas Riau 2013 dari practice of Hidayat, A. (2006).
core.kmi.open.a nursing Pengantar
c.uk/download/
DAFTAR research: kebutuhan
pdf/12345121
PUSTAKA conduct, dasar manusia.
Anindita, A.Y. (2010). critique, and Jakarta:
.pdf
Pengaruh Anurogo, D & utilization. Salemba
kebiasaan Wulandari, A. Missouri: Medika.
mengkonsumsi (2011). Cara Elsevier
Hidayat, A. (2007).
minuman kunyit jitu mengatasi Saunders.
Riset
asam terhadap nyeri haid. Desfietni, V. (2012). keperawatan
keluhan Yogyakarta: Efektifitas dan teknik
dismenorea Penerbit Andi. kombinasi penulisan ilmiah.
primer pada
Ardinata, D. (2007). pemberian Jakarta: Salemba
remaja putri di
kotamadya Multidimension teknik nafas Medika.
al nyeri. dalam dan
surakarta. Ismawan, B. (2012).
Diperoleh terapi music
tanggal 1 Herbal indonesia
instrumental
Februari 2014 berkhasiat bukti
terhadap
dari ilmiah & cara
http://repository penurunan
racik. Vol. 11.
.usu.ac.id intensitas nyeri
Depok: Trubus
Astawan, M. (2009). (dismenorea)
Swadaya.
Sehat dengan pada remaja
hidangan putri di SMPN 4
kacang dan biji- Kuantan Hilir. Lalage, Z. (2013).
bijian. Bogor: Tidak Khasiat selangit
Penebar dipublikasikan: 101 buah & sayur.
Swadaya. Skripsi PSIK Jogonalan Klaten:
Sekolah Tinggi Galmas Publisher.
Bardan, S.N. (2007).
Ilmu Kesehatan Leli, Rahmawati &
Tanaman berkhasiat
Hang Tuah Atik. (2011).
obat.
Pekanbaru. Pengaruh kunyit
Jakarta: Sunda asam terhadap
Hastono, S. P. (2007). penanganan
Kelapa Pustaka.
Bobak, I. M., Analisis data nyeri haid pada
Lowdermilk, D. kesehatan. siswi kelas xi
L., & Jense, M. sma negeri i
Jakarta: FKM UI. sugihwaras.
D. (2004). Buku Heffner, J. Linda., & Diperoleh
ajar Schust, J.
tanggal 2

Juli

2013

dari
http://journalak
es.files.com/20
12/06/jurnal-
akes-
rajekwesi-vol-
4.pdf
Lie, S. (2004). Terapi
vegetarian
untuk penyakit
kewanitaan.
Jakarta:
Prestasi
Pustakaraya.
Mansjoer et al. (2008). Kapita selekta kedokteran
Jakarta: Media Aesculapius.
Mansur, H. (2009). Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Marlina, E. (2012). Pengaruh minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer
pada remaja putri di SMA N 1 Tanjung Mutiara Kab. Agam. Diperoleh tanggal 9
Januari 2014 dari http://repository.unand.ac.id/17914/
Mitayani. (2009). Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Mursito, B. (2007). Ramuan tradisional untuk gangguan ginjal. Jakarta: Penebar Swadaya.
Muttaqin, A. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novia, I. (2008). Faktor resiko yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer. Diperoleh
tanggal 22 Januari 2014 dari http://journal.lib.unair.ac.id
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental keperawatan, Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Potter, P. A & Perry, A. G. (2006). Buku ajar fundamental; konsep, proses dan praktik. Vol.
2 alih bahasa. Editor Monica Ester dkk. Jakarta: EGC.

PSIK-UR. (2013). Pedoman penulisan skripsi dan penelitian.


Purwaningsih, W. & Fatmawati, S. (2010). Asuhan keperawatan maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rumah Jamu. (2013). Kenali kunyit dan khasiatnya. Diperoleh tanggal 4 November 2013
dari http://rumahjamu.com/4-sm-sari- kunyit.html
Santosa, D. & Gunawan,D. (2000). Ramuan tradisional untuk penyakit kulit. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Setiadi. (2007). Konsep & penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sina, M. Yusuf. (2012). Khasiat super minuman alami tradisional beras kencur & kunyit
asam menyehatkan dan menyegarkan tubuh tanpa efek samping. Yogyakarta:Diandra
Pustaka Indonesia.
Sinclair, C. (2009). Buku saku kebidanan. jakarta: EGC.
Smeltzer et al. (2010). Textbook of medical surgical nursing. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
Suharmiati & Handayani, L. (2006). Cara benar meracik obat tradisional. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Suriana, N. & Shobariani, I. (2013). Ensiklopedia tanaman obat. Malang: Rumah Ide.
Utami, P. (2012). Antibiotik alami untuk mengatasi aneka penyakit. Jakarta Selatan:
AgroMedia Pustaka.
Walsh, L. (2007). Buku ajar kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.
Wijoyo, P.M. (2009). 15 Ramuan penyembuh maag. Jakarta: Bee Media.
Wilson, L. M. & Price, S.A. (2006). Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Winarto, W. P. (2004). Khasiat & manfaat kunyit.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Yasril, K. H. S. (2009). Teknik sampling untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
PEMANFAATAN PERASAN KUNYIT ( Curcuma domestica Val.) DAN OPEN
KINETIC CHAIN EXERCISE SEBAGAI ALTERNATIF ANTINYERI OSTEOARTHRITIS

Yusianti Silviani1, Sevy Astriana2, Abdullah Burhan Yuniarta3, Afita Indah Puspitasari4, Alifa
Purwahari Putri5, Dyah Ayu Novita Sari6, Farmasiriana Deli Tantias7, Julita Niassinta8, Karisma
PuriMahaliya9, Nur Mutianingsih10, Rizky Fadzillah Sungkar11, Yordha Maharani Wahono Putri12,

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional
1)
yusianti.silviani@gmail.com2)sasysyifa@gmail.com3)burhanjokam240@gmail.com,
4)
afitaindah04@gmail.com5)alifapurwahari@gmail.com6)dyahayu.da475@gmail.com
7)
Farmasiriana3@gmail.com8)litania19@gmail.com9)karismapuri@gmail.com
10)
nurmutia390@gmail.com 11)rizkysungkar3798@gmail.com12)yordha.rani@gmail.com

Doi : https://doi.org/10.30787/gemassika.v3i1.323
Received: December 2018 | Revised: April 2019 | Accepted: Mei
2019

ABSTRAK

Latar Belakang: Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Adalah obat tradisional


yang banyak digunakan masyarakat selama beberapa generasi sehingga dipercaya
berkhasiat dan aman. Kunyit dapat mengurangi peradangan, mengurangi kekakuan,
dan sendi bengkak. Kunyit mengandung curcumin yang dapat digunakan sebagai obat
alami untuk Osteoartritis, solusi untuk menggantikan obat antiinflamasi nonsteroid
NSAID. Osteoartritis (OA) biasanya menyerang sendi panggul, lutut, tangan dan kaki
pada orang tua. Tujuan: Dari konseling ini agar lansia mengetahui manfaat kunyit dan
memanfaatkan latihan kunyit dan rantai kinestetik terbuka sebagai pengobatan
alternatif untuk Osteoartritis. Metode: Yang digunakan adalah konseling dengan
presentasi, distribusi pre-test dan post-test, demonstrasi dan diskusi. Konseling dihadiri
oleh 57 lansia dari Posyandu ADHIYUSWO V Desa Bentakan, Baki, Sukoharjo dengan
skor post-test 98% peserta meningkat dibandingkan dengan skor pre-test dan sisanya
2% peserta tetap. Hasil: Keaktifan lansia dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang
diajukan dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh panitia dengan benar, ini
menunjukkan bahwa lansia telah memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang
manfaat kunyit, osteoartritis, dan latihan rantai kinetik terbuka. Perpanjangan ini
disertai dengan distribusi produk jus kunyit yang ditambahkan dengan madu kepada
peserta lansia.

Kata Kunci: kunyit; osteoartritis; latihan rantai kinetik terbuka; antiinflamasi

ABSTRACT

Background: Turmeric (Curcuma Domestica Val.) is a traditional medicine that is


widely used in the community for generations so it is believed to be efficacious and safe.
Turmeric can reduce inflammation, reduce stiffness, and swollen joints. Turmeric
contains curcumin which can be used as a natural remedy for Osteoarthritis, a solution to
replace NSAID nonsteroidal anti- inflammatory drugs. Osteoarthritis (OA) usually
attacks the hip, knee, hand and foot joints in the elderly. Purpose: Of this counseling is
for the elderly to know the benefits of turmeric and take advantage turmeric and open
kinesthetic chain exercise as alternative medicine for Osteoarthritis. Method: Used is
counseling by presentation, distribution of pre-test and post-test, demonstration and
discussion. Counseling was attended by 57 elderly from Posyandu ADHIYUSWO V Desa
Bentakan, Baki, Sukoharjo with post-test scores 98% of participants increased compared
to the pre-test scores and the remaining 2% participants remained. Result: Activeness of
the elderly can be seen from the number of questions asked and can answer questions
given by the committee correctly, this shows that the elderly have gained better knowledge
about the benefits of turmeric, osteoarthritis, and open kinetic chain exercise. This
extension is accompanied by the distribution of turmeric juice products added with honey
to elderly participants.

Keywords : Turmeric; Osteoarthritis; Open Kinetic Chain Exercise;


antiinflammatory

PENDAHULUAN

Kunyit (Curcuma Domestica turun temurun sehingga diyakini


Val.) merupakan obat tradisonal yang
khasiat dan keamananya. Kunyit
banyak digunakan di masyarakat secara
dapat mengurangi peradangan,
mengurangi
rasa kaku, pembengkakan sendi pria (Pratiwi, 2015).
(Fitria, 2016, Kertia dkk, 2011).

Gambar 1. Tanaman kunyit (Priyono,


2010)
.
Osteoartritis (OA) adalah
gangguan sendi yang paling sering
dijumpai dan biasa menyerang sendi
pinggul, lutut, tangan, dan kaki.
Sebanyak 4% populasi dunia menderita
osteoartritis, dengan 83% kasus
osteoartritis merupakan osteoartritis
lutut.

Penyakit ini menyebabkan


gangguan yang bersifat progresif
pada jaringan sendi seperti kartilago,
sinovium, dan tulang subkondral.
Prevalensi osteoartritis meningkat
pada usia 40 – 60 tahun, bertambah
secara linear dengan bertambahnya
usia (Wijaya, 2018), prevalensi pada
wanita lebih tinggi daripada pria
yaitu 70.5% wanita, dan 60.5 % pada
melakukan gerakan Open Kinetic
Chain.Tujuan gerakan Open Kinetic
Chain adalah menghambat terjadinya
atrofi otot dan meningkatkan
sirkulasi darah, mengubah serabut
matriks yang tidak beraturan
melalui gerak antar
persendian secara berlahan yang akan
Gambar 2. Osteoarthritis pada
Lutut Gejala dari
osteoarthritis adalah
adanya nyeri. Rasa nyeri
diakibatkan oleh tingginya
aktivitas pada sendi dan dapat
menurun dengan melakukan
istirahat. Faktor resiko
terjadinya osteoarhrthritis
adalah wanita dan obesitas
(Mutiwara, dkk, 2016).

Pengobatan osteoartritis
dapat dilakukan dengan
melakukan terapi lutut. Menurut
Marlina (2015) latihan lutut
secara intensif dapat menurunkan
nyeri, Dullu (2016)
menambahkan 40% pasien
menggunakan terapi lutut guna
mengurangi nyeri sendi pada
osteoarthritis. Terapi lutut yang
digunakan adalah dengan cara
menstimulasi mechano growth faktor menggunakan kunyit dan open kinetic chain
karena terjadinya peningkatan exercise.
lubrication sebagai syarat
meningkatnya jumlah zat plastin, zat
plastin sebagai prekusor

perangsang
glucosaminoglycans (GAG‟s)
sehingga dapat meningkatan
kemampuan fungsional sendi lutut.
Berdasarkan survey yang
dilakukan di Posyandu
ADHIYUSWO V yang terletak di
Desa Bentakan, Baki, Sukoharjo
didapat 60 orang lansia dengan
keluhan nyeri lutut sebesar 80%,
sehingga tempat ini dipilih sebagai
tempat pelaksanaan PKMD. Tempat
tersebut dipilih karena lokasinya
yang mudah dijangkau selain itu
posyandu tersebut mempunyai
kegiatan yang aktif setiap minggunya
salah satunya adalah senam lansia.
Tujuan kegiatan ini adalah
untuk memberikan pengetahuan
mengenai manfaat kunyit dan open
kinetic chain exercise sebagai
alternative pereda nyeri pada
osteoarthritis, membantu masyarakat
meredakan nyeri sendi dengan
MASALAH DAN penyuliuhan mengenai manfaat
LUARAN kunyit, dan osteoarthritis, kemudian
KEGIATAN dilanjutkan dengan demonstrasi dan
praktek bersama melakukan gerakan
Masalah yang dihadapi
open kinetic chain exercise,
adalah kuranganya pengetahuan
selanjutnya dilakukan demonstrasi
mengenai osteoarthritis, manfaat
dan praktek bersama pembuatan
kunyit dan terapi open kinetic
perasan kunyit,
chain exercise dalam membantu
meredakan nyeri pada
osteoarthritis. Adanya anggapan
bahwa konsumsi obat pereda
nyeri disertai balsam baik untuk
mengatasi nyeri yang
diakibatkan oleh osteoarthritis.
Target luaran dalam
kegiatan ini adalah masyarakat
memanfaatkan kunyit dengan
mengolahnya menjadi perasan
untuk meminimalkan pemakaian
obat kimia dalam meredakan nyeri,
masyarakat dapat melakukan open
kinetic chain exercise di rumah
sebagai pereda antinyeri pada
osteoarthritis.

METODE

Penyuluhan ini dilakukan


dimulai dengan ceramah
diajarkan bagaimana mendapatkan membandingkan nilai pretest dan
perasan kunyit dengan tidak posttest. Hasil test awal didapati rata-
mengurangi kandungan nutrisi di rata 39, sedangkan hasil test akhir
dalamnya. didapati rata-rata 88.
Penyuluhan ini
diselenggarakan pada hari Sabtu-
Minggu, 24-25 November 2018 di 2%

Desa Bentakan, Kecamatan Baki,


Kabupaten Sukoharjo. Sasaran
98%
program penyuluhan adalah Menurun

posyandu lansia Desa Bentakan,


Tetap
Kecamatan Baki, Kabupaten
Sukoharjo dengan jumlah peserta Meningkat

sebanyak 57 orang. Pengukuran


pengetahuan dilakukan dengan
Gambar 3. Diagram Batang Rata-Rata
membagikan soal pretest dan
Hasil Pre-Test dan Post Test
posttest, sedangkan keaktifan peserta
dilihat dari banyaknya peserta yang Diagram batang rata-rata hasil pre-test
dan post-test
hadir dan jumlah pertanyaan yang
8
muncul. 8

100 3
9
80
HASIL DAN PEMBAHASAN
60 Diagram pre-test
dan post-test
Kehadiran peserta pada 40

kegiatan PKMD sebanyak 95% atau 20


Pre-test Post-test

57 orang 0

dari 60 undangan.
Tabel 1. Prosentase Kehadiran
Peserta
Jumlah Presentase(%)
Gambar 4 Diagram Pengetahuan Mengenai
Perubahan Manfaat Kunyit dan Open

Hadir5795% Kinetic Chain Exercise

Tidak 3 5% Sebagai Alternatif


hadir antinyeri Sendi
Total60100% Nilai post-test pada
Pengukuran lansia mengalami
terhadap kenaikan sebesar 98%. Hal
keberhasilan kegiatan dilakukan dengan ini menunjukkan bahwa lansia telah
mendapatkan pengetahuan dan berdasarkan waktu. Hasil-hasil penelitian
memahami manfaat kunyit, di atas menunjukkan bahwa kurkumin
osteoartritis, dan open kinetic chain menghambat proses terjadinya penyakit
exercise. osteoartritis (Priyono, 2010, Muniroh,

Tanaman kunyit mengandung 2010).

senyawa kurkuminoid yang terdiri


dari kurkumin, desmetoksikumin
10% dan bisdesmetoksikurkumin 1-
5% serta zat- zat lainnya, seperti
minyak atsiri (Shan, 2018).
Kurkumin (1,7-bis-4 (4'-hidroksi- 3'-
metoksi fenil) hepta-1,6-diene-3,5-
dion) dikenal sebagai bahan alam
yang memiliki aktivitas biologis
dengan spektrum luas, seperti:
antioksidan, antiinflamasi,
antikanker dan antimutagen. Pada
kondrosit manusia kurkumin secara
signifikan menghambat ekspresi gen
beberapa matrix metalloproteinase
(MMP) yaitu MMP-3 dan MMP-13.
Kurkumin juga menghambat
sintesis prostaglandin E2, leukotrin
B4, leukotrin C4, sekresi kolagenase,
elastase dan hyaluronidase. Aktivitas
IL-
1 yang menginduksi sintesis MMP-3
dan menghambat sintesis kolagen
tipe II juga dihambat oleh kurkumin
Respon lansia saat (Hastantyo, 2015). Gerakan open
pelaksanaan PKMD antusias dan kinetic chain membantu mengurangi
aktif, hal itu dibuktikan dengan kompresi pada sendi (Kachanathu et
95% kehadiran peserta lansia al, 2013).
tepat waktu dan melebihi target. Teknik gerak Open kinetic
Keaktifan lansia dapat dilihat chain (OKC) merupakan latihan
dari banyaknya pertanyaan yang gerak aktif yang melibatkan satu otot
diajukan oleh lansia, dan dan sendi saja (single joint) dan
antusias peserta dalam tanpa disertai pergerakan pada
menirukan gerakan open kinetic segmen
chain exercise. proksimalnyapadasendi yang berdekatan
Gerakan Open kinetic
chain (OKC) bertujuan
mengkontraksikan otot
quadriceps dimana sedikit atau
tidak terjadi pergerakan
persendian dan tidak terjadi
perubahan panjang otot.,
sehingga peningkatan kekuatan
otot terfokus pada satu otot saja,
dengandemikian
mengahambat
terjadinya atrofi otot dan
meningkatkan sirkulasi darah.
Pada gerakan ini terjadi
peningkatan otot pada satu group
quadriceps yang
kemudian
meningkatkan kemampuan
fungsional sendi lutut
(Thabet., et all, 2017). Latihan Open dan sistem okidasi pada muscle belly
kinetic chain ((OKC) pada jaringan quadriceps, ditandai
yaitu mengubah lingkungan lokal dengan
pada serabut matriks yang tidak meningkatnya pasokan oksigen otot
beraturan melalui gerak antar sebagai awal terjadinya peningkatan
persendian secara berlahan yang metabolisme dan perbaikan jaringan
akan menstimulasi mechano growth dengan produksi jaringan yang baru
faktor karena terjadinya peningkatan serta perbaikan pada tulang rawan
lubrication sebagai syarat maka akan meningkatkan Range Of
meningkatnya jumlah zat plastin, zat Motion (ROM) sendi Knee
plastin sebagai prekusor perangsang (Hastantyo, 2015).

glucosaminoglycans (GAG‟s). Zat


plastin ini berfungsi sebagai KESIMPULAN DAN SARAN
pengganti jaringan baru yang terdiri
atas kandungan asam amino protein Lansiadi Desa Bentakan,

yang akan disintesis dengan fasilitasi Baki, Sukoharjo mengetahui manfaat

gerak perlahan yang akan mengurai tanaman kunyit (Curcuma domestica

endapan dan akan terbentuk jarak Val.) dancara pembuatan perasan

baru untuk mengatur sintesis kunyit sebagai alternatif antinyeri

kolagen, yang bertujuan menurunkan Osteoartritis. Kegiatan pengabdian

adhesive abnormal formasi yang akan dating dapat

(kekakuan). Melalui peningkatan menggunakan bahan herbal lain

kontraktil protein sebagai alternative pengganti obat


kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Adhiputra, AI.2017. Osteoartritis. Universitas Udayana : Fakultas
Kedokteran Dullu, S.K.A, Gessal, J, Marpaung, E. 2016. Jenis Modalitas
yang Digunakan Pada
Osteoartritis Lutut di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Jurnal Kedokteran Klinik 1 (1). Pp 1 – 5.
Fitria, Hasballah, Mutiawati. 2016. Pemberian Campuran Kunyit dan Jahe
dengan Tingkat Nyeri Pada Pasien Fraktur. Jurnal Ilmu Keperawatan 4
(1). Pp 17 – 24
Hastantyo, B. N. 2015. Pengaruh Open Kinetic Chian Dan Closed Kinetic
Chain Terhadap Peningkatan Aktivitas Fungsional Pada Osteoarhritis
Knee Setelah Pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation
Dan Infra Red Radiation. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Hal 73
Kachanathu S.J, Kaur, H., Natho, M., Kertia,S.N. 2013. The effect of open and closed
kinematics chain exercises in the management of meniscal injuries.
Journal of Scientific and Innovative Research2 (5). Pp 927-931

Ketia, N, Ahmad H.A, Wasilah, R, Marsetyawarr, 2011. .Berbagai Keluhan


Fisik Yang Dialami Pasien Osteoartritis Akibat Terapi Natrium
Diklofenak Dibandingkan Kurkuminoid Ekstrak Rimpang
Kunyit.Mada.Bul. Penelit. Kesehatan 39 (3), pp 145 – 153.
Marlina, T.T. 2015. Efektivitas Latihan Lutut Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pasien Osteoarthritis Lutut di Yogyakarta.Jurnal Keperawatan
Sriwijaya, 2 (1). Pp 44 – 56.
Muniroh, L, Martini, S, Nindya, T.S, Solfaine, R. 2010. Minyak Atsiri Kunyit
Sebagai Antiradang Pada Penderita Gout Artritis dengan Diet Rendah
Purin.Makara Kesehatan 14 (2). Pp 57 – 64
Mutiwara, E, Najirman, Afriwadi. 2016. HubunganIndeks Massa
TubuhdenganDerajatKerusakanSendipadaPasienOsteoartritisLutut di
RSUP Dr. M. Djamil Padang. JurnalKesehatanAndalas5 (2). Pp 376 - 380
Pratiwi, A.I. 2015. Diagnosis dan Treatment Osteoarthritis. J Majoryti 4 (4). Pp
10 – 17. Priyono, 2010.Agribisnis Tanaman Obat Kunyit Dan Lengkuas.
Innofarm : Jurnal
Inovasi Pertanian 9 (2), pp 81 – 95.
Shan, C.Y, Iskandar Y. 2018. Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas
Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L). Farmaka 16 (2). Pp
547 – 555.
Thabet, A.A.M., Alshehri, M.A, Helal, O.F, Refaat, B. 2017. The impact of
closed versus open kinetic chain exercises on osteoporotic femur neck
and risk of fall in postmenopausal women. The Journal of Physical
Therapy Science 29 (9). Pp 1612- 1616.
Wijaya, S. (2018). Osteoartritis Lutut. Madiun: Rumah Sakit Tk.Iv Madiun.
Cdk 265(45):6. Pp 424 – 429
PENGARUH PARUTAN KUNYIT PADA PENURUNAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI KELURAHAN BERKOH
KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN
BANYUMAS

Refa Teja Muti 1

1
Staf Pengajar STIKes Harapan Bangsa Purwokerto Purwokerto Email:
Refateja24@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada lansia seperti
tekanan darah tinggi (hipertensi). Berdasarkan data WHO (2015) dari keseluruhan
penderita hipertensi ditemukan sebanyak 56,7% pada kelompok umur 65-74 tahun.
Penatalaksanaan non farmakologi atau obat tradisional yang dapat digunakan untuk
menurunkan hipertensi. Salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan
sebagai bahan baku obat tradisional adalah kunyit. Kunyit memiliki kandungan yang
bermanfaat bagi tubuh seperti zat kuning kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi
seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parutan kunyit terhadap
penurunan intensitas tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Berkoh
Purwokerto Selatan
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan desain
penelitian non randomized pre-post test with control group design dengan pendekatan
cross sectional. Responden dalam penelitian ini lansia yang menderita hipertensi di
Desa Berkoh Purwokerto Selatan sebanyak 26 yang sesuai dengan kriteria yang
terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji t-
test.
Hasil: Dari penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh parutan kunyit terhadap
penurunan intensitas tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Berkoh
Purwokerto Selatan dengan hasil uji t-test 0,001 (p<0,05) pada tekanan darah sistol
dan 0,000 (p<0,05) pada tekanan darah diastole
Kesimpulan: Seduhan parutan kunyit berpengaruh terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi
Kata Kunci: Seduhan kunyit, Hipertensi, Lansia

PENDAHULUAN terkontrol juga memberikan peran yang


Masalah kesehatan pada lanjut sangat penting terhadap masalah
usia (lansia) tidak hanya disebabkan kesehatan yang sering dijumpai pada
oleh kondisi fisik yang mengalami lansia seperti tekanan darah tinggi
penurunan. Gaya hidup yang tidak (hipertensi). Tekanan darah merupakan
tekanan yang dihasilkan oleh darah menyebabkan hipertensi
terhadap pembuluh darah. Tekanan Menurut Dalimartha (2008)
darah dipengaruhi oleh elastisitas mengungkapkan bahwa semakin tua
pembuluh darah, namun apabila terjadi umur sesorang maka akan semakin
masalah dalam elastisitas pembuluh tinggi pula kemungkinan terjadi
maka dapat hipertensi. Hipertensi merupakan
masalah yang sering dijumpai pada
lansia dan merupakan salah satu faktor
pemicu yang berhubungan dengan
penyakit kardiovaskuler maupun
penyakit syaraf lainnya. Hipertensi
merupakan tekanan darah seseorang
dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas
90 mmHg. Dampak hipertensi apabila
tidak diatasi maka akan
terjadi komplikasi seperti stroke, serangan komplikasi yang dapat memperburuk

jantung, gagal jantung, dan kerusakan keadaan seperti stroke pada lansia.

ginjal. Berdasarkan data WHO (2013) Pencegahan stroke itu sendiri

dari dapat dilakukan dengan cara

31,7% penderita hipertensi dan yang memodifikasi faktor risiko dengan

mendapat pengobatan dengan baik menangani hipertensi5. Penyebab

(adequately treated cases) diketahui hipertensi belum dapat diketahui secara

hanya 9,5% dan pada kelompok umur pasti karena penyakit ini baru

65-74 tahun ditemukan ada sebanyak menunjukan gejala setelah tingkat

56,7% yang menderita hipertensi. lanjut, dari keadaan ini menyebabkan

Total penduduk di Indonesia yang pengobatan hipertensi tidak berjalan

mengalami penyakit hipertensi sekitar dengan maksimal

26,5% mulai dari umur ≥ 18 tahun dan


pada lansia (≥ 45 tahun) yaitu sebesar
9,4%. Di Jawa Tengah terdapat lansia
yang mengalami hipertensi yaitu
sebesar 26,4% dari jumlah keseluruhan
penduduk.
Gejala yang ditimbulkan
dari hipertensi seperti nyeri
kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah
intrakranial, penglihatan kabur akibat
kerusakan retina akibat karena
kerusakan susunan saraf pusat.
Komplikasi yang dapat muncul akibat
dari peningkatan tekanan darah yaitu
hiperkolesterolmia, diabetes melitus,
apnea pada saat tidur (mendengkur) dan
gagal ginjal. Komplikasi
yang ditimbulkan harus
dikendalikan atau bahkan dicegah
sehingga tidak akan terjadi
dan belum mencapai hasil yang penting dari sel dan cairan tubuh yang

memuaskan. Penatalaksanaan membantu untuk mengontrol detak

hipertensi yang sering dilakukan jantung dan tekanan darah. Kurkumin

dengan cara terapi farmakologi seperti yang dimiliki oleh kunyit merupakan

obat Diuretika, Beta bloker, ACE- zat anti oksidan karena kunyit tidak

Inhibitor dan Ca bloker. mengandung kolesterol dan kaya akan

Penatalaksanaan non serat, kandungan tersebut yang akan

farmakologi atau obat tradisional mengendalikan low density lipoprotein

yang dapat digunakan untuk (LDL) dalam darah. Kunyit banyak

menurunkan hipertensi. Menurut digunakan untuk meningkatkan nafsu

Hidayati (2011) mengatakan bahwa makan, memperbaiki fungsi

fenomena back to nature telah pencernaan, menurunkan lemak

melanda masyarakat dunia sehingga darah Dharma


tren permintaan masyarakat terhadap (kolesterol), Kabupaten
konsumsi pangan, minuman sebagai Kubu Raya
kesehatan dan obat dari bahan alam antioksidan dan menyatakan
terus meningkat. Penggunaan obat membantu bahwa
tradisional karena dirasa lebih aman menghambat temulawak
dibandingkan obat kimia (46,2%). penggumpal merupakan
Menurut Wardana(2008) dalam darah. famili temu-
Hidayati (2011) mengungkapkan Menurut temuan seperti
bahwa Fitriani (2013) temu hitam,
alasan dalam kunyit, kencur,
menggunakan obat tradisional karena penelitian yang lengkuas dan
mudah didapat (44%). Salah satu berjudul jahe yang dapat
jenis temu-temuan yang paling efektifitas menurunkan
banyak digunakan sebagai bahan temulawak tekanan darah.
baku obat tradisional adalah kunyit. dalam Dari hasil
Kunyit memiliki kandungan menurunkan penelitian
yang bermanfaat bagi tubuh seperti tekanan darah didapatkan
zat kuning kurkumin, minyak astiri, pada lansia di bahwa ada
mineral tinggi seperti kalium, UPT Panti perubahan nilai
kalsium, zat besi dan magnesium. Sosial Tresna sistol sebelum
Kalium merupakan suatu komponen Werdha Mulia dan setelah
pemberian dapat dijadikan sebanyak 43 menjelaskan
temulawak. salah satu responden. tujuan dan
Untuk rata-rata alternatif untuk Setelah manfaat serta
nilai diastole menurunkan mendapatkan membagikan
sebelum tekanan darah. lansia yang lembar
intervensi dibutuhkan informed
adalah 95,83 METODE sebagai consent
mmHg dan Jenis responden yang diberikan
setelah penelitian yang sesuai dengan kepada
intervensi digunakan kriteria inklusi responden.
88,33 mmHg adalah quasy kemudian Selanjutnya
dengan eksperiment
dilakukan
perbedaan dengan desain
pengukuran
rata-rata penelitian non
tekanan darah
tekanan darah randomized
awal sebelum
7,500 mmHg pre-post test
diberikan
dan nilai p with control
terapi seduhan
value sebesar group design.
kunyit.
0,032 maka Subjek dalam
Perlakuan
dapat penelitian ini
dilakukan
disimpulkan adalah lansia
dengan
bahwa ada yang menderita
memberikan
perubahan hipertensi
seduhan
nilai diastole berada di
kunyit pada
sebelum dan Posyandu
pagi hari
setelah Lansia Berkoh
selama 6 hari.
pemberian yang berjumlah
Kemudian
temulawak. 75 lansia. yang
setelah
Jadi dipilih melalui
pemberian
temulawak teknik
terapi diukur
efektif untuk purposive
kembali
menurunkan sampling
tekanan darah
tekanan darah sehingga
efek terapi
dan temulawak didapatkan
seduhan
kunyit kunyit. tidak dinyatakan
pengaru bermakna. oleh tiap-tiap
dengan
h pemberian Jika nilai p ≤ variabel
terapi seduhan 0.05, maka H0 penelitian.
menggunakan
kunyit ditolak dan uji Deskripsi
spignomano
terhadap statistik dilakukan baik
meter air
penurunan menunjukkan pada
raksa dan
tekanan darah hasil yang kelompok
stetoscope.
pada lansia bermakna. kasus,
Pada
dengan kelompok
penelitian ini
hipertensi.dila HASIL kontrol,
peneliti
kukan dengan Dari maupun secara
hanya
uji statistik penelitian keseluruhan
melihat ada
yang diperoleh data sebagaimana
perubahan
digunakan dengan dapat dilihat
tekanan
adalah karakteristik pada tabel.
darah setelah
analisis sampel yang
dilakukan
paired sampel Pada yang paling
terapi
t-test dengan tabel 1 dapat dominan adalah
seduhan
uji diuraikan perempuan
kunyit
kemaknaan bahwa untuk Tabel 1.
selama 6 hari
dilakukan distribusi Karakteristik
pemberian
dengan karakteristik Sampel
sehingga
menetapkan lansia (umur
akan terlihat
nilai α = 0,05 dan jenis
perbedaan
kriteria kelamin) yaitu
tekanan
sebagai pada kelompok
darah setelah
berikut: Jika perlakuan
dengan
nilai p > 0.05, didapatkan
tekanan
darah maka H0 sebagian

sebelum diterima dan berumur 60- 74

diberikannya uji statistik tahun sebanyak

terapi menunjukkan 10 lansia

seduhan hasil yang (76,9%) dan


yaitu 9 lansia sebanyak 11 sistole adalah diastole
(69,2%). lansia 159,23 mmHg sesudah
Pada (84,6%) dan dan 106,15 diberikan
kelompok jenis kelamin mmHg pada parutan kunyit
kontrol yang dominan tekanan darah pada
lansia adalah diastole kelompok
sebagian perempuan Dari table 3 perlakuan dan
Tekanan
besar yaitu 8 lansia kontrol di
darah sistole
berumur 60- (61%). dan Desa Berkoh
74 tahun Kabupaten
Variabel Frekuensi
Kelompok Eksperimen Banyumas
Umur (tahun)
didapatkan
45-59
60-74 hasil bahwa
Jenis Kelamin
Laki-laki tekanan darah
Perempuan
Kelompok Kontrol setelah
Umur (tahun)
45-59 diberikan
60-74
parutan kunyit
Jenis Kelamin
Laki-laki pada
Perempuan
kelompok
perlakuan
Dari sebelum yaitu didapatkan
Tabel 2 tentang pada kelompok rata-rata
Tekanan darah perlakuan tekanan darah
sistole dan didapatkan rata- 152,32 mmHg
diastol rata 163,08 pada tekanan
sebelum mmHg pada sistole dan
diberikan tekanan sistole tekanan
parutan kunyit dan 107,69 diastole 98,48
didapatkan mmHg pada mmHg. Pada
bahwa tekanan darah kelompok
distribusi diastole. Pada kontrol
tekanan darah kelompok tekanan darah
sistole dan kontrol rata-rata rata-rata pada
diastole tekanan darah sistole sebesar
158,46 mmHg pada
mmHg dan tekanan darah
106,15 diastole.
Tabel 2. Tekanan Darah Sistol dan
Diastole Sebelum Diberikan Parutan
Kunyit pada Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol
Variabel n
Sistole
Perlakuan 13
Kontrol 13
Diastol
Perlakuan 13
Kontrol 13
Tabel 3. Tekanan Darah Sistole dan Diastole Sesudah Diberikan Parutan Kunyit pada
Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Variabel n Mean SD
Sistole
Perlakuan 13 152,31 7,250
Kontrol 13 158,46 8,987
Diastol
Perlakuan 13 98,46 3,755
Kontrol 13 106,15 5,064

Tabel.4 Pengaruh Parutan Kunyit terhadap Penurunan Tekanan Darah Pre dan Post pada
Lansia dengan Hipertensi
Variabel Kelompok Mean SD p value
TD Sistol Perlakuan
Sebelum 163,08 10,316 0,001
Sesudah 152,31 7,250
Kontrol
Sebelum 159,23 7,596 0,753
Sesudah 158,46 8,968
TD Diastole Perlakuan
Sebelum 107,69 7,250 0,000
Sesudah 98,46 3,755
Kontrol
Sebelum 106,15 7,679 1,000
Sesudah 106,15 5,064

1,000 (p>0,05) pada tekanan diastole.


Dari Tabel 4 tentang pengaruh
parutan kunyit terhadap penurunan
PEMBAHASAN
tekanan darah pre dan post pada lansia Berdasarkan hasil dapat diuraikan
dengan hipertensi di Desa Berkoh
Kabupaten Banyumas didapatkan
bahwa dari hasil analisis dengan
menggunakan t-test pada kelompok
perlakuan didapatkan hasil 0,001
(p<0,05) pada tekanan darah sistol dan
0,000 (p<0,05) pada tekanan darah
diastole. Sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima berarti ada pengaruh
pemberian parutan kunyit terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi. Pada kelompok
kontrol didapatkan hasil 0,753
(p>0,05) pada tekanan darah sistol dan
mengungkapkan bahwa tujuan
bahwa tekanan darah setelah
pengobatan hipertensi adalah
diberikan parutan kunyit pada
mencegah terjadinya morbiditas dan
kelompok perlakuan didapatkan rata-
mortalitas penyerta dengan mencapai
rata tekanan darah 152,32 mmHg
dan mempertahankan tekanan darah
pada tekanan sistole dan tekanan
dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas
diastole 98,48 mmHg. Pada
setiap program ditentukan oleh
kelompok kontrol tekanan darah
derajat
rata-rata pada sistole sebesar 158,46
hipertensipengobatan hipertensi dapat
mmHg dan 106,15 mmHg pada
dilakukan dengan dua cara, yaitu
tekanan darah diastole.
farmakologis dan nonfarmakologis
Hal ini sesuai yang
(parutan
diungkapkan Agrina (2011)

kunyit). ada perubahan yang berarti pada


Kusuma, (2012) berpendapat kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan
bahwa kunyit mengandung sejumlah terdapat berbagai macam faktor yang
zat kimia alami seperti monoterpen dapat mempengaruhi peningkatan
dan sesquiterpen (zingiberen, alfa dan tekanan darah pada pada lansia seperti
beta turmerone) dan kandungan yang karakteristik lansia, diit, stress dan
dapat menurunkan tekanan darah mekanisme koping dari individu
diantaranya, kurkumin, minyak astiri, tersebut, kurang olahraga dan
anti oksidan, mineral, fosfor dan kurangnya aktivitas istirahat dan tidur
kalium yang tinggi, dan mengandung yang dapat menyebabkan terjadinya
banyak vitamin C. Kandungan penyempitan pembuluh darah.
kurkumin dan kalium didalam kunyit Penanganan hipertensi pada lansia tidak
yang membantu penderita hipertensi selalu menggunakan pengobatan
dalam menurunkan tekanan darah. farmakologis dapat juga dilakukan
Antioksidan dan serat pada kurkumin dengan obat herbal atau obat non
yang membantu untuk mengendalikan farmakologis.
low density lipoprotein (LDL) dalam Dari hasil analisis dengan
darah. menggunakan t-test pada
Berdasarkan data tersebut dapat kelompok perlakuan
diketahui bahwa terjadi penurunan didapatkan hasil 0,001 (p<0,05) pada
pada kelompok perlakuan dan tidak tekanan darah sistol dan 0,000 (p<0,05)
pada tekanan darah diastole. Sehingga pemberian parutan kunyit terhadap
Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada penurunan tekanan darah pada lansia
pengaruh dengan hipertensi. Pada kelompok
kontrol didapatkan hasil 0,753
(p>0,05) pada tekanan darah sistol dan
1,000 (p>0,05) pada tekanan diastole.
Parutan kunyit berpengaruh
terhadap penurunan hipertensi. Hal
tersebut sesuai dengan Kusuma (2012)
yang mengungkapkan bahwa dalam
parutan kunyit memiliki kandungan
kimia seperti kurkumin, minyak astiri,
anti oksidan, mineral, fosfor dan
kalium yang tinggi, dan mengandung
banyak vitamin C. Kurkumin memiliki
kemampuan sebagai antioksidan, anti
inflamasi, anti kolesterol dan anti
kanker. Kandungan anti kolesterol
memicu tubuh dalam untuk
memperparah kondisi hipertensi
sehingga terjadinya stroke non
hemoragik dapat diminimalisir karena
penumpukan plak didalam pembuluh
darah berkurang. Kunyit juga tidak
mengandung kolesterol, namun kaya
kan zat anti oksidan dan serat yang
membantu untuk mengendalikan low
density lipoprotein (LDL) dalam darah.
Kalium adalah salah satu komponen
penting dari sel dan cairan tubuh yang
membantuk mengontrol detak jantung
dan tekanan darah.
Hasil tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Saryono (2010) tentang keefektifan
campuran mahkota dewa, jinten dan
kunyit putih pada hipertensi di Dusun
Pandansari Kecamatan Purwosari.
Hasil didapatkan bahwa Hasil
penelitian didapatkan bahwa dari 15
responden mengalami penurunan
tekanan sistol 11,5% dan tekanan
diastol 8,5% pada akhir penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan seduhan parutan kunyit berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia yang mengalami hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
Agrina dan Wahyuni. 2011. Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan Diit
Hipertensi. Jurnal Keperawatan No.1
Bagschi, A. 2012. Extraction of Curcumin. IOSR J. of Environ. Scien, Toxycol., and
F.Tech. ISSN: 2319-2404,
ISBN:2319-2399, Volume 1, Issue 3 Dalimartha, S (2008). Care your self,
Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus Edi J., Sufrida Y., Mira G. 2013. Hipertensi
Kandas Berkat Herbal. Jakarta: FMedia

Fitriana, N. 2010. Hipertensi Pada Lansia. http://nurlaelyn07.student.ipb.ac.id/20


10/10/19/hipertensi-pada-lansia/.
Diakses tanggal (27 Desember 2016) Fitriani, D T. 2013. Efektifitas temulawak dalam
menurunkan tekanan darah lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma
Kabupaten
Kubu Raya.
Hidayat, A. 2012. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika
Joshi, H., Marry, R., Padil, G.M., Shastry,
C.S. 2012. Pengelolaan hipertensi pada diabetes melitus. International Deabetes
Federation
Karyadi, E. 2003. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat dan Jantung Koroner.
Jakarta: Tira Pustaka Jaya
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas kesehatan. Jakarta
Kusuma, R.W. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Antiinflamasi in vitro Serta Kandungan
Curcuminoid dari Temulawak dan Kunyit Asal Wonogiri. Departemen Biokimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Instititut Pertanian Bogor.
Martuti. 2009. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi: Penyakit Tekanan Darah Tinggi.
Jogjakarta: Pustka Pelajar
Maryam, S. Dan Mia, F. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam.
2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba
Medika
Saryono, Sukamti, Putri, E N. 2010. Keefektifan campuran mahkota dewa, jinten dan kunyit
putih pada hipertensi di Dusun Pandansari Kecamatan Purwosari Kabupaten Kediri
Setiyadi. 2012. Pengaruh Konsumsi Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Posyandu lansia Bulaan kecamatan Menganti Kabupaten
Gresik. Jurnal Kesehatan Vol. 2 No. 1
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M dan Setiati S. 2010. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi V Jilid I. Jakarta: Interna Publishing
Sugiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Wahyudi, N. 2008. Keperawatan Gerontik.
Edisi 2. Jakarta: EGC
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN KUNYIT
TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI
DI DUSUN CEBONGAN
KIDUL TLOGOADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh :
SUCI RIDHOWATI
060201001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2011
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN KUNYIT
TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI
DI DUSUN CEBONGAN
KIDUL TLOGOADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

sun Oleh: MCI RIDHOWATI


060201001

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Tanggal


. . .............*.....b"'.!i'..â*.'.’...................

Pembimbing,

(Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom.)


PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN KUNYIT TERHADAP
KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN
CEBONGAN KIDUL, TLOGOADI, MLATI, SLEMAN,
YOGYAKARTA1

Suci Ridhowati2, Yuli Isnaeni3

INTISARI

Keputihan merupakan cairan putih yang keluar dari vagina secara berlebihan dan
dapat menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim. Upaya
dalam penanggulangan keputihan dapat menggunakan pengobatan tradisional, yaitu
dengan kunyit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air
rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan
Kidul, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta Tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan jenis design
penelitian one group pre test-post test. Populasi pada penelitian ini adalah semua
remaja putri di dusun Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta dan
pengambilan sampel menggunakan metode sampling kuota dengan jumlah 28 orang.
Teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Wilcoxon Match
Pairs Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
pemberian air rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan pada remaja putri di dusun
Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai
Asymp Sig (p) sebesar 0,000.
Kesimpulan terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberian air rebusan
kunyit terhadap kejadian keputihan pada remaja putri di Cebongan Kidul, Tlogoadi,
Mlati, Sleman, Yogyakarta. Saran untuk remaja putri di dusun Cebongan Kidul,
Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta supaya agar lebih rutin lagi memanfaatkan air
rebusan kunyit untuk menanggulangi keputihan tersebut.

Kata Kunci : Keputihan, Kunyit


Kepustakaan : 17 buku, 2 website, 2 skripsi
Jumlah Halaman : 41 halaman, 7 tabel, 2 gambar, 9 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
ii
THE EFFECT OF BOILED TURMERIC WATER TREATMENT ON THE
OCCURRENCE OF LEUCORHEA ON THE FEMALE TEENAGERS IN
CEBONGAN KIDUL VILLAGE, TLOGOADI, MLATI, SLEMAN
YOGYAKARTA1

Suci Ridhowati2, Yuli Isnaeni3

ABSTRACT

Leucorhea is a white fluid that comes out from the vagina in excessive way and
can cause complaints such as itching and burning sensation in the intimate areas. The
efforts to deal with the leucorhea may use traditional medicine, namely with
turmeric. This research is intended to recognize the effect of boiled turmeric water
treatment on the occurrence of leucorhea in the female teenagers of Cebongan Kidul
Village, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 2010.
This study uses quasi-experimental method with the one group pre test-post test
type of research design. The populations in this study are all young female teenagers
in the Cebongan Kidul Village, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta and the
sampling uses quota sampling method taking total of 28 people. Data analysis
technique applies to examine the hypothesis is Wilcoxon Match Pairs Test.
The result of this study confirms that there are positive and significant effects of
boiled turmeric water treatment on the occurrence of leucorhea in the female
teenagers of Cebongan Kidul Village, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 2010,
indicated by the value Asymp Sig (p) of 0.000.
The conclusion is that there are positive and significant influences of boiled
turmeric water treatment on the occurrence of leucorhea in the female teenagers of
Cebongan Kidul Village, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Advice for female
teenagers in Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta is to increase the use
of the boiled turmeric water regularly to overcome the leucorhea.

Key words : Leucorhea, Turmeric


Sources : 17 books, 2 websites, 2 theses
Total pages : 41 pages, 7 tabels, 2 pictures, 9 appendices

1
Title of Research
2
Students school of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lectures School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
iii
A. PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,

yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang

berkaitan dengam sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan dari program

kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah untuk membantu remaja agar memahami dan

menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja

bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi. Upaya memiliki

kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, berarti pula suatu upaya

meningkatkan kualitas keluarga karena remaja adalah bagian dari suatu keluarga

(Widyastuti dkk, 2009).

Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa

remaja tersebut terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan,

termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual), sehingga

tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi

reproduksi. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan

dengan sistem reproduksi merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja

sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual

yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab,

seperti kehamilan pranikah, tertular penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS,

terkena Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) sampai pada tumor / keganasan (Nurdiana,

2002).

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah infeksi yang terjadi pada saluran

reproduksi. Istilah ini dalam bahasa inggris disingkat RTI (Reproduktive Track Infection).

Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, kerena saluran


1
reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. Infeksi ini dapat terjadi

sebagai akibat dari sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yang

kurang sempurna dan kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat haid (Widyastuti

dkk, 2009).

Keputihan adalah jenis gangguan yang paling sering diperiksakan oleh sebagian

penderita gangguan ISR yang datang kepada sejumlah paramedis. Keputihan dapat

merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis) atau sebagai tanda dari adanya suatu

penyakit (patologis). Keputihan yang normal biasanya tidak berwarna atau bening, tidak

berbau, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Sedangkan, keputihan yang

tidak normal biasanya berwarna kuning atau hijau keabu-abuan, berbau amis atau busuk,

jumlah banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah

intim (Kissanti, 2008).

Menurut dari penuturan ahli medis pada sebuah Puskesmas yang biasa dikunjungi

oleh kalangan menengah bawah justru menunjukkan bahwa mereka segera datang

berobat begitu merasakan alat reproduksinya terlalu berlendir. Berdasarkan pemeriksaan,

lender ini merupakan keputihan yang diakibatkan oleh jamur. Kalaupun ada infeksi, itu

lebih disebabkan karena si penderita menggaruk permukaan vagina tatkala merasakan

gatal-gatal sehingga menimbulkan luka lecet di seputar vagina (Djaelani, 2003).

Bagi wanita yang menderita keputihan, kesan dari luar memang tidak terlihat, tetapi

sedikit banyak hal ini akan mengganggu penampilan dan secara tidak sadar akan

menurunkan rasa percaya diri. Keputihan bisa menjadi tanda dari penyakit yang lebih

berat, seperti Gonorhoe, Trichomoniasis vaginalis, dan Klamidia. Keputihan yang tidak

segera diobati akan menimbulkan komplikasi penyakit radang panggul yang berlarut-

larut dan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) karena kerusakan dan


tersumbatnya saluran telur (Widyatuti dkk, 2009). Upaya dalam penanggulangan

keputihan dapat menggunakan pengobatan tradisional, yaitu dengan kunyit. Kunyit

(Curcuma Longa L.) adalah tumbuhan berdaun besar yang mempunyai khasiat sebagai

anti radang, antiinfeksi, antiseptik, menghilangkan gatal dan pengelat (mengerutkan

selaput lender sehingga dapat mengurangi sekresi cairan).

Di Indonesia terdapat 75% wanita pernah mengalami keputihan, setidaknya sekali

dalam hidupnya (Kissanti, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Gusmawati (2008) di

SMK YAPEMDA Sleman menunjukkan bahwa 90,7% siswi pernah mengalami

keputihan. Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada 12 remaja putri di

dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta dengan teknik wawancara

diperoleh informasi bahwa 8 (66,67%) diantaranya mengalami keputihan. Dari 8 remaja

putri tersebut 5 diantaranya mengeluh tidak nyaman dan merasa terganggu konsentrasi

belajarnya.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada 12 remaja putri di dusun

Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta dengan teknik wawancara diperoleh

informasi bahwa 8 (66,67%) diantaranya mengalami keputihan. Dari 8 remaja putri

tersebut 5 diantaranya mengeluh tidak nyaman dan merasa terganggu konsentrasi

belajarnya.

Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh pemberian air

rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul

Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta Tahun 2010?”.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian air

rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul

Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta Tahun 2010. Tujuan khusus penelitian ini adalah
diketahuinya kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi

Mlati Sleman Yogyakarta Tahun 2010 sebelum menggunakan air rebusan kunyit dan

diketahuinya kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi

Mlati Sleman Yogyakarta Tahun 2010 sesudah menggunakan air rebusan kunyit.

Manfaat dari penelitian ini adalah agar remaja putri di dusun Cebongan Kidul dapat

memanfaatkan air rebusan kunyit yang di buat sendiri saat mengalami keputihan dan

Menambah kepustakaan sebagai salah satu sarana memperkaya ilmu pengetahuan

pembaca, khususnya mahasiswa tentang kesehatan reproduksi terhadap pengobatan

tradisional.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dan jenis

rancangannya menggunakan rancangan pre eksperimen dengan design one group pre

test-post test yaitu rancangan eksperimen, dimana tidak ada kelompok pembanding

(control) tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang

memungkinkan penelitian dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah

adanya eksperimen atau program (Notoatmodjo, 2002).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel

terikat, dan variabel pengganggu. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian

air rebusan kunyit, variabel terikat adalah kejadian keputihan, dan variabel

pengganggunya adalah infeksi mikroorganisme, kelainan alat kelamin bawaan, benda

asing, dan kanker alat reproduksi.


Populasi penelitian ini adalah semua remaja putri di dusun Cebongan Kidul

Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta dengan jumlah 41 orang. Dalam penelitian ini

pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling kuota, jadi sampel penelitian

yang diambil oleh peneliti adalah 28 orang yaitu cara pengambilan sampel dengan

menentukan ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sugiyono, 2007).

Jadi, sampel penelitian yang diambil oleh peneliti adalah 28 orang.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Bentuk kuesioner menggunakan closed ended yaitu jawaban yang sudah ditentukan dan

tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain. Kuesioner berisi tentang

remaja putri yang mengalami kejadian keputihan sebanyak 3 pertanyaan. Bahan yang

digunakan untuk penelitian ini adalah rimpang kunyit yang telah disiapkan oleh peneliti.

Menurut Riyanto (2009) agar analisis menghasilkan informasi yang benar, ada

empat tahapan dalam mengolah data, yaitu editing, coding, processing, cleaning.

Analisa data pada penelitian ini menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test untuk

menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal

(Sugiyono, 2007).

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Dusun Cebongan Kidul

Penelitian ini dilaksanakan di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman

Yogyakarta pada bulan Oktober 2010. Dusun Cebongan Kidul ini memiliki 11 RT

dan 4 RW. RT 1, 2 dan 3 ikut RW 1, RT 4 dan 5 ikut RW 2, RT 6 dan 7 ikut RW 3,


sedangkan RT 8, 9, 10, dan 11 (perumahan) ikut dalam RW 34. Dusun Cebongan

Kidul memiliki batas wilayah utara adalah Cebongan Lor Tlogoadi Mlati Sleman,

batas selatan adalah Ketingan Tirtoadi Mlati Sleman, batas barat dusun Cebongan

Tlogoadi Mlati adalah Bedingin Sumberadi Mlati Sleman, dan batas timur dusun

Cebongan Kidul adalah Karang Bajang Tlogoadi Mlati Sleman.

Kegiatan rutin yang dilakukan di dusun Cebongan Kidul meliputi kegiatan

bulanan dan kegiatan tahunan. Kegiatan bulanan ibu-ibu dan bapak-bapak meliputi

kumpulan ibu-ibu PKK setiap hari Sabtu Pon, kumpulan bapak-bapak per RT setiap

hari Minggu Kliwon, yasinan bapak-bapak setiap Malam Jumat Kliwon, dan

pengajian bapak-bapak / ibu-ibu setiap hari Malam Kamis, sedangkan kegiatan

tahunannya adalah Merti Dusun atau Kirab.

Kegiatan para remaja di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman adalah

kegiatan kumpulan remaja rutin dan arisan yang dilaksanakan setiap satu bulan

sekali. Remaja di dusun ini memiliki aktivitas setiap hari sebagai seorang

mahasiswa, pelajar dan ada yang sebagai seorang pekerja.

Dusun Cebongan Kidul mempunyai beberapa fasilitas, yaitu SMA N 1 Mlati,

PAUD untuk usia balita, Posyandu Plus untuk bayi dan manula, serta TPA.

2. Karakteristik Responden

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Dari 41 Remaja Putri di dusun
Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta

Pekerjaan Frekuensi Porsentase (%)


Pelajar 34 82.9
Pekerja 5 12.2
Tidak Bekerja 2 4.9
Jumlah 41 100
Sumber: Data Primer Tahun 2010
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai

aktivitas sebagai pelajar yaitu sebanyak 34 orang (82,9%), sedangkan responden

yang paling sedikit adalah tidak bekerja sebanyak 2 orang (4,9%).

3. Kejadian Keputihan Sebelum Pemberian Air Rebusan Kunyit

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan Sebelum Pemberian Air Rebusan Kunyit
Dari 41 Remaja Putri di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta
Kejadian Keputihan Frekuensi Porsentase (%)
Tidak Keputihan 13 31.7
Keputihan 28 68.3
Jumlah 41 100
Sumber: Data Primer Tahun 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang mengalami keputihan adalah

sebanyak 28 orang (68,3%), sedangkan responden yang tidak mengalami keputihan

ada sebanyak 13 orang (31,7%).

Tabel 3
Data Keputihan Sebelum Pemberian Air Rebusan Kunyit Dari 28 Remaja Putri Di
Dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta
Keputihan Frekuensi Prosentase (%)
Keputihan Sedang 22 78.6
Keputihan Berat 6 21.4
Jumlah 28 100
Sumber : Data Primer Tahun 2010

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mengalami keputihan sedang adalah

sebanyak 22 orang (78,6%), sedangkan responden yang mengalami keputihan berat

adalah sebanyak 6 orang (21,4%).


4. Kejadian Keputihan Setelah Pemberian Air Rebusan Kunyit

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan Dari 28 Remaja Putri Di Dusun Cebongan
Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta Setelah Pemberian Air Rebusan Kunyit

Kejadian Kejadian keputihan Posttest


Keputihan Keputihan Keputihan Jumlah
keputihan Pretest
Ringan Sedang Berat
16
Keputihan sedang 6 0 22
72.7% 27.3% 0% 100%
2 0 4 6
Keputihan berat
33.3% 0% 66.7% 100%
18
Jumlah 6 4 28
64.3%
Sumber : Data Primer Tahun 2010 21.4% 14.3% 100%

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa responden dari keputihan sedang yang

berubah menjadi keputihan ringan sebanyak 16 orang (72,7%) dan keputihan sedang

sebanyak 6 orang (27,3%). Sedangkan, responden yang sebelumnya mengalami

keputihan berat setelah pemberian air rebusan kunyit berubah menjadi keputihan ringan

sebanyak 2 orang (33,3%) dan keputihan berat sebanyak 4 orang (66,7%).

5. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Air Kunyit Terhadap Kejadian Keputihan

Pada analisis Wilcoxon Match Pairs Test, jika z hitung > z tabel maka dapat

dikatakan ada pengaruh antara kedua variabel yang diuji, begitu juga sebaliknya jika z

hitung < z tabel berarti tidak ada pengaruh. Nilai Asymp Sig (p) digunakan untuk melihat

signifikan tidaknya suatu hubungan. Terdapat hubungan yang signifikan jika p < 0,05

dan begitu juga sebaliknya (Sugiyono, 2007).

Tabel 7
Analisis Pengaruh Pemberian Air Rebusan Air Kunyit Terhadap Kejadian Keputihan
Dari 28 Remaja Di Dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta
Pretest-posttest
Z hitung -4.066
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Analisis hasil dari uji statistik dengan tes Wilcoxon Match Pairs Test didapatkan

nilai Asymp Sig (p) sebesar 0,000. Berdasarkan nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan

ada pengaruh pemberian air rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan pada remaja

putri di dusun Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati Sleman, Yogyakarta.

6. Pembahasan

1) Karakteristik Responden

Keluarnya cairan dari vagina merupakan salah satu keluhan yang sering dinyatakan

oleh kaum wanita. Beberapa keluarnya cairan adalah umum dan normal, dengan bahan

yang dikeluarkan hanya terdiri atas lendir yang disekreasi oleh kelenjar-kelenjar di dalam

rahim dan leher rahim, serta cairan yang keluar melalui dinding vagina dari jaringan di

sekitarnya. Sebagian wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina masalah biasa

ada juga yang menganggap masalah keputihan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pada tabel 1 keputihan terbesar dialami oleh pelajar, yaitu sebesar 34 orang (82,9%).

Remaja yang masih duduk dibangku sekolah akan mempunyai banyak aktivitas di luar

rumah sehingga terkadang harus menggunakan WC dan kamar mandi umum yang

digunakan bersama-sama, seperti sekolah, mall, bioskop, atau tempat-tempat lain.

Biasanya fasilitas kamar mandi umum kurang terjaga kebersihan sehingga bibir bak WC

dan gayung airnya bisa saja sudah tercemar oleh parasit Trichomonas vaginalis yang

merupakan salah satu penyebab tersering keputihan pada wanita, selain jamur Candida

albicans.

2) Kejadian Keputihan Sebelum Pemberian Rebusan Kunyit

Keputihan adalah lendir yang keluar dari vagina disertai rasa gatal di dalam dan

dinding vagina. Keputihan disebabkan infeksi yang menimbulkan peradangan ke


saluran kencing. Tak jarang, keputihan menimbulkan sakit saat kencing. Ada dua

macam keputihan, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan patologis. Keputihan

fisiologis adalah keputihan yang datang pada masa subur. Biasanya, datang pada

waktu sebelum dan sesudah haid. Keputihan ini lendirnya berwarna bening dan tidak

berbau. Sedangkan, keputihan patologis adalah keputihan karena masuknya bakteri

atau infeksi pada vagina. Infeksi bisa disebabkan oleh virus ataupun jamur. Cirinya,

berwarna putih susu atau hijau kekuning-kuningan. Bahkan, jika sudah parah, lendir

bisa bercampur darah (Wahyudi, 2002).

Keputihan merupakan salah satu penyakit infeksi pada wanita yang banyak

ditemui diseluruh dunia. Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa pada

remaja putri di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman Yogyakarta yang

mengalami keputihan adalah sebesar 28 responden (68,3%). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Gusmawati (2008) di SMK YAPEMDA Sleman menunjukkan

bahwa 90,7% siswi pernah mengalami keputihan.

Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mengalami

keputihan sedang sebanyak 22 orang (78,6%), sedangkan responden yang

mengalami keputihan berat adalah sebanyak 6 orang (21,4%). Keputihan disebabkan

paling banyak oleh jamur Candida, khususnya Candida albicans. Penyebab

keputihan yang berlebihan juga terkait dengan cara merawat organ reproduksi

misalnya, mencuci vagina dengan air kotor, pemakaian pembilas vagina berlebihan,

penggunaan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam,

menggunakan pembalut yang cukup lama (Wijayanti, 2009).


3) Kejadian Keputihan Setelah Pemberian Air Rebusan Kunyit

Bagian sensitif wanita, khususnya vagina adalah organ yang harus dijaga dengan

melakukan perawatan-perawatan aman. Permasalahan pada bagian sensitif ini adalah

masalah keputihan. Keputihan sebaiknya diobati atau dicegah sejak dini. Begitu

timbul keputihan, jangan didiamkan terlalu lama karena akan bertambah parah dan

bisa merembet ke rahim, kemudian ke saluran indung telur dan ke rongga panggul.

Keputihan yang sudah sangat parah bisa menyebabkan kemandulan.

Kunyit (Curcuma longa Linn) adalah obat herbal yang digunakan untuk

mengobati berbagai penyakit, yang salah satunya yaitu keputihan atau Kandidiasis

vaginalis. Yang digunakan adalah rimpangnya yang mengandung minyak atsiri 3-

5% (fellandrene, sabinene, seneol, borneol, zingiberene, kurkumin, turmeron,

kamfene, kamfor, sesquiterpene, asam kafrilat, asam metoksisinamat, dan tolilmetil

karbinol) (Mahendra, 2005). Minyak atsiri dan kurkumin telah menunjukkan bahwa

dapat menyembuhkan luka, dan menghambat aktivitas jamur pathogen (Hapsari,

2006).

Tabel 4 menunjukkan bahwa setelah pemberian air rebusan kunyit, responden

yang sebelumnya mengalami keputihan sedang berubah menjadi keputihan ringan

sebanyak 16 orang (72,7%). Sedangkan, responden yang sebelumnya mengalami

keputihan berat setelah pemberian air rebusan kunyit berubah menjadi keputihan

ringan sebanyak 2 orang (33,3%).

4) Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kunyit Terhadap Kejadian Keputihan

Analisis hasil dari uji statistik dengan tes Wilcoxon Match Pairs Test didapatkan

nilai Asymp Sig (p) sebesar 0,000. Berdasarkan nilai p < 0,05 maka dapat

disimpulkan ada pengaruh pemberian air rebusan kunyit terhadap kejadian keputihan
pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati Sleman, Yogyakarta

dengan kata lain pemberian air rebusan kunyit berpengaruh terhadap pengurangan

kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati

Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah

dikemukakan Mahendra (2005) bahwa kunyit dipercaya bisa mengobati berbagai

penyakit, salah satunya adalah keputihan.

Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar

wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan

seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal, keputihan bisa

jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah mengalami

keputihan.

Sebagian wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina masalah biasa ada

juga yang menganggap masalah keputihan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Masalah yang perlu diwaspadai adalah keputihan normal atau keputihan karena ada

sesuatu kelainan / penyakit.

Jika keputihan menyebabkan gatal-gatal dan nyeri di dalam vagina, atau di

sekeliling saluran pembuka vulva, kondisi ini secara umum disebabkan oleh

penyakit dan tentunya memerlukan pemeriksaan. Keputihan dapat disebabkan

karena infeksi vagina yang disebabkan oleh sejenis jamur misalnya Candida

albicans atau karena sejenis parasit seperti Trichomonas vaginalis. Cairan yang

keluar akibat infeksi tersebut ini selain berbau tidak enak juga menyebabkan gatal-

gatal dan berwarna cokelat atau kuning.

Hasil penelitian penelitian Maryance (2007) menunjukan bahwa dekok kunyit

(Curcuma longa Linn) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap zona hambat

jamur Candida albicans secara in vitro. Sedangkan, konsentrasi dekok kunyit


(Curcuma longa Linn) yang paling efektif untuk menghambat jamur Candida

albicans secara in vitro adalah konsentrasi 100 %.

Di antara tanaman anggota famili Zingiberaceae, kunyit terbukti mengandung

zat kurkumin paling tinggi. Kurkumin, pigmen kuning dalam umbi kunyit terbukti

memiliki berbagai aktifitas farmakologi penting, yaitu antioksidan, antiinflamasi,

anti-HIV, antiparasit, dan berpotensi sebagai antikanker. Parasit merupakan salah

satu dari penyebab terjadinya keputihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah koloni bakteri E. coli cenderung menurun dengan meningkatnya konsentrasi

ekstrak rimpang kunyit. Makin tinggi ekstrak makin tinggi kandungan kurkumin di

dalamnya. Walaupun belum diketahui bagaimana mekanisme kerjanya, tetapi bisa

diambil kesimpulan bahwa kurkumin, kristal yang mudah larut dalam alkohol dan air

panas itu mempunyai kekuatan antibakteri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kunyit merupakan pengobatan yang efektif untuk

mengurangi atau menghilangkan keputihan.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Kejadian keputihan pada remaja putri sebelum menggunakan air rebusan kunyit

sebanyak 28 responden (68,3%). Rincian keputihan dari 28 responden tersebut

adalah keputihan sedang sebanyak 22 orang (78,6%) dan keputihan berat sebanyak

6 orang (21,4%).

2. Kejadian keputihan pada 28 remaja putri sesudah menggunakan air rebusan kunyit

adalah responden yang sebelumnya mengalami keputihan sedang berubah

menjadi
keputihan ringan sebanyak 16 orang (72,7%) dan tetap mengalami keputihan sedang

sebanyak 6 orang (27,3%). Sedangkan, responden yang sebelumnya mengalami

keputihan berat setelah pemberian air rebusan kunyit berubah menjadi keputihan

ringan sebanyak 2 orang (33,3%) dan tetap mengalami keputihan berat sebanyak 4

orang (66,7%).

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberian air rebusan kunyit terhadap

kejadian keputihan pada remaja putri di dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati

Sleman Yogyakarta, dibuktikan dengan nilai Asymp Sig (p) sebesar 0,000.

E. SARAN

1. Bagi Remaja Putri Di Dusun Cebongan Kidul

Hasil penelitian mendapatkan data bahwa masih ada remaja putri yang mengalami

keputihan sehingga perlu bagi remaja putri untuk lebih rutin lagi memanfaatkan air

rebusan kunyit untuk menanggulangi keputihan tersebut.

2. Bagi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi STIKES ‘Aisyiyah

Yogyakarta untuk menambah buku-buku dan literatur tentang TOGA, khususnya

kunyit serta agar Warga STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta lebih memanfaatkan atau

membudidayakan obat-obat tradisional untuk menanggulangi penyakit, khususnya

tentang kunyit bagi penanggulangan keputihan karena warga STIKES ‘Aisyiyah

lebih banyak didominasi oleh kaum perempuan yang mungkin mengalami keputihan.
3. Bagi Masyarakat Dusun Cebongan Kidul Tlogoadi Mlati Sleman

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan agar masyarakat dapat memfungsikan

lahan yang kosong untuk menanam TOGA dan tidak meninggalkan pengobatan

tradisional yang begitu banyak bermanfaat bagi tubuh.


DAFTAR PUSTAKA

Kissanti, A. 2008. Buku Pinter Wanita: Kesehatan dan


Kecantikan, Areska. Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat
Ampuh, Penebar Swadaya; Jakarta.

Maryance. 2007. Pengaruh Dekok Kunyit (Curcuma Longa Linn.) Terhadap


Zona Hambat Candida albicans Secara In Vitro.
Tersedia dalam : <http://student-
research.umm.ac.id/research/download/umm_student_research_abstr
act_2629.pdf> [diakses pada tanggal 16 Oktober 2010].

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta;

Jakarta. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta; Bandung.

Wahyudi, S.R. 2002. Kesehatan Reproduksi Remaja,

PKBI; Jakarta. Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan

Reproduksi, Fitramaya; Yogyakarta.

Wijayanti, D. 2009. Fakta Penting Seputar Kesehatan: Reproduksi Wanita, Book


Marks;
Yogyakarta.
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN BERKUMUR-KUMUR RAMUAN KUNYIT UNTUK


PENGOBATAN SAKIT GIGI PADA MASYARAKAT DUSUN I DESA
PEMATANG KASIH KECAMATAN PANTAI
CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

NOVISYAH NURUL RIZKI


P07525016079

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI


MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2019
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN BERKUMUR-KUMUR RAMUAN KUNYIT UNTUK


PENGOBATAN SAKIT GIGI PADA MASYARAKAT DUSUN I DESA
PEMATANG KASIH KECAMATAN PANTAI
CERMIN KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma

III

NOVISYAH NURUL RIZKI P07525016079

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN


KEPERAWATAN GIGI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Gambaran Berkumur-kumur Ramuan Kunyit Untuk Pengobatan Sakit Gigi


Pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

NAMA : Novisyah Nurul Rizki


NIM : P07525016079

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan

Penguji Medan, Mei 2019

Menyetujui
Pembimbing

Asnita B. S, S.Pd, S.SiT, M.Kes NIP.


197508011995032001

Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik


Kesehatan Kemenkes RI Medan

drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes NIP.


196911181993122001
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Gambaran Berkumur-kumur Ramuan Kunyit Untuk Pengobatan Sakit Gigi


Pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

NAMA : Novisyah Nurul Rizki


NIM : P07525016079

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes RI Medan
Tahun 2019

Penguji I Penguji II

Nurhamidah, SST, M.Kes drg. Hj. Yetti Lusiani, M.Kes

NIP.196802241988032002 NIP.197006181999032003

Ketua Penguji

Asnita B. S. S.Pd, S.SiT, M.Kes NIP.


197508011995032001

Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik


Kesehatan Kemenkes RI Medan

drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes NIP.


196911181993122001
PERNYATAAN

GAMBARAN BERKUMUR-KUMUR RAMUAN KUNYIT UNTUK


PENGOBATAN SAKIT GIGI PADA MASYARAKAT DUSUN I DESA
PEMATANG KASIH KECAMATAN PANTAI
CERMIN KABUPATEN SERDANG
BEDAGAI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atu diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Mei 2019

Novisyah Nurul Rizki


P07525016079
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH DENTAL HYGIENE
DEPARTMENT

SCIENTIFIC PAPER, MAY 16th,2019

Novisyah Nurul Rizki

Description of Turmeric Herb Gargle For Toothache Treatment In


Community of Dusun I At Pematang Kasih Village of Pantai Cermin
Subdistrict, Serdang Bedagai District

Viii+25 pages, 2 tables, 8 attachments

Abstract

Health needs to be considered well in general, one of which is dental and


oral health, because oral and dental health can affect overall body health. One
effort to reduce tooth pain by utilizing traditional herbs made from turmeric,
because turmeric has anti-inflammatory, anti-bacterial and natural analgesic
substances
The reseach carried out was descriptive research using the pre-and post-
test method, at Dusun I of Pematang Kasih Village, Pantai Cermin Sub District,
Serdang Bedagai district. The study was conducted from February to July. The
population were 30 peoples who only experience toothache, with a sample of 30
respondents taken by purposive sampling.
The results of the study obtained from 30 respondents (100%) who
complained of toothache before garling the turmeric herb. After 4 gargles for 1
day, 20 respondents had no toothache and 10 respondents still had toothache.
From the results of the study, it was found that by gargling the turmeric
herb can relieve tooth pain, because there are substances contained in turmeric
such as anti-inflammatory, anti-bacterial, anti-septic and natural anagesic which
can relieve pain in the teeth.

Keywords : Turmeric Toothache Medicine


References : 15 (2004-2019)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
KTI, 16 Mei 2019

Novisyah Nurul Rizki

Gambaran berkumur-kumur ramuan kunyit untuk pengobatan sakit gigi pada


Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai

Viii + 25 halaman, 2 tabel, 8 lampiran

Abstrak

Kesehatan perlu diperhatikan dengan baik secara umum yang salah


satunya adalah kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Salah satu upaya untuk
menguragi rasa sakit gigi dengan memanfaatkan ramuan tradisional berbahan
kunyit, karena kunyit memiliki zat antiinflamasi, anti septik, anti bakteri dan
analgesik alami.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskritif dengan metode pre-
and post-test, pada masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Berdagai. Penelitian dilakukan dari bulan Februari
sampai bulan Juli. Populasi berjumlah 30 orang yang hanya mengalami sakit gigi
saja, dengan jumlah sampel 30 responden diambil secara purposive sampling.
Hasil penelitian yang didapat dari 30 responden (100%) yang mengeluh
sakit gigi sebelum berkumur-kumur ramuan kunyit. Setelah 4 kali berkumur-
kumur selama 1 hari sebanyak 20 responden sudah tidak sakit gigi lagi dan habya
10 responden yang masih mengalami sakit gigi.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan berkumur-kumur ramuan
kunyit bisa menghilangkan rasa sakit gigi, karena terdapat zat yang terkandung
dalam kunyit seperti anti inflamasi, anti bakteri, anti septik dan bersifat analgesik
alami yang dapat menghilangkan rasa sakit pada gigi.

Kata kunci : Kunyit Obat Sakit Gigi


Daftar bacaan : 15 (2004-2019)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul : Gambaran
Berkumur-kumur Ramuan Kunyit Untuk Mengobati Sakit Gigi Pada Masyarakat Dusun
I Desa Pematang Kasih Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai Tahun 2019’’ sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program DIII Poltekkes Kemenkes Medan
Jurusan Keperawatan Gigi.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak, karena itu dalam kesempatan
ini penulis sampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu drg Ety Sofia Ramadhan, M.Kes selaku ketua Jurusan Keperawatan Gigi Medan
yang telah memberikan sarana dan prasarana untuk perkuliahan
2. Ibu Asnita B. S. S.Pd, S.SiT, M.Kes selaku Dosen pembimbing dan ketua penguji Karya
Tulis Ilmiah, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta saran dan
masukan demi kesempurnaan isi Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Nurhamidah, SST, M.Kes selaku Dosen penguji I Karya Tulis Ilmiah dan Ibu drg
Hj.Yetti Lusiani, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah banyak memberi saran dan
masukan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh Dosen dan Pegawai Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan
Keperawatan Gigi yang telah banyak memberikan bimbingan selama menjalani
kuliah.
5. Bapak Sutrisno, selaku Kepala Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian
untuk Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ayahanda Syafari dan Ibunda Iriani Lubis, S.PdI yang telah memberikan dukungan
moril maupun materil kepada penulis selama kuliah.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa/i JKG Poltekkes tingkat III terutama
(Rachel, Dea, Dita, Nurul, Elsa, Siska, Srina, Anggina, Rima, dan Vivie).
8. Bapak/Ibu Dusun I Desa Pematang Kasih yang telah banyak memberikan motivasi,
saran dan doa kepada penulis.

iii
9. Pihak-pihak yang bersangkutan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu serta
rekan-rekan saya ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penulisan maupun dari segi bahasa. Hal ini
disebabkan pengetahuan dan pengalaman penulis serta keterbatasan lainnya.
Penulis mengharapkan segala kritik dan saran serta masukan yang dapat
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini. Atas bantuan, dorongan, doa dan
kesabaran dari semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 16 Mei 2019


Penulis

Novisyah Nurul Rizki


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT..................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI................................ .................................................. v
DAFTAR TABEL........................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
C.1. Tujuan Umum .................................................................. 3
C.2. Tujuan Khusus................................................................. 3
D. Manfaat Penilitian.................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Pustaka.................................................................... 5
A.1. Kunyit ............................................................................ 5
A.1.1. Pengertian kunyit ............................................... 5
A.1.2. Klasifikasi kunyit ........................................................... 6
A.1.3. Khasiat kunyit dan efek farmakologis .......................... 6
A.1.4. Manfaat kunyit Bagi Kesehatan Gigi .......................... 7
A.2. Sakit Gigi....................................................................... 8
A.2.1 Pengertian sakit Gigi ........................................... 8
A.3. Penyebab Sakit Gigi ..................................................... 9
A.4. Beberapa Penyebab Sakit Gigi .................................... 9
A.5. Tindakan Mencegah Sakit gigi ..................................... 13
A.6. Pengobatan sakit gigi .................................................. 13
A.7. Penanganan sakit gigi sebelum kedokter gigi ............ 13
A.8. Manfaat kunyit dengan sakit gigi.......................................14
B. Kerangka Konsep.................................................................... 14
C. Definisi Operasional ................................................................ 15

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................ 16
A.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian...................... 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 16
B.1. Lokasi Penelitian ........................................................ 16
B.2. Waktu Penelitian ........................................................ 16
C. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................... 16
C.1. Populasi Penelitian .................................................... 16
C.2. Sampel Penelitian ...................................................... 16
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................... 17
D.1 Jenis Data ..................................................................... 17
D.2 Cara Pengumpulan Data .............................................. 17
E. Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 19
E.1. Pengolahan data ........................................................ 19
E.2. Analisa data................................................................ 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A . Hasil Penelitian.................................................................... 21
B. Pembahasan........................................................................ 23

BAB V Simpulan dan Saran


A. Simpulan...................................................................... 25
B. Saran................................................................................ ... 25

DAFTAR

PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Distribusi rasa sakit pada gigi sebelum berkumur


dengan Ramuan Kunyit pada Masyarakat Dusun I Desa
Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai................................................. 21

Tabel 2. Distribusi rasa sakit pada gigi sesudah 1 hari berkumur


dengan ramuan kunyit pada Masyarakat Dusun I Desa
Pematang Kasih Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Melakukan Penelitian Lampiran

2. Surat Balasan Melakukan Penelitian

Lampiran 3. Surat Informed Consent

Lampiran 4. Format Pemeriksaan

Lampiran 5. Etical Clearance

Lampiran 6. Master Tabel

Lampiran 7. Jadwal Penelitian

Lampiran 8. Daftar Konsultasi

Lampiran 9 Curicullum Vitae


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap orang karena setiap aspek


kehidupan berhubungan dengan kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan
sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan juga
mendukung keberhasilan dalam pembangunan nasional. Pembangunan di bidang
kesehatan merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, sehingga
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Tidak terkecuali
anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang
perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan
mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan tubuh, secara keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum.
Kesehatan Gigi dan Mulut sangat penting karena gigi dan gusi yang rusak
dan tidak terawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat
mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi
berjejal harus segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara
kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita.
Di Indonesia obat tradisional masih digunakan secara luas diberbagai
lapisan masyarakat, baik itu perdesaan maupun perkotaan. Penggunaan obat
tradisional semangkin meningkat dengan kecenderungan gaya hidup kembali ke
alam (Katno, et. Al., 2004)
Hasil SKRT 2013 Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa
penyakit dan mulut termasuk karies dan penyakit periodontal merupakan masalah
yang cukup tinggi (60%) yang dikeluhkan oleh masyarakat. Penyakit gigi dapat
menyebabkan penyakit gusi, pendarahan, abses, kerusakan gigi, kehilangan gigi,
dan bau nafas. Penyakit gigi dapat menyebabkan stres sehingga dapat
menciptakan ketakutan, kecemasan, nyeri, dan ketidak nyamanan. Hal ini bisa
menjadi sangat mahal, terutama ketika biaya pengobatannya seumur hidup.
Banyak yang beranggapan, termasuk dikalangan profesional kesehatan, efek
merusak dari penyakit gigi hanya terbatas pada gigi dan gusi. Pemahaman ini
terbentuk karena kebanyakan orang cenderung berpikir bahwa mulut tidak benar-
benar sebagian dari tubuh. Namun, setiap profesional kesehatan sependapat bahwa
infeksi kronis dalam setiap bagian dalam tubuh akan selalu berpengaruh negatif
pada seluruh tubuh (Larasati R, 2012).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018,
menunjukan kondisi kesehatan gigi masyarakat Indonesia cenderung tidak baik.
Dari hasil survei kesehatan yang melibatkan 2.132 dokter gigi didapat, 57,6%
penduduk Indonesia mengakui mengalami masalah gigi dan mulut dan hanya
10,2% yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Kepala Bidang upaya
kesehatan masyarakat provinsi menyampaikan, yang memiliki masalah kesehatn
gigi paling besar yaitu Sulawesi Tengah sebesar 75,3 % dan hanya
8,2 % yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Sementara itu dari
Riskesdas diketahui proporsinya sangat kecil yakni 2,8 % penduduk Indonesia
yang menyikat gigi secara benar.
Gaya hidup sehat dengan slogan “back to nature” telah menjadi trend baru
masyarakat dunia dengan mengkonsumsi obat-obatan dari bahan alami yang
relatif lebih aman dibandingkan obat-obatan dari bahan kimia sintetik. WHO
(2005) menyebutkan bahwa 65 % dari penduduk negara maju dan 80 % penduduk
negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Dengan pola hidup
masyarakat yang cenderung “back to nature”, trend penggunaan obat herbal pun
semangkin meningkat. Peningkatan penggunaan obat herbal mempunyai dua
dimensi penting yaitu, aspek medis yang terkait dengan penggunaan yang sangat
luas di seluruh dunia dan aspek ekonomi yang terkait dengan nilai perekonomian
masyarakat (Sampurno, 2007).
Kunyit atau kunir yang memiliki nama latin curcuma longa linn alias
curcuma domesica val merupakan tanaman rempah asli asia tenggara. Kunyit
tergolong dalam kelompok jahe-jahean. Di india, kunyit telah digunakan selama
lebih dari 2500 tahun untuk pengobatan ayurveda, karena memiliki efek
farmakologis sebagai antiseptik dan antibakteri, memiliki efek yang sama dengan
fluoride untuk gigi, radang gusi, menyembuhkan psoriasis dan peradangan sendi
serta membantu masalah pencernaan dan depresi (Agoes, 2004).
Dari hasil survei awal yang dilakukan pada warga, sekitar 10 orang yang
sedang mengalami sakit gigi. Setelah mereka berkumur-kumur dengan ramuan
kunyit sehari 4 kali selama 1 hari rasa sakit yang dialami hilang dan gusi yang
bengkak menjadi mengempis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perumusan


masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran berkumur-kumur ramuan
kunyit untuk pengobatan sakit gigi pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang
Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran


berkumur-kumur ramuan kunyit terhadap pengobatan sakit gigi pada
Masyarakat.

C.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rasa sakit gigi sebelum berkumur ramuan kunyit pada
Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai
2. Untuk mengetahui rasa sakit gigi sesudah berkumur ramuan kunyit pada Masyarakat
Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Hasil penelitian di harapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang manfaat ramuan kunyit bagi kesehatan gigi pada Masyarakat Dusun I Desa
Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti lain di
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan Gigi Medan.
3. Dinas kesehatan dalam membuat kebijakan untuk mengajak Masyarakat menanam
tumbuhan yang mempunyai khasiat untuk kesehatan.
BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

A.1. Kunyit

A.1.1. Pengertian kunyit

Kunir atau kunyit (Curcuma Longa Linn, sinonim dengan Curcuma


domestica Val) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah
Asia Tenggara. Penyebaran tanaman ini sampai ke Malaysia, Indonesia, Asia
Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Australia bahkan Afrika. Tanaman ini tumbuh
dengan baik di Indonesia. Kunyit tergolong dalam kelompok Jahe-jahean,
Zingiberaceae. Zingiberaceae merupakan family yang paling banyak digunakan
sebagai tumbuhan berkhasiat untuk obat serta paling banyak di budidayakan oleh
masyarakat dan sangat sering dijumpai dikawasan yang beriklim tropis karena
sangat sesuai untuk tumbuhan dari suku Zingiberaceae. Bagian utama dari
tanaman kunyit adalah rimpangnya atau tempat tumbuhnya tunas. Kulit rimpang
tanaman ini memiliki warna coklat dan bagian dalam berwarna kuning tua atau
kuning jingga. (Agoes A).

5
Kunyit dikenal diberbagai daerah dengan nama yang berbeda-beda, seperti
kurkuma (belanda), turmeric (inggris), kunyit (Indonesia dan Malaysia), under
(Nias), kunir (Jawa), koneng temen (Sunda), konyet (Madura), cahang (Dayak),
hunik (Batak), unin (Ambon).
Di India, kunyit telah digunakan selama lebih dari 2500 tahun untuk
pengobatan. Kunyit banyak digunakan dalam pengobatan Ayurveda, karena
memiliki efek farmakologis sebagai antiseptik dan antibakteri, memiliki efek yang
sama dengan fluoride untuk gigi, menyembuhkan psoriasis dan peradangan sendi,
serta membantu masalah pencernaan dan depresi.
Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat. Hampir setiap orang
indonesia dan india serta bangsa asia umumnya, pernah mengonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu, atau untuk menjaga
kesehatan dan kecantikan (Harjana. Dadan, 2016).

A.1.2. Klasifikasi kunyit

Nama latin : Curcuma domestica Val. C. Domestica Rumph, dan C.


Longa Autch
Nama daerah : kunyir, koneng temen, kunir, cahang, hunik, unin.
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Foeniculum
Jenis : Foeniculum vulgare Mill (Pramono J).

A.1.3. Khasiat kunyit dan efek farmakolologis

Beberapa khasiat pengobatan kunyit pada manusia antara lain sebagai


berikut :
1. Selain memiliki aktivitas antibakteri, antiradang, dan antiracun, kunyit juga
berpotensi meningkatkan jumlah antioksidan dalam tubuh. Kurkumin, senyawa
fenolikalami pada kunyit, bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
2. Kunyit berpotensi dalam pengobatan kanker. Pada penderita kanker, sel-sel kanker
menjalar melalui pembuluh darah (metastasis) dan jaringannya menjadi tumor.
Angiogenesis juga terjadi, yaitu pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebar
ke arah tumor untuk suplai nutriaen, oksigen dan
sirkulasi kotoran. Kurkumin mengobati kanker dengan menghambat laju
pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru tersebut.
3. Wanita yang mengalami masalah dengan haid dapat menggunakan kunyit untuk
mengatasinya. Efek farmakologis kunyit dapat melancarkan darah dan haidserta
mengurangi rasanyeri haid dan lelah datang bulan.
4. Sebagai anti koagulan alami, kunyit dapat menghalangi pembekuan darah dan
mencegah terjadinya trombosis.
5. Kunyit dapat menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sakit lambung, asma,
usus buntu, dan rematik.
6. Sifat analgesik alami kunyit bekerja dengan menghambat rasa nyeri. Dengan sifat
analgesik dan anti inflamasinya, kunyit dapat mengobati artritis dan rheumatoid
artritis.
7. Penyakit pikun dapat diperlambat dengan sering mengkonsumsi kunyit dalam
makanan. Penyakit Alzheimer adalah salah satu penyakit pikut yang terjadi pada usia
tua, ketika kapasitas fisik otak berkurang. Beberapa peneliti bahwa manula di Asia
yang sering mengonsumsi kare yang mengandung kunyit memiliki daya ingat yang
baik dari pada manula dari benua lain. (Harjana. Dadan, 2016).

A.1.4. Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan

Karena sifat dari senyawa yang dikandungnya, kunyit dijadikan sebagai


obat tradisional yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit atau sebagai jamu
untuk menjaga kesehatan tubuh. Berikut ini manfaat kunyit untuk kesehatan tubuh
:
1. Kunyit bermanfaat sebagai antiseptik dan antibakteri alami, berguna dalam
mengobati luka atau luka bakar.
2. Kunyit bermanfaat sebagai obat anti-inflamasi alami, tanpa efek samping. Karena
sifatnya yang anti-inflamasi, kunyit sering digunakan dalam mengobati peradangan
pada persendian seperti Artritis dan Artritis Reumatoid.
3. Kunyit bermanfaat dalam mengurangi resiko leukimia. Kunyit dapat membantu
proses detoksifikasi senyawa racun pada hati.
4. Kunyit terbukti menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru pada
5. Kunyit dapat membantu proses metabolisme lemak dan membantu menjaga berat
badan.
6. Kunyit telah lama digunakan dalam pengobaan Cina sebagai pengobatan untuk
depresi.
7. Kunyit dapat membantu dalam pengobatan Psoriasis (penyakit autoimun yang
mengenai kulit) dan kulit yang sedang mengalami peradangan. .
8. Kunyit dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit alami (Harjana. Dadan, 2016).

A.2. Sakit Gigi

A.2.1. Pengertian Sakit Gigi

Sakit gigi merupakan nyeri yang dirasakan di dalam atau di sekitar gigi
yang terasa saat saraf di gigi teriritasi. Sakit gigi dapat disebabkan oleh kerusakan
atau kebusukan gigi, infeksi gigi oleh bakteri, fraktur gigi, kerusakan tambalan
gigi, atau bahkan infeksi gusi. Jika merasa sangat sakit ketika menggigit misalnya,
mungkin itu terjadi karena gigi berlubang, penambalan gigi yang hilang, gigi retak
atau berdarah karena cedera (itu merupakan pusat bagian dalam gigi yang berisi
pembuluh darah dan syaraf). Rasa sakit yang menusuk sekelilingnya selama lebih
dari 30 menit setelah makan-makanan yang panas dan dingin dapat juga
mengindikasikan adanya pulpa yang rusak, baik dari rongga bagian dalam atau
serangan pada gigi. Sakit gigi yang secara terus menerus dan terasa sangat sakit,
bengkak dan sangat sensitif pasti menandakan adanya penyakit gigi. Anda pasti
terkena infeksi yang dapat melebar pada gusi dan juga pada tulang (Ahmad. Aziz,
2004)
Untuk mencegah terjadinya sakit gigi, sebaiknya seseorang menjaga
higienitas mulutnya dengan menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang
mengandung fluoride. Biasakan juga menyikat gusi dan lidah. Lakukan
pembersihan sela-sela gigi menggunakan benang (dental floss). Benang gigi
(dental floss) merupakan solusi untuk membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan
yang menempel di sela-sela gigi. Membiasakan diri menyikat gigi dan
menggunakan benang (dental floss) untuk membersihkan gigi, bisa membantu
mengurangi resiko bau mulut, sakit gigi dan penyakit periodontal (Marianti,
2017).
Pembersihan dengan benang (FLOSS) bukanlah perawatan, tetapi itu
hanyalah cara lain untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang terperangkap.
Hati-hati dengan makanan panas, dingin dan manis. Makanan dan minuman
tersebut dapat memperburuk keadaan yang sudah sakit dan sensitif (Ahmad, Aziz,
2004).

A.3. Penyebab Sakit Gigi

Sakit gigi merupakan salah satu keluhan pada gigi yang paling sering
dialami di seluruh dunia. Jika kita bertanya apa penyebab sakit gigi pasti
kebanyakan akan menjawab kerusakan gigi adalah penyebabnya. Padahal sakit
gigi juga dapat disebabkan karena mengigit sesuatu yang keras, sesuatu yang
mengganjal di antara gigi atau penggunaan kawat gigi, pada anak-anak, sakit gigi
adalah bagian umum dari proses pertumbuhan.
Namun, tahukah anda selain kerusakan pada struktur gigi, ternyata ada
banyak penyebab sakit gigi lainnya. Hal ini penting untuk diketahui, karena
dengan mengatahui penyebabnya akan membantu kita mencegah bahkan
mengatasi sakit gigi sampai batas tertentu (honestdocs, 2019).

A.4. Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan sakit gigi adalah:

a. Karies Gigi
Karies gigi adalah sebuah infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit gigi
ini menyebabkan gigi berlubang. Penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, infeksi,
dan berbagai kasus lainnya.
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu,
email, dentin dan cemtum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam
suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi pada jaringan karies gigi, diikuti dengan kerusakan bahan
organiknya. Dua bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi
berlubang adalah streptococcus mutans dan lactobacillus. Jika dibiarkan tidak
diobati, penyakit dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan gigi dan infeksi. Saat
ini, karies tetap merupakan salah satu penyakit yang paling umum di seluruh
dunia (Ramayanti, 2013).
b. Gingivitis
Gingivitis merupakan inflamasi atau peradangan yang mengenai jaringan
lunak di sekitat gigi yaitu gingiva (Nevil, 2002). Gambaran klinis gingivitis adalah
kemerahan yang muncul pada margin gingiva, pembesaran pembuluh darah di
jaringan ikat subepitel, hilangnya keratinisasi dari permukaan gingiva.
Pembengkakan dan hilangnyan tekstur free gingiva mencerminkan hilangnya
jaringan ikat fibrous (Jannah. LL, 2014).
Gingivitis merupakan penyakit periodontal stadium awal berupa
peradangan pada gingiva, termasuk penyakit paling umum yang sering ditemukan
pada jaringan mulut. Dapat terjadi akut atau kronik. Tetapi, bentuk akut lebih
sering ditemukan. Faktor penyebab terjadinya gingivitis adalah faktor lokal dan
sistemik. Faktor sistemik yang menyebabkan penyebab lokal adalah plak,
kalkulus, impaksi makanan, karies dan tambalan yang berlebih atau mengempern
(Indah, 2013).

c. Trauma pada gigi


Benturan atau trauma pada gigi yang menyebabkan sakit gigi. Apalagi gigi
patah dengan garis fraktur berjalan melalui pulpa (saraf) gigi tentu akan
menimbulkan sakit gigi yang parah .
Gigi fraktur ( lihat “ retak pada tonjol” di bawah)/ tambalan yang hilang,
pecah atau tepi tambalan yang cacat, kegagalan sementasi, resesi gingiva, atrisi,
abrasi, dan erosi. Peletakan logam tanpa dilapisi bahan lain dapat menimbulkan
rasa sakit saat terkena rangsangan panas dan dingin, Fraktur yang terjadi bisa satu
atau lebih dari satu ( Birnbaum, 2009).

d. Erosi gusi
Sering kali ini disebabkan oleh perilaku menyikat gigi yang tidak tepat
sebagai akibatnya gusi menjadi surut atau erosi sehingga bagian gigi terbawah
(akar gigi) menjadi kelihatan atau terbuka. Hal ini akan menyebabkan gigi
menjadi sensitif terhadap makanan dingin, panas dan asam. Disamping itu
makanan dan minuman asam juga dapat mengikis akar dan memperburuk
sensitivitas (honestdoct, 2019).
e. Bruxism
Bruxim atau yang sering dikenal dengan kerot (tooth grinding), adalah
mengatupkan rahang atas dan rahang bawah yang disertai dengan grinding
(mengunyahkan) gigi-gigi atas dengan gigi-gigi bawah. Bruxsim merupakan
kebiasaan bawah sadar (sering tidak disadari) meskipun ada yang dilakukan ketika
tidak tidur. Jika bruxim dilakukan dengan tekanan yang keras, akan terjadi
kerusakan gigi yang parag dan berlangsung cepat (Hiranya P, et. al. 2009).

f. Tumbuh gigi bungsu


Gigi bungsu merupakan gigi molar yang letaknya paling belakang dari
lekung gigi. Disebut bungsu karena gigi ini keluar paling terakhir, biasanya sekitar
umur 17-21 tahun (Ahmad, Aziz. 2004).
Karena gigi ini keluar paling belakangan, terkadang tidak ada tempat lagi
yang cukup bagi gigi ini untuk keluar sempurna. Hal ini bisa terjadi karena ukuran
lengkung rahang kamu lebih kecil daripada lengkung gigi sehingga tidak bisa
menampung semua gigi-gigi yang ada. Dia bisa impaksi atau terpendam di dalam
gusi ataupun tulang alveolar kamu karena tidak ada lagi ruangan buat gigi. Gigi
bungsu yang impaksi mungkin bisa saja tidak menimbulkan gejala atau masalah
apapun sampai kamu tua.
Jika masih ada tersisa ruangan walaupun sedikit, si bungsu ini akan
mencoba untuk keluar. Saat hal ini terjadi, gusi yang menutupinya terkadang bisa
mengalami pembengkakan dan menimbulkan rasa sakit. Sakit yang di timbulkan
bisa menyebar ke gigi di sebelahnya bahkan sampai ke telinga kamu pada sisi
tersebut. Komplikasi ini bisa hilang setelah gigi keluar sempurna.
Gigi bungsu yang berhasil keluar terkadang sering bermasalah dengan
posisi tumbuhnya. Hal ini akan mempersulit kamu untuk membersihkannya,
selain juga karna posisinya yang berada paling belakang. Karena sulit dibersihkan,
biasanya gigi bungsu menjadi lebih rentan terbentuk lubang gigi (karies gigi)
(Ardyan, 2010).
g. Gigi Miring
Gigi miring atau tidak rata ternyata dapat menjadi penyebab sakit gigi. Hal
ini terjadi ketika gigi tidak selaras dengan benar ada distribusi tekanan yang tidak
merata pada saat mengunyah dengan demikian mudah terjadi peradangan pada
saraf di gigi menyebabkan rasa sakit (honestdoct, 2019).

h. Perawatan ortodontik
Perawatan ortodontik (atau memperbaiki keselarasan gigi dengan kawat
gigi) sering dapat menyebabkan sakit untuk periode singkat saat kawat gigi baru
disesuaikan atau diperketat (honestdoct, 2019).

i. Masalah diluar gigi


Rasa sakit yang bukan berasal dari gigi lebih jarang ditemukan
dibandingkan dengan rasa sakit yang berasal dari gigi, Penyebab rasa sakit bukan
berasal dari gigi pada umumnya karena gangguan sendi temporomandibula.
Contohnya infeksi sinus atau sinusitis, tekanan dari sinus dapat menyebabkan rasa
sakit yang berdenyut, terus-menerus. (Birnbaum, W)
Dalam kasus yang terjadi, sakit gigi atau nyeri rahang bisa merupakan
tanda serangan jantung. Sakit gigi juga bisa disebabkan oleh neuralgia trigeminal
yang ditandai dengan episode sakit yang intermiten serta nyeri pada wajah, rasa
sakit menusuk.
Apapun penyebab sakit giginya, hal pertama yang harus dilakukan yaitu
mengurangi rasa sakit (Alodokter, 2019).

A.5. Tindakan Mencegah Sakit Gigi

Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Oleh karena itu, jika gigi
anda saat ini masih sehat, mulailah lakukan-langkah pencegahan sebelum sakit
gigi datang. Usaha pencegahan tersebut seperti:
1. Menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride.

2. Membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss).


3. Mengurangi makan-makanan atau minuman yang manis, misalnya coklat, kue dan
permen.
4. Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, setidaknya setiap 6 bulan sekali.
5. Berhenti merokok, karena berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut.
6. Berkumur-kumur menggunakan obat kumur untuk lebih memastikan bakteri-
bakteri di mulut telah mati (Alodokter, 2019).

A.6. Pengobatan Sakit Gigi

Pengobatan untuk sakit gigi tergantung kepada apa penyebabnya,


diantaranya ;
1. Dokter akan melakukan penambalan gigi jika sakit gigi disebabkan karena gigi
berlubang. Bila gigi yang berlubang sudah mengalami pembusukan, dokter gigi akan
membersihkan terlebih dahulu sebelum ditambal.
2. Dalam mengobati sakit gigi, dokter gigi akan menentukan cara apa yang di pakai,
tergantung kepada penyebab sakit gigi itu sendiri.
3. Bila sakit gigi di karenakan akar gigi terinfeksi, dokter gigi akan melakukan
perawatan saluran akan (root canal).
4. Jika sakit gigi disebabkan oleh pertumbuhan gigi baru yang terjepit di antara gigi
lainnya dan menekan rahang, maka sebagai solusi satu-satunya, dokter mungkin
akan mencabut gigi baru tersebut.
5. Untuk mengatasi sakit gigi yang di sebabkan oleh infeksi bakteri, dokter gigi akan
memberikan antibiotik (Alodokter, 2019).

A.7. Penanganan Sakit Gigi Sebelum Kedokter Gigi

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengobatan sakit gigi
dirumah sebelum pergi ke dokoter gigi, di antaranya seperti :
1. Membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss) untuk
menghilangkan plak dan sisa makanan yang tersangkut.
2. Berkumur-kumur dengan air hangat.
3. Mengompres daerah pipi menggunakan kompresan dingin apabila sakit gigi
disebabkan karena cedera.
4. Berkumur-kumur menggunakan obat antiseptic
5. Minumlah obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol, untuk meredakan nyeri.
Gunakan sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat.
6. Anda juga bisa menggunakan minyak cengkeh dengan mengoleskannya pada kapas.
7. Gunakan obat dengan bahan alami atau tanaman obat akan sangat baik dan
membantu, dengan memanfaatkan zat pengurang rasa sakit pada kunyit.

Jangan menggunakan obat-obata kimia untuk meredakan rasa sakit, karena di


khawatirkan dapat merusak jaringan gusi. Jika sakit gigi, sebaiknya segera temui
dokter gigi untuk mencari tahu penyebabnya, sehingga dapat diobati dengan tepat
(Alodokte, 2019).

A.8. Manfaat Kunyit dengan Sakit Gigi

Kunyit dapat digunakan sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan


antioksidan, memiliki efek yang sama dengan fluoride untuk gigi. Dikarenakan
adanya kandungan minyak atsiri dan kurkumin didalamnya, yang dapat
meredakan radang pada gusi serta memiliki sifat analgesic alami (Ericka C., dkk,
2014).
Ketika gigi sakit, obat sakit gigi pasti jadi andalan. Ini karena ketika sakit,
hanya obat yang akan berfungsi untuk mengobati rasa sakit yang tidak bisa
langsung dilakukan pencabutan gigi. Obat alternatif dari tumbuhan alami atau
tanaman obat akan sangat baik dan membantu.

B. Kerangka Konsep
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(Independent) dan variabel terikat (Dependent).

 Variabel Bebas (Independent).


Yang dimaksud dengan variabel Independent adalah variabel yang akan
menentukan atau berpengaruh terhadap variabel Dependent, dalam penelitian ini
variabel Independentnya adalah Manfaat ramuan kunyit.

 Variabel Terikat (Dependent).


Yang dimaksud dengan variabel Dependent adalah variabel yang nilai atau
kondisinya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel Dependent dalampenelitian
ini adalah Sakit gigi
Pengobatan sakit gigi
Variabel ramuan kunyit
Berkumur-kumur Variabel
Independent Dependent

C. Definisi Operasional

1. Berkumur-kumur ramuan kunyit untuk mengobati rasa sakit gigi


2. Sakit gigi disebabkan oleh berbagai masalah pada gigi dan rahang, seperti karies gigi,
gingivitis atau penyakit rahang, dan banyak lagi
3. Kategori rasa sakit gigi,
(0=Sakit, 1=Tidak Sakit)

Cara Pembuatan Ramuan Kunyit


a. Siapkan kunyit 10 gram, akar serai masing-masing 25 gram, garam dapur
secukupnya.
b. Setelah itu cuci semua bahan dengan bersih dan kunyit di potong-potong,
c. Rebus dengan setengah liter air dan tunggu hingga mendidih.
d. Tuangkan air rebusan kunyit kedalam gelas sekitar 20 ml
e. Berkumur-kumur untuk empat kali sehari (Kompasiana, 2009).
BAB III

METODE

PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan desai pretest-posttest yang


bertujuan untuk mengetahui gambaran manfaat pengaruh ramuan kunyit terhadap
pengobatan sakit gigi pada masyarakat Desa Pematang Kasih Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai sebelum berkumur-kumur ramuan kunyit
dan sesudah berkumur-kumur ranuab kunyit sebanyak 4 kali dali 1 hari.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih


Kecamatan Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai.

B.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan


Mei 2019

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Menurut Soekidjo Notoadmojo, Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.


Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten. Serdang Bedagai yang berjumlah 720
orang.

16
17

C.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Soekidjo Notoadmojo)
yaitu sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel secara purposive (pengambilan
data yang diambil tidak secara acak tetapi di tentukan oleh peneliti) diambil
berdasarkan tujuan tertentu.
Kriteria Inklusi : - Responden bersedia menjadi sampel penelitia
- Mayarakat yang berumur 17- 40 tahun
- Tidak Mengkonsumsi Obat sakit gigi

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Jenis Data.

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai yang menderita sakit gigi
yang diberikan ramuan kunyit untuk mengetahui bagaimana gambaran pengaruh
ramuan kunyit yang diberikan untuk mengobati sakit giginya yang langsung
diperoleh peneliti dengan pemeriksaan langsung.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti yang
telah ada. Data sekunder yang diambil dalam penelitian ini adalah data jumlah
Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai yang diperoleh dari pemerintahan setempat.

D.2 Cara Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data sebagai berikut:


1. Sebelum penelitian, terlebih dahulu dilakukan survey awal di Masyarakat Dusun I
Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
2. Dengan cara mendata warga yang sedang sakit gigi dan dikumpulkan dibalai desa
untuk dilakukan pemeriksaan.
3. Setelah itu dilakukan pemeriksaan langsung kepada pasien yang sedang mengalami
sakit dan menentukan kategori sakit gigi.
4. Dan data identitas pasien (Nama, umur, jenis kelamin)
5. Kemudian responden diberikan ramuan kunyit untuk berkumur-kumur sekitar 20 ml
.
6. Setelah itu responden di jelaskan untuk berkumur-kumur ramuan kunyit selama 4
kali dalam satu hari.

Persiapan :
a. Mengurus surat izin kepada kepala desa Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.
b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian
c. Pemberitahuan kepada responden
d. Persiapan alat dan bahan

Alat:
a. Formulir pemeriksaan
b. Kaca mulut
c. Pinset
d. Sonde
e. Gelas kumur
f. Handscone
g. Masker
h. Tissue

Bahan:
a. Kunyit 10 gram
b. Akar serai 25 gram
c. Garam dapur
d. Air mineral ½ Liter

Cara Pembuatan Ramuan Kunyit


f. Siapkan kunyit 10 gram, akar serai masing-masing 25 gram, garam dapur
secukupnya.
g. Setelah itu cuci semua bahan dengan bersih dan kunyit di potong-potong,
h. Rebus dengan setengah liter air dan tunggu hingga mendidih.
i. Tuangkan air rebusan kunyit kedalam gelas (Kompasiana, 2009).
j. Berkumur-kumur untuk empat kali sehari

Pelaksanaan Kegiatan
1. Peneliti melakukan perkenalan dengan seluruh sampel.
2. Memberi penjelasan tentang tujuan
3. Sampel diinstruksikan berkumur dengan rebusan ramuan kunyit sebanyak 20 ml.
4. Dilakukan Observasi dan diperiksa kembali.

E. Pengolahan Data dan Analisa Data

E.1. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan bentuk analisis yang


bersifat deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

a. Proses Editing (memeriksa)


Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Tahap editing dilakukan pemeriksaan terhadap
kuesioner yang telah dikumpulkan, dalam melakukan editing ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu: memeriksa kelengkapan data, memeriksa
kesinambungan data, memeriksa keseragaman data.

b. Proses Coding (memberi tanda kode)


Proses coding merupakan kegiatan pemberian kodenumeric (angka) pada
data atau kategori sehingga mempermudah dalam pengolahan data. Coding sangat
diperlukan mengingat data yang dikumpulkan banyak macamnya karena
pengumpulan data menggunakan pertanyaan, oleh karena itu untuk mempermudah
pengolahan data maka diberikan simbol-simbol tertentu, misalnya beberapa
angka, untuk setiap jawaban.
c. Proses Tabulating
Memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam bentuk tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada 30 responden yang mengalami sakit gigi
pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai cermin
keabupaten Serdang Bedagai :
.
Tabel 4.1
Distribusi rasa sakit pada gigi sebelum berkumur dengan Ramuan Kunyit selama
1 hari Pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai

Kriteria Sebelum Berkumur


Sakit gigi Jumlah Persentase
(n) (%)
Sakit 30 100
Tidak Sakit 0 0
Jumlah 30 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 30 responden, 30 orang (100%) mengeluh
sakit gigi, 0 orang (0%) mengeluh tidak sakit gigi

Tabel 4.2
Distribusi rasa sakit pada gigi sesudah 1 hari berkumur dengan Ramuan
Kunyit Pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.

Kriteria Sesudah Berkumur


Sakit gigi Jumlah Persentase
(n) (%)
Sakit 10 33,3
Tidak Sakit 20 66,7

Jumlah 30 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa, setelah berkumur dengan air rebusan ramuan
kunyit selama 4 kali dalam satu hari terjadi perubahan dari 30 responden yang
sakit gigi, sebanyak 20 orang (66,7%) merasa tidak sakit lagi, 10 orang (33,3%)
yang merasa sakit gigi, dengan berkumur-kumur selama 4 kali dalam kurung
waktu satu hari.

20
21

B. Pembahasan
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 orang kelompok masyarakat
Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai yang berkumur-kumur dengan ramuan kunyit. Dari hasil penelitian awal
yang dilakukan mayarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar mengalami sakit gigi.
Sedangkan tenaga kesehatan gigi atau dokter gigi sedikit dan jauh dari desa. Jadi
ramuan kunyit ini bisa di jadikan pertolongan pertolongan pertama untuk
menghilangkan rasa sakit gigi sebelum mendapatkan pengobatan utama dari
tenaga kesehatan gigi.
Sakit gigi merupakan salah satu keluhan pada gigi yang paling sering dialami
di seluruh dunia. Penyebab sakit gigi kebanyakan orang akan menjawab
kerusakan gigi adalah penyebabnya. Namun, selain kerusakan pada struktur gigi,
ternyata ada banyak penyebab sakit gigi lainnya. Hal ini penting untuk diketahui,
karena dengan mengatahui penyebabnya akan membantu mencegah bahkan
mengatasi sakit gigi sampai batas tertentu (Ahmad. Aziz, 2004).
Untuk mencegah terjadinya sakit gigi, sebaiknya seseorang menjaga higienitas
mulutnya dengan menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Membiasakan diri menyikat gigi dan menggunakan benang (dental
floss) untuk membersihkan gigi, bisa membantu mengurangi resiko bau mulut,
sakit gigi dan penyakit periodontal (Marianti, 2017).
Trend penggunaan obat herbal “back to nature” sudah meningkat dikalangan
masyarakat luas, dan WHO menyebutkan 65 % dari penduduk negara maju dan
80 % penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Peningkatan
penggunaan obat herbal memiliki dua aspek yaitu, aspek secara medis yang terkait
dengan penggunaan yang sangat luas dan aspek secara ekonomi yang terkait
dengan perekonomian masyarakat (Sampurno, 2007).
Obat dari tumbuhan alami atau tanaman obat-obatan akan sangat baik dan
membantu, dengan memanfaatkan zat pengurang rasa sakit pada kunyit. Kunyit
atau kunir yang memiliki nama latin curcuma longa linn alias curcuma domesica
val merupakan tanaman rempah asli asia tenggara, kunyit juga termasuk kedalam
kelompok jahe-jahean.
Di India kunyit telah digunakan selama lebih dari 2500 tahun untuk
pengobatan ayurveda, karena memiliki kualitas antiseptik dan anti bakteri, yang
memiliki efek sama dengan fluoride untuk gigi, menyembuhkan peradangan serta
membantu masalah pencernaan dan depresi (Agoes, 2004).
Pada masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat masyarakat banyak yang mengalami
sakit gigi karena gigi berlubang. Ada sekitar 19 responden yang mengalami karies
mencapai pulpa, 8 responden yang mengalami karies mencapai dentin dan 3
responden yang mengalami karies mencapai email.
Hasil penelitian yang diperoleh dari pemeriksaan terhadap masyarakat Dusun I
Desa Pematang Kasih kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai dari
30 sampel yang mengeluh sakit gigi dikarenakan gigi berlubang. Setelah
berkumur-kumur Ramuan Kunyit mengalami penurunan responden yang sakit
gigi setelah berkumur-kumur ramuan kunyit selama 4 kali dengan rentang waktu
2 jam untuk sekali berkumur-kumur. Sebanyak 30 responden (100%) yang
memiliki kriteria sakit, dan 0 responden (0%) yang kriteria tidak sakit sebelum
berkumur-kumur ramuan kunyit, menjadi 10 responden (33,3%) yang masih
mengalami sakit dan 20 responden (66,7%) lain nya sudah tidak merasakan sakit
gigi lagi setelah berkumur-kumur ramuan kunyit sebanyak 4 (empat) kali dalam 1
(satu) hari.
Dari hasil penelitian yang sema dilakukan oleh (Rizki Annisa tahun 2016)
terdapat perbedaan yang didapat. Rizki Annisa (2016), melakukan penelitian
dengan berkumur-kumur ramuan kunyit sebanyak 2 kali dalam 1 hari dan
mendapat hasil 27 responden sudah tidak mengalami sakit gigi lagi setelah
berkumur-kumur selama 3 hari, 3 responden tidak sakit gigi lagi setelah
berkumur-kumur selama 5 hari.
Hal ini dikarenakan kunyit dapat digunakan sebagai anti bakteri, antiinflamasi,
dan antioksidan dikarenakan adanya kandungan minyak atsiri dan curcumin pada
kunyit. Antioksidan yang terkandung didalam kunyit merupakan antioksidan yang
bersifat fenolik yaitu kurkumin serta kunyit memiliki sifat analgesik alami yang
dapat meredakan peradangan pada gusi (Ericka C., dkk.2014).
Sebelum berkumur-kumur ramuan kunyit responden yang menderita sakit
gigi diberi penjelasan tentang manfaat kunyit dan tidak boleh minum obat
antibiotik terlebih dahulu karena ingin mengetahui manfaat dari berkumur-kumur
ramuan kunyit untuk mengobati sakit gigi. Karena keterbatasan waktu peneliti
tidak bisa mengontrol apakah responden meminum obat antibiotik atau tidak
sebelumnya.
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan
:
1. Sebelum berkumur-kumur air rebusan ramuan kunyit terdapat 30 responden yang
diambil sebagai sampel peneliti mengeluh sakit gigi.
2. Sesudah berkumur-kumur air rebusan ramuan kunyit sebanyak 4 kali dalam 1 hari
terjadi penurunan responden yang mengeluh sakit gigi sudah tidak sakit gigi lagi dan
10 responden masih mengeluh sakit gigi.

B. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut :
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
manfaat berkumur-kumur ramuan kunyit bagi kesehatan gigi pada Masyarakat
Dusun I Desa Pematang Kasih Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
2. Bisa menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan dalam membuat kebijakan untuk
mengajak masyarakat untuk menanam tumbuhan yang mempunyai khasiat bagi
kesehatan.

24
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika. Hal.
65

Ahmad S, Aziz. 2004. Perawatan Gigi Dan Mulut. Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal.
54-55

Alodokter.2018. Sakit Gigi, Gejala, Penyebab, dan Mengobati


http://www.alodokter.com/sakit-gigi (diakses 2019)

Birnbaum, W &Stephen,M.D. 2009. Diagnosa Kelainan Dalam Mulut. Jakarta:


EGC

Ericka C., dkk. 2014. Pengaruh Pemakaian Pasta Gigi Kunyit, Madu, Vol. 5
https://journal.ugm.ac.id. Hal. 75

Harjana, Dadan. 2016. Manfaat Kunyit Untuk Kesehatan dan Efek Farmakologis
http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/06/manfaat-kunyit-untuk-
kesehatan.html (diakses 2016)

Hirayana P. Herjulianti, Eliza. Nurjannah, Neneng. 2010. Ilmu Pencegahan


Penyakit Jaringan Keras Pendukung Gigi. Jakarta: Kedokteran EGC.

Honestdoct. 2019. Penyebab Sakit Gigi Yang Mungkin Anda Alami


https://www.honestdocs.id/penyebab-sakit-gigi (diakses Maret 2019)

Indah, I.Z & S, A.I., 2013. Penyakit Gigi, Mulut, dan THT. Yogyakarta: Nuha
medika

Kompasiana.2009. Mafat Kunyit Obati Sakit Gigi


http://www.Kompasiana.com/kerockan.blogspot.com/54ff3593a33311324
a50f901/manfaat-kunyit-obati-sakit-gigi

Larasati, R., 2012. Oral hygiene; systemic disease; longevity


http://jurnalskalahusada-poltekkes-Denpasar.ac.id [diakses Maret 2016]
Hal. 97

Notoatmodjo, S., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Pramono, Jarwo. Jamu Ramuan Surga Plus Pijat Refleksi. Dua Media. Hal. 35

Rahmadhan, Ardyan Gilang. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut,
Jakarta: Bukune

Ramayanti, Sri. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi


https://jurnal.fkm.unand.ac.id Hal.89-90
KEMENTER1ANKfSEHAIANR¥PUBUXIND0NESM

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


Ij. Janin Giaing PM. I3.5 xcl. Lan Cih Medau Tuatungan xode Pos : 20136
Telepon : 061-8368b33 - £- : 061-8368644

Nomor PP. 07.01/00/01/ o 0 /2019

Perihal : Permohonan Metakukan Peneli an

Kepada Yth,

Bapegflbu Kepala Desa Pematang Kasih


Kec. Pantai Cermin Kab. SERGEI

Tempat

Dengan fromat

Bersama dengan ini kami mohon bantuan Bapak/I bg kiranya bersedia memberi izin

kegada mahasiswa atas :

Nama : Novisyah Nurul Rizki

NIM : P 07525016079

Prodi : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkee Kemenkes Medan

dalam rangka penulisan Karya Tulic Ilmiah dengan judul “Gambaran Berkumur-Kumur
Ramuan Kunyjt UnttJk Pengobatan Sakit Gigi pada MasyaraM Duaun 1 Deka Pematang
Kasih Kecansatan Pantai Cemin Kabupaten Serdang Bedagai", yang akan dilaksanakan
pada bulan April 2019 sampai dengan seleeai.

Demikian kami sampaikan atas parhatian dan kerjesama yang baik dari pihak Bapak/lbu
kami ucapkan terimakañh.
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN (INFORMED

CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :
Umur :
Alamat :
Nama Orang Tua/Wali :

Setelah mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang


berjudul ”Gambaran Berkumur-kumur Ramuan Kunyit Untuk Pengobatan Sakit Gigi
Pada Masyarakat Dusun I Desa Pematang Kasih Kabupaten Serdang Bedagai Tahun
2019”. Menyatakan bahwa saya bersedia dengan sukarela menjadi subjek penelitian
tersebut.

Medan, 2019
Yang Menyatakan, Peneliti

(................................) (Novisyah Nurul Rizki)

FORMULIR PEMERIKSAAN
GAMBARAN BERKUMUR-KUMUR RAMUAN KUNYIT UNTUK
PENGOBATAN SAKIT GIGI PADA MASYARAKAT DUSUN I DESA
PEMATANG KASIH KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI
TAHUN 2019

NAMA :

UMUR :

ALAMAT :

JENIS KELAMIN :

 Keadaan Gigi

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Sebelum Sesudah
Sakit Tidak Sakit Sakit Tidak Sakit
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
HEALTH RESEARCH ETHICS CO FMITTEE
POLIWKNTK KESEHA YES BADAN

POLYTECHNIC HEALTH MINISTRY OF HEALTH MEDAN

KETERANGAN LAYAK ETIK


DESCRIPTION OF ETHICAL EXEMPTION
”ETHICAL EXEMPTION"

No.198/KEPK POLTEKKES EEMHNKES MEDW/2019

Protokol peneiitian yang diusinltcan oleh :

Nama Inslitusi

”G•mbsrsn Berkumur-kuoiur Mexican Kunyit Untuk Pecgobatan Ssiit Glgi Pzdz


JflssyeraLst Dueun 1 0m Peeiatong Beth Recsmotan Psntsi Cernin Eabiipetec Seeding
Bedegei”

"I’icture OfGorgling Of Turmeric Herb For The Treatment Of Toollioehe In The Communiy OfHamlei I
Village I’emotong Kosih Sub-district I’ontoi Cermin Dislriel Serdang Bedagai“

Dinyatakan ley wk etik sesuai 7 (tujuh) Standar WHO 2O] 1 , yaitu 1) 14itai Sosi 1, z) toilet Itmiah, 3) Pemwataan
Beban dan MJ 4) Risiko. 5) Bujykarv'Bâsp1oitasi, 6) K erahnsiaan dan Privacy, dan 7) Persclujuan Setelah Penjelasm
yang merujuk gada Podomw CIOMS 20Tti. Hal ini seperti yeog diMjrtkT‹an olefi I «hiya indiketqr setiag slander.
MASTER TABEL

No.
NO Umur Diagnosa Elemen Gigi Sebelum Berkumur Sesudah berkumur
Responden

1 1 23 KMP 37 Sakit Sakit

2 2 22 KMP 37 Sakit Tidak Sakit

3 3 18 KMP 36 Sakit Tidak Sakit

4 4 32 KMP 46 Sakit Sakit

5 5 45 KME 26 Sakit Tidak Sakit

6 6 28 KMP 36 Sakit Sakit

7 7 29 KMD 26 Sakit Tidak Sakit

8 8 27 KMD 37 Sakit Tidak Sakit

9 9 23 KMP 36 Sakit Sakit

10 10 35 KMD 46 Sakit Tidak Sakit

11 11 21 KMP 16 Sakit Tidak Sakit

12 12 35 KMP 46 Sakit Tidak Sakit

13 13 36 KMP 26 Sakit Sakit

14 14 37 KMP 37 Sakit Tidak Sakit

15 15 25 KMP 27 Sakit Tidak Sakit

16 16 26 KMD 47 Sakit Sakit

17 17 45 KMP 36 Sakit Tidak Sakit

18 18 38 KME 27 Sakit Tidak Sakit

19 19 41 KME 36 Sakit Sakit

20 20 39 KMD 16 Sakit Tidak Sakit

21 21 42 KMP 46 Sakit Tidak Sakit


22 22 45 KMP 36 Sakit Sakit

23 23 32 KMD 27 Sakit Sakit

24 24 39 KMP 17 Sakit Tidak Sakit

25 25 47 KMD 26 Sakit Tidak Sakit

26 26 37 KMP 27 Sakit Tidak Sakit

27 27 38 KMD 36 Sakit Tidak Sakit

28 28 29 KMP 27 Sakit Tidak Sakit

29 29 37 KMP 36 Sakit Sakit

30 30 19 KMP 36 Sakit Tidak Sakit


JADWAL PENELITIAN

Bulan
No Junuari Februari Maret April Mei Juni
Urutan Kegiatan
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul KTI
2 Persiapan Proposal
3 Persiapan Izin Lokasi
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Analisis Data
7 Mengajukan Hasil
Penelitian
8 Seminar Hasil
Penelitian
9 Penggandaan
Laporan Penelitian
f
ra
Pa mb
Pe
fI
ra i
Pa S
IH
n -
ra l l
Sa du a
tu aw n
at ey nga
bu urv ba asi

JUDUL : Gambaran Berkumur-kumur Ramuan Kunyit Untuk Pengobatan Sakit


Gigi Pada Masyarakat Dusun I Dese Pematang Kasih Kecamatan
em i s m ok
M sua erti an l
se n p u d J
da k t k ar n
e w
a a i e u t
af rb *d t o
M Pe ul ua I
Br
i
jtid b ey
em rv
H
A m n ee las su
n
lliin ” j
e
' ka
C ul da n uk
a Ao ul fo ñs
gg Ju
d ua kap ”M
! Tan d g
rig

Panta+ Cermin Kabupaten Serdang Bedagai


No ari/ em len ka al k
H M ng ia aw da ra
9 ya Be a
DAFTAR KONSULTASI

a y
01 r” p as
-2 Ia m en
02 La an a t a h
”d
01
— n/ 19 us h } b
m jsi ai
ni 0 in
e
um aia Ta rer esu
Le 2-2 tL R as n fe s
z ’ 4-0 Ou - M jua litia re fisi
'0 u/ Tu e re ul
ab - - I- Pe
n t ju
d
3 ’ R 6-02 B aa
n anf litia
0 19 BA i
20 M ne isi na|
Pe n fin io t, n
at
/ ua k De as ka da
r
m - ” n- nja aiJg ep op ng t.
Ju -02 ” Ti er ns i s* ada
08 19 K K o s
i
20 B - a er n nissionon p s
BA D fi a i la
il DOe prpreg
Oai
n/ al
ni 2-
Se &0 ||
9
! 1 01 BA
B
2
9
/ O1
b u •2
Ra -02
20

Membuat format
pemeriksaan

- Jenis dan Cara


- Populasi dan

- PengoTahan
Pengumpulan
- Lokasi dan
Penelitian

Penelitian
Pene\itian

Sampel
Waktu
- Jenis

Data
Data ri
di ra
an ca
pk k i an
sia ei on
e
BAB III

er rb
-P e oh
al mp m
os e er ka
n
25-02-2019
ia
op - M n
Pr is a ra
n Tul ulis l su
Uj rya pe mb
n i
tp
da
h
Pe
rb ai
ca
ra
1 ›
Ka iah a an g a S u
n ”
Ilm en iks ka n

Senin/
- M me
r ati ke
rh efi
pe Pe ng
ik pe n a
i . bai TI da dSI jag ta
16 vis er l K
20 Re emg osa n 0Q en ta an
4- a M ap e d

7
-0 m p ik a)
05 A0
o
Pr rba poc la sik arrn n
/B ,lll e bi k pa un kan
in ,Il ” P j Pro gam so t ti
en 9 t n
sa erha
n
9S -201 Pe
-0
4 n ta P
08 Da
nB
e
iks
m
er
tt
da
lV bU
, e a
t t9 bu
Ra 6
M orm bua
ea 2o F a
10 -04 a- 01
las -2 - em er
09 M st
5e -04 0-04 a l
09 1 M beei) r
THae esi
1 d e
.I ai 19
20 M bel
d& Ta
n/
ni 8
Se 01
12 6•2
0 7-
/0
aa
ta
S'e 9
13 201

14 - Hasil 'Table narus "
Penelitian terbuka

Rabu/ - Pembahaean - Pembahasan


08-OF-2019 BAB IV, - Kesimpulan harus Gistematis

V - Saran - Saran harus


membangun dan
sesuai sasaran

Pemat\kan panduan
15 Kamis/ BAB V penulisan abstrak "
09-05-2019 dan

Abstrak Isi Abstrak

1 - Sesuaigan dengan _
6 Ju Abstrak judul KTI
10-05-2019
m - Mewakili isi KTI
at
/ - Perbaikan hasil
47 ujian ”
Ujian Seminar - Perbaikan tata
Kamis/ KTI penulisan

16-0 i-2019 _

Ie Selasa/ Peñksa kelngkapan data


Revisi KTI
17-06-2019
Diyilid lux dan
aitandatanpani oleh
19 Menyerahkan pembimbing,
penguji, dan ketua
Kamic/
penguji
20-06-2019

Merigetahui,

“, geperawatan Gigi Medan, Juni 2019


kekkes nkes RI Medan Pembimbing

Ety S fi adhan,M.Kes Asnita B. S, g.Pd, S.SiT, M.Kes


NIP. 197508011995032001
@ T993122001
BIODATA PENELITI

Data Pribadi
Nama : Novisyah Nurul Rizki Tempat/Tanggal
Lahir : Medan, 21 November 1998 Anak
Ke : 1 (Satu) dari tiga bersaudara Nama Orang
Tua
Ayah : Syafari
Ibu : Iriani Lubis S.PdI
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kompos Desa Pujimulyo
Kec. Sunggal

Riwayat Pendidikan
2003-2004 : TK. Tekad Mulia
2004-2010 : SD Tekad Mulia
2010-2013 : MTS Negeri Binjai
2013-2016 : SMA Negeri 1 Binjai
2016-2019 : D3 Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan

Anda mungkin juga menyukai