Oleh
Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia dengan
tingginya angka mortalitas dan morbiditas. Obat tradisional yang memiliki efek
antiinflamasi dan antibakteri, salah satunya madu yang memiliki efek atibakteri,
anti inflamasi dan anti oksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
potensial suplementasi madu terhadap penurunan frekuensi diare akut pada anak di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experimental) dengan
rancangan non equivalent control group. Subjek penelitian ini adalah pasien anak
penderita diare akut yang dibagi menjadi dua kelompok intervensi dan kelompok
kontrol setiap kelompok berjumlah 15 responden. Data diperoleh langsung dari
subjek penelitian melalui data primer. Dari data yang diperoleh selanjutnya
dilakukan analisis menggunakan unpaired samples t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi diare akut hari pertama pada
kelompok intervensi lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Frekuensi diare
akut di hari kedua, ketiga dan keempat pada kelompok intervensi lebih sedikit
dibandingkan kelompok kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan efek potensial
suplementasi madu terhadap penurunan frekuensi diare akut.
Pemberian suplementasi madu terbukti menurunkan frekuensi diare akut pada anak
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
By
Diarrheal diseases until now still the health problems of the world with high number
of mortality and morbidity. Traditional medicine which has a bitter taste and
antibacterial effect, one of which has the effect of antibacterial honey, bitter taste
and antioxidants. This study to find out the potential effects of honey
supplementation on reducing the frequency of acute diarrhea in children in the Dr.
H. Abdul Moeloek.
This study used quasi-experimental design with nonequivalent control group
design. Subjects of study were children with acute diarrhea who were divided into
two intervention groups and control group, each group amounted to 15 respondents.
Data obtained directly from research subjects through primery data. From the data
obtained then the analysis is performed using unpaired samples t- test.
This study indicates the frequency of first-day acute diarrhea of intervention group
was more than control group. The frequency of acute diarrhea on the second, third
and fourth days in intervention group was less than children who were controls
group. The statistical test results show the potential effects of honey
supplementation on decreasing frequency of acute diarrhea.
Provision of honey supplementation was proven to reduce the frequency of acute
diarrhea in the Dr. H Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung.
Abeshu MA, Bekseho G. 2016. Medicinal uses of honey. Biology and Medicine
Journal. 8(2): 1-7.
Asha’ari ZA, Mohd ZA, Wan SJWD, Che MCH, Ishlah L. 2013. Ingestion of honey
improves the symptoms of allergic rhinitis: evidence from a randomized
placebo-controlled trial in the East Coast of Peninsular Malaysia. ASM.
33(5): 469-475.
Black RE, Morris SS, Bryce J. 2003. Where and why are 10 million children drying
every year?. Lancet. 361: 2226-2234.
Bogdanov S, Jurendic T, Gallman P. 2008. Honey for nutrition and health: a review.
J Am Coll Nutr. 27:677-89.
Cholid S. 2011. Pengaruh pemberian madu pada anak yang menderita diare akut
cair dengan dehidrasi ringan sedang [tesis]. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Dahlan S. 2014. Statistika untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat dan
multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia. hlm. 93-109.
Dahlan S. 2016. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, edisi 4.
Jakarta: Epidemiologi Indonesia. hlm. 187-193.
Fajrilah BR, Ulfah DI, Qathrunnada D. 2013. Pengaruh pemberian madu terhadap
kadar malondialdehyde (MDA) plasma darah pada tikus yang diinduksi
alloxan. Studi experimental pada tikus putih jantan galur wistar. Sains
Medika. 5(2): 98-100.
Guyton, Arthur C, and John E Hall. 2003. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:
EGC. hlm 1012-1019.
Htwe K, Yee KS, Tin M, Vandenplas Y. 2007. Infection in the elderly. Infectious
Disease Clinics of North America. 21 pp: 711-743.
Kajiwara S, Gandhi H, Ustunol Z. 2002. Effect of honey on the growth of and acid
production by human intestinal bifidobacterium spp. An in vitro comparison
with commercial oligosaccharides and inulin. J. Food Proot : 65(1): 214-18.
King LA, Popoff MR, Mazuet C, Espie E, Vaillant V, de Valk H. 2010. Infant
botulism in France, 1991-2009. Arch Pediatr Journal. 17(9): 1288-92.
Maki F, Adrian U, Amatus YI. 2017. Perbedaan pemberian asi ekslusif dan susu
formula terhadap kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
puskesmas ranonata weru. eKp. 5(1).
Magdarina. 2011. Morbiditas dan mortalitas diare pada balita di Indonesia tahun
2000-2007. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan
Litbangkes.
Nelwan, Erni, Juita. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi empat. Jakarta:
Internal Publishing.
Nurheti Y. 2015. Khasiat madu untuk kesehatan dan kecantikan. Edisi 1. Jakarta:
Published Andi.
Quran Surat. An-Nahl: 68-69. 2015. Departemen Agama RI. Jakarta: PT. Syamil
Cipta Media.
Rio Y dan Aziz D. 2012. Perbandingan efek antibakteri madu asli sikabu dengan
madu lubuk minturun terhadap escherichia coli da staphylococcus aureus
secara in vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. 1(2).
Rahma, Amin RH, & Masni. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Diare Pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Baranglompo Kecamatan
Unjung Tanah Tahun 2012. Repository Universitas Hasanuddin.