Disusun Oleh:
MUHAMAD SUHAERUL
NIM: 433131490120024
A. Latar Belakang
Penyakit diare dapat terjadi karena konsumsi makanan maupun minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit. Mayoritas penderita diare adalah anak
berusia dibawah lima tahun (balita) dengan prevalensi sebesar 12,2%. Penyakit diare
dapat berakibat fatal apabila penderita diare mengalami dehidrasi berat. Pemberian bubur
tempe kepada penderita diare ini dapat mempersingkat durasi diare akut serta
mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita diare akut. Pemberian bubur
tempe kepada penderita diare ini dapat mempersingkat durasi diare akut serta
mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita diare akut. Tempe sebagai
bahan dasar pembuatan bubur dipilih karena tempe merupakan bahan pangan tradisional
yang mudah didapat dan murah, tempe mengandung komponen fungsional probiotik dan
prebiotik, serat l arut, asam lemak omega 3 polyunsaturated, konjugasi asam linoleat,
antioksidan pada tanaman, vitamin dan mineral, beberapa protein, peptida dan asam
amino seperti phospholipid.
Problem: Penyakit diare dapat berakibat fatal apabila penderita diare mengalami
dehidrasi berat yang diakibatkan oleh kehilangan banyak cairan yang berlebihan
dari dalam tubuh. Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap penyakit yang biasa
saja walaupun kondisi tersebut sangat umum terjadi.
3. Intervensi
Bahan pembuatan bubur tempe : 2 sdm beras, cuci bersih, 50 gram tempe, potong dadu, 1
sdt irisan daun bawang dan 300 ml air/kaldu daging.
Cara : membuat : 1)rebus dengan air atau kaldudaging, masak hingga
mendidih,2)masukan tempe , aduk rata masak hingga semua bahan matang dan tesktur
beras empuk. Angkat 3)tuangkan ke dalam tabung blender proses hingga lembut, 4)
tuangkan ke mangkuk saji dan siap dihidangkan.
Nilai rata-rata sebelum sebesar 8,47 nilai rata-rata sesudah sebesar 2,87, maka terjadi
penurunan rata-rata sebesar 5,60, sehingga dengan pemberian diet bubur tempe terbukti
menurunkan frekuensi BAB pada anak diare. Disimpulkan terdapat perbedaan sebelum
dan sesudah pemberian diet bubur tempe terhadap frekuensi BAB pada anak diare di
ruang Mina RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Nilai rata-rata sebelum sebesar 9,00 nilai rata-rata sesudah sebesar 5,40, maka terjadi
penurunan rata-rata sebesar 3,60, sehingga dengan pemberian diet bubur preda terbukti
menurunkan frekuensi BAB pada anak diare. Disimpulkan terdapat perbedaan sebelum
dan sesudah pemberian diet bubur tempe terhadap frekuensi BAB pada anak diare di
ruang Mina RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
4. Out Come : Hasil Penelitian berdasarkan jurnal yang kita ambil
Hasil penelitian diperoleh nilai P = 0,000, sehingga dapat disimpulkan Terdapat
perbedaan rata-rata sebelum dengan sesudah pemberian diet bubur tempe
terhadap frekuensi BAB pada anak diare di ruang Mina RS PKU Muhammadiyah
Surakarta. Nilai rata-rata sebelum sebesar 8,47 nilai rata-rata sesudah sebesar
2,87, maka terjadi penurunan rata-rata sebesar 5,60, sehingga dengan pemberian
diet bubur tempe terbukti menurunkan frekuensi BAB pada anak diare.
Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan Haritono dan Sudigbia (2008),
yang menyebutkan bahwa formula tempe telah memenuhi syarat sebagai makanan
bagi penderita diare yaitu bergizi tinggi, mudah dicerna, mudah diserap dan
mempunyai efek positif terhadap perbaikan mukosa usus, semua ini ditujukan
untuk memperbaiki kesehatan dan status gizi penderita
Sedangkan penelitian yang dilakukan Heni Setiawati (2015), pengaruh pemberian
bubur tempe terhadap frekuensi bab pada diare anak mendapatkan hasil sebagian
besar frekuensi BAB sebelum diberikan diet bubur tempe antara 5-10 x/hari
setelah diberikan diet bubur tempe mayoritas frekuensi diare menjadi 1-4 x/hari.