Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS RESUME

KEPERAWATAN KELUARGA

H-2

Disusun Oleh:

MUHAMAD SUHAERUL

NIM: 433131490120024

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA KARAWANG

Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang Barat

Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842

2020/2021

KASUS
Saat dilakukan kunjungan rumah terhadap keluarga Bapak K (35 tahun), didapatkan data bahwa
Ibu L (30 tahun), sering mengeluh berkeringat pada malam hari, batuk berdahak lebih dari 1
bulan, dan nafsu makan berkurang. Ibu L mengatakan pernah mempunyai riwayat penyakit TB
Paru kurang lebih 2 tahun yang lalu dan sempat dirawat selama 13 hari di RS Dahlia dengan
keluhan sesak nafas dan demam di malam hari. Ibu L mengatakan putus obat setelah 2 bulan
pengobatan karena merasa sudah pulih, namun saat ini harus menjalani OAT Kembali. Saat
dikaji, Ibu L mengatakan nyeri dada dengan skala 6, sesak nafas dan batuk, sesak bertambah
Ketika berbaring, dan berkurang ketika duduk. Hasil pemeriksaan dari RS Dahlia saat Ibu L
dirawat 1 tahun lalu: sputum BTA+, Hasil rontgent terdapat infiltrat di kedua lapang paru-paru,
dan Hb 10 gr/dL. Keadaan umum Ibu L: terlihat lesu, lemas, wajah kusam, merintih kesakitan,
kesadaran compos mentis GCS 4/5/6, TD150/80 mmHg, RR 26x/menit, S 36.20 C, TB 150 cm,
dan BB 47 Kg.

Berdasarkan hal tersebut, lengkapilah pertanyaan di bawah ini:

1. Analisis data dari kasus di atas, berikan justifikasi kenapa data-data tersebut muncul?

2. Tentukan batasan karakteristiknya, rumuskan diagnosis keperawatan yang muncul


(berdasarkan NANDA)

3. Tentukan skoring untuk memprioritaskan diagnosis keperawatan yang muncul!

4. Sebutkan 2 intervensi utama dari diagnosis keperawatan prioritas pertama (berdasarkan NIC)!

5. Jelaskan terapi komplementer/modalitas/ramuan tradisional apa yang dapat diberikan pada


keluarga berdasarkan EBP sesuai dengan kasus di atas!

N DATA MASALAH
O KEPERAWATAN
1 DS: Ketidakefektifan
- Ibu mengatakan mengalami sesak bersihan jalan nafas
DO: (00031)
- sputum BTA+, Hasil rontgent terdapat infiltrat di kedua
lapang paru-paru
- RR 26x/mnt
2 DS: Nyeri Akut (00132)
- mengatakan nyeri dada dengan skala 6
DO:
- Terlihat merintih kesakitan
- TD: 150/80mmHg
3 DS: Ketidakpatuhan
- Ibu L mengatakan putus obat setelah 2 bulan (00079)
pengobatan karena merasa sudah pulih, namun saat ini
harus menjalani OAT Kembali.

N BATASAN KARAKTERISTIK DIAGNOSIS


O KEPERAWATAN
1 Batasan karakteristik Ketidakefektifan bersihan
 Batuk yang tidak efektif jalan napas (00031)
 Dispnea
 Gelisah
 Perubahan frekuensi napas
 Perubahan pola napas
 Sputum dalam jumlah yang berlebihan
 Penurunn bunyi napas

2 Batasan karakteristik Nyeri akut (00132)


 Diaphoresis
 Ekspresi wajah nyeri
 Focus menyempit
 Keluhan tentang karateristik nyeri dengan
menggunakan standard instrument nyeri
 Perilaku distraksi
 Perubahan posisi untukmenghindari nyeri
 Sekap melinungi area nyeri
 Keluhan tentang intensitas menggunakan
standarskala nyeri (misalkan, sakalawong-baker
faces, skala penilaian numeric)

3 Batasan karakteristik Ketidakpatuhan (00079)


 Eksaserbasi gejala
 Gagal mencapai hasil
 Komplikasi terkait perkembangan
 Mengingkari perjanjian
 Perilaku tidak taat

No Kriteria Bobot Total Pembenaran


1 Sifat masalah: 1 3/2x1= Sesak yang dialami Ibu
Sejahtera (3) 1,5 L mengalami keparahan
Defisit kesehatan (3)
Ancaman kesehatan (2)
Faktor risiko (1)
2 Kemungkinan diubah: 2 2/2x2= Ibu L mengatakan
Mudah (2) 2 dirinya akan mencoba
Sebagian (1) mengikuti apa yang di
Tidak dapat (0) perintahkan oleh
petugas kesehatan dan
sering ke pelayanan
kesehatan
3 Kemungkinan dicegah: 1 2/x1= Dengan pola hidup ibu
Tinggi (3) 1 L yang sehat dan suka
Cukup (2) ke pelayanan kesehatan
Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah: 1 2/2x1= TD Selalu tinggi tiap
Membutuhkan perhatian segera (2) 1 harinya
Tidak membutuhkan perhatian
segera (1)
Tidak dirasakan sebagai masalah
atau kondisi yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 5,5

I.
No Kriteria Bobot Total Pembenaran
1 Sifat masalah: 1 3/3x1 = Ibu L paham akan
Sejahtera (3) 1 pengetahuan TBC
Defisit kesehatan (3)
Ancaman kesehatan (2)
Faktor risiko (1)
2 Kemungkinan diubah: 2 2/2x2 = Ibu L menyadari bahwa
Mudah (2) 2 pentingnya informasi
Sebagian (1) TBC
Tidak dapat (0)
3 Kemungkinan dicegah: 1 2/2x1= Keluarga ibu L adalah
Tinggi (3) 1 keluarga yang bisa
Cukup (2) menerima informasi
Rendah (1) dan beradaptasi
4 Menonjolnya masalah: 1 2/2x1= TBC yang dialami
Membutuhkan perhatian segera (2) 1 keluarga Ibu L cukup
Tidak membutuhkan perhatian berbahaya
segera (1)
Tidak dirasakan sebagai masalah
atau kondisi yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 5
No Kriteria Bobot Total Pembenaran
1 Sifat masalah: 1 2/3x1= Ibu L mengatakan
Sejahtera (3) 0,6 malas minum obat OAT
Defisit kesehatan (3)
Ancaman kesehatan (2)
Faktor risiko (1)
2 Kemungkinan diubah: 2 1/2x2= Ibu L dan keluarga
Mudah (2) 1 sangat antusias dalam
Sebagian (1) kunjungan perawat
Tidak dapat (0)
3 Kemungkinan dicegah: 1 2/3x1= Ibu L mengikuti saran
Tinggi (3) 0,6 dari petugas kesehatan
Cukup (2)
Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah: 2 2/2x1= Ibu L merasakan gejala
Membutuhkan perhatian segera (2) 1 yang parah
Tidak membutuhkan perhatian
segera (1)
Tidak dirasakan sebagai masalah
atau kondisi yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 3,2
Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Data √ Kod Kod Kod
Diagnosis Hasil Intervensi
e e e
TUK 1 TUK 1
Pengetahuan Promosi Kesehatan: Pengetahuan Promosi Kesehatan:
- pengetahuan manajemen - Pengatoran posisi
DS: asma TUK 2
- Ibu mengatakan TUK 2 Partisipasi dalam keputusan
mengalami Partisipasi dalam keputusan perawatan Kesehatan:
sesak perawatan Kesehatan: - Perlindungan infeksi
- Kontrol Gejala
DO:
000 Ketidakefektifan TUK 3 TUK 3
- sputum BTA+, 31 bersihan jalan napas Perawatan diri pengobatan non Perawatan diri pengobatan non
Hasil rontgent parenteral: parenteral:
terdapat infiltrat - Status Pernafasan - Manajemen jalan nafas
di kedua lapang TUK 4 TUK 4
paru-paru Memodifikasi Lingkungan: Memodifikasi Lingkungan:

RR 26x/mnt -
TUK 5 TUK 5
Perilaku pencari Kesehatan: Perilaku pencari Kesehatan:
- Kontrol Risiko - Perawatan gawat darurat
DS: 001 Nyeri akut TUK 1 TUK 1
32 Pengetahuan Promosi Kesehatan: Pengetahuan Promosi Kesehatan:
- mengatakan
- Kepuasan klien:
manajemen nyeri - Monitor tanda-tanda vital
- Control nyeri TUK 2
Partisipasi dalam keputusan
TUK 2 perawatan kesehatan
Partisipasi dalam keputusan - Pemberian obat
nyeri dada
perawatan kesehatan:
dengan skala 6
- Status kenyamanan TUK 3
DO: Perawatan diri Pengobatan non

- Terlihat TUK 3 parenteral :

merintih Perawatan diri Pengobatan non - Manajemen pengobatan

kesakitan parenteral : TUK 4


- TD: - Pengetahuan pencegahan jatuh
150/80mmHg - Manajemen Lingkungan:
TUK 4 Kenyamanan
Pengetahuan pencegahan jatuh
- TUK 5
TUK 5 Peilaku pencarian kesehatan :
Peilaku pencarian kesehatan :

DS: 000 Ketidakpatuhan TUK 1 TUK 1
79 Pengetahuan Promosi Kesehatan: Pengetahuan Promosi Kesehatan:
- Ibu L
- Pendidikan kesehatan
- Pengajaran: proses penyakit
 Control gejala
TUK 2
 Control diri
Partisipasi dalam keputusan
terhadap kelainan
perawatan kesehatan
makan
- Bantuan penghentian
TUK 2
merokok
mengatakan Partisipasi dalam keputusan
- Dukungan pengambilan
putus obat perawatan kesehatan:
keputusan
setelah 2 bulan  Perilaku berhenti merokok
pengobatan TUK 3
TUK 3
karena merasa Perawatan diri Pengobatan non
Perawatan diri Pengobatan non
sudah pulih, parenteral :
parenteral :
namun saat ini  Kinerja cargiver :
- Manajemen pengobatan
harus menjalani perawatan langsung
OAT Kembali. - Manajemen kasus
TUK 4
TUK 4
Pengetahuan pencegahan jatuh
Pengetahuan pencegahan jatuh
-
- Bantuan pemeliharaan rumah
TUK 5
Peilaku pencarian kesehatan :
TUK 5
Peilaku pencarian kesehatan :

Sumber jurnal : ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1 Februari 2013

Penulis : Aneci Boki Majampoh Rolly Rondonuwu Franly Onibala

Judul : PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP KESTABILAN POLA NAPAS PADA PASIEN TB
PARU

Metode yang paling sederhana dan efektif untuk mengurangi resiko penurunan pengembangan dinding dada yaitu dengan pengaturan
posisi saat istirahat. Posisi yang paling efektif bagi pasien dengan penyakit kardiopulmonari adalah diberikannya posisi semi fowler
dengan derajat kemiringan 30-45° (Yulia, 2008). Posisi semi fowler pada pasien TB paru telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk
membantu mengurangi sesak napas (Bare, 2010). Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menurunkan konsumsi O2 dan menormalkan
ekspansi paru yang maksimal, serta mempertahankan kenyamanan (Azis & Musrifatul, 2012).

Upaya dalam meningkatkan peranserta perawat (profesi keperawatan) dan pasien dalam upaya penanggulangan efek TB paru, dan
memberi peningkatan informasi yang tepat dan lengkap tentang diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d
adanya sekret dibronkus dan eksudat diaveoli, ketidakefektifan pola napas b/d posisi tubuh yang salah dan penurunan
energi/kelelahan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan implikasi hasil penelitian ini terhadap profesi
keperawatan yaitu dapat berguna dalam menyebarluaskan informasi terhadap rekan – rekan seprofesi tentang pengaruh pemberian
posisi semi fowler terhadap kestabilan pola napas, mewujudkan evidence based practice terutama dalam hal pengelolaan pasien TB
paru yang mengalami sesak napas untuk meningkatkan kualitas pernapasannya dengan menggunakan terapi nonfarmakologi

Dari hasil analisis pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap kestabilan pola napas, bahwa pasien yang setelah diberikan
intervensi posisi semi fowler memiliki rata – rata skor dyspnea lebih rendah yaitu 23,53. Frekuensi pernapasan sebelum diberikan
posisi semi fowler termasuk frekuensi pernapasan normal yaitu sebanyak 32 orang (80,0%) dari 40 responden. Hasil penelitian (Singal
dkk, 2013) dengan judul “A study on the effect of position in COPD patient to improve breathing pattern” ditemukan 64% pasien
lebih baik dalam posisi 30-45°, 24% pada posisi 60°, dan 12% pasien lebih baik dalam posisi 90°. Sama halnya dengan penelitian
(Safitry dkk, 2011) dengan judul “Keefektifan pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak napas pada pasien asma di
ruang rawat inap kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta” menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap
penurunan sesak napas pada pasien asma dengan nilai sig. 0,006 (α 0,05)

Anda mungkin juga menyukai