SESI 2
(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas ujian mata kuliah keperawatan kritis)
Disusun oleh:
MUHAMAD SUHAERUL
433131490120024
3. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala, hasil pemeriksaan laboratorium dan
diagnostic pada kasus di atas !
Justifikasi muncul tanda dan gejala: KAD adalah suatu kondisi gawat di mana terjadi
akibat adanya defisiensi insulin yang bersifat absolut atau kekurangan insulin dan
menurun hasil pemeriksaan pernapasaan kusmaull dan bau aseton. Frekuensi nadi
125x/menit, tekanan darah 90/50, respiratory rate (RR) 32x/menit. Akral teraba dingin,
mukosa membrane mulut kering, turgor kulit menurun, pengeluaran urin meningkat
(polyuria). Di dukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostic saat masuk
adalah sebagai berikut: hematokrit 48,6%; sel darah putih 36.400/mm: glukosa 910 mg/d;
natrium 128 mEq/l; kalium 6,7 mEq/l; klorida 90 mEq/l; bikarbonat 4 mEq/l: BUN 43
mg/100ml; kreatinin 2,3 mg/dl; keton serum 4 glukosa dan keton urine 4. GDA menunjukkan
hasil berikut: pH darah arteri 7,06; Pao, 112 mmHg: Paco, 13 mmHg: bikarbonat 2,5 mEq/l.
Foto dada pada saat masuk terlihat infiltrat positif lobus kanan bawah, dan akhirnya biakan
• Indkasi > Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering
ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini
baik.
• Indikasi > Insulin suntik adalah jenis obat yang digunakan untuk memenuhi
diserap tubuh agar menjadi energi. Insulin juga berperan dalam menyimpan
cadangan energi yang nantinya bisa digunakan jika suatu saat dibutuhkan oleh
tubuh.
DS Minor:
− Mukosa membrane mulut
kering
DO Minor:
− Kesadaran menurun
− Pengeluaran urin meningkat
(polyuria)
DS Mayor: - Hipovolemia (D.0023) Kegagalan mekanisme
DO Mayor: regulasi
− Frekuensi nadi 125x/menit
− Tekanan darah 90/50
− Mukosa membrane mulut
kering
− Turgor kulit menurun
− Hematokrit 48,6%
DS Minor: -
DO Minor:
− Pengeluaran urin meningkat
(polyuria)
DS Mayor: - Bersihan Jalan Napas Sekresi Yang Tertahan
DO Mayor: Tidak Efektif (D.0001)
− Foto dada pada saat masuk
terlihat infiltrat positif pada
lobus kanan bawah
− Biakan dahak memperlihatkan
Haemophilus influenzae dan
Streptococcus pneumoniae
DS Minor: -
DO Minor:
− Respiratory rate (RR)
32x/menit
− Hasil pemeriksaan pernapasaan
kusmaull dan bau aseton
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Kolaborasi
Terapeutik
Gunakan teknik aseftik (mis. Gunakan
sarung tangan, kacamata atau masker,
jika perlu)
Gunakan [rosedural steril dan disfosibel
Gunakan teknik penghisapan tertutup,
sesuai indikasi
Pilih kateter suction yang menutupi tidak
lebih dari setengah diameter ett lakukan
penhisapan mulut, nasofaring, trakea,
dan atau endotracheal tube (ett)
Berikan oksigen dengan konsentrasi
tinggi (100%) paling sedikit 30 detik
sebelum dan setelah tindakan
Lakukan penghisapan lebih 15 detik
Lakukan penghisapan ett dengan tekanan
rendah (80 – 120 mmhg)
Lakukan penghisapan di sepanjang ett
untuk meminimalkan invasive
Hentikan penghisapan dan berikan terpai
oksigen jika mengalami kondisi –
kondisi seperti bradikardi, penurunan
saturasi
Lakukan kultur dan uji sensitivitas secret
jika perlu
Edukasi
Anjurkan melakukan teknik nafas dalam
sebelum melakukan penghisapan di
nasotracheal
Anjurkan bernafas dalam dan pelan
selama insersi kateter suction
NAFAS DALAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
yang mengalami nyerikronis. Rileks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasansehingga
mencegah menghebatnya stimulasi nyeri
TUJUAN Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri
PETUGAS Perawat
PERALATAN
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi
Tahap kerja
1. Menjaga privasi klien
2. Mempersiapkan klien
Tahap terminasi
Dokumentasi
SUCTION
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
Melakukan penghisapan lendir di jalan napas
PETUGAS Perawat
PERALATAN
1. Bak instrumen
2. Kasa
3. NaCl atau air matang
4. Perlak dan pengalas
5. Kanul suction
6. Mesin suction
7. Handscoon
PROSEDUR Tahap prainteraksi
PERALATAN
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi klien
2. Memberikan reinforcmen
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Pendokumentasian
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) NASAL KANUL
NASAL KANUL
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
Pemberian oksigen dengan konsentrasi rendah 24-40% dengan
kecepatan aliran 2-6 liter/menit
TUJUAN Mencegah atau mengatasi hipoksia
Tahap orientasi
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi klien
2. Memberikan reinforcmen
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Pendokumentasian
FACE MASK
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN
Pemberian oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran
lebih dari nasal kanul, yaitu 40-60% pada 5-8 liter/menit
TUJUAN Mencegah atau mengatasi hipoksia
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Face mask, sesuai dengan kebutuhan ukuran klien
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Cairan steril
5. Sumber oksigen dengan flowmeter
6. Pita/tali yang elastis
Tahap orientasi
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi klien
2. Memberikan reinforcmen
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Pendokumentasian
FASE ORIENTASI
FASE KERJA
FASE TERMINASI
Cara menghitung balance cairan yaitu dengan menentukan total jumlah input dan
output dengan memperhatikan air metabolisme (AM), insensible water loss
(IWL), suhu. Kemudian dimasukan kedalam rumus balance cairan dengan
mengurangkan input dan output.
Keterangan :
Dewasa : AM = 5 cc x kg BB/hari
Anak :
Dewasa : IWL = 15 cc x kg BB
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien serta mengenalkan diri.
2. Menerangkan prosedur dan tujuan tindakan pemeriksaan Analisa Gas Darah
(AGD)
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi klien
2. Memberikan reinforcemen
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Pendokumentasian