Dalam jurnal penelitian yang kami gunakan sebagai dasar dalam intervensi desain yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan two group pretest – posttest with control design dimana pada desain ini terdiri dari dua kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pre-tes dan pos-tes. Sedangkan metode sampling yang digunakan adalah accidental sampling dimana penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Jumlah sampel yang didapatkan dari hasil sampling yaitu berjumlah 28 yang dibagi menjadi 2 kelompok (14 balita kelompok perlakuan dan 14 kelompok kontrol). Alat ukur dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi karakteristik responden dan kuesioner pre dan post test kejadian diare pada balita. Kemudian data mentah di analisa melalui uji normalitas, karena data terdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon Signan Rank Test untuk mengetahui masing–masing pengaruh pemberian oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sedangkan uji statistic Mann whitney dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu dan oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
B. Kesahihan Hasil Penelitian
Hasil uji statistic Wilcoxon Signan Rank Test diperoleh nilai p = 0,001 berarti nilai p < α (0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian madu dan oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan di BPM Ika Rianto. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa kejadian diare pada kelompok perlakuan sebelum dilakukan intervensi sebagian menunjukan diare berat sejumlah 9 responden (64.3%), sesudah dilakukan intervensi sebagian besar menunjukan tidak diare sejumlah 9 responden (64.3%). Dari hasil uji statistic Wilcoxon Signan Rank Test diperoleh bahwa ada pengaruh pemberian madu dan oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan di BPM Ika Rianto Hasil uji statistic Wilcoxon Signan Rank Test diperoleh nilai p = 0,035 berarti nilai p < α (0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok kontrol di BPM Ika Rianto. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan intervensi sebagian besar menunjukan diare berat sejumlah 8 responden (57.1%), sesudah dilakukan intevensi hampir setengahnya menunjukan diare berat sejumlah 6 (42.9%). Dari hasil uji statistic Wilcoxon Signan Rank Test diperoleh bahwa ada pengaruh pemberian oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok kontrol di BPM Ika Rianto Hasil uji statistic Mann whitney test diperoleh nilai p = 0,031 berarti nilai p < α (0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian madu dan oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di BPM Ika Rianto. Pada penlitian ini dari kedua kelompok balita yang diberikan madu, oralit dan kelompok balita yang diberikan oralit saja memiliki perbedaan pengaruh terhadeap penurunan kejadian diare pada balita, hal ini disebabkan pada kelompok balita yang diberikan madu dan oralit merupakan kombinasi yang efektif dalam mengatasi diare lebih cepat karena pada madu yang merupakan probiotik yang dapat mengurangi bakteri penyebab diare dan oralit sebagai cairan untuk mengembalikan cairan yang kurang merupakan kombinasi yang efektif dibandingkan dengan balita yang hanya diberikan oralit saja.
C. Kesesuaian Dengan Kondisi di Lahan
Anak yang mengalami diare rentan terdampak dehidrasi sehingga memerlukan terapi rehidrasi oral. Dehidrasi dapat dicegah dengan mengkonsumsi oral rehydration salts (ORS) atau oralit. pemberian oralit dengan menggabungkan dengan madu dapat dijadikan sebagai pengobatan untuk diare, karena madu mampu menghambat 60 spesies bakteri, jamur, dan virus penyebab diare. Kandungan antibiotik madu juga mampu mengatasi bakteri diare dan mempunyai aktivitas bakterisida yang mampu melawan beberapa organisme enterophagetic, termasuk spesies dari Salmonella, Shigella dan E. Colli. Selain itu oralit dan madu adalah bahan makanan yang mudah ditemukan di apotek terdekat sehingga akan mudah dan efisien dalam penerapannya.