BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil (Alex Sobur,
dalam Tri Jahratul Jannah (2012)). Menurut Bimo Walgito dalam Tri Jahratul
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut
proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu
proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan merupakan proses
Menurut Moskowitz dan Orgel (Bimo Walgito dalam Tri Jahratul Jannah,
(2012)) persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap
yang integrated dalam diri individu. Selain itu menurut Davidoff ( BimoWalgito,
dalam Tri Jahratul Jannah, (2012)) dengan persepsi individu akan menyadari
tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri. Lain halnya dengan
11
12
pikiran nya , menafsirkan dan mengoleh pertanda atau gejala sesuatu yang terjadi
gilirannya akan mempengaruhi hal yang dipilihnya (Gutomo, 2009 dalam Tri
Jahratul Jannah (2012)). Hal ini juga di ungkapkan oleh new camb , bahwa
terhadap rangsangan yang diterima oleh orang lain atau lingkungannya, dan
Menurut De Vito dalam Tri Jahratul Jannah (2012)) persepsi adalah proses
ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra
kita. Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti
jelas pada definisi Rudolph F. Verbender (Alex Sobur dalam Tri Jahratul Jannah,
indrawi.
13
persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan
yang lain. Semakin tinggi derajat keasaman persepsi antar individu, semakin
Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Suranto A.W dalam Tri
Jahratul Jannah (2012)) yang juga menyatakan bahwa persepsi merupakan inti
Menurut Alex Sobur dalam Tri Jahratul Jannah (2012)) persepsi adalah
alat indra.
terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip, yaitu prinsip proksimitas
(proximity) dan kelengkapan (closure). Tahap yang ketiga adalah stimulasi alat
Hal ini sejalan dengan pendapat Bimo Walgito dalam Tri Jahratul Jannah
(2012)) yang menyatakan bahwa: “proses terjadinya persepsi dimulai dari adanya
objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indra. Stimulus
yang diterima alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Kemudian
terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa
yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Respon sebagai akibat
dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.”
berasal dari dalam diri individu.Dalam Hal ini yang menjadi objek adalah diri
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang
Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
3) Perhatian
objek yang dipersepsi, dalam hal ini objek persepsinya terhadap Paparan Benzena
, di mana Pekerja dapat mengetahui dan merasakannya melalui alat indera. Setelah
Pekerja menyadari adanya Bahaya terhadap paparan benzene , maka Pekerja akan
melakukan sebuah Pengetahuan atau Sikap yang nantinya akan menjadikan Safety
dalam bekerja.
16
Berikut ini beberapa prinsip dasar mengenai persepsi yang perlu diketahui
oleh seorang Direktur agar ia dapat mengetahui Karyawannya lebih baik dan lebih
Menurut Bimo Walgito dalam Tri Jahratul Jannah (2012)) objek persepsi
dapat dibedakan atas objek yang non manusia dan manusia. Objek persepsi yang
berujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan
orang yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi akan dapat mempengaruhi pada
orang yang mempersepsi. Karena itu pada objek persepsi, yaitu manusia yang
mengatakan bahwa orang muda antara usia 15-24 tahun (Kemkes, 2012).
Menurut WHO masa remaja adalah suatu periode transisi yang memiliki
rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab pada masa depan.
Remaja secara umum dianggap mencakup individu berusia antara 10-19 tahun,
individu, masa ini merupakan periode transisi dari anak-anak ke masa dewasa
dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling utama dari semua periode
berfikir secara lebih abstrak dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada
Dimana masa ini remaja tampak dan memang merasa lebih dekat teman
sebaya, merasa lebih ingin bebas dan lebih banyak memperhatikan keadaan
Dimana pada mas aini remaja tampak ingin mencari identitas diri, adanya
Remaja atau adolescience berasal dari lating adolescere yang berarti tumbuh
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
perubahan sosial, dan mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia 13-25
tahun, dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umumnya yaitu
usia ketika mereka pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri
(Notoatmodjo, 2010).
dengan masyarakat dewasa. Masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi
merasa dibawah tingkat orang dewasa melainkan berada dalam tingkatan yang
mempunyai efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga
perubahan intelektual yang mencolok, informasi yang khas dari cara berfikir
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang
kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status
remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling
perubahan pada tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri),
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang
6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis. Remaja cenderung memandang
kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan
anak sampai dewasa, individu memiliki tugas masing-masing pada setiap tahap
setiap tahap usia, individu tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai suatu
kebutuhan pribadi, kebutuhan pribadi itu sendiri muncul dari dalam diri yang
berlawanan jenis.
berdasarkan usaha sendiri. Itu terutama sangat penting bagi laki-laki. Akan
tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tegas ini berangsur-angsur menjadi
semakin penting.
Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya
pria biasanya terjadi pada usia 10,0-13,5 tahun, sedangkan pada remaja putri
2. Perubahan Psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata
berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung,
malu, kecewa, adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu. Hampir
Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani dan
banyak lemak sedikit otot. Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot. Mesomorfik
agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan
23
umum saja, tapi juga dan pengertian lain, pengertian pernikahan dini diantaranya :
Pernikahan dini adalah sebuah nama yang lahir dari komitmen moral dan
keilmuan yang sangat kuat, sebagai sebuah solusi alternative (Prof. Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono, 1983). Artinya, pernikahan dini bisa dilakukan sebagai solusi
Alghifali, 2004).
Pernikahan dini adalah sebuah nama yang lahir dari komitmen moral dan
keilmuan yang sangat kuat, sebagai sebuah solusi alternative. Sedangkan menurut
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
Pernikahan ini diatur pasal 7 ayat (1) yaitu, jika pihak pria sudah mencapai umur
19 tahun, dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Jika ada
pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orangtua pihak pria maupun
muda” dimana pernikahan dini tersebut umumnya terjadi pada usia 15-20 tahun.
Satu kasus di India istilah kawin muda atau pernikahan dini hampir tidak pernah
pasangan meskipun tidak saling mengenal, namun justru mereka saling mengerti
lainnya dimana sebagian besar keputusan diambil oleh pasangan yang akan
Pernikahan dini adalah institusi agung untuk mengikat dua insan lawan
jenis yang masih dalam satu ikatan keluarga. Remaja itu sendiri adalah anak yang
ada pada masa peralihan antara masa anak-anak ke dewasa, dimana anak-anak
baik bentuk badan, sikap dan cara berpikir serta bertindak, namun bukan pula
Pernikahan dini pada remaja saat ini menjadi masalah yang utama.
Pernikahan dini pada remaja dianggap sebagai hal yang biasa saja oleh beberapa
orang tua dan masyarakat saat ini, padahal kalau dilihat dan dianalisis dampak
yang ditimbulkannya maka pernikahan dini menjadi akar masalah ynag perlu
pranikah, kesejahteraan sosial, ekonomi, abirtus yang tidak aman, angka kematian
tinggi terkait erat dengan usia pernikahan remaja yang lebih lambat (BKKBN,
2012).
25
Ada dua faktor penyebab terjadinya pernikahan dini pada kalangan remaja
1) Faktor Pendidikan
Peran pendidikan anak, anak mempunyai peran yang besar, jika seorang
anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu
dengan bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri,
sehingga merasa mampu untuk menghidupi diri sendiri. Hal yang sama
dengan lawan jenis, yang jika diluar control membuat kehamilan diluar
nikah.
karena menurut orang tua anak gadis ini sudah tidak perawan lagi, dan hal ini
menjadi aib. Tanpa menyampingkan perasaan dan kegalauan orang tua, hal
anak-anak. Ibarat anak sudah melakukan suatu kesalahan yang besar, bukan
memperbaiki kesalahan tersebut, tetapi orang tua justru membawa anak pada
26
suatu kondisi yang rentan terhadap suatu masalah. Karena sangat besar
Jika kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua
kasus, walaupun pada dasarnya orang tua anak gadis ini tidak setuju dengan
Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak
dan sebagai orang tua wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera
menikahkan anak tersebut. Ada satu kasus, dimana orang tua anak
satu “perzinaan”. Oleh karena itu sebagai orang tua harus mencegah hal
2) Faktor ekonomi
hutang yang sudah tidak mampu dibayar. Dan jika si orang tua terlilit
hutang tadi mempunyai anak gadis, maka anak gadis tersebut diserahkan
kecil dijodohkan orang tuanya, dan akan segera dinikahkan setelah anak
akan dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh dibatas usia minimum sebuah
keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarga yang jadi tanggung jawab
(makanan, pakaian, pendidikan dan sebagainya). Tapi, sebab diatas sudah semakin
berkurang sekarang ini. Namun, mengapa jumlah pernikahan dini masih tetap
tinggi? Ada faktor penyebab lainnya yang membuat pernikahan dini masih tetap
1. Faktor Ekonomi
Biasanya ini terjadi ketika keluarga si gadis berasal dari keluarga kurang
mampu. Orang tuanya pun menikahkan si gadis dengan laki-laki dari keluarga
mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi si gadis maupun orang tuanya. Si
gadis bisa mendapat kehidupan yang layak serta beban orang tuanya bisa
berkurang.
2. Faktor Pendidikan
pernikahan dini semakin marak. Menurut saya, Wajib Belajar 9 Tahun bisa
dijadikan salah satu “obat” dari fenomena ini, dimisalkan seorang anak mulai
belajar di usia 6 tahun, maka saat dia menyelesaikan program tersebut, dia sudah
keceerdasan dan tingkat emosi yang sudah mulai stabil. Apalagi bila bisa
dilanjutkan hingga Wajib Belajar 12 tahun. Jika program wajib belajar tersebut
Entah karena khawatir anak menyebabkan aib keluarga atau takut anaknya
melakukan ‘zina’ saat berpacaran, maka kedua orang tua yang langsung
sang anak dari perbuatan doa, tapi hal ini juga tidak bisa dibenarkan.
segala sesuatu yang berhubungan dengan seks dan semacamnya, hal ini membuat
29
mereka jadi “terbiasa” dengan hal-hal berbau seks dan tidak menganggapnya tabu
lagi. Memang pendidikan seks itu penting sejak dini, tapi bukan berarti anak-anak
5. Faktor Biologis
Faktir biologis ini muncul salah satunya karena Faktor Media Massadan
mengetahui hal yang belum seharusnya mereka tau di usianya. Maka, terjadilah
hubungan di luar nikah yang bisa menjadi hamil diluar nikah. Maka, mau tidak
bukan hanya karena “kecelakaan” tapi bisa juga karena diperkosa sehingga
terjadilah hamil di luar nikah. Orang tua yang dihadapkan dalam situasi tersebut
pastilah akan menikahkan anak gadisnya, bahkan bisa dengan orang yang sama
sekali tidak dicintai orang si gadis. Hal ini semakin dilematis karena ini tidak
sesuai dengan UU Perkawinan, Rumah tangga berdasarkan cinta saja bisa goyah,
Menurut Ida Ayu, dkk (2009), pernikahan dini adalah perkawinan yang
dilakukan oleh seseorang yang pada hakikatnya kurang mempunyai persiapan atau
1. Ekonomi
Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis
2. Pendidikan
1. Segi Kesehatan
melahirkan adalah antara usia 20-35 tahun, artinya melahirkan pada usia
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mengandung resiko tinggi.
2. Segi Fisik
rumah tangga. Generasi muda tidak boleh berspekulasi apa kata nanti,
3. Segi mental/jiwa
Pasangan usia muda belum siap bertanggung jawab secara moral, pada
4. Segi Pendidikan
5. Segi Kependudukan
Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang masih rawan dan belum
terjadinya perceraian.
pengetahuan dan sikap orang tua mengenai suatu hal yangterbentuk dari
pengalaman atau data-data melalui alat inderanya. Orang tua terdiri dariseorang
ayah dan ibu dari anak-anak. Mereka yangtentunya memiliki kewajiban penuh
seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Syarat
tahun 1974 pasal 6 ialah adalah persetujuan dari kedua belah pihak yang akan
menikah, untuk yang belum berumur 21 tahun, harus mendapat izin dari kedua
orang tua dan bila orang tua telah meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan
kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga
yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus keatas. Saat ini
pernikahan Syekh Puji yang berumur 43 tahun dengan santriwatinya Ulfa yang
berusia 12 tahun. Selain itu kasus pernikahan siri Aceng Fikri dan Fakni Oktora,
33
gadis berusia 18 tahun yang setelah empat hari menikah lalu langsung diceraikan.
Hal ini menyebabkan pernikahan yang tadinya bersifat sakral dilakukan sekali
eksploitasi anak.
Selain itu dilihat dari segi tradisi atau kebiasaan masyarakat, banyak orang
tua yang menikahkan anaknya karena mengikuti tradisi didaerah tempat mereka
tinggal, bahwa bila sudah ada yang melamar sang anak harus segera diterima, jika
tidak akan lama mendapatkan jodohnya. Jadi remaja yang berumur belasan, bila
tidak segera dijodohkan atau dikawinkan akan terlanjur tua dan tidak ada yang
bersedia meminang. Dari segi agama, orang tua berpendapat bahwa menikah lebih
dini jauh lebih baik untuk menghindarkan anak dari perbuatan zina. Faktanya
kedewasaan cara berfikir anak. Dari segi ekonomi belum mampu dibebani
merupakan suatu siklus fenomena yang terulang dan tidak hanya terjadi di daerah
namun juga terjadi diwilayah perkotaan yang secara tidak langsung juga
34
dipengaruhi oleh arole modela dari dunia hiburan yang mereka tonton. Penelitian
yang dilakukan oleh Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Jawa Barat mengungkapkan
fakta masih tingginya pernikahan di usia muda di pulau Jawa dan Bali. Diantara
yang menikah di usia muda dimana dari 1000 penduduknya dengan usia 15
hingga 19 terdapat 126 orang yang menikah dan melahirkan di usia muda.
Sikap atas persoalan ini terbagi dalam dua sisi yang berseberangan.
Dengan alasan bahwa dengan menikah diusia muda akan menghindari hal-hal
yang dilarang baik asas agama punsosial di tengah gejolak pergaulan yang
semakin menggila seperti saat ini. Alasan lain adalah pikiran bahwa dengan
menikah muda, mereka akan masih sehat dan aktif berkarya disaat anak-anak
mereka tumbuh besar yang membutuhkan biaya untuk keperluan pendidikan dan
persoalan lainnya. Selain itu muncul pula alasan nyeleneh yang mengatakan
bahwa nikah muda itu “asyik”, pokoknya asyik aja. Meskipun dengan dalih
daripada terjerat dalam pergaulan bebas dan menghindari terjadinya hamil diluar
tegas-tegas menolak. Yang namanya hukum itu tidak ada alasan “daripada-
menempeleng.Daripada saya berbuat dosa, saya menikah saja. Itu namanya helah,
yaitu supaya tidak terjerat haram maka hukum digeser-geser. Apalagi yang
Dilihat lagi dari segi agama, hukum asal dari pernikahan itu adalah mubah
(boleh), dan hukum asal itu akan berubah dilihat dari situasi dan kondisi yang ada.
Hukum itu bisa jadi sunah dipandang dari pertumbuhan secara jasmani,
berumah tangga telah benar-benar ada. Wajib bilamana seseorang telah cukup
matang untuk berumah tangga, baik dilihat darisegi pertumbuhan jasmani dan
kehidupan rumah tangga dan alasan agar tidak terjerumus dalam area zina.
Makruh bilamana dilakukan oleh seseorang yang belum siap jasmani, rohani,
maupun kesiapan untuk membiayai rumah tangga. Dan terakhir adalah haram
Selain hal itu, islam juga mengatur tentang tata cara, rukun dan hal yang
3. Orang tua dan guru menjadi modal dalam kehidupan seksual pranikah
berlebihan
36
reproduksi adalah suatu keadaan secara fisik, mental, dan social secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya,
atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Eny
Kusmiran, 2011).
sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung jawab
advokasi, promosi, KIE konseling dan pelayanan, kepada remaja yang memiliki
Kurangnya pengetahuan disebabkan karena dari segi fisik dan psikologi remaja
belum matang, informasi yang kurang dari orang tua, sulitnya mencari informasi
menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial dan
Perkawinan usia dini terjadi karena faktor keluarga yang hidup digaris
kemiskinan, untuk mengurangi beban orang tua maka anak dikawinkan dengann
orang yang dianggap mampu. Alasan lain yaitu orang tua mempunyai dorongan
lepasnya beban dan tanggung jawab untuk membiayai anaknya (Eny Kusmiran,
2011).
seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat di sekitarnya dan
bagaimana cara orang tersebut hidup. Sebagian besar remaja zaman sekarang itu
pun banyak yang mengikutinya selagi mereka menanggapi hal itu dengan negatif.
sekitar kita wanita yang memakai celana pendek didepan umum yang diajarkan
dalam ajaran islam yaitu harus menutup aurat kecuali telapak tangan dan muka
Sebagian besar mereka lebih mengikuti tren mode di masa kini, seperti
contohnya berpakaian seperti orang luar negeri dan bergaya kebarat-baratan. Yang
kita tahu bahwa trend mode yang ada diluar negeri itu menyimpang moral.
Kalau kita menanggapi hal ini dengan negative maka akan berdampak negative
yang terjadi mulai dari perubahan norma, nilai-nilai dan gaya hidup. Remaja yang
dulu terjaga secra kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisinal
yang ada, telah mengalami perubahan yang disebabkan oleh urbanisasi dan
industrialisasi yang cepat. Hal ini diikuti oleh revolusi media yang terbuka bagi
keragaman gaya hidup dan pilihan karir. Berbagi hal tersebut mengakibatkan
pernikahan dini bukan menjadi suatu hal baru untuk diperbincangkan, padahal
Pernikahan dini dikaitkan dengan waktu, yaitu sangat awal. Bagi orang-
orang yang hidup abad 20 atau sebelumnya, pernikahan seorang wanita pada usia
13-16 tahun atau pria berusia 17-18 tahun adalah hal yang biasa. Tetapi bagi
masyarakat kini, hal itu merupakan sebuah keanehan. Wanita yang menikah
sebelum usia 20 tahun atau pria sebelum 25 tahun dianggap tidak wajar. Tapi hal
itu memang benar adanya, remaja yang melakukan dampak buruknya. Banyak
efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu pengantinnya belumsiap untuk
Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan
maupun anak. Sementara itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup
menikah dini baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk
memiliki anak. Sehingga kemungkinan anak dan ibu meninggal saat melahirkan
lebih tinggi. Idealnya menikah itu pada saat dewasa awal yaitu sekira 20-sebelum
30 tahun untuk wanitanya, sementara untuk pria itu 25 tahun. Karena secara
biologis dan psikis sudah matang, sehingga fisiknya untuk memiliki keturunan
sudah cukup matang. Artinya resiko melahirkan anak cacat atau meninggal itu
kurang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi sehingga memaksa gaya
hidup remaja untuk melakukan eksporasi sendiri, baik melalui media (cetak dan
Ternyata sebagian besar remaja merasa tidak cukup nyaman curhat dengan orang
tua, terutama bertanya seputar masalah seks. Oleh karena itu, remaja lebih suka
mencari tahu sendiri melalui sesama temannya dan menonton blue film. Selain itu
salah satu hal yang harus diperhatikan pada pasangan yang menikah diusia muda
terutama pihak wanitanya. Hal ini berkaitan dengan kehamilan dan proses
melahirkan. Secara fisik, tubuh mereka belum siap untuk melahirkan anak dan
41
ibu dan angka kematian bayi sebagai standar derajat kesehatan suatu Negara
manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi
melakukan hubungan seks pra nikah mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
remaja antara lain : usia, usia muda saat berhubungan seksual pertama, usia saat
pacaran/kencan (hubungan afeksi), orang tua, teman sebaya, kebebasan, daya tarik
seksual, standar orang tua dengan standar teman, saudara kandung, gender,
makin bebas, penyebaran informasi melalui media massa. Dari point diatas
42
yang adil dan beradap”. Dari pernyataan ini mengandung maksud bahwa rakyat
Indonesia diharapkan untuk adil dan beradap. Untuk mencapai masyarakat yang
beradap diperlukan moral dan gaya hidup yang baik. Moral dan gaya hidup
khususnya para remaja sebagai generasi penerus sekaligus ujung tombak bangsa
Indonesia.
bangsa pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah melakukan
rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan jati diri
bangsa (Nation and character building). Selain melakukan rekonstruksi moral juga
berpakaian seksi dan menggugah gairah seks lawan jenisnya. Serta banyak juga
pemuda yang membentuk gank dan sering kumpul dipenempatan jalan sambil
2005).
43
Dari uraian diatas, penulis berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya
hidup remaja Indonesia saat ini telah mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki
lagi. Sebab gaya hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan
pihak yang terkait perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus
kita.
2.5.3 Pendapatan
orang dari segala usia, status sosial, ekonomi dan budayapasti pernah mendengar
hingga pendapatan negara. Meskipun istilah pendapatan sering kita dengar dan
ucapkan, namun tak jarang orang akan kebingungan ketika ditanya “Apa itu
Pendapatan berasal dari kata dasar “dapat”. Menurut Kamus Besar Bahasa
sangatlah berbeda. Ada bermacam macam sumber pendapatan, antara lain seorang
ragam dan tidak terbatas jumlahnya. Akan tetapi yang menjadi masalah dalam
konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga dalam
jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dengan pendapatan atau penghasilan
2.5.4 Budaya
masih remaja. Hal ini yang menyebabkan kaum pemuka adat tidak memiliki
45
kemampuan untuk dapat mengatur sistem budaya yang mengikat bagi warganya
Melalui norma sosial yang ada, sosial budaya mendorong pembiasan dan
pemaknaan negative pada keluarga miskin dan pelabilan manja pada gadis yang
menempuh pendidikan tinggi tersebut mendorong orang tua akan segara mungkin
melahirkan anak perempuan mereka walau masih berusia remaja karena apabila
tidak dilakukan maka akan menjadi aib dan beban bagi keluarga.
2.5.5 Pendidikan
Ida Ayu (2009) dan menjelaskan bahwa rendahnya tingkat pendidikan orang tua,
umur. Hal tersebut berkaitan dengan rendahnya tingkat pemahaman orang tua
terkait konsep remaja gadis. Pada masyarakat pedesaan umumnya terkait suatu
nilai dan norma yang menganggap bahwa jika suatu keluarga memiliki seorang
remaja gadis yang sudah dewasa namun belum juga menikah dianggap sebagai aib
keluarga, sehingga orang tua lebih memilih untuk mempercepat perkawinan anak
pernikahan dini. Pada orang tua yang hanya bersekolah hingga tamat SD merasa
senang jika anaknya sudah ada yang menyukai, dan orang tua tidak mengetahui
Menurut Sofyan Hadi (2010) dalam Ida Ayu (2009), pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam seluruh aspek
suatu bangsa. Semakin maju kualitasb pendidikan maka semakin maju pula
tinggi.
usia muda. Orang tua juga memiliki peran yang besar untuk penundaan usia
perkawinan anak (Algifari, 2002). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menikah di usia muda sangat ditentukan oleh peran oang tua. Peran orang tua
keputusan untuk menikah di usia muda merupakan keputusan yang terkait dengan
latar belakang relasi yang terbangun antara orang tua dan anak dengan lingkungan
pertemanannya.
47
terhadap risiko kehamilan dini pada usia remaja. Peran sebagai suatu tugas yang
harus dilaksanakan oleh seseorang yang berkaitan dengan hak dan kewajiban
tertentu (Andira, 2010). Peran orang tua sebagai titik awal proses identifikasi diri
Hal yang mendasar dari peranan Orang Tua adalah bimbingan orang tua
perilaku. Faktor penguat yang mencakup peran sosial, peran orang tua, serta saran
dan umpan balik dari tenaga kesehatan mengenai proses terjadinya perkembangan
pada diri remaja. Penguatanmungkin juga berasal dari individu maupun kelompok
tersebut penting dalam hal memberikan arahan dan bimbingan agar anak-anak
mereka terhindar dari resiko kehamilan muda yaitupada usia sekolah yang
Aryani, 2010
Peran Orang Tua